PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rheology
b. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan system newton dan non-
newton
c. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Rheology dalam bidang farmasi
1
1.4. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Rheology
b. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan system newton dan non-
newton
c. Dapat mengetahui bagaimana penerapan Rheology dalam bidang farmasi
2
BAB II
ISI
2.1. DEFENISI
Rheology merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisik dari dari suatu
bahan cair. Jika suatu cairan diberikan sejumlah gaya maka alian cairan yang
timbul dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu fluida dengan aliran
Newtonian dn fluida non-newtonian.
Rheology sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam
formulasi dan analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim,
suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut
stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik
pembuat krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu
produk yang mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh
konsumen. Selain itu, prinsip Rheology digunakan juga untuk karakterisasi
produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama
untuk setiap batch.
Rheology juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke
dalam wadah,pemindahan sebelum digunakan,penuangan, pengeluaran dari
tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheology dari suatu zat tertentu dapat
mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan
ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah
terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Sifat-sifat Rheology dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan
alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya.
Lebih-lebih lagi tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan
berakibat diperolehnya hasil yang tidak diinginkan. Paling tidak dalam
karakteristik alirannya. Aspek ini dan banyak lagi aspek-aspek Rheology yang
diterapkan dibidang farmasi.
3
Ada beberapa istilah dalam Rheology ini :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara
dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan luas
yang diperlukan untuk menyebabkan aliran
F/A = dv/dr
= (F/A) / (dv/dr)= F / G
A. Sistem Newtonian
Hukum aliran dari Newton diilustrasikan bahwa sebuah balok cairan
yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu.
Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan,
setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.
Digunakan istilah :
F/A = dv/dr
= F/A = F
dv/dr G
4
Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A
dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik
cm -2
f = 1/
Viskositas kinematik = /r
5
RUMUS ARRHENIUS :
h = A.eEv/RT
B. Sistem Non-Newtonian
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu :
PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN. Kebanyakan farmasis
akan berhadapan dengan cairan Non-Newtonian seperti larutan koloid,
emulsi, suspensi cair, krim, salaep, dan lain-lain.
a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong
sumbu shearing stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari
kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut.
Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi
bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak
mengalir).
U=(Ff)
6
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.
b. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi
yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth,
natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa.
Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari
partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran
pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan
7
suatu harga tunggal.
FN = G
8
c. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat
padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya
hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of
shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke
keadaan fluiditas aslinya.
9
2.3. PENERAPAN
1. Cairan dapat diterapkan pada :
a. Pencampuran
b. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear
c. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan dalam botol,
pelewatan melalui jarum suntik
d. Perpindahan cairan
e. Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid diterapkan pada :
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit
b. Pemindahan dari wadah/tube
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan
d. Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan diterapkan pada :
a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul
b. Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan diterapkan pada :
a. Kapasitas produksi alat
b. Efisiensi pemrosesan
10
Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada
shear yang dapat diabaikan, yakni selama penyimpanan; dan zat
pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada laju
shearing yang tinggi, yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan,
penuangan, dan penyebarannya ini. Gliserin yang merupakan cairan
Newton termasuk dalam grafik untuk pembanding. Viskositasnya sesuai
untuk partikel-partikel yang mensuspensi, tapi terlalu tingii untuk
dituangkan dengan mudah dan untuk disebarkan pada kulit. Lebih-lebih
lagi, gliserin menunjukkan sifat melekat (tackiness stickiness) yang tidak
diinginkan dan ia terlalu higroskopik untuk digunakn dalam bentuk tidak
diencerkan. Kurva dalam gambar 1 diperoleh menggunakan viskometer
Stormer yang sudah dimodifikasi .
Suatu zat pensuspensi yang tiksotropik seperti juga pseudoplastik
harus terbukti berguna karena ia membentuk gel pada pendiaman dan
menjadi cair jika digoyangkan. Gambar 2 menunjukkan kurva konsistensi
untuk bentonit, veegum, dan suatu kombinasi dari bentonit dan natrium
karboksimetil selulosa ( CMC ). Bentuk histeresis dari bentonit sangat
terkenal. Veegum juga menunjukkan tiksotropi yang dapat
dipertimbangkan, baik jika dites dengan membalikkan suatu bejana yang
mengandung dispersi maupun jika dianalisis dalam suatu viskometer
putar. Jika dispersi bentonit dan CMC dicampur, kurva yang dihasilkan
menunjukkan karakteristik tiksotropik maupun pseudoplastik. Kombinasi
seperti ini harus menghasilkan suatu medium pensuspensi yang sangat
baik.
11
suatu preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum
hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube, dan sifat dari
satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang digunakandalam
pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya
karakteristik aliran yang tepat.
Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer, menunjukkan aliran non
Newton yang mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif
antara sistem-sisten dan formulasi-formulasi yang berbeda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi
perbandingan dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase,
distribusi ukuran partikel, dan viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi,
jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),
sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume,
sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan
karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,
terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74, mungkin
terjadi inversi dengna berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan
ukuran partikel rata-rata akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi
ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika dibandingkan dengan
sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan
distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
Sifat utam fase kontinu yang mempengaruhi sifat-sifat alira dari sustu
emulsi adalah bukan pada viskositasnya. Tetapi efek viskositas dari fase
kontinu mungkin lebih besar dari yang diramalkan dengan menentukan
viskositas bulk dari fase kontinu itu sendiri. Ada indikasi bahwa viskositas
dari suatu lapisn cair yang tpis, katakanlah 100 200 A adalah beberapa
kali harga viskositas dari cairan bulk. Oleh karena itu viskositas yang lebih
tinggi bisa terdapat pada emulsi yang mempunyai konsentrasi tinggi, jika
ketebalan fase kontinu antara tetesan-tetesan yang berdekatan mendekati
dimensi ini. Pengurangn viskositas dengan penaikan shear sebagian bisa
disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak
12
pemisahan antara bola-bola yang meningkat.
Komponen ketiga yang mungkin mempengaruhi vskositas emulsi
adalah zat pengemulsi. Tipe zat akan mempengaruhi flokulasi partikel dan
daya tarik-menarik antarpartikel, dan ini, sebaliknya akan mengbuah
aliran. Tambahan pula, untuk sistem apa saja, makin tinggi konsentrasi zat
pengemulsi, akan makin tinggi pula viskositas produk tersebut. Sifat-sifat
fisika dari lapisan dan sifat-sifat listriknya juga merupakan faktor yang
bermaknanya.
13
oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu,
serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat. Dalam
pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan
kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya
interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10m),
aliran partikel melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel
besarnya sama dengan gaya gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini
merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan pangkat tiga, gaya-
gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan
dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah aliran
berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut.
Jika suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat
aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan fines atau
mengadsorbsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang kadang,
aliran yang jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan dalam hal
mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi lekatnya partikel-
partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak
walaupun dengan sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang
mempunyai porositas tinggi. Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan
porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai sifat-sifat bebas
mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya permukaan, yang
cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh
gesekan dan kelekatannya.
Serbuk bebas mengalir berciri khas menyerupai debu, yang disebut
dustibility, suatu batasan yang berarti kebalikan dari kelekatan (stickiness).
Likopodium menunjukkan derajat dustibility yang terbesar, jika
likopodium diberi angka dustibility (sebarang) 100%, serbuk talk
mempunya harga 57%, tepung kentang 27%, arang halus 23%, kalomel
yang ditumbuk halus mempunyai dustibility 0,7%. Harga-harga ini harus
14
berhubungan dengan keseragaman menyebarnya serbuk yang ditaburkan
bila digunakan ke kulit, dan daya lekat, suatu ukuran kekohesifan partikel
dari suatu serbuk yang dikeraskan (compacted powder), adalah penting
dalam aliran serbuk melalui mesin pengisi dan dalam pelaksanaan mesin
kapsul otomatis.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan
banyak kesulitan pada industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang
seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat granulat. Jika ukuran
granular berkurang, variasi berat tablet pun berkurang. Variasi berat
minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai
800 m. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel
mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Aliran dalam dan granule demixing (yakni kecendrungan serbuk
untuk memisah menjadi lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda) selama
mengalir melalui corong (hopper) membantu penurunan berat teblet
selama bagian terakhir dari periode kompresi. Laju alirann dari suatu
granulat tablet meningkat denagan meningkatnya jumlah fines yang di
tambahkan. Kenaikan jumlah pelincir juga menaikkan laju aliran, dan
kombinasi dari pelincir serta penghalus (fines) tampak mempunyai aksi
sinergistik.
Gaya gesekan pada serbuk renggang dapat diukur dengan sudut
istirahat (angle of repose), . Ini adalah sudut maksimum yang mungkin
terdapat antara permukaan dari setumpuk serbuk dan bidang horizontal.
Jika ditambahkan bahan lebih banyakketumpukan tersebut, maka serbuk
tersebut akan tuyrun ke berbagai sisi sampai gesekan timbal balik dari
partikel-partikel tersebut yang menghasilkan suatu permukaan pada sudut
ada dalam keseimbangan denagn gaya gravitasi. Tangen sudut istirahat
sama dengan koefisien gesekan antara partikel-partikel tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
a. Rheology adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran
cairan dan deformasi dari padatan.
b. Hukum aliran dari Newton diilustrasikan bahwa sebuah balok cairan
yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk
kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan
konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang
diam. Sedangkan ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian,
yaitu : PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN. Kebanyakan
farmasis akan berhadapan dengan cairan Non-Newtonian seperti
larutan koloid, emulsi, suspensi cair, krim, salaep, dan lain-lain.
c. Rheology dapat diterapkan pada :
1. Cairan dapat diterapkan pada :
i. Pencampuran
ii. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi
dengan shear
iii. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan
dalam botol, pelewatan melalui jarum suntik
iv. Perpindahan cairan
v. Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid diterapkan pada :
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit
b. Pemindahan dari wadah/tube
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-
16
cairan
d. Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan diterapkan pada :
a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul
b. Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan diterapkan pada :
a. Kapasitas produksi alat
b. Efisiensi pemrosesan
17
DAFTAR PUSTAKA
Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press
18