Anggota Kelompok :
Annisa Puspita (5515160428)
Azmi Fauzan (5515162287)
Farihah Bilqis S (5515161663)
Heni Wulansari (5515160498)
Riza Wati (5515160658)
Dosen :
Dr. Rusilanti M.Si
Mata merupakan suatu struktur sferif berisi cairan yang mempunyai fungsi sebagai
indera penglihat. Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah
struktur yaitu kelopak mata/palpebra, alis mata. Konjungtiva, dan alat-alat
lakrimal(Aparatus lakrimalis).organ ini sering digambarkan berbentuk seperti bola, namun
pada kenyatannya mata berbentuk lonjong.
Struktur yang melindungi bola mata terdiri atas kelopak mata, bulu mata, alis, dan
kelenjar air mata seperti pada gambar berikut ini.
2. Mata hipermetropi, hanya mampu melihat jelas jarak jauh, sedangkan benda-benda
dekat tidak tampak jelas. Hipermetropi atau rabun jauh terjadi karena ukuran biji mata
dari belakang sampai ke depan adalah pendek atau kecil, sehingga lensa memfokuskan
bayangan di belakang retina.
3. Presbiopi, yaitu kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang tua atau orang yang
sudah menginjak usia lanjut. Lensa mata kehilangan elastisitasnya, daya lenting
berkurang, sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan sebuah benda yang berada
dekat dengan mata. Penampakan mata presbiop sama dengan penampakan hipermetrop.
4. Astigmatisme, yaitu kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh
pada garis-garis di atas retina, bukan pada titik-titik tajam. Hal ini disebabkan adanya
perubahan bentuk lengkungan lensa. Mata astigmatisme hanya mampu melihat baris-
baris tertentu. Di sini, garis-garis vertikal lebih jelas daripada garis-garis horizontal.
Keadaan ini dapat ditolong dengan mengenakan kaca mata silindris (jika bukan
astigmatisme sejak lahir), untuk menambahkan bagian yang kurang cembung pada
lensa mata yang abnormal tersebut.
5. Konjungtivitis, yaitu peradangan pada konjungtiva (selaput lendir yang melapisi sisi
dalam kelopak mata). Gejalanya adalah salah sebuah atau kedua mata terasa panas dan
seolah-olah terasa ada pasir, sehingga kelopak mata membengkak, konjungtiva
berwarna merah, mata berair dan tidak tahan cahaya.
6. Trakhoma, yaitu salah satu bentuk peradangan konjungtivitis sebagai akibat infeksi
virus pada konjungtiva.
7. Katarak, yaitu mengaburnya lensa mata, dapat menyerang sebagian atau keseluruhan
lensa mata.
8. Hemeralopia, yaitu rabun ayam (kurang awas di waktu senja). Hal ini terjadi akibat
kekurangan vitamin A (avitaminosis A).
9. Buta warna, yaitu penyakit keturunan yang tidak dapat membedakan macam-macam
warna. Hal ini dapat terjadi ada yang buta warna total, hanya mengetahui warna hitam
dan putih (black and white). Selain itu, ada juga buta warna sebagian, yaitu hanya
mengetahui warna merah atau biru.
Struktur dan fungsi organ telinga sebagai alat indera pendengar adalah sebagai berikut.
1. Telinga luar, berungsi dalam menangkap rangsang getaran suara/bunyi dari luar.
Bagian-bagiannya meliputi daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput
gendang telinga, dan kelenjar minyak.
2. Telinga tengah, berfungsi dalam menghantarkan getaran suara/bunyi dari telinga luar
ke telinga dalam. Bagian-bagiannya meliputi rongga yang ada di dalamnya terdapat
tulang-tulang pendengar. Rongga ini dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh Eustachius. Tulang-tulang pendengar ini terdiri atas tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi.
B. Fisiologi Pendengaran
Fisiologi Pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar
menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke
jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada
di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam
saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan
cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut
sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial
dan membran 17 basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian
menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.
