Maria Yuliva Ndua 102012230 C5 Email: mariayulivandua@yahoo.co.id Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 2012
Pendahuluan Sistem pernapasan adalah proses masuknya oksigen ke dalam tubuh. Sistem ini sangat penting karena tanpa oksigen yang masuk ke bagian tubuh manusia dari proses yang dihasilkan pada sistem pernapasan, maka aktivitas dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung. Sistem pernapasan merupakan sistem utama sehingga apabila sistem ini tidak berfungsi, sistem lain juga tidak berfungsi. Untuk menghasilkan sistem pernapasan manusia yang sempurna, diperlukan organ- organ penunjang yang dikenal dengan alat-alat pernapasan pada manusia. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, alat-alat pernapasan ini juga harus dalam kondisi baik. ANATOMI SALURAN PERNAPASAN 1 Saluran pernapasan terdiri atas saluran pernapasan bagian atas (rongga hidung,sinus paranasal,dan faring), saluran pernapasan bagian bawah (laring, trakea, bronkus dan alveoli), dan otot otot pernapasan. Saluran Pernapasan Bagian Atas 1. Rongga Hidung Hidung atau naso adalah saluran pernapasan yang pertama. Ketika proses pernapasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan, penghangatan, dan pelembaban. Hidung terdiri atas: 2
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit 2. Lapisan tengah terdiri dari otot otot dan tulang rawan 3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendiryang berlipat lipat yang dinamakankarang hidung (konka nasalis), yang berjumlah tiga buah yaitu: konka nasalis inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior. Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus,yaitu meatus superior, meatus inferior dan meatus media. Meatus meatus ini yang dilewati udara pernapasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungandengan tekak, yang disebut koana. Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang ataske atas rongga hidung berhubungan dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus maksilaris pada rahang atas, sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji, dan sinus ethmoidalis pada rongga tulang tapis. Pada sinus ethmoidalis keluar ujung ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat pada bagian atas. Pada hidung dibagian mukosa terdapat serabut saraf atau reseptor dari saraf penciuman (nervus olfaktorius). Di sebelah kona bagian kiri kanan dan sebelah atas langit langit terdapat satu lubang pembulu yang menghubungkan rongga tekak dan rongga pendengaran tengah. Saluran ini disebut tuba auditiva eustachi yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring hidung juga berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis. 2. Sinus Paranasal Sinus paranasal berperan dalam menyekresi mukus, membantu pengaliran air mata melalui saluran nasolakrimalis, dan membantu dalam menjaga permukaan rongga hidung tetap bersih dan lembap. Sinus paranasal juga termasuk dalam wilayah pembau di bagian posterior rrongga hidung. Wilayah pembau tersebut terdiri atas permukaan inferior palatum kribriform, bagian superior konka hidung. Reseptor di dalam epitel pembau ini akan merasakan sensasi bau. 3. Faring Faring (tekak) adalah pipa berotot yang bermula dari dasar tengkorak dan berakir sampai persambungannya dengan esofagus dan batas tulang rawan krikoid. Faring terdiri 3
atas tiga bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring ( di belakang hidung), orofaring (di belakang mulut), laringofaring (di belakang laring). Saluran pernapasan bagian bawah 1. Laring Laring (tengkorak) terletak diantara faring dan trakea. Berdasarkan letak vertebra servikalis, laring berada di ruas ke-4 atau ke-5 dan berakir di vertebra servikalis ruang ke-6. Laring disusun oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligamen dan otot rangkapada tulang hioid di bagian atas dan trakea di bawahnya. Kartilago yang terbesar adalah kartilago tiroid, dan di depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun yang terlihat nyata pada pria. Kartilago tiroid dibangun oleh dua lempeng besar yang bersatu di bagian anterior membentuk sebuah sudut seperti huruf V yang disebut tonjolan larngeal. Kartilago kirkoid adalah kartilago berbentukk cincin yang terletak di bawah kartilago tiroid (ini adalah satu-satunya kartilago yang berbentuk lingkaran lengkap). Kartilago aritenoid adalah sepasang kartilagoyang menjulang di belakang kirkoid, dan di atasnya terdapat kartilago kuneiform dan kornikulata