Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rheology berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu).
Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk
menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan.
Rheology erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu
pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan
dalam simbol .
Prinsip dasar Rheology telah digunakan dalam penyelidikan
zat,tinta,berbagai adonan,bahan-bahan untuk pembuat jalan,kosmetik,produk
hasil peternakan,serta sediaan-sediaan farmasi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan Rheology ?
b. Apa yang di maksud dengan system newton dan non-newton ?
c. Bagaimana penerapan Rheology dalam bidang farmasi ?

1.3. TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rheology
b. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan system newton dan non-
newton
c. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Rheology dalam bidang farmasi

1
1.4. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Rheology
b. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan system newton dan non-
newton
c. Dapat mengetahui bagaimana penerapan Rheology dalam bidang farmasi

2
BAB II

ISI

2.1. DEFENISI
Rheology merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisik dari dari suatu
bahan cair. Jika suatu cairan diberikan sejumlah gaya maka alian cairan yang
timbul dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu fluida dengan aliran
Newtonian dn fluida non-newtonian.
Rheology sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam
formulasi dan analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim,
suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut
stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik
pembuat krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu
produk yang mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh
konsumen. Selain itu, prinsip Rheology digunakan juga untuk karakterisasi
produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama
untuk setiap batch.
Rheology juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke
dalam wadah,pemindahan sebelum digunakan,penuangan, pengeluaran dari
tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheology dari suatu zat tertentu dapat
mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan
ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah
terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Sifat-sifat Rheology dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan
alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya.
Lebih-lebih lagi tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan
berakibat diperolehnya hasil yang tidak diinginkan. Paling tidak dalam
karakteristik alirannya. Aspek ini dan banyak lagi aspek-aspek Rheology yang
diterapkan dibidang farmasi.

3
Ada beberapa istilah dalam Rheology ini :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara
dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan luas
yang diperlukan untuk menyebabkan aliran
F/A = dv/dr
= (F/A) / (dv/dr)= F / G

2.2. SISTEM NEWTON DAN NON NEWTON

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu


Sistem Newtonian dan Sistem Non-Newtonian.

A. Sistem Newtonian
Hukum aliran dari Newton diilustrasikan bahwa sebuah balok cairan
yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu.
Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan,
setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.

Digunakan istilah :

Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv)


antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil
(dr).

Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan


luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.

F/A = dv/dr

= F/A = F

dv/dr G

4
Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A
dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik
cm -2

Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas


adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise

f = 1/

Viskositas Kinematik adalah viskositas absolut dibagi kerapatan


cairan (bobot jenis).satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.

Viskositas kinematik = /r

Grafik rheogram aliran Newtonian diilustrasikan sebagai berikut :

Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.

Pengaruh Suhu terhadap Viskositas

5
RUMUS ARRHENIUS :

h = A.eEv/RT

A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan

Ev = energi aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar


molekul

Dibutuhkan lebih banyak energi untuk memecah ikatan dan membuat


cairan tersebut mengalir, karena cairan tersebut tersusun dari molekul-
molekul yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Tetapi ikatan ini akan
dipecahkan pada temperatur yang tinggi oleh perpindahan panas dan Ev
akan menurun dengan nyata. Viskositas cairan akan menurun jika suhu
diturunkan, sedangkan viskositas gas meningkat jika suhu dinaikkan.

B. Sistem Non-Newtonian
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu :
PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN. Kebanyakan farmasis
akan berhadapan dengan cairan Non-Newtonian seperti larutan koloid,
emulsi, suspensi cair, krim, salaep, dan lain-lain.

a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong
sumbu shearing stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari
kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut.
Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi
bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak
mengalir).

U=(Ff)

6
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel


yang tersuspensi dalam suspensi pekat. Adanya yield value
disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang
berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang
harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value
merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi
yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar
partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value
terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan
menyerupai sistem newton.

b. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi
yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth,
natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa.
Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari
partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran
pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan

7
suatu harga tunggal.

Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya


rate of shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis
ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul
polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan meningkatnya
shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan,
mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan
ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan
mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing
stress berikutnya.

FN = G

Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga


seperti aliran newton. Jika N=1 aliran tersebut sama dengan aliran
newton.

8
c. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat
padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya
hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of
shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke
keadaan fluiditas aslinya.

Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn


rapat dengan volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi
jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini
dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak
dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah.
Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu mengembang
atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan volume antar partikel
menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup
memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran
meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau
dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa. Akhirnya suspense
menjadi pasta yang kaku.

