Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ANATOMI SISTEM PERSEPSI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III
Dosen Pengampu :

Disusun Kelompok 7 :

1. Ananda Saputra Ariyadi (1911102411054)


2. Anna Lisdiana Putri (1911102411054)
3. Halipah Nurajijah (1911102411084)
4. Marissa Divya Sharma (1911102411176)
5. Puspa Buana Christa (1911102411122)
6. Fathonna Vernialga Alyasiri (1911102411054)
7. Miftakul Jannah (1911102411037)
8. S

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021/2022
A. PENGERTIAN

Pendengaran merupakan kemampuan yang digunakan untuk mengenali suara. Pada


manusia dan binatang yang bertulang belakang, pendengaran dilakukan oleh sistem
pendengaran, mulai dari telinga, sistem syaraf, dan otak. Jenis persepsi ini didapatkan dari
indera pendengaran, yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mendengar
dan mengenali suara.

Penglihatan merupakan kemampuan individu dalam mengenali cahaya dan kemudian


menafsirkannya. Indra yang digunakan untuk penglihatan pada tubuh manusia adalah mata.
Banyak hewan yang memiliki indra penglihatan namun tidak terlalu tajam sehingga
menggunakan indra lainnya yang digunakan untuk bisa mengenali lingkungannya, misalnya
saja seperti kelelawar yang menggunakan pendengaran. Manusia yang memiliki daya
penglihatan yang menurun, bisa dibantu dengan menggunakan alat bantu penglihatan maupun
menjalani operasi untuk dapat memperbaiki daya penglihatan.

B. ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara kemudian
gelombang mekanik ini diubah menjadi impuls pulsa listrik dan diteruskan ke korteks
pendengaran melalui saraf pendengaran.

Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia menerima


dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak di mana bunyi tersebut akan dianalisa dan
diintrepetasikan. Telinga dibagi menjadi 3 bagian seperti pada gambar 2.1 (Saladin, 2014).
C. ANATOMI SISTEM PENGLIHATAN
a. Bagian luar
1. Bulu Mata : Bulu mata yaitu rambut rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
Mata.

2. Alis Mata (supersilium) : Alis mata yaitu rambut rambut halus yang ada di atas
Mata.
3. kelopak mata(palpebra) : Kelopak mata yaitu merupakan 2 buah lipatan atas dan
bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.

4.kelenjar air mata

5. Kelenjar meibom

b. Bagian dalam
1. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membean tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam
kelopak mata dan menutupi bagian depan seklera(bagian putih mata),kecuali
kornea. Konjungtiva mempunyai banyak sekali pembuluh darah.

2. Seklera
Seklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada di lapisan terluar
mata yang berwarna putih.

3. Kornea
Kornea adalah selapaut yang tembus cahaya, kornea kita dapatmelihat membran
pupil dan iris.

4. Koroid
Koroid adalah lapisan yang di bangun oleh jaringan ikat yang memiliki bnyak
pembuluh darah dan sejumlah sel pikmen.

5. Iris
Iris merupakan diagfragma terletak di kornea dan mata.

6. Pupil
Dari korne chaya langsung di truskan ke pupil. Pupilenentukan kuantitas cahaya
yang masuk kebagian mata yang lebih dalam . Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan gelap dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
7. Lensa
Lenda tepat terletak di belakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori.
Bentul lensa di sebut sebagai viretus. Berisi cairan yang lebar h kental (humor
viterus) yang bersama dengan humor akuesus berperan dalam membentuk bola
mata.

8. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sensitif bagian
cahaya . Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).

9. Aqueous humor
Aqueous humor atau cairan berair yang terdapat di balik kornea.
Sekrukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagian sel dan dapat
melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.

10. Vitreus humor (badan bening)


Badan bening ini terletak di belakang lensa . Bentuknya trasfaran seperti jelly(agar
agar) yang jernih . Zat ini mengis mengikut pada bola mata yang bulat.

11. Bintik kuning


Bintik Kuning adalah bagian yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan
perkumpulan sel sel saraf yang berbntuk kerucut dan batang.

12. saraf optik


Saraf yang Memasuki sel tali dan kerucut dalam retina untuk menuju ke otak
D. FOKUS PENGKAJIAN
E. GANGGUAN PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
Beberapa kelainan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Gangguan Pada Sistem Penglihatan
a. Mata miopi (rabun dekat)
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Dengan demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas karena bayangan
jatuh pada retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat kabur karena bayangan
didepan retina.

b. Hipermetropi (rabun jauh)


Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu
pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh didepan retina,
sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina.
Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cembung.

c. Mata Astigmatisma
Mata Astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa
yang tidak rata. Astigmatis reguler dapat dikoreksi dengan mata silindris.Bila
lengkung kornea tidak teratur disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi
dengan lensa kotak.

d. Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena
betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi
dengan baik.

e. Hemeralopi (rabun senja)


Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja
hari.Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea
mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan.Oleh karena itu, pemberian
vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.

f. Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga
penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak
terjadi pada orang yang telah lanjut usia.

g. Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun.
Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya
warna merah, hijau, atau biru.
h. Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian
selaput yang melapisi mata.

i. Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang
berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.

2. Gangguan Pada Sistem Pendengaran


Klasifikasi Gangguan Pendengaran :
a. Tuli konduktif disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna,
membrane timpani, atau telinga tengah. Tuli konduktif terjadi akibat kelainan
telinga luar, seperti infeksi, serumen atau kelainan telinga tengah seperti otitis
media atau otosklerosis (Kliegman dkk, 2004)

b. Tuli sensorineural disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf


pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana
mestinya.Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea, maka sel ganglion
dapat bertahan atau mengalami degenerasi transneural. Penyebab utama gangguan
pendengaran ini disebabkan genetic atau infeksi. (Arnold, 2000).

c. Tuli campuran bila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural
terjadi bersamaan. Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan
pendengaran jenis konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural.
F. INTERVENSI DARI GANGGUAN PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
Kaji ketajaman penglihatan dan pendengaran untuk mengidentifikasi kemampuan visual
pasien.
 Untuk dapat meningkatkan presepsi gangguan pengelihatan dapat
mengorientasikan pasien akan lingkungan fisik sekitarnya guna meningkatkan
kemampuan persepsi sensori. Anjurkan pasien untuk penggunaan alternative
rangsang lingkungan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan respons
stimulus lingkungan.

 Untuk meningkatkan gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan membina


hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
guna mengenal halusinasinya, melakukan aktivitas terjadwal dan dapat
memanfaatkan obat dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai