Fisiologi dan patofisiologi dari sirkulasi koroner merupakan
salah satu subjek yang paling penting dalam kedokteran.
Penyakit arteri Koronaria merupakan penyebab kematian
yang sering ditemukan pada masyarakat makmur di dunia Barat (kurang lebih 30%)
Hampir semua orang lanjut usia menderita gangguan
sirkulasi arteri koronaria. Anatomi Fisiologik Sirkulasi Koroner arteri koronaria utama terletak pada permukaan jantung dan arteri-arteri kecil menembus dari permukaan masuk ke dalam massa otot jantung. Darah hampir seluruhnya melalui arteri-arteri ini sehingga jantung menerima penyediaan darah nutritifnya. Hanya 75 sampai 100 mikrometer bagian dalam permukaan endokardium yang dapat memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup berarti langsung dari dalam ruang jantung. Arteri koronaria kiri terutama menyuplai bagian anterior dan lateral dari ventrikel kiri, sedangkan arteri koronaria kanan menyuplai sebagian besar ventrikel kanan serta bagian posterior ventrikel kiri Aliran Darah Koroner Aliran darah koroner waktu istirahat pada manusia rata-rata 225 ml/menit, yaitu kira-kira 0,7 sampai 0,8 mililiter per gram otot jantung, atau 4 sampai 5 persen curah jantung total.
Pada kerja fisik yang berat, jantung seorang dewasa
muda akan meningkatkan curah jantungnya empat sampai tujuh kali lipat, dan memompa darah ini melawan tekanan arteri yang lebih tinggi daripada normal. Akibatnya, hasil kerja jantung dapat meningkat enam sampai delapan kali lipat. Aliran darah koroner meningkat tiga sampai empat kali lipat guna menyediakan makanan tambahan yang diperlukan oleh jantung. PERUBAHAN FASIK PADA ALIRAN DARAH KORONER PENGARUH KOMPRESI OTOT JANTUNG. o Gambar berikut memperlihatkan aliran darah rata- rata yang melalui kapiler nutritif dari sistem koroner ventrikel kiri dalam milliliter per menit pada jantung manusia selama sistol dan diastol. o Pada diagram ini bahwa aliran darah dari ventrikel kiri menurun hingga ke nilai yang rendah selama sistol, yang berbeda dengan aliran darah pada rangkaian pembuluh lain dalam tubuh. o Penyebab hal tersebut adalah kompresi yang kuat dari otot ventrikel kiri di sekeliling pembuluh intramuskular selama sistol. o Selama diastol, otot jantung berelaksasi dan tidak menghambat aliran darah yang melalui kapiler ventrikel kiri, sehingga darah sekarang mengalir dengan cepat selama seluruh diastol. PENGARUH KOMPRESI OTOT JANTUNG. PENGARUH KOMPRESI OTOT JANTUNG.
o Aliran darah yang melalui kapiler koroner
ventrikel kanan juga mengalami perubahan fasik yang selama siklus jantung, tetapi karena kekuatan kontraksi ventrikel kanan jauh lebih kecil daripada ventrikel kiri, maka perubahan fasik yang terbalik hanya berlangsung parsial, berbeda dengan yang terdapat di ventrikel kiri. ALIRAN DARAH EPIKARDIAL DIBANDING SUB- ENDOKARDIAL PENGARUH TEKANAN INTRAMIOKARDIAL
Selama kontraksi jantung, semua otot jantung memeras ke
arah pusat ventrikel. Otot ventrikel yang berdekatan dengan ruang ventrikel (otot subendokardial) memeras darah dalam ventrikel Otot di lapisan tengah ventrikel memeras darah dalam ventrikel dan juga otot subendokardial, dan Otot yang paling luar memeras otot di bagian tengah dan otot subendokardial juga darah dalam ventrikel. Karena itu, selama sistol, timbul suatu perbedaan tekanan jaringan di dalam otot jantung itu sendiri, dengan tekanan di otot subendokardial hampir sebesar tekanan di bagian dalam ventrikel, sedangkan tekanan di lapisan luar otot jantung hanya sedikit lebih besar dari tekanan atmosfir. Pentingnya perbedaan tekanan ini adalah bahwa tekanan intramiokardial di lapisan dalam otot jantung begitu jauh lebih besar daripada lapisan luar sehingga menekan pembuluh darah subendokardial jauh lebih kuat daripada pembuluh bagian luar. Gambar tadi memperlihatkan susunan khusus pembuluh koroner pada berbagai kedalaman jantung, terlihat pada permukaan otot jantung terdapat arteri koronaria epikardial besar yang menyediakan darah bagi jantung. Arteri intramuskular yang lebih kecil menembus otot, menyediakan kebutuhan makanan, untuk kemudian menuju ke endokardium. Kemudian tepat di bawah endokardium membentuk pleksus dari arteri-arteri subendokardial. Selama sistol, darah