ANATOMI FISIOLOGI
DISUSUN OLEH:
MURI MAHMUDIN
SISTEM RESPIRASI
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar
( sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10% ,
menempati 95% alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %,
menempati 5 % alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar,
bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin,
memilki badan berlamel. Sel alveolar besar menghasilkan surfaktan pulmonar.
Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.
Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa
(fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn.
Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma
sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag melebihi jumlah sel
lainnya.
12. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat
elastin, fibroblas, kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang
melekat pada dinding toraks disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak
kapiler dan pembuluh limfe. Saraf adalah cabang n. frenikus dan n. Interkostal
Gambar Paru-Paru
1) Tekanan pleura : tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura
dinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang merupakan nilai isap
yang dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai
istirahatnya. Kemudian selama inspirasi normal, pengembangan rangka dada akan
menarik paru ke arah luar dengan kekuatan yang lebih besar dan menyebabkan
tekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7,5 cm H2O).
2) Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika glotis terbuka
dan tidak ada udara yang mengalir ke dalam atau keluar paru, maka tekanan pada
semua jalan nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfer (tekanan
acuan 0 dalam jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar udara masuk, tekanan
alveoli harus sedikit di bawah tekanan atmosfer. Tekanan sedikit ini (-1 cm H2O)
dapat menarik sekitar 0,5 liter udara ke dalam paru selama 2 detik. Selama
ekspirasi, terjadi tekanan yang berlawanan.
3) Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada
permukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru yang cenderung
mengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut tekanan daya lenting paru
b. Fisiologi kendali persarafan pada pernafasan
Terdapat dua mekanisme neural terpisah bagi pengaturan pernafasan.
1) Mekanisme yang berperan pada kendali pernafasan volunter. Pusat volunter
terletak di cortex cerebri dan impuls dikirimkan ke neuron motorik otot
pernafasan melalui jaras kortikospinal.
2) Mekanisme yang mengendalikan pernafasan otomatis. Pusat pernafasan
otomatis terletak di pons dan medulla oblongata, dan keluaran eferen dari
sistem ini terletak di rami alba medulla spinalis di antara bagian lateral dan
ventral jaras kortikospinal.
Serat saraf yang meneruskan impuls inspirasi, berkumpul pada neuron motorik
N.Phrenicus pada kornu ventral C3-C5 serta neuron motorik intercostales externa
pada kornu ventral sepanjang segmen toracal medulla. Serat saraf yang membawa
impuls ekspirasi, bersatu terutama pada neuron motorik intercostales interna
sepanjang segmen toracal medulla.
Neuron motorik untuk otot ekspirasi akan dihambat apabila neuron motorik untuk otot
inspirasi diaktifkan, dan sebaliknya. Meskipun refleks spinal ikut berperan pada
persarafan timbal-balik (reciprocal innervation), aktivitas pada jaras descendens-lah yang
berperan utama. Impuls melalui jaras descendens akan merangsang otot agonis dan
menghambat yang antagonis. Satu pengecualian kecil pada inhibisi timbal balik ini
aadalah terdapatnya sejumlah kecil aktifitas pada akson N.Phrenicus untuk jangka waktu
singkat, setelah proses inspirasi. Fungsi keluaran pasca inspirasi ini nampaknya adalah
untuk meredam daya rekoil elastik jaringan paru dan menghasilkan pernafasan yang halus
(smooth).
Reseptor kimia tersebut memantau konsentrasi H+ dalam LCS, dan juga cairan
interstisiel otak. CO2 dengan mudah dapat menembus membran, termasuk sawar
darah otak, sedangkan H+ dan HCO3- lebih lambat menembusnya. CO2 yang
memasuki otak dan LCS segera dihidrasi. H2CO3 berdisosiasi, sehingga konsentrasi
H+ lokal meningkat. Konsentrasi H+ pada cairan interstitiel otak setara dengan PCO2
darah arteri. [1]
C. BIOKIMIA
1. Reaksi hemoglobin dan oksigen
Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa
O2 yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit,
masing-masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai
polipeptida. Pada seorang dewasa normal, sebagian besar hemoglobin mengandung
dua rantai α dan dua rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu
porfirin dan satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat
mengikat satu molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam
bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan
reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb +
O2 ↔ HbO2 . Karena setiap molekul hemoglobin mengandung empat unit Hb, maka
dapat dinyatakan sebagai Hb4, dan pada kenyataannya bereaksi dengan empat
molekul O2 membentuk Hb4O8.
