Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM INDERA”

Disusun Oleh:
Nama : Salma Nur Faricha A

NIM : K4320073

Kelas :B

Kelompok : 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SISTEM INDRA

I. JUDUL : Sistem Indera


II. II. TUJUAN :
1. Mahasiswa mampu memahami sistem indera pada manusia.
2. Mahasiswa memahami prinsip kerja sistem indera pendengaran melalui uji
Rinne dan uji Weber.
III. ALAT DAN BAHAN
• Alat tulis
• Kertas
• Bahan makanan (asin, manis, asam, pahit, dan umami)
• Garputala
• Minyak wangi
• Alkohol
• Minyak kayu putih
• Alat tes mata
• Alat tes buta warna

IV. CARA KERJA


A. Uji Pendengaran
1. Uji Rinne
• Probandus duduk dengan rileks dan posisi sempurna
• Garputala dibunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak
lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
• Setelah probandus tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita
pindahkan didepan meatus akustikus eksternus probandus
• Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes
rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.
2. Uji Weber
• Probandus duduk dengan rileks dan posisi sempurna.
• Garputala dibunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak
lurus secara horizontal.
• Menurut probandus telinga mana yang bisa mendengar dengan lebih keras
atau kedua telinga mendengar dengan sama kerasnya, jika salah satu telinga
mendengar dengan lebih jelas berarti terjadi lateralisasi pada telinga
tersebut.

B. Uji Penglihatan
1. Uji Rabun
• Probandus diberi jarak dari Snellen Chart sejauh 5 meter atau 6 meter atau
20 kaki.
• Tingkat mata pasien dengan Snellen Chart harus sejajar dan lurus.
• Probandus diminta untuk menutup satu mata dengan okluder, atau bila tidak
ada dengan telapak tangan, bukan dengan jari karena dapat menekan mata.
Biasanya yang ditutupi mata kiri dahulu, atau mata yang bermasalah dahulu,
agar pasien tidak menghafal huruf yang ada di chart.
• Probandus diminta untuk membaca huruf yang ditunjuk oleh asisten.
• Catat denominator pada baris terakhir yang masih bisa dibaca oleh
probandus. Bila probandus bisa membaca semua huruf sampai denominator
20, berarti ketajaman matanya normal (5/5 atau 6/6 atau 20/20).
2. Uji Buta Warna
• Probandus akan diminta untuk duduk tegak di kursi.
• Asisten akan menunjukkan serangkaian kartu yang berisi pola berbentuk
titik-titik aneka warna. Terdapat angka atau simbol di dalam pola tersebut.
• Probandus akan diminta untuk menyebutkan angka atau simbol tersebut.
Penderita buta warna akan mengalami kesulitan dalam membedakan pola
dengan angka atau simbol tersebut.

C. Uji Sensori Pengecap


• Probandus membersihkan mulut dengan air dan menutup mata.
• Asisten akan menyuapi probandus larutan yang telah disediakan secara
acak.
• Probandus harus menebak rasa apa yang diberikan oleh asprak
(asam/asin/manis/pahit/pedas/umami)
• Akan dihitung berapa waktu yang dibutuhkan probandus untuk mampu
menebak rasa yang masuk ke dalam mulutnya.
D. Uji Penciuman
• Probandus duduk dan menutup mata.
• Asisten akan mendekatkan minyak wangi, minyak telon, dan alkohol secara
acak ke hidung probandus.
• Probandus harus mampu menebak bau apa yang diberikan oleh asisten.
• Akan dicatat apakah probandus mampu menebak atau tidak.

V. PEMBAHASAN
INDERA PENGLIHATAN (MATA)
A. Definisi
Mata adalah indra penglihat. Mata berfungsi untuk menerima rangsangan
berupa cahaya. Bentuk bola mata bulat seperti bola pingpong. Diameternya
lebih kurang 2 cm. Sebagian besar terletak didalam rongga tengkorak.