9
2.3. PENERAPAN
1. Cairan dapat diterapkan pada :
a. Pencampuran
b. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear
c. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan dalam botol,
pelewatan melalui jarum suntik
d. Perpindahan cairan
e. Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid diterapkan pada :
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit
b. Pemindahan dari wadah/tube
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan
d. Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan diterapkan pada :
a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul
b. Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan diterapkan pada :
a. Kapasitas produksi alat
b. Efisiensi pemrosesan

Sifat Rheology Dalam Suspensi


Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan
dari partikel-partikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari
suspensi bila wadahnya dikocok dan bila produk tersebut dituang dari
botol, dan kualitas penyebaran dari cairan ( lotio ) bila digunakan untuk
suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan Rheology juga
penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada
penyimpanan adalah lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang
tersuspensi; Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi jika wadah
dikocok dan produk dituang dari botol, terdapat laju shearing yang tinggi.

10
Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada
shear yang dapat diabaikan, yakni selama penyimpanan; dan zat
pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada laju
shearing yang tinggi, yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan,
penuangan, dan penyebarannya ini. Gliserin yang merupakan cairan
Newton termasuk dalam grafik untuk pembanding. Viskositasnya sesuai
untuk partikel-partikel yang mensuspensi, tapi terlalu tingii untuk
dituangkan dengan mudah dan untuk disebarkan pada kulit. Lebih-lebih
lagi, gliserin menunjukkan sifat melekat (tackiness stickiness) yang tidak
diinginkan dan ia terlalu higroskopik untuk digunakn dalam bentuk tidak
diencerkan. Kurva dalam gambar 1 diperoleh menggunakan viskometer
Stormer yang sudah dimodifikasi .
Suatu zat pensuspensi yang tiksotropik seperti juga pseudoplastik
harus terbukti berguna karena ia membentuk gel pada pendiaman dan
menjadi cair jika digoyangkan. Gambar 2 menunjukkan kurva konsistensi
untuk bentonit, veegum, dan suatu kombinasi dari bentonit dan natrium
karboksimetil selulosa ( CMC ). Bentuk histeresis dari bentonit sangat
terkenal. Veegum juga menunjukkan tiksotropi yang dapat
dipertimbangkan, baik jika dites dengan membalikkan suatu bejana yang
mengandung dispersi maupun jika dianalisis dalam suatu viskometer
putar. Jika dispersi bentonit dan CMC dicampur, kurva yang dihasilkan
menunjukkan karakteristik tiksotropik maupun pseudoplastik. Kombinasi
seperti ini harus menghasilkan suatu medium pensuspensi yang sangat
baik.

Sifat Rheology Dalam Emulsi


Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-
stress selama pembuatan atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini
sifat aliran produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi
yang tepat pada kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran
produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat

11
suatu preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum
hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube, dan sifat dari
satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang digunakandalam
pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya
karakteristik aliran yang tepat.
Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer, menunjukkan aliran non
Newton yang mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif
antara sistem-sisten dan formulasi-formulasi yang berbeda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi
perbandingan dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase,
distribusi ukuran partikel, dan viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi,
jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),
sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume,
sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan
karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,
terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74, mungkin
terjadi inversi dengna berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan
ukuran partikel rata-rata akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi
ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika dibandingkan dengan
sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan
distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
Sifat utam fase kontinu yang mempengaruhi sifat-sifat alira dari sustu
emulsi adalah bukan pada viskositasnya. Tetapi efek viskositas dari fase
kontinu mungkin lebih besar dari yang diramalkan dengan menentukan
viskositas bulk dari fase kontinu itu sendiri. Ada indikasi bahwa viskositas
dari suatu lapisn cair yang tpis, katakanlah 100 200 A adalah beberapa
kali harga viskositas dari cairan bulk. Oleh karena itu viskositas yang lebih
tinggi bisa terdapat pada emulsi yang mempunyai konsentrasi tinggi, jika
ketebalan fase kontinu antara tetesan-tetesan yang berdekatan mendekati
dimensi ini. Pengurangn viskositas dengan penaikan shear sebagian bisa
disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak

12
pemisahan antara bola-bola yang meningkat.
Komponen ketiga yang mungkin mempengaruhi vskositas emulsi
adalah zat pengemulsi. Tipe zat akan mempengaruhi flokulasi partikel dan
daya tarik-menarik antarpartikel, dan ini, sebaliknya akan mengbuah
aliran. Tambahan pula, untuk sistem apa saja, makin tinggi konsentrasi zat
pengemulsi, akan makin tinggi pula viskositas produk tersebut. Sifat-sifat
fisika dari lapisan dan sifat-sifat listriknya juga merupakan faktor yang
bermaknanya.