2. Rongga hidung bagian atas, terdapat lendir pembau yang berfungsi sebagai penerima
rangsang bau. Rangsang bau diterima oleh selaput lendir pembau yang memiliki sel-
sel pembau untuk diteruskan ke gelembung pembau. Dari gelembung pembau inilah
rangsang bau bergerak melalui berkas saraf pembau menuju ke otak untuk ditafsirkan.
Di dalam suatu tonjolan terdapat banyak puting pengecap. Setiap putting pengecap terdiri
atas dua jenis sel seperti berikut ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai puting pengecap dan sel-selnya dapat dipelajari pada
gambar berikut ini.
Gambar 5. Penampang Puting Pengecap
Telah diketahui bahwa tiap puting (kuncup) pengecap hanya merespons satu rasa.
Sejumlah puting pengecap terdapat juga pada tenggorokan dan langit-langit lunak rongga
mulut. Bagian permukaan yang dapat mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin seperti
pada gambar berikut ini.
Gambar 6. Permukaan Lidah Tempat Pengecap: (1) Rasa Manis; (2) Rasa Pahit;
(3) Rasa Asam; dan (4) Rasa Asin
Struktur indera peraba pada manusia dapat dibedakan seperti berikut ini.
1. Lapisan luar (epidermis), tersusun dari beberapa lapisan, yaitu lapisan korneum yang selalu
mati dan mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum yang mengandung pigmen, dan
lapisan germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru ke arah luar.
2. Lapisan dalam (endodermis), yaitu tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan kapiler, serta ber-bagai saraf penerima
rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
Selain kulit sebagai alat indera peraba, berfungsi pula seperti berikut ini.
1. Sebagai tempat menyimpan kelebihan lemak (merupakan cadangan makanan) dan juga
sebagai penahan panas
2. Sebagai tempat pembuatan vitamin D (tempat mengubah provitamin/bakal vitamin D
menjadi vitamin D.
3. Rambut pada kulit berfungsi sebagai penahan panas dan pelindung pada waktu terjadi
benturan.
Alat indera pada manusia sering disebut panca indera, yaitu terdiri atas alat indera
penglihat, indera pendengar, indera pembau/pencium, indera pengecap, dan indera peraba.
Mekanisme indera penglihat: rangsang dari luar berupa sinar yang dipantulkan dari suatu
benda, masuk ke dalam bola mata melalui kornea, lensa mata, sampai ke retina.
Selanjutnya, rangsang cahaya dari retina itu kemudian disampaikan oleh urat saraf.
Akhirnya, setelah rangsang sampai di otak, barulah ada kesan melihat sesuatu.
Alat indera penglihat adalah bola mata yang dilindungi oleh kelopak mata, bulu mata, alis,
dan kelenjar air mata.
Bagian-bagian bola mata yang merupakan alat indera penglihat meliputi: selaput tanduk
(kornea), anak mata (pupil), lensa mata, selaput pelangi (iris), selaput koroid, selaput jala
(retina), serta bintik kuning.
Kelainan pada indera penglihat antara lain: mata miopi, mata hipermetropi, presbiopi,
astigmatisme, konjungtivitis, trachoma, katarak, dan hemeralopia.
Cara memelihara alat indera penglihat agar tetap berfungsi, biasakan membaca buku
dengan sikap tegak pada jarak 30 cm, bila terjadi sakit mata segeralah diberi obat atau ke
dokter mata, dan makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A.
Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui daun telinga,
kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang pendengaran rumah siput,
dan seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita terkesan mendengar sesuatu.
Organ telinga sebagai alat indera pendengar terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.
Telinga luar berfungsi dalam menangkap rangsang suara.bunyi. Bagian-bagian telinga luar
meliputi daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput gendang telinga, dan kelenjar
minyak.