Hb4 + O2 ↔ Hb4O2
Hb4O2 + O2 ↔ Hb4O4
Hb4O4 + O2 ↔ Hb4O6
Hb4O6 + O2 ↔ Hb4O8
Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik.
Deoksigenasi (reduksi) Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat
Gambar Paru-paru
2. Kapasitas Paru-Paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira
500 ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik
mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik
napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi
masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini
dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu
=4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar
rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi)
dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah
atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin
yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin
atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. Secara
sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan
reaksi bolak-balik berikut ini :
H. FREKUENSI PERNAFASAN
Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai
frekuensi pernapasan. Pada umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak
15-18 kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
1. Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi
pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang dibutuhkan.
2. Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida
pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.
3. Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi
pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolism yang
terjadi dalam tubuh.
4. Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan
berbeda dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini
berhubungan erat dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan
berat tubuh.
5. Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan
membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena
itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi
pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi
pernapasan distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO₂) dalam darah.
1.
ANATOMO FISIOLOGI
SISTEM KARDIOVASKULAR
A. Pengertian
B. Anatomi Jantung
1. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
agak turun kebawah
2. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan
membulat
3. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong
bagian bawah jantung ke atas
4. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi
tubuh.
a. Otot Jantung terdiri dari 3 Lapisan
1) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di
belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan
fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua
lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar
gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
2) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
a) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
b) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
3) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali
aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
e. permukaan jantung:
1) Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
1) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior
sampai ke apeks kordis
2) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara vena
pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis
D. Fisiologi Jantung
1. Fungsi umum otot jantung yaitu:
a. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan
dari luar.
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang
otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
c. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk
berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih
kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah
aerobic yang membutuhkan oksigen.
a. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung
dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
b. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung berkontraksi
spastis.
c. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
4. Elektrofisiologi Sel Otot jantung
a. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium
kanan di ujung Krista terminalis.
b. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara
sinus koronari.
c. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior
dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
d. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium
menyebar pada kedua ventrikel.
6. Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga
ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.
7. Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
a. Fungsi atrium sebagai pompa
b. Fungsi ventrikel sebagai pompa
c. Periode ejeksi
d. Diastole
e. Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
a. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke
jantung.
b. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom.
8. Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah
jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
a. Beban awal
b. Kontraktilitas
c. Beban akhir
d. Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
9. Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
a. Bunyi pertama: lup
b. Bunyi kedua : Dup
c. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
d. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama
Gambar Limpa
Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah dan pada
iga ke -9, 10, dan 11, berdekatan dengan fundus abdomen dan permukaannya
menyentuh diafragma. Parenkim limpa terdiri dari:
1. Pulpa Putih
2. Pulpa Merah
G. Fisiologi Vaskuler
Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena
berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:
1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah
yang dikeluarkan ke dalam kapiler.
3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan bahan
lainnya antara darah dan cairan interstitial.
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.
Gambar Peredaran Darah
Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh
darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
H. Mikrosirkulasi
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan dipengaruhi
oleh kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan
aliran darah. Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan mikrosirkulasi.
I. Tekanan darah
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik 120
mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg. Tekanan darah
tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya adalah keadaan
kesehatan dan aktivitas. Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat vasomotor berasal
dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan
pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan, vasodilatasi,
dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan
darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya rennin-angiotensin,
vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan
kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler,
perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah
dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk
ke dalam aliran dar
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM HEMATOLOGI
A. Pengertian
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk
darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima” yang artinya
darah.Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui
darah. Darah terdiri dari sel dan plasma darah. Sel darah terdiri dari :
1 . Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepatdengan jarak
yang pendek antara membran dan inti sel. Warna kuning kemerahan-merahan, karena di
dalamnya mengandung suatu zat yang dsebut Hemoglobin. Komponen eritrosit adalah
membrane eritrosit, sistem enzim; enzim G6PD ( Glucose6-Phosphatedehydrogenase) dan
hemoglobin yang terdiri atas heme dan globin.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa
kira-kira 11,5-15 gr dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0
mg%. Antigen sel darah merah. Sel darah merah memiliki bermacam antigen :
Antigen A, B dan O
Antigen Rh
Gambar.1
Sel darah Merah
2. Sel darah putih (Leukosit)
sel darah putih (leukosit) dan trombosit (platelet)leukosit terdiri dari dua jenis yaitu
polimorfonuklear (intinya banyak), yaitu neutrophil,eosinophil, basophil. Lalu yang
kedua mononuklear yang terdiri dari monosit/makropagdan limfosit.Sel darah ini pada
orang dewasa di produksi pada sum2 tulang panjang, seperti di paha atau di lengan
atas.Lalu plasma darah, merupakan bagian yang cair dari darah terdiri atas air dan
protein2darah sert faktor2 pembekuan darah.