yang sangat kecil. Di atas kartilago tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup dan berfungsi membantumenutup laring saat menelan makanan. Pita Suara Pita suara terletak di dalam laring . ujung posterior pita suara melekat pada kartilago aritenoid. Pergerakan kartilago dilakukan oleh laringeal yang membuat pita suara dapat menegang dan mengendur sehingga menimbulkan beragam tekanan. Produksi suara Udara yang melintasi glotis akan memvibrasi pita suara sehingga sehingga menghasilkan gelombang bunyi. Ada tiga faktor yang memepengaruhi nada suara yang dihasilkan yaitu diameter, panjang dan tekanan di dalam pita suara. Diameter dan panjang pita suara diatur melalui kontraksi otot otot rangka yang mengubah posisi kartilago aritenoid secsra relatif terhadap kartilago tiroid. Ketika jaraknya 4
menjauh, maka pita suara meregang dan nada suara menjadi naik. Saat jaraknya mendekat, maka pita suara mengendur sehingga nada suara menurun. 1. Trakea Trakea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm dengan panjang 11 cm. Trakea terletak setelah laring dan memanjang ke bawah setara dengan vertebra torakalis ke 5. Ujung trakea bagian bawah bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Percabangan bronkus kanan dan kiri dikenal sebagai karina. 2. Bronkus Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea. Bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hampir vertikal dengan trakea. Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang, lebih sempit dan sudutnya pun lebih runcing. Bentuk yang kusus ini memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada benda asing yang terinhalasi, maka benda itu lebih memungkinkan berada di bronkus kanan dibandingkan bronkus kiri karena arah dan lebarnya. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi bronchus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchiolus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. 3. Alveolus Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
5
4. Paru Paru Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki: 1. Apeks, apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas clavicula. 2. Permukaan kosta vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada 3. Permukaan mediastinal menempel pada perikardium dan jantung 4. Dan basis terletak pada diafragma. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru- paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada. OTOT-OTOT PERNAPASAN Otot otot pernapasan merupakan sumber kekuatan untuk menghembus udara. Diafragma ( dibantu oleh otot otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang dada). Merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat istirahat, otot otot pernapasan mengalami relaksasi. Saat inspirasi, otot sternokleidomastoideus, otot skalenes, otot pektoralis minor, otot seratus anterior,dan otot interkostalis sebelah luar mengalami kontraksi sehingga menekan diafragma ke bawah dan mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk ke dalam paru. Pada fase ekspirasi, otot otot transversal dada, otot interkostalis sebelah dalam, dan otot abdominalmengalami kontraksi, sehingga mengangkat diafragmadan menarik rongga dadauntuk mengeluarkan udara dari paru.
6
STRUKTUR MAKROSKOPIS PERNAPASAN 1 1. Hidung Hidung terdiri atas dua nostril yang merupakan pintu masuk menuju rongga hidung. Rongga hidung merupakan dua kanal sempit yang satu sama lainnya dipasahkan oleh septum. Dinding rongga hidung dilapisi oleh mukosa respirasi serta sel epitel batang, bersilia dan berlapis semu. Mukosa tersebut menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang masuk melalui hidung. Vestibulum merupakan bagian dari rongga hidung yang berambut dan berfungsi menyaring partikel partikel asing berukuran besar agar tidak masuk ke saluran pernapasan bagian bawah. Dalam hidung juga terdapat saluran saluran yang menghubungkan antara rongga hidung dengan kelenjar air mata, bagian ini dikenal dengan kantung nasolakrimalis. Kantung nasolakrimalis ini berfungsi mengalirkan air melalui hidung yang berasal dari kelenjar air mata, jika seseorang menangis. 2. Sinus Paranasalis Pada sinus paranasalis terdapat epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Lamina propia lebih tipis dari cavum nasidan melekat pada periosteum dibawahnya. Kelenjar kelenjar disini memproduksi mukosayang akan dialirkan ke kavum nasi oleh gerakan silia silia. Bila terjadi peradangan yaitu peradanga sinusitis.