Telinga tengah berfungsi dalam menghantarkan getaran suara/bunyi dari telinga luar.
Bagian-bagian telingah meliputi tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.
Tulang-tulang pendengar ini terdapat dalam rongga yang dihubungkan dengan rongga
mulut oleh pembuluh Eustachius.
Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran suara/bunyi yang disampaikan oleh
telinga tengah. Bagian-bagian telinga dalam meliputi tingkap jorong, tiga saluran setengah
lingkaran, rumah siput, saluran rumah siput, dan alat keseimbangan.
Kelainan yang terjadi pada indera pendengar adalah infeksi telinga tengah, labirintis,
hilangnya keseimbangan, dan pengaruh kegaduhan.
Cara memelihara alat indera pendengar adalah hindari terjadinya benturan bagian kepala
belakang, bersihkanlah kotoran yang terdapat di bagian lubang telinga secara teratur, dan
segeralah berobat bila terjadi infeksi pada bagian telinga.
Mekanisme alat indera pembau/pencium adalah rangsang bau berupa gas yang berasal dari
lingkungan sekitar, merangsang indera pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya
rangsang bau tersebut diterima oleh lendir pembau dan diteruskan ke gelembung pembau,
kemudian bergerak melalui berkas saraf pembau menuju otak untuk ditafsirkan.
Rongga hidung merupakan alat indera pembau memiliki sekat yang memisahkan rongga
hidung menjadi bagian kiri dan kanan. Rongga hidung sendiri dibatasi pada bagian atap
oleh lempeng tipis, bagian dasar oleh langit-langit, sedangkan ba-gian sisi oleh karang
hidung.
Kelainan yang terjadi pada alat indera pembau adalah peradangan di sebelah atas rongga
hidung (sinusitis), peradangan di hidung (rhinitis), atau influensa
Cara memelihara agar indera pembau tetap berfungsi, yaitu bersihkanlah kotoran yang
terdapat dalam secara rutin, hindari terjadinya benturan keras bagian belakang kepala dan
biasakan mengambil udara pernapasan melalui hidung.
Lidah adalah berfungsi sebagai alat indera pengecap. Pada permukaan lidah terdapat
tonjolan-tonjolan yang mengandung puting-puting pengecap, untuk rasa pahit puting
pengecap terletak di pangkal lidah; rasa asam dan asin di bagian sisi lidah; dan rasa manis
di ujung lidah.
Setiap puting pengecap terdiri atas dua jenis sel pengecap, yaitu sel-sel yang seperti rambut
dan sel penunjang.
Kelainan yang terjadi pada indera pengecap adalah peradangan lidah (glositis) atau adanya
bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (lekopalakia).
Cara memelihara alat indera pengecap adalah hindari memakan makanan atau meminum
minuman yang masih panas dan menggosok gigi secara teratur.
Mekanisme indera peraba adalah rangsang perabaan suatu benda oleh kulit akan
disampaikan urat saraf ke otak, kemudian di otak barulah dapat ditafsirkan.
Bagian yang paling peka dari indera peraba adalah bagian ujung-ujung jari dan bibir.
Kulit sebagai alat indera peraba terdiri atas dua lapisan, yaitu lapsan kulit luar (epidermis)
dan lapsan kulit dalam (endodermis).
Lapisan luar (epidermis), tersusun dari beberapa lapisan, yaitu lapisan korneum yang
selalu mati dan mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum yang mengandung
pigmen, dan lapisan germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru kea rah
luar.
Lapisan dalam (endodermis), yaitu tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan kapiler, serta berbagai saraf penerima
rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
Kelainan yang terjadi pada indera peraba antara lain panu, kurap/kadas, luka bakar, albino,
dan kanker kulit.
Cara memelihara kulit sebagai alat indera peraba adalah mandi secara teratur, cucilah
pakaian yang sudah dipakai, dan segerah berobat bila terkena penyakit kulit.
DAFTAR PUSTAKA