Gambar.2
Sel Darah Putih
3 . Trombosit (Platelet)
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang
terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Trombosit
berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Fungsi lain dalam trombosit yaitu untuk
mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah yang cedera.
Gambar.3
Trombosit
4. Plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan.
Hampir 90% plasma terdiri atas air. Plasma diperoleh dengan memutar sel darah, plasma
diberikan secara intravenauntuk: mengembalikan volume darah, menyediakan substansi yang
hilang dari darah klien.
5. Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan
medialyang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura, linealis kolon dan
ginjalkiri.Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan
limpa),dan pilpa merah ( jaringan ikat, sel eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh
arterilinealis yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi limpa :
a. Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b. Destruksi sel eritrosit tua.
c. Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
d. Produksi bilirubin dari eritrosit.
e. Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
f. Pembentukan immunoglobulin.
g. Pembuangan partikel asing dari darah.
B. Tinjauan Fisiologi
Sistem hermatologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ
lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi
dalam plasma darah. Sel darah terbagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5
ribu per mm³ darah) dan lekosit (sel darah putih, normalnya 5.000 sampai 10.000 per mm³
darah). Terdapat sekitar 500 sampai 1000 eritrosit tiap satu lekosit. Lekossit dapat berada
dalam beberapa bentuk: eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Selain itu dalam
suspensi plasma, ada juga fragmen – fragmen sel tak berinti yang disebut trombosit
(normalnya 150.000 sampai 450.000 trombosit per mm³ darah).
Komponen seluler darah ini normalnya menyusun 40% sampai 45% volume
darah. Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut hemaktorit. Darah terlihat sebagai
cairan merah, opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung
dalam sel darah merah.Volume darah manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan normal
dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem veskuler dan berperan
sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang diabsorbsi oleh paru dan
nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastroinestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru,
kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari tubuh.
Darah juga membawa hormon dan antibodi ke tempat sasaran atau tujuan. Untuk
menjalankan fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadaan cair normal. Karena berupa
cairan, selalu terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat trauma. Untuk
mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme pembentukan yang sangat peka yang
dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk menyumbat kebocoran pada pembuluh darah.
Pembekuan yang berlebihan juga sama bahayanya kerena potensial menyumbat aliran
darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini, tubuh memiliki mekanisme
febrinolitik yang kemudian akan melarutkan bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.
Darah dan komponennya mempunyai fungsi lainnya, yaitu:
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, Karbondioksida, sisa metabolisme,dan air)
2. Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel sel tubuh
3. Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel sel tubuh
4. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
5. Imunitas (pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus)
6. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat dan pH tubuh) melalui buffer dan asam
amino yang ada di dalam plasma
7. Membantu dalam mencegah tubuh kehilangan cairan yaitu dengan pembekuan darah
C. Anatomi Sistem Hematologi
1. Komponen Darah
Gambar.4
Komponen Darah
Gambar.5
Komponen Darah
Gambar.6
Komponen Darah
Gambar.7
Sumsum Tulang
Gambar.8
Jaringan Limfatik
3. Pembentukan Darah
Gambar.9
Pembentukan Darah
D. Fisiologi Sistem Hematologi
1. Plasma Darah
Komposisi : air 91%, albumin, globulin, fibrinogen 7%, zat terlarut (ion, nutrien,produk
sisa enzim hormon) 2 %. Plasma darah mengandung protein-protein penting seperti
fibrinogen (pembekuan darah), globulin (antibodi dan komplemen penting dalam respon
imun /pertahanan tubuh ), albumin (membantu aliran darah / keseimbangan cairan antara
darah dan jaringan serta mengatur tekanan osmosis darah), dan lipoprotein. Fungsi plasma
darah:
3. Leukosit
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki
kapsul(pseudopodia). Mempunyai macam- macam inti sel, sehingga ia dapat dibedakan
menurut inti selnya serta warna bening (tidak berwarna). Sel darah putih dibentuk di
sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang
tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B ; monosit dan makrofag; serta golongan yang
bergranula yaitu eosinofil, basofil, neutrofil Fungsi sel darah putih :
-Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh kuman dan memakan bibit penyakit, bakteri
yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel)/ pagositosis.
-Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/ membawa zat lemak dari dinding usus mealui
limpa terus ke pembuluh darah. Jenis sel darah putih :
a. Agranulosit
Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya, memiliki diameter 10-12mikron.
Dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan pewarnaannya:
1) Neutrofil
2) Granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai,
kadangseperti terpisah pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik
halus/granula, serta banyaknya sekitar 60-70%. Neutrofil berhubungan
dengan pertahanan tubuh terhadap bakteri. Fungsinya sebagai fagosit
3) Eusinofil
4) Granula berwarna merah, banyaknya kira-kira 2-4%. Eusinofil
berhubungan dengan parasit, dan merusak sel kanker. Fungsinya dalam
merespon alergi ( tempat bagi histamin, serotonin, heparin)
5) Basofil
6) Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, banyak nya kira kira 0,5 -
1 % , sel ini lebih kecil daripadaeosinofil, tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur. Basofil ini juga berhubungan dalam merespon alergi.
Fungsinya juga sebagai tempat untuk histamin, serotonin dan heparin.
b. Granulosita
1) Limfosit
Limfosit memiliki nucleus bear bulat dengan menempati sebagian besar sel
limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
a) Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama,kemudian
bermigrasi menuju timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar
dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen dimana mereka telah di
program untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini
menghasilkan bahan-bahankimia yang menghancurkan mikrooranisme dan
menghasilkan limfokin serta memberitahu sel darah putih lainnya bahwa
telah terjadi infeksi.
b) Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampaimenjumpai
antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini
limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi el plasma serta
menghasilkan antibodi.
c) Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematanganmenjadi makrofag setelah msuk ke jaringan. Fungsinya sebagai
fagosit, mencerna sel-sel rusak/ mati, memberi perlawanan immunologis
terhadap penyebab penyakit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada
di sel darah putih.
4. Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang
terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Fungsi lain dalam
trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh
darah yang cedera.
a. Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang
berhadapan dengan diafragma dan permukaan medialyang konkaf serta berhadapan
dengan lambung, fleksura, linealis kolon dan ginjalkiri.Limpa terdiri atas kapsula
jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),dan pilpa merah ( jaringan
ikat, sel eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis yang keluar dari arteri
coeliaca.
Fungsi limpa :
1) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
2) Destruksi sel eritrosit tua.
3) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
4) Produksi bilirubin dari eritrosit.
5) Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
6) Pembentukan immunoglobulin.
7) Pembuangan partikel asing dari darah.
b. Sumsum tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah
rongga tulang panjang. Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan total, sehingga
merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna merah dan kuning.
Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah aktif dan merupakan
organ hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang sumsum kuning, tersusun
terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen darah. Selama masa kanak
– kanan, sebagian besar sumsum berwarna merah. Sesuai dengan pertambahan usia,
sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami perubahan menjadi sumsum
kuning, namun masih mempertahankan potensi untuk kembali berubah menjadi
jaringan hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah pada orang dewasa terbatas
terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang pipih lainnya.
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas
jaringan ikat yang mengandung sel bebas. Sel paling primitif dalam populasi sel bebas
ini adalah sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis keturunan sel yang
berbeda. Garis keturunan mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan
trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi menjadi limfosit.
F. Pembekuan Darah
Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory system relevant
to anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 59(9), p.533.
Srinivas, P. (2012). Steady State and Stability Analysis of Respiratory Control System
using Labview. International Journal of Control Theory and Computer
Modeling, 2(6), pp.13-23.