Disusun Oleh :
Amelia Rospika Jatimineng
18230100051
FAKULTAS KESEHATAN
2024
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
3. Etiologi
Faktor resiko penyebab asma terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Faktor Ekstrinsik
Reaksi antigen-antibodi: karena inhalasi allergen seperti: debu, serbuk,
bulu binatang, makanan
2) Faktor Instrinsik
a. Infeksi: para influenza virus, pneumonia
b. Fisik: cuaca dingin
c. Iritan: kimia
d. Latihan
e. Emosional
4. Patofisiologi
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
Hiperresponsive
Batuk berdahak Penyempitan lumen
jalan napas
disertai sputum
Penyempitan
Pemasukan Batuk bersputum
jalan napas
O2 indekuat
Kompensasi tubuh untuk Peningkatan produsi
mendapatkan suplai O2 ke sputum
pola napas
tidak efektif jaringan yang cukup
menurun Jalan napas tidak efektif
Merangsang
Pengeluaran
energi berlebih Bersihan jalan
Meningkatkan napas tidakefetif
RAS dalam Metabolisme di
Cadangan energi
mengaktifkan dalam tubuh
kurang
kerja organ meningkat
dalam tubuh Metabolismme
jaringan terhambat
Merangsang Proses
Perubahan pola vomiting center hospitalisasi
istirahat & tidur
Mual &
muntah Kurangnya informasi dan
pengetahuan klien dan
keluarga tentang
Anoreksia
penyakitnya
5. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversibel secara spontan
maupun dengan pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain:
1) Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop
2) Batuk produktif, sering pada malam hari
3) Nafas atau dada seperti tertekan Gejalanya bersifat paroksismal, yaitu
membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.
6. Komplikasi
1) Pneumotoraks
2) Pneumomediastinum
3) Emfisema subkutis, atelektasis
4) Aspergilosis bronkopulmonal alergik
5) Gagal nafas, bronchitis dan faktor iga.
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboraturium
a. Gas darah arteri
Pa O2 dan Pa Co2 seddikit menurun, hal ini dapat terjadi jika serangan asma
hebat
Ambarwati, P., Supriyanti, E., Diii, M., Akper, K., Semarang, W. H., Pengajar, S., & Diii, P. (2020).
RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN ASMA
BRONCHIAL. In Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan (Vol. 4, Issue 1).
Dedi, Yuniati, Y., & Afifah, G. (2022). FAKTOR PREDISPOSISI DAN PENCETUS
DENGAN SERANGAN ASMA BRONKHIAL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GLUGUR DARAT MEDAN TAHUN 2021. Journal Healthy
Purpose, 1(2), 41–50. https://doi.org/10.56854/jhp.v1i2.125
Sefri, A. (2020). PENERAPAN EDUKASI RESPIRATORY MUSCLE STRETCHING
UNTUK MEMINIMALKAN DEFISIT PENGETAHUAN PADA PASIEN ASMA
BRONKIAL : STUDI KASUS. In Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM) (Vol. 3,
Issue 2).
Widya, F., Nurman, M., & Safitri, Y. (2021). Jurnal Kesehatan Terpadu.
BAB III
Kasus
Dekskripsi kasus
Pasien Tn. A usia 32 tahun dengan asma bronchiale, mempunyai mempunyai
riwayat alergi dingin dan debu. Pasien tampak sesak nafas, batuk, terdapat retraksi
dada, RR : 26 x/mnt, SaO2 : 96%. Terdapat akumulasi sekret pada jalan nafas.
Perawat melakukan auskultasi, terdengar ronchi dan wheezing. TD:
140/100mmHg, HR:104x/menit, RR: 30x/menit, S: 36,80C, Spo2 : 97%. Perawat
sudah melakukan suction di jalan nafas klien. Perawat melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian simple mask 7 l/m.
A. Indentitas Klien
Nama Tn. A
Umue 32 tahun
Jenis kelamin Laki – laki
Status Kawin
Agama Islam
Suku Jawa
Pendidikan SMA
Pekerjaan Karyawan Swasta
Tanggal masuk RM 26, Maret ( 10.00 wib )
Tanggal pengkajian 26, Maret ( 13.00 wib )
Diagnosa medis Asma bronchial
C. Pengkajian
1. Keluhan Utama : sesak
2. Riwayat penyakit sekarang : saat dilakukan pengkajian klien tampak sesak
dan batuk disertai dengan retaksi dada. Hasil pengukuran TTV didapatkan
hasil, TD : 140 / 100 mmHg ; N : 104 X/ menit ; RR : 30X/ menit ; S : 36,
8 ºC
3. Riwayat penyakit dahulu : klien memilik riwayat asma sejak kelas 6 SD
4. Riwayat penyakit keluarga : klien mengatakan bahwa dikeluarga klien ada
salah satu keluarga yang memiliki asama, yaitu ibunya
5. Riwayat pekerjaan / kebiasaan : -
6. Riwayat alergi : klien memiliki riwayat alergi dingin dan debu
7. Pengkajian Sistem Tubuh
a) Sistem pernapasan
o Inspeksi : klien tampak sesak terpasang simple mask 7 L / m
o Palpasi : -
o Perkusi : -
o Auskultasi : ronchi ( + ) dan whezzing ( + )
b) Sistem kardioveskuler
o Inspeksi : tidak terdapat jejas di area dada
o Palpasi : rataksi dada
o Perkusi : ictus cordis terdapat di ics 5 mid clavicula sinistra
o Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 Tunggal
c) Sistem persyarafan
Keadaan umum : klien tampak sesak
Kesadaran : compos mentis
E;4V:5M:6
d) Sistem perkemihan
o Inspeksi : klien tidak terpasang dower cateter
e) Sistem pencernaan :
Klien bisa BAB sendiri tanpa bantuan alat atau perwat
f) Sistem Muskuloskeltal
o Palpasi : tidak ada kelainan otot, krekuatan otot ekstermitas atas &
bawah 5
g) Ssistem endokrin
o Inspeksi : tidak ada distensi JPV, terdapat retaksi dada
o Palpasi : kelenjar tiroid tidak teraba
o Auskultasi bunyi bruit ( - )
h) Sistem sensori presepsi / pengindraan
o Inspeksi : klien dapat merespon dengan baik
i) Sistem integument
o Inspeksi : warna kulit klien sawo matang, tidak terdapat jejas dan
pembengkakan
o Palpasi : turgor kulit baik, CRT < 2 detik
9. Pemeriksan Penunjang
a. Hasil laboraturium
o Hb :15,5 gr / dl
o Leukosit = 17.000/mm3
o Trombosit 260.000/mm3
o Ht = 47 %
o Spo2 : 97%.