Gambar Organ
a. Konjungtiva
b. Lensa
c. Pupil
d. Kornea
e. Iris
f. Sklera
g. Saraf optik
h. Retina
i. koroid

B. Proses yang Terjadi


Mata bekerja saat melihat objek. Tanpa cahaya, mata tidak dapat menjalankan
fungsinya. Cahaya memasuki mata melalui pupil. Lensa mata mengarahkan
cahaya sehingga benda jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf penerima
yang ada di retina menyampaikan bayangan itu ke otak. Setelah diproses di otak,
kita dapat melihat benda itu.
D. Gangguan / Penyakit
No. Jenis Kelainan Penyebab

1. Hipermetropi (rabun dekat) Lensa tidak dapat mencembung atau bola


mata terlalu pendek sehingga bayangan
benda jatuhdibelakang retina.
2. Miopi (rabun jauh) Lensa mata terlalu cekung atau bola mata
terlalu panjang sehingga bayangan benda
jatuh didepan retina.
3. Presbiopi (mata tua) Elastisitas mata berkurang karena usia tua.
4. Astigmatisme Permukaan mata tidak sama sehingga
fokusnya tidak sama, dan bayangan benda
yang terbentuk tidak sama.
5. Katarak Lensa mata buram, tidak elastis akibat
pengapuran sehingga daya akomodasi
berkurang.
6. Glaukoma Adanya penambahan tekanan dalam mata,
karena cairan dalam bilikanterior mata
(aqueous homuor) belum sempat
disalurkan keluar sehingga tegangan yang
ditimbulkan dapat menyebabkan tekanan
pada saraf optik dan lama kelamaan dapat
menyebabkan hilangnya daya penglihatan

E. Data Pengamatan
No Nama/Umur/Jenis Buta Warna Rabun Rabun
Kelamin Kanan Kiri
1 Rahmita/20/perempuan Normal 20/200 20/200
2 Alfida/20/permpuan Normal 15/200 15/200
3 Endah/20/perempuan Normal 20/200 20/200
4 Fajria/20/permpuan Normal 20/200 20/200
5 Yuslana/20/perempuan Normal 15/200 15/200
6 Afra/19/perempuan Normal 15/200 15/200
F. Analisis Hasil
Pada praktikum didapatkan hasil uji pada penglihatan dengan enam
probandus yang melakukan 2 metode uji penglihatan, yaitu uji tes buta warna
dan tes rabun. Pada tes buta warna, semua probandus menunjukkan hasil normal
dengan metode yang digunakan yaitu Ishihar yaitu dengan menentukan dan
mengtahui kelainan buta warna yang didasarkan pada penggunaan kartu
bertitik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna. pada tes rabun
dilakukan dengan metode Snellen Chart. terdapat 3 probandus yang
menunjukkan hasil 20/200 dan terdapat 3 probandus yang menunjukkan hasil
15/200.

INDERA PENDENGARAN (TELINGA)


A. Definisi
Indra pendengaran termasuk indra yang terletak di dalam telinga.
Telinga merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang
bergetar, dan memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal dari
udara dan dapat pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara benda g
bergetar dengan telinga harus ada medium yaitu udara (Iswari & Nurhastuti,
2018).
B. Gambar Organ
a. Auricle
b.External auditorycanal
c. Tympanic membran
d. Tympanic cavity
e. Round window
f. Eustachian tubue
g. Coclea
h. Coclea nerve
i. Semicircular canal
j. Stapes
k. Malleus

C. Proses yang Terjadi


Getaran bunyi yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga. Getaran bunyi
tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Apabila getaran bunyi
mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan bergetar. Getaran
gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya, tingkap
jorong dan rumah siput ikut bergetar. Demikian juga dengan cairan limfa di
dalam rumah siput. Cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung
saraf menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian, kita
mendengar bunyi. Getaran bunyi yang terlalu keras dapat merobek gendang
telinga sehingga pendengaran dapat terganggu.