3. Laring Larynx berbentuk sebagai pipa yang irregular dengan dinding yang terdiri atas cartilage hyaline, cartilage elastis, jaringan pengikat dan otot bercorak. Larynx menghubungkan antara pharyng dengan trakea. Fungsinya adaalah menyokong, mencegah makanan atau minuman untuk masuk ke dalam trakea. Rangka laring terdiri dari beberapa potong kartilago: Cartilage thyrooidea, cartilage cricoidea dan epiglotis yang terdapat tunggal Cartilage arythenoidea, Cartilago corniculata, dan cartilage cuneiformis yang terdapat sepasang. Otot bercorak dari larynx dapat dibagi menjadi: Otot ekstrinsik, yang berfungsi untuk menopang dan menghubungkan sekitarnya. Kontraksinya terjadi pada proses menelan. Otot instrinsik, yang berfungsi menhubungkan masing-masing cartilage larynx. Kontraksinya berpereran dalam proses bersuara. Epiglottis merupakan cartilage elastis yang berbentuk seperti sendok pipih. Permukaan depan, bagian atas permukaan belakang epiglotia (plica aryepiglotica) dan plica vokalis dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. 7
Plica vokalis merupakan lipatan membrane mukosa yang didalamnya mengandung ligamentum vokalis yang merupakan pengikat elastis. Epitel yang menutupi merupakan epitel gepeng berlapis. 4. Tracea Merupakan lanjutan dari larynx yang lebarnya 2-3.5 cm dan panjangnya sekitar 11 cm. trachea berakhir dengan cabang dua yang disebut sebagai bronchus. Epitel yang melapisi sebelah dalam ialah epitel silindris semu berlapis bercilia dan bertumpu pada membrane basalis yang tebal. Di antara sel-sel tersebar sel-sel piala. Dibawah membrane basalis terdapat lamina propria yang banyak mengandung serabut elastis. Di lapisan dalam lamina propria serabut elastis membentuk anyaman padat sebagai suatu lamina elastica, maka jaringan pengikat dibawahnya kadang-kadang disebut tunica submukosa. Di dalam tunica submukosa inilah terdapat kelenjar- kelenjar kecil seperti pada dinding larynx yang bermuara pada permukaan epitel. Yang merupakan ciri khas dari trachea adalah adnya kerangka cincin-cincin cartilago hyaline yang berbentuk huruf C sebanyak 16-20 buah yang berderet mengelilingi lumen dengan bagian yang terbuka di bagian belakang( pars cartilaginea). Masing masing cincin dibungkus oleh serabut fibro elastis. Bagian belakang tidak memiliki cincin kartilage ( pars membranecea) di isi oleh serabut serabut otot polos yang sebagian berjalan melintang dan berhubungan dengan jaringan fibro elastis disekitarnya. 5. Bronkus Trachea bercabang menjadi 2 bronchus primaries yang masuk ke jaringan paru-paru melalui hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus yang sebelah kana bercabang menjadi 3 dan yang sebelah kiri becabang menjadi 2, dimana setiap cabanng tersebut merupakan percabangan dari bronkus primaries. Lamina propria terdiri dari jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah membrane mocosa terdapat stratum musculare yang tidak merupakan lapisan tertutup. Banyaknya serabut elastis berhubungan erat dengan sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat banyak jalinan pembuluh darah kecil. Perbedaan struktur antara trachea serta bronchus extrapulmonalis serta intrapulmonalis. Bentuk cincin kartilage. Susunan serabut otot pada trachea hanya dibagian dorsal sedangkan pada bronchus terdapat disekeliling dinding. Kontraksi lapisan otot ini akan menimbulkan lipatan memanjang pada 8
membrane mukosa. Suatu lapisan anyaman elastis yang membatasi membrane mukosa seperti pada trachea tidak ada, tetapi terdapat serabut-serabut elastis yang berjalan sejajar sepanjang bronkus dengan percabanganya. 6. Bronkiolus Memiliki diameter kira kira 1 meter. Tidak memiliki tulang rawan. Terdapat epitel selapis torak bersilia bersel goblet. Terdapat juga lamina propia: tipis, memiliki otot polos yang relatif banyak di jaringan ikat dan berserat elastin. 7. Bronkiolus Terminalis Berdameter 0,5 mm, terdapat epitel selpis torak bersilia. Diantara deretan sel ini terdapat sel clara yaitu makrovili dan granula kasar. Terdapat lamina propia sangat tipis. Lapisan luarnya terdapat serat kolagen, serat elastin, dan pembuluh darah limfe. 8. Bronkiolus Respiratorius Memiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa silia. Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago. Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius. 9. Duktus alveolaris Bronchiolus respiratorius bercabang menjadi 2-11 saluran yang disebut ductus alveolaris. Saluran ini dikelilingi oleh alveoli sekitarnya. Saluran ini tampak seperti pipa kecil yang panjang dan bercabang-cabang dengan dinding yang terputus-putus karena penonjolan sepanjang dindingnya sebagai saccus alveolaris. Dinding ductus alveolaris diperkuat dengan adanya serabut kolagen elastis dan otot polos sehingga merupakan penebalan muara saccus alveolaris. 10. Sakus alveolaris Ruangan yang berada diantara ductus alveolaris dan saccus alveolaris dinamakan atrium. Alveolus merupakan gelembung berbentuk polyhedral yang berdinding tipis. Yang menarik, dindingnya penuh dengan anyaman kapiler darah yang saling beranastomose. Terdapat serat elastin dan serat retikulin yang melingkari muara sakus alveoli. Kadang ditemukan lubang yang disebut porus alveolaris dan terdapat sinus 9
pemisah(septa) antara 2 alveoli. Fungsi lubang tersebut belum jelas, namun dapat diduga untuk mengalirkan udara apabila terjadi sumbatan pada salah satu bronchus. 11. Alveolus Epitel alveolus dengan endotil kapiler darah dipisahkan oleh lamina basalis. Pada dinding alveolus dibedakan atas 2 macam sel: sel epitel gepeng (squamous pulmonary epitheal atau sel alveolar kecil atau pneumosit tipeII). Sel alveolar kecil membatasi alveolus secara kontinyu, kadang diselingi oleh alveolus yang besar. Inti sel alveolus kecil ini gepeng. Bentuk dan ketebalan sel alveolar kecil tergantung dari derajat perkembangan alveolus dan tegangan sekat antara alveoli. Sel alveolar besar ialah sel yang tampak sebagai dinding alveolus pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Sel ini terletak lebar kedalam dari pada pneumosit type I. Kompleks golginya sangat besar disertai granular endoplasma reticulum dengan ribosom bebas. Kadang-kadang tampak bangunan ini terdapat dipermukaan sel seperti gambaran sekresi sel kelenjar. Diduga benda-benda ini merupakan cadangan zat yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan dan mempertahankan bentuk dan besar alveolus. Secret tersebut dinamakan surfactant. Udara di dalam alveolus dan darah dalam kapiler dipisahkan oleh: sitoplasma sel epitel alveolus. Membrana basalis epitel alveolus. Membrane basalis yang meliputi endotel kapiler darah.
VOLUME PARU DAN KAPASITAS PARU Kapasitas total paru (total lung capacity [TLC]) diukur dengan dilusi atau gas inert seperti helium atau dalam suatu kotak tertutup:
1. Volume Tidal (VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selamaventilasi normal biasa. VT pada dewasa normal berkisar 500 mL untuk laki- laki dan380 mL untuk perempuan. 2. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra yang masuk ke paru- paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal berkisar 3100 ml pada laki- laki dan 1900 ml pada perempuan. 3. Volume cadangan ekspirasi (ERV) adalah volume ekstra udara yang dapat dengankuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal biasanya berkisar 1200 ml padalaki-laki dan 800 ml pada perempuan. 10
4. Volume residual (RV) adalah volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukanekspirasi kuat. Volume residual penting untuk kelangsungan serasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata- rata volume ini pada laki laki sekitar 1.200 ml dan pada perempuan 1000 ml. 5. Kapasitas residual fungsional (FRC) adalah penambahan volume residual danvolume cadangan ekspirasi (FRC= RV+ERV). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal (jumlah udara yangtertinggal dalam paru saar akhir ekspirasi selama pernapasan tidal, didapatkan dari dilusi helium selama pernapasan tidal). Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. 6. Kapasitas inspirasi (IC) adalah penambahan volume tidal dan volume cadanganrespirasi (IC=TV+IRV). Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. 7. Kapasitas paru total (TLC): jumlah udara total dalam paru saat inspirasi maksimal. TLC=VC+RV. 8. Kapasitas Vital (VC) menggambarkan kemampuan pengembangan paru. VC= IRV+TV+ERV. Spirometri adalah pengukuran kapasitas pernapasan (kapasitas paru-paru), seperti padasaat uji fungsi paru. 2 Spirometri digunakan untuk mengukur kapasitas pernapasan pada paru- paru, atau sering diistilahkan dengan uji fungsi paru. Alat ini berguna untuk mendeteksi adanya gangguan keluar masuknya udara dan kelainan pada saluran pernapasan (misalnya penyumbatan). Uji spirometri ini menggunakan sebuah alat yaitu spirometer. 3
MEKANISME PERNAPASAN Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. 4
Transport Gas Gas yang terlibat dalam sistem pernapasan terdiri dari dua yaitu oksigen (O 2 ) dan karbon yaitu oksigen (O 2 ) dan karbon dioksida (CO 2 ). Transport O 2 dan CO 2 ini umumnya 11