Sifat Rheology Dalam Semisolid


Pembuat salep farmasetis dan krim kosmetik menyadari adanya
keinginan untuk mengontrol konsistensi bahan non-Newton.
Insrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat Rheology
dari semisolid di bidang farmasi adalah viskometer putar (rotational
viscometer). Untuk analisis semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi
digunakan cone-plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri dari cup
yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk
semisolid.
Kurva konsistensi untu basis salep yang dapat mengemulsi,
petrolatum hidrofilik dan petrolatum hidrofilik yang telah dicampur
dengan air, terlihat pada gambar 3. Akan terlihat bahwa penambahan air
ke dalam petrolatum hidrifilik menunrunkan yielpoint (perpotongan antara
ekstrapolasikurva menurun dan sumbu horizontal, muatan dalam gram).
Dari 520 sampai 340 gram. Viskositas plastis (kebalikan dari kemiringan
kurva yang menurun ke bawah) dan tiksotropi ( dareah lengkung
histeresis) ditingkatkan dengan penambahan air ke dalam Petrolatum
Hidrifilik.

Sifat Aliran Pada Serbuk


Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton, menunjukkan
aliran plastik dan kadang-kadang dilatansi, partikel-partikel dipengaruhi

13
oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu,
serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat. Dalam
pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan
kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya
interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10m),
aliran partikel melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel
besarnya sama dengan gaya gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini
merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan pangkat tiga, gaya-
gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan
dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah aliran
berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut.
Jika suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat
aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan fines atau
mengadsorbsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang kadang,
aliran yang jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan dalam hal
mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi lekatnya partikel-
partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak
walaupun dengan sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang
mempunyai porositas tinggi. Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan
porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai sifat-sifat bebas
mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya permukaan, yang
cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh
gesekan dan kelekatannya.
Serbuk bebas mengalir berciri khas menyerupai debu, yang disebut
dustibility, suatu batasan yang berarti kebalikan dari kelekatan (stickiness).
Likopodium menunjukkan derajat dustibility yang terbesar, jika
likopodium diberi angka dustibility (sebarang) 100%, serbuk talk
mempunya harga 57%, tepung kentang 27%, arang halus 23%, kalomel
yang ditumbuk halus mempunyai dustibility 0,7%. Harga-harga ini harus

14
berhubungan dengan keseragaman menyebarnya serbuk yang ditaburkan
bila digunakan ke kulit, dan daya lekat, suatu ukuran kekohesifan partikel
dari suatu serbuk yang dikeraskan (compacted powder), adalah penting
dalam aliran serbuk melalui mesin pengisi dan dalam pelaksanaan mesin
kapsul otomatis.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan
banyak kesulitan pada industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang
seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat granulat. Jika ukuran
granular berkurang, variasi berat tablet pun berkurang. Variasi berat
minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai
800 m. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel
mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Aliran dalam dan granule demixing (yakni kecendrungan serbuk
untuk memisah menjadi lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda) selama
mengalir melalui corong (hopper) membantu penurunan berat teblet
selama bagian terakhir dari periode kompresi. Laju alirann dari suatu
granulat tablet meningkat denagan meningkatnya jumlah fines yang di
tambahkan. Kenaikan jumlah pelincir juga menaikkan laju aliran, dan
kombinasi dari pelincir serta penghalus (fines) tampak mempunyai aksi
sinergistik.
Gaya gesekan pada serbuk renggang dapat diukur dengan sudut
istirahat (angle of repose), . Ini adalah sudut maksimum yang mungkin
terdapat antara permukaan dari setumpuk serbuk dan bidang horizontal.
Jika ditambahkan bahan lebih banyakketumpukan tersebut, maka serbuk
tersebut akan tuyrun ke berbagai sisi sampai gesekan timbal balik dari
partikel-partikel tersebut yang menghasilkan suatu permukaan pada sudut
ada dalam keseimbangan denagn gaya gravitasi. Tangen sudut istirahat
sama dengan koefisien gesekan antara partikel-partikel tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
a. Rheology adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran
cairan dan deformasi dari padatan.
b. Hukum aliran dari Newton diilustrasikan bahwa sebuah balok cairan
yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk
kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan
konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang
diam. Sedangkan ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian,
yaitu : PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN. Kebanyakan
farmasis akan berhadapan dengan cairan Non-Newtonian seperti
larutan koloid, emulsi, suspensi cair, krim, salaep, dan lain-lain.
c. Rheology dapat diterapkan pada :
1. Cairan dapat diterapkan pada :
i. Pencampuran
ii. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi
dengan shear
iii. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan
dalam botol, pelewatan melalui jarum suntik
iv. Perpindahan cairan
v. Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid diterapkan pada :
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit
b. Pemindahan dari wadah/tube
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-