D. Gangguan atau Penyakit


• Otitis eksterna atau telinga perenang (swimmer's ear) yaitu salah satu
infeksi yang terdapat pada saluran telinga dengan menyerang seluruh
saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu
sebagai bisul (furunkel).
• Perikondritis yaitu suatu infeksi yang terjadi pada tulang rawan
(kartilago) telinga luar akibat cedera, gigitan serangga dan pemecahan
bisul dengan sengaja. Sehingga nanah akan terkumpul diantara kartilago
dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium).
• Congek yaitu penyakit telinga yang disebabkan oleh infeksi karena
adanya bakteri pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah.
• Tuli yaitu penyakit yang menyebabkan telinga tidak dapat
mendengarkan bunyi atau suara karena adanya kerusakan pada gendang
telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf pendengaran.

E. Data Pengamatan
1. Uji Weber
No Nama/umur/Jenis Hasil uji pendengaran
kelamin
Normal Laterasi Latrasi
No Nama/umur/Jenis Hasil uji pendengaran
kelamin
+ -
1 Mughofir/20/laki-laki - -
2 Salma/20/perempuan - -
3 Salsa/20/perempuan - -
4 Tina/20/perempuan - -
5 Septiana/20/perempuan - -
6 Ilmi/20/perempuan - -

F. Analisis Hasil
Pada praktikum didapatkan hasil uji pada pendengaran dengan enam
probandus yang melakukan 2 metode uji webber dan uji rinne yaitu, Pada tes uji
webber, semua probandus menunjukkan hasil normal terdapat lima probandus
yang mampu lebih kuat mendengarkan dengung yang dihasilkan oleh ring pada
telinga kanan, tetapi terdapat satu probandus yang mampu mendengarkan
dengung yang dihasilkan oleh ring pada telinga kiri. Sedangkan pada uji rinne
semua probandus bisa mendengarkan dengungan yang dihantarkan oleh udara
sehingga memiliki hasil positif atau kondisi pendengaran mereka normal.

INDERA PENCIUMAN (HIDUNG)


A. Definisi
Hidung berfungsi sebagai organ penciuman. Ada sel penciuman di
rongga hidung bagian atas. Sel tersebut dilengkapi dengan rambut halus dan
dilapis dengan selaput lendir sebagai pelembab. Sel penciuman tersebut sangat
peka atau sensitif terhadap zat atau bahan kimia yang masuk. Sel penciuman
berhubungan dengan pusat saraf penciuman di otak. Fungsi hidung adalah untuk
menerima rangsangan bau-bauan yangdirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa
pembauan ini sangat peka dankepekaannya mudah hilang bila dihadapkan pada
suatu bau yang sama dalamwaktu yang cukup lama. (Irianto, 2012)
B. Gambar Organ
1. Frontal sinus
2. Superior turbinate
3. Middle turbinate
4. Inferior turbinate
5. Vestibule
6. Anterior naris
7. Hard palate
8. Soft palate
9. Uvula
10. Eustachian tube
11. Pharygeal tonsil
12. Choana
13. Sella turcica
14. Sphenoid sinus
15. Cribriform plate
ethmoid bone
of

C. Proses yang Terjadi


Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius, dengan 1000
tipe berbeda. Selama deteksi bau, bau “diuraikan” menjadi berbagai komponen.
Setiap reseptor berespons hanya terhadap satu komponen suatu bau dan bukan
terhadap molekul odoran keseluruhan. Karena itu, tiap-tiap bagian suatu bau
dideteksi oleh satu dari ribuan reseptor berbeda, dan sebuah reseptor dapat
berespons terhadap komponen bau tertentu yang terdapat di berbagai aroma.
Saat menghirup udara untuk bernafas, bau sekitar juga ikut ke dalam hidung. Di
dalam rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu rangsangan bau
tersebut akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat
penciuman dan saraf pembau. Setelah itu otaklah yang memproses ingatan akan
bau tersebut sehingga manusia mengetahui dan dapat membau aroma tersebut
(Irianto, 2012).
D. Gangguan atau Penyakit
• Sinusitis yaitu penyakit pada peradangan sinus, rongga-rongga dalam
tulang yang berhubungan dengan rongga hidun yang terjadi dalam waktu
menahun (kronis).
• Salesma dan influenza yaitu penyakit yang disebabkan karna adanya
infeksi pada alat pernapasan sehingga dapat menyebabkan batuk, pilek,
sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
• Rhinitis Allergic yaitu penyakit pada peradangan hidung yang
disebabkan karena alergi sehingga ditimbulkan oleh masuknya substansi
asing ke dalam saluran tenggorokan.