dilakukan oleh darah. O 2 yang diangkut oleh darah kapiler di paru harus ditranspor ke jaringan untuk digunakan oleh sel tubuh. Sebaliknya, CO 2 yang dihasilkan pada tingkat sel harus ditranspor ke paru untuk disingkirkan dari tubuh. Transpor oksigen Transpor oksigen yang terdapat dalam darah, dilakukan melalui dua cara: 1. O 2 yang terlarut secara fisika. Sangat sedikit jumlah O 2 yang larut dalam plasma darah (92% air) karena O 2 tidak dapat larut dengan baik di dalam cairan tubuh. Jumlah O 2 yang terlarut adalah berbanding lurus dengan tekanan parsial O 2 darah.semakin tinggi tekanan O 2 semakin tinggi jumlah O 2 yang terlarut. Hanya 1,5% dari O 2 dalam darah yang larut. 2. O 2 yang terikat pada hemoglobin (HB) secara kimia. 98,5% dari O 2 dalam darah yang tidak terlarutdengan hemoglobin. Komponen heme mengandung 4 atom zat besi (Fe) yang mampu mengikat 1 molekul O 2 pada setiap atom Fe, maka tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O 2 . Hb mengikat O 2 untuk membentuk oksihemoglobin (HbO 2 ) yang berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan reversible. Hb yang tidak terikat O 2 disebut reduced hemoglobinatau deoksihemoglobin (HHb). Hb tersaturasi penuh bila seluruh Hb berikatan secara maksimal dengan O 2 . Kejenuhan Hb dengan O 2 mencapai 75%apabila 3 dari 4 atom Feberikatan dengan O 2 . Faktor penting dalam penentuan persen saturasi HbO 2 adalah PO 2 darah. Transpor karbon dioksida Sewaktu darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO 2 berdifusi menuruni gradient konsentrasi dari jaringan ke dalam darah. Karbon dioksida di transpor dalam darah melalui beberapa bentuk pengangkutan: 12
1. Terlarut secara fisika Jumlah CO 2 yang larut dalam darah bergantung pada PCO 2 . CO 2 lebih mudah larut dalam plasma berbanding O 2 , oleh karena itu lebih banyak CO 2 yang terlarut ke dalam plasma. Tetapi hanya 10% total karbon dioksida yang ditranspor melalui cara ini. 2. Berikatan dengan hemoglobin 30% dari pada total CO 2 berikatan dengan Hb untuk membentuk karbamino hemoglobin (HbCO 2 ). CO 2 mengikat bagian globin pada hemoglobin, berbeda dengan oksigen yang berikatan dengan bagian heme. Reduced hemoglobin memounyai afinitas yang lebih besar terhadap CO 2
dari pada oksihemoglobin Sehingga, pembebasan oksigen dari pada hemoglobin pada jaringan membantu dalam pengambilan karbon dioksida oleh hemoglobin. Proses ini dikenal sebagai efek Haldane. 3. Sebagai Bikarbonat Merupakan transpor CO 2 yang paling penting. Baki total CO 2 (60%)diangkut sebagai ion bikarbonat (HCO 3 - melalui reaksi: CO 2 +H 2 O H+ +HCO 3 -
Reaksi ini terjadi dengan lambat di dalam pasma tetapi mampu maju dengan cepatdi dalam sel darah merah dengan kehadiran eritrosit, carbonyc anhidrase, di mana ia mengkatalisasi reaksi tersebut. Fungsi Pernapasan Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O 2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2 yang dihasilkan oleh sel. Respirasi internal atau seluler megacu kepada proses metabolisme intrasel yang berlangsung di dalam mitokondria, yang menggunakan O 2 dan menghasilkan CO 2 selama penyerapan energi dari molekul nutrient. Respirasi eksternal mengacu kepada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran O 2 dan CO 2 antara linkungan eksternal dan sel tubuh. Pernapasan eksternal meliputi empat langkah: 13
1. Udara secara bergantian bergerak masuk keluar paru, sehingga dapat terjadi pertukaran antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh kerja mekanis pernapasan atau ventilasi. 2. Oksigen dan karbon dioksida dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler pulmonalis melalui proses difusi. 3. Oksigen dan karbon dioksida diangkut oleh darah antara paru dan jaringan. 4. Pertukaran O 2 dan CO 2 terjadi antara jaringan dan darah melalui proses difusi melintasi kapiler sistemik (jaringan). 5
14
Kesimpulan Sitem pernapasan pada manusia melibatkan berbagai macam struktur sistem respirasi dari rongga hidung hingga alveolus. Secara garis besar fungsi pernapasan adalah sebagai proses pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi dalam tubuh manusia.
15
Daftar Pustaka 1. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan dang gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 2. Berman A. Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta: EGC; 2009. 3. Gabriel J. Fisika kedokteran. Jakarta: EGC: 2009. 4. William F. Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.h.683-94. 5. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.411, 431-5.