1A
Materi pokok
Optic Disk (Papila Nervi Optici) : 1 tempat masuknya N. opticus dan central retina
vasa 2. Tidak memiliki photoreceptor (blind spot)
Fovea/macula : bagian paling peka cahaya (paling banyak terdapat photoreceptor
cone cell)
Night vision
Penglihatan tajam hanya terjadi pada luas area yang kecil karena fovea berukuran
kecil
Untuk mengatasinya, otak memiliki kemampuan untuk merangkai gambar sehinngga
kita bisa melihat objek bergerak dan objek yang luas
Pemeriksaan reflex pupil
Refleks pupil
Media refraksi yang sering mengalami kelainan adalah kornea dan lensa mata
Kelainan kelengkungan kornea mata astigmatisma
Kelainan kecembungan lensa mata : miopi, hipermetropi, dan presbiopi
Kelainan kornea
• Hering:
Normal 1 mata: banyak salah menebak apakah kelereng berada di depan atau belakang
kawat
Normal 2 mata: banyak Benar menebak apakah kelereng berada di depan atau belakang
kawat
Tes Buta Warna
• Tingkat buta warna dibagi menjadi 4:
• 1.Anoalous Trichromacy (penurunan sensitifitas salah satu cone cells): buta warna
partial/sekunder
a. Trianomaly : Anomali S cone
b. Deuteroanomaly: Anomali M cone
c. Protanomaly: Anomali L cone
• 2.Dichromacy (salah satu cone cell tidak berfungsi): buta warna primer
a. Trianopia: Hilang S cone
b. Deuteroanopia: Hilang M cone
c. Protanopia: Hilang L Cone
• 3. Monochromacy( 2 jenis cone cell tidak berfungsi): buta warna total, sehingga hanya
dapat melihat warna hitam, putih, dan abu abu.
• 4. Rod Monochromacy (3 jenis cone cell tidak berfungsi, hanya rod cell yang berfungsi):
buta warna total, hanya dapat melihat pada malam(cahaya redup). Pada cahaya cukup,
hanya dapat menilai intensitas cahaya (tidak dapat mengindentifikasi objek
Tes Buta warna
• Ada 3 jenis tes buta warna:
Ishihara (melihat gambar)
Spektroskopik Anomaloscope (mencocokan warna)
Metode holmgreen (mencocokan warna)
• Ishihara test: berisi circle and dot plate. Berisi
Lapangan Penglihatan
• Lapang pengelihatan adalah Sudut maksimal pengelihatan monocular masing masing
mata dan binoculer untuk melihat objek di luar titik fokus.
• Normalnya luas lapang pandang monoculer masing masing mata adalah 160 o – 1700
• Normalnya luas lapang pandang pegelihatan binocular 2000-2200
• Terdapat bitnik buta pada retina (papilla nervi optici): 15o sebelah nasal dari bintik
kuning(Fovea). Sehingga pada pemeriksaan kampimeter, bintik buta terdeteksi pada
lapang pandang
• Bintik buta melebar apabila ada kerusakan retina akibat: glaucoma, stroke, dan DM
Retinopathy
• Kampimeter: alat untuk mengukur lapangan pengelihatan masing masing mata
• Pemeriksaan Monocular
1. menutup 1 mata
2. mata fokus pada pusat alat
3. menaruh benda dari tepi lateral alat, didekatkan ke medial perlahan hingga terlihat
• Pemeriksaan binocular
1. mata tidak tertutup
2. Kedua mata fokus kepada pusat alat
3. menaruh benda dari tepi lateral alat, didekatkan ke medial perlahan hingga terlihat
Materi Telinga
• Anatomi telinga dibagi menjadi 3:
1. External ear
2. Middle ear
3. Inner ear
• Batas external dan middle ear: tympanc membrane
• Batas middle dan inner ear: cochlea (ovale window)
• External dan middle ear memiliki peran dalam pendengaran konduksi (tempat
merambatnya suara)
• Inner ear memiliki peran dalam pendengaran sensoris (Tempat mendeteksi rangsang
suara)
• Inner ear juga menjadi pusat keseimbangan.
Proses mendengar
• External ear:
1. getaran merambat melalui udara dan tulang (Mastoid bone) menuju tympanic
membrane
• Middle ear:
1. Terjadi pemfokusan gelombang suara dari tympanic membrane (besar) dan basis
stapes(Kecil).
2. Getaran memasuki inner ear pada Vertibular canal melalui ovale window
• Inner ear:
1. getaran menggetarkan cairan pada vestibular canal dan menuju tympanic canal
2. tympanic canal akan menggetarkan basillar membrane pada organ of corti.
3. sensor pendengaran pada N V.III (vestibulocochlear) teraktivasi.
• Tuli konduksi : terdapat sumbatan pada jalur getaran udara, sehingga sebagai
kompensasi, telinga lebih peka terhadap getaran dari tulang.
• Tuli sensori: kerusakan inner ear, shingga tidak peka baik getaran udara dan tulang
Proses Keseimbangan
• Ada 2 tipe keseimbangan, yaitu keseimbangan posisi dan keseimbangan percepatan.
• Keseimbangan posisi merupakan fungsi dari semicircular canal (mendeteksi perubahan
aliran air):
1. Anterior : Perubahan posisi saat gerak meroda
2. Posterior: Saat roling depan roling belakang
3. Lateral : saat gerak balet
• Keseimbangan percepatan (mendeteksi perubahan otolith / batu telinga):