E. Data Pengamatan
No Nama/Umur/Jenis Hasil penciuman
kelamin
Alkohol Parfum Kayu putih
1 Dinda/20/perempuan V V V
2 Rahma/20/perempuan V V V
3 Nathania/19/perempuan V V V
4 Rizka/20/perempuan V V V
5 Meiriana/20/perempuan - V V
6 Fajria/19/perempuan - V V

F. Analisis Hasil
Pada praktikum didapatkan hasil uji pada penciuman dengan enam
probandus yang melakukan penciuman pada alkohol, parfum, dan kayu putih.
Pada hasil penciuman alkohol terdapat 2 probandus yang tidak dapat menebak
bau dari alkohol, serta semua probandus dapat mencium minyak kayu putih dan
parfum.

INDERA PENGECAP (LIDAH)


A. Definisi
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah
dan urat ssaraf masuk dan keluar pada akarnya.Ujung serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Pada bagian posteriornya terdapat struktur
ligamen halus (frenulum linguae) yang mengkaitkan bagian tersebut pada dasar
mulut (Irianto, 2012). Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Saat dijulurkan,
ujung lidah akan meruncingd an bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung
lidah akan membulat.Selaput lendir lidah selalu lembab dan pada waktu sehat
berwarna merah jambu (Irianto, 2012).
B. Gambar Organ
a. Epiglotis
b. Palatine tonsil
c. Palatoglossal arch
d. Filiform papilla
e. Midline groove
f. Fungiform papilla
g. Vallate papilla
h. Lingual tonsil

C. Proses yang Terjadi


Manusia tidak tahu bagaimana cara lidah bekerja dan mengecap rasa. Kurangnya
pengetahuan masyaralat itu membuat mereka tidak tahu cara kerja lidah. Berikut
ini adalah cara kerja lidah yang harus diketahui :
Rambut sensor yang tersembul di bagian pori-pori sentral lidah bisa mengecap
rasa. Bagian rambut sensor lidah ada zat kimia yang bisa larut dengan air ludah
manusia. Zat yang terlarut dalam ludah itu bisa dibedakan dengan deteksi sensor
pada lidah sehingga bisa dibedakan mana itu manis, asin, asam dan juga rasa
pahit.

D. Gangguan atau Penyakit


• Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau.
Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.
• Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida
albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang
dapat dikerok.
• Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang
dapat menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di
lidah atau pipi. Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan
makanan yang panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan daya
tahan tubuh.
E. Data Pengamatan
No Nama/umur/jenis Sensasi rasa (detik)
kelamin
Manis Asam Asin Pahit Pedas Umami
1 Niken/20/perempuan 2’ 1,2’ 0,19’ 1,6’ 2,32’ 2,16’
2 Sukarti/20/perempuan 1’ 2’ 1’ 1’ 2’ 2’
3 Irbah/20/perempuan 2,66’ 4,41’ 2,37’ 2,05’ 2,83’ 3,20’
4 Meiriana/20/perempuan 3,98’ 3,14’ 2,31’ 2,24’ 1,88’ 2,07’
5 Hamida/21/perempuan 0,3’ 1’ 0,1’ 0,6’ 0,5’ 0,2’
6 Fahdilah/19/perempuan 0,7’ 3’ 1’ 1’ 1’ 1’

F. Analisis Hasil
Pada praktikum didapatkan hasil uji pada pengecap dengan enam
probandus yang menunjukkan hasil data yang berbeda-beda pada setiap
probandus yaitu waktu terlama pada perasa manis yaitu oleh meiriana, perasa
asam, asin, pahit, pedas, dan umami yaitu oleh irbah. Sehingga berdasarkan data
tersebut kemampuan setiap probandus dalam mengenali sensasi rasa berbeda-
beda.