o SaO2 : 96%.
b. Pemeriksaan Diagnostik
o Pemeriksaan sinar X dada
o Pemerikssan sputum dahak
10. Program Terapi
o Oksigen ( simple mask ) sesuai intruksi dokter
o Ventolin
o Bisolvon
D. Analisa Data
Do : Batuk bersputum
- klien tampak sesak
Peningkatan produksi sputum
- batuk
Jalan napas tidak efektik
- whezzing ( + ) dan
ronchi ( + ) Bersihan jalan napas tidak efektif
- TD: 140/100mmHg,
- HR:104x/menit
- RR: 30x/menit
- S: 36,80C
27 / 3 DS : klien mengatakan Zat pencetus alergi Pola napas tidak
merasa sesak efektif
Hiperesponsive jalan napas
DO ;
- Klien tampak sesak Penyempitan jalan napas
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif B.D Peningkatan produksi sputum D.D klien
tampak batuk ; suara whezzing ( + ) dan ronchi ( + )
2. Pola napas tidak efektif B.D Pemasukan O2 yang tidak adekuat D.D klien
tampak sesak ; RR : 30 x / menit
Intervensi Keperawatan
27 / 3 Pola napas tidak Diharapkan setelah 3 x 24 jam L ( 010041 ) Pemantauan reapirasi (i.01014 )
efektif B.D dilakukan intervensi keperawatan : Tindakan:
Pemasukan O2 yang Data Saat dikaji Target observasi :
tidak adekuat Dispnea 1 5 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
Retaksi dada 1 5 napas
Ffrekuensi 2 5 2. Moitor kemampuan batuk efektif
napas 3. Monitor adanya produksi sputum
4. Auskultasi bunyi napas
5. Moitor saturasi oksigen
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
klien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Implementasi Keperawatan
Teurapeutik :
2. S : -
1. Memposisikan semi fowler / fowler
O : klien tampak nyaman
2. Membeikan minuum hangat
3. S : -
3. Melakukan penghisapan lendir kurang
O : klien tampak mau minum air hangat
dari 1 detik
4. S : klien mengatakan batuk berdahak berkurang
4. Memberikan oksigen, jika perlu
O : klien tampak mengikuti instruksi saat
penghisapan lendir berlangsung ; lemndir keluar
dengan aroma khas
4. S : klien mengatakan sesak berkurang
O : klien tampak tenang
28 / 3 Pola napas tidak Observasi : Observasi :
efektif B.D 1. Memnitor frekuensi, irama, kedalaman 1. S : -
Pemasukan O2 yang dan upaya napas O : tampak retaksi dada
tidak adekuat 2. Memonitor kemampuan batuk efektif 2. S : klien mengatakan rasa batuk berkurang
3. Memonitor adanya produksi sputum O : tampak batuk
4. Mendengarkan bunyi napas 3. S : klien mengatkan batuk berdahak masih ada
5. Memonitor saturasi oksigen tetapi dahak sudah keluar sedikit
O : suara ronci dan whezzing dan penumpukan
sekret
Terapeutik :
4. S : -
3. menatur interval pemantauan respirasi
O : whezzing dan ronchi
sesuai kondisi klien
6. S : -
4. mendoumentasikan hasil pemantauan
O : SaO2 : 96%.
Edukasi :
Teurapeutik :
1. Menjelaskantujuan dan prosedur
2. S : -
pemantauan
O : pemantauan 2 – 3 jam sekali
2. Menginformasikan hasil pemantauan,
Edukasi :
jika perlu
3. S : -
O : klien memperhatikan dan menyetujui
4. S : -
O : klien mendengarkan dengan baik
P : intervensi dihentikan
29 / 3 Pola napas tidak S : klien mengatakan tidak sesak lagi
efektif B.D O : - klien tampak tenang
Pemasukan O2 - Whezzing ( - ) ronchi ( - ) dan retaksi dada berkurang
yang tidak adekuat
A:
Data Saat dikaji Target
Dispnea 5 5
Retaksi dada 5 5
Ffrekuensi 5 5
napas
P : intervensi di hentikan