16
cairan
d. Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan diterapkan pada :
a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul
b. Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan diterapkan pada :
a. Kapasitas produksi alat
b. Efisiensi pemrosesan

17
DAFTAR PUSTAKA

Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid I. Jakarta. UI Press

Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press

Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelarutan Panji
    Kelarutan Panji
    Dokumen9 halaman
    Kelarutan Panji
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 5927 9717 1 SM
    5927 9717 1 SM
    Dokumen13 halaman
    5927 9717 1 SM
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 4 - fulltexPDF2
    4 - fulltexPDF2
    Dokumen10 halaman
    4 - fulltexPDF2
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 4 - fulltexPDF2
    4 - fulltexPDF2
    Dokumen6 halaman
    4 - fulltexPDF2
    Rustifah Nishikata
    Belum ada peringkat
  • Lit. Biokim 6
    Lit. Biokim 6
    Dokumen3 halaman
    Lit. Biokim 6
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 135 397 1 PB
    135 397 1 PB
    Dokumen7 halaman
    135 397 1 PB
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Difusi
    Difusi
    Dokumen43 halaman
    Difusi
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Mikromeritik Compatibility Mode
    Mikromeritik Compatibility Mode
    Dokumen38 halaman
    Mikromeritik Compatibility Mode
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Kelarutan Kara
    Kelarutan Kara
    Dokumen8 halaman
    Kelarutan Kara
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Higroskopisitas
    Higroskopisitas
    Dokumen3 halaman
    Higroskopisitas
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • RHEOLOGI
    RHEOLOGI
    Dokumen18 halaman
    RHEOLOGI
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 2010 Mei - 06 Rini - Dwiastuti
    2010 Mei - 06 Rini - Dwiastuti
    Dokumen14 halaman
    2010 Mei - 06 Rini - Dwiastuti
    Reiamury Azraq
    Belum ada peringkat
  • Kar Linda
    Kar Linda
    Dokumen11 halaman
    Kar Linda
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • FENDIS
    FENDIS
    Dokumen7 halaman
    FENDIS
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Perc 6 Farfis
    Perc 6 Farfis
    Dokumen13 halaman
    Perc 6 Farfis
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • 4 Larutan
    4 Larutan
    Dokumen38 halaman
    4 Larutan
    Danie Moreno Damanik
    Belum ada peringkat
  • Difusi
    Difusi
    Dokumen43 halaman
    Difusi
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • KECAP
    KECAP
    Dokumen7 halaman
    KECAP
    windaariyanir
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Farmasi Fisik II Panji
    Laporan Praktikum Farmasi Fisik II Panji
    Dokumen19 halaman
    Laporan Praktikum Farmasi Fisik II Panji
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fendib
    Laporan Fendib
    Dokumen20 halaman
    Laporan Fendib
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Perc 6 Farfis
    Perc 6 Farfis
    Dokumen13 halaman
    Perc 6 Farfis
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Perc 6 Farfis Panji
    Perc 6 Farfis Panji
    Dokumen13 halaman
    Perc 6 Farfis Panji
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • KECAP
    KECAP
    Dokumen7 halaman
    KECAP
    windaariyanir
    Belum ada peringkat
  • 1 Rheologi
    1 Rheologi
    Dokumen48 halaman
    1 Rheologi
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan III Baru
    Laporan Percobaan III Baru
    Dokumen17 halaman
    Laporan Percobaan III Baru
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan III Panji
    Laporan Percobaan III Panji
    Dokumen14 halaman
    Laporan Percobaan III Panji
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan III
    Laporan Percobaan III
    Dokumen13 halaman
    Laporan Percobaan III
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan III Baru
    Laporan Percobaan III Baru
    Dokumen17 halaman
    Laporan Percobaan III Baru
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Percobaan III
    Laporan Percobaan III
    Dokumen13 halaman
    Laporan Percobaan III
    fitrah fajriani
    Belum ada peringkat