INDERA PERABA (KULIT)

A. Definisi
Kulit atau kutis merupakan salah satu organ yang paling luas
permukaannya dan sangat penting bagi tubuh, yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga memiliki banyak fungsi yaitu sebagai alat
pengeluaran, pelindung tubuh terhadap air, cuaca dan keadaan lingkunganlain,
sebagai pengatur panas, sebagai alat pertahanan tubuh, sebagai alatindera untuk
perasa dan peraba (Irianto, 2012).
B. Gambar Organ

C. Proses yang Terjadi


Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang
itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor
ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda. Otak juga
memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang itu. Karena informasi yang
cepat, tubuh kita dapat terhidar dari bahaya luar, misalnya saat kita menyentuh
benda yang panas. Jika tubuh tidak tahan panas itu, maka secara refleks tubuh
akan menghindari panas tersebut. Dengen demikian, tubuh terhindar dari
kerusakan yang lebih fatal.

D. Gangguan atau Penyakit


a) Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada. Jerawat
dapat timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor.
b) Panu disebabkan oleh jamur yang hinggap di kulit. Panu timbul karena
penderita tidak menjaga kebersihan.
c) Kadas tampak sebagai bulatan putih bersisik. Kadas menimbulkan rasa gatal
yang ditimbulkan oleh jamur.

E. Data Pengamatan
No Nama/umur/jenis kelamin Panas Dingin Jarum
pentul

1 Rahmita/20/perempuan V V V
2 Dinda/20/perempuan V V V
3 Nathan/19/perempuan V V V
4 Mughofir/20/laki-laki V V V
5 Endah/20/perempuan V V V
6 Fajria/19/perempuan V V V

F. Analisis Hasil
Pada praktikum didapatkan hasil uji pada peraba yaitu kulit dengan
enam probandus yang menunjukkan hasil data semua probandus normal karena
reseptor dan saraf probandus dapat merasakan dan merespon pada uji dengan
menggunakan air panas, air dingin, dan jarum pentul.

VI. KESIMPULAN
Tubuh kita tersusun atas berbagai macam reseptor untuk mengetahui bermacam-
macam rangsangan dari luar tubuh kita. Alat indera adalah organ yang berfungsi
untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki resptor
sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat bersaal dari dirinya sendiri
atau dari luar.
Alat indera yang kita kenal ada lima macam yaitu indera penglihat (mata),
pendengar (telinga), peraba (kulit), pembau (hidung) dan pengecap (lidah). Untuk
lebih memahami kelima alat indera tersebut, maka kami akan membahasnya dalam
Alat Indera.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Irawati, L. (2019). Fisika Medik Proses Pendengaran. Majalah Kedokteran Andalas,
36(2), 155. https://doi.org/10.22338/mka.v36.i2.p155-162.2012
Irianto. (2012). Anatomi dan fisiologi. Alfabet
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. EGC.
Nugroho, P. S., & Wiyadi, H. (2014). Anatomi Dan Fisiologi Pendengaran Perifer.
Jurnal THT-KL, 2(2), 76–85.
Jumini, S. (2018). Fisika Kedokteran. Penerbit Mangku Bumi.
Iswari, M., & Nurhastuti. (2019). Anatomi, Fisiologi Dan Genetika (Vol. 53, Issue
9). UI Press.
Siregar, I. Y. (2021). Keterpaduan Fungsi Sistem Indera Manusia Menurut
Pandangan Sains Terintegrasi dengan Al Qur'an dan Hadits (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
VIII. LAMPIRAN
1. Dokumentasi praktikum
2. Laporan sementara
IX. LEMBAR PENGESAHAN

Surakarta, 6 Juni 2022

Asisten Praktikum Praktikan

(Dewi Anggun Mustika) (Salma Nur Faricha A)


NIM. K4318017 NIM. K4320073

Anda mungkin juga menyukai