mengalir melalui pleksus subendokardial dari ventrikel kiri, dimana daya kontraktil otot jantung sangat besar, sehingga aliran hampir mencapai nol. Untuk mengkompensasikan hampir semua kekurangan aliran selama sistol ini, pleksus arteri subendokardial lebih ekstensif daripada arteri-arteri nutritif di lapisan tengah maupun lapisan luar jantung. Karena itu, selama diastol, aliran darah di arteri subendokardial juga lebih besar daripada aliran darah di arteri paling luar. Perbedaan khas antara aliran darah di arteri epikardial dan arteri subendokardial ini berperan penting pada jenis iskemia koroner tertentu. Kontrol Aliran Darah Koroner Metabolisme Lokal Sebagai Pengendali Utama Aliran Koroner Aliran darah yang melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh vasodilatasi arteri local sebagai responsnya terhadap kebutuhan otot jantung akan makanan. Aliran darah di sistem koroner biasanya diatur sesuai dengan kebutuhan otot jantung akan oksigen. Bahkan dalam keadaan istirahat pun, sekitar 70 persen oksigen di darah arteri koroner diambil selagi darah mengalir melalui jantung; dan karena tidak banyak oksigen yang tersisa, maka tidak banyak lagi oksigen yang dapat ditambahkan ke otot jantung kecuali aliran darah meningkat. Aliran darah meningkat hampir berbanding lurus dengan konsumsi oksigen bagi proses metabolik di jantung. Diperkirakan oleh banyak peneliti bahwa penurunan kosentrasi oksigen di jantung menyebabkan dibebaskannya bahan vasodilator dari sel-sel otot, dan hal ini menimbulkan dilatasi arteriol. Substansi dengan potensi vasodilator terbesar adalah adenosin. Produk vasodilator lainnya adalah senyawa adenosin fosfat, ion kalium, ion hidrogen, karbon dioksida, bradikinin, dan kemungkinan, prostaglandin. Kontrol Saraf dari Aliran Darah Koroner Perangsangan saraf otomatis ke jantung dapat mempengaruhi aliran darah koroner baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung merupakan hasil dari kerja langsung bahan- bahan transmitter saraf, asetilkolin dari nervus vagus dan norepinefrin dari saraf simpatis, pada pembuluh koroner itu sendiri. Pengaruh tidak langsung akibat dari perubahan sekunder pada aliran darah koroner disebabkan oleh kenaikan atau penurunan aktivitas jantung. Pengaruh tidak langsung, yang sangat berlawanan dengan pengaruh langsung, memainkan peranan yang jauh lebih penting dalam pengaturan normal aliran darah koroner. Jadi, rangsangan simpatis, yang melepaskan norepinefrin, meningkatkan frekuensi dan kontraksi jantung maupun derajat metabolismenya. Selanjutnya, kenaikan aktivitas jantung akan mengaktifkan mekanisme pengaturan aliran darah lokal guna mendilatasikan pembuluh koroner, dan aliran darah meningkat sebanding dengan kebutuhan metabolik otot jantung. Sebaliknya, perangsangan vagus, yang melepaskan asetilkolin, akan memperlambat jantung dan memberi sedikit pengaruh penekanan pada kontraktilitas jantung. Kedua pengaruh ini menurunkan konsumsi oksigen jantung dan, karena itu, secara tidak langsung menyebabkan konstriksi koroner. PENGARUH LANGSUNG PERANGSANGAN SARAF Distribusi saraf parasimpatis (vagus) di sistem koroner ventrikel begitu sedikit sehingga perangsangan parasimpatis hanya memberi sedikit pengaruh langsung untuk mendilatasikan pembuluh koroner. Terdapat persarafan simpatis yang jauh lebih luas pada pembuluh koroner. Substansi transmitter simpatis norepinefrin dan epinefrin dapat memberi pengaruh dilator atau konstriktor pada pembuluh, tergantung pada ada atau tidaknya reseptor konstriktor atau dilator di dinding pembuluh darah. Reseptor konstriktor disebut reseptor alfa dan reseptor dilator di sebut reseptor beta. Pada umumnya, pembuluh koroner epikardial mempunyai reseptor alfa yang lebih banyak, sedangkan arteri intramuskular memiliki lebih banyak reseptor beta. Karena itu perangsangan simpatis dapat menyebabkan sedikit konstriksi atau dilatasi koroner yang menyeluruh, tetapi biasanya lebih banyak konstriksi. Namun, pada beberapa orang, pengaruh vasokonstriktor alfa nampaknya sangat hebat, dan orang-orang ini dapat mengalami iskemia miokardial vasospastik selama pemacuan simpatis yang luar biasa, seringkali mengakibatkan nyeri angina.konstriksi koroner.