Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II

PERCOBAAN VI

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

OLEH :

NAMA : SARMADHAN SAPUTRA T

NIM : O1A115134

KELAS :D

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : MUH. JULPAN KOPE

LABORATORIUM FARMASI FISIK II

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

2016
PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
cara penentuan ukuran partikel dengan metode ayakan.

B. Landasan Teori
Farmasi Fisik adalah bidang ilmu yang mempelajari
persoalan yang berhubungan dengan fenomena fisika dan kimia terutama
yang erat kaitannya dengan formulasi sediaaan dan sistem dispersi.
Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
fenomena fisika dan kimia yang terkait dengan formulasi sediaan dan
sistem dispersi maka diperlukan praktek di laboratorium (Irawan,
2006).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh
Dalla Valle. Disperse koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan
suspense farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop
optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar dari granul
tablet dan garam granula berada dalam kisaran ayakan (Martin dkk.,
1993).
Distribusi ukuran partikel (PSD) dari bubuk, atau bahan granular,
atau partikel tersebar dalam cairan, adalah daftar nilai-nilai atau fungsi
matematika yang mendefinisikan jumlah relatif, biasanya dengan massa,
partikel hadir sesuai dengan ukuran. PSD juga dikenal sebagai distribusi
ukuran butir. PSD material dapat menjadi penting dalam memahami sifat
fisik dan kimianya. Ini mempengaruhikekuatan dan beban-bantalan sifat
batuan dan tanah. Ini mempengaruhi reaktivitas padatan berpartisipasi
dalam kimia reaksi, dan kebutuhan akan dikontrol ketat di banyak produk
industri seperti pembuatan toner printer dan kosmetik. Cara PSD biasanya
didefinisikan adalah dengan metode yang ditentukan. Yang paling mudah
Metode dipahami determinasi adalah analisis saringan, di mana bubuk
dipisahkan pada saringan ukuran yang berbeda. Dengan demikian, PSD
didefinisikan dalam hal ukuran rentang diskrit: misalnya "% Dari sampel
antara 45 m dan 53 m", ketika saringan ukuran ini digunakan. PSD
biasanya ditentukan melalui daftar rentang ukuran yang mencakup hampir
semua ukuran hadir dalam sampel. Beberapa metode penentuan
memungkinkan ukuran jauh lebih sempit berkisar didefinisikan dari
dapat diperoleh dengan menggunakan saringan, dan berlaku untuk ukuran
partikel luar jangkauan tersedia di saringan. Namun, ide nosional
"saringan", bahwa "mempertahankan" partikel di atas ukuran tertentu, dan
"melewati" partikel bawah ukuran itu, secara universal digunakan dalam
menyajikan data PSD dari semua jenis. (Ujam dan Enebe, 2013).
Metode pengayakan merupakan metode yang paling umum
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel karena murah,
sederhana dan cepat dengan variasi yang sedikit antara operator.
konsentrasi PVP mempengaruhi diameter partikel dimana PVP berbentuk
serbuk halus sehingga banyak granul yang melewati ayakan. Oleh karena
itu semakin banyak PVP akan menghasilkan diameter partikel yang kecil
(Mulyadi, dkk., 2011).
Salah satu faktor yang menentukan sifat/karakter polimer
emulsi adalah ukuran partikel. Polimer emulsi mengandung partikel
dengan diameter berkisar antara 10 sampai dengan 1.500 nm. Pada
umumnya ukuran partikel polimer emulsi berkisar antara 100 sampai
dengan 250 nm. Ukuran partikel sangat menentukan sifat polimer
emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer. Sebagai contoh suatu
bahan pelapis dengan ukuran partikel yang kecil akan memberikan hasil
coating yang halus, kekuatan adhesi yang baik, ketahanan terhadap air
yang cukup baik serta kestabilan lateks yang cukup lama. Disamping itu
ukuran diameter partikel polimer yang kecil dapat menyebabkan bahan
pelapis akan lebih glossy atau transparan karena partikel-partikel
polimer dari pelapis akan lebih rapat, jadi tidak ada ruang untuk ditempati
partikel lain. (Budianto dkk., 2008)
Ukuran partikel padatan menjadi salah satu faktor yang penting
dalam proses ekstraksi. Menurut Purseglove (1981) besar ukuran bahan
yang dipakai untuk keperluan ekstraksi adalah 50 mesh dan bahan terhalus
adalah ukuran 60 mesh. Ukuran partikel simplisia yang berbeda- beda
memiliki luas permukaan kontak yang berbeda-beda pula. Luas permukaan
kontak simplisia yang berbeda akan menyebabkan jumlah antosianin
yang tersari berbeda. Kontak yang luas antara simplisia dan pelarut akan
memberikan kesempatan yang lebih besar dalam mengekstrasi antosianin
(Maulida dan Any, 2015)
Suspensi yang baik adalah suspensi yang memiliki ukuran partikel
yang kecil, akan tetapi tidak terlalu kecil karena bila partikel terlalu kecil
partikel akan mengambang dan akan sangat sukar didistribusikan secara
seragam dalam pembawanya. Ha s il p enelit i a n menu nju kka n bahwa
pada formula 3 memiliki ukuran partikel yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan formula 1 dan 2 . Hal ini dikarenakan konsentrasi
PGA yang besar, makin besar jumlah PGA maka makin besar pula
viskositasnya sehingga ukuran partikel akan sema kin kecil (Hu kum St
okes ) (Chasanah dkk., 2010)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a) Mesh ukuran 80
b) Saringan
c) Sikat tabung
d) Stopwatch
e) Spatula
f) Timbangan analitik

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a) Kertas HVS
b) Pati beras
c) Talk
D. Uraian Bahan
1. Pati Beras (Ditjen POM, 1979 : 93)
Nama resmi : Amylum Oryzae
Nama lain : Pati beras
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Keasam-basahan, batas jasad renik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering
Khasiat : Sampel

2. Talk (Ditjen POM, 1979 : 591)


Nama resmi : Talkum
Nama lain : Talk
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah
melekatpada kulit, bebas dari butiran, warna putih
atau hablur kelabu
Kelarutan : Keasam-basahan, batas jasad renik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering
Khasiat : Sampel
E. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Talk Pati Beras

- Disiapkan alat dan bahan.


- Ditimbang pati beras sebanyak 74 gram.
- Dibersihkan ayakan terlebih dahulu.
- Dipasang set ayakan dengan nomor 80
- Dimasukkan setiap bahan pada ayakan
- Diayak dengan kecepatan konstan
selama 5 menit.
- Dibuka ayakan, diambil setiap fraksi
yang tersisa pada setiap nomor ayakan
dan ditimbang.
- Dihitung berapa persen (%) partikel
yang tersisa pada setiap nomor ayakan,
serta partikel yang bisa melewati semua
nomor ayakan.
- Dicatat hasil yang diperoleh.

Hasil Pengamatan
F. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
Jenis Nomor Diameter Bobot Persen
sampel opn Rata-rata Tertinggal Tertinggal axd
(a) (d)
Talk 180 180 43,82 87,64% 3840,3848%
Pati beras 180 180 9,27 18,54% 171,8658%
G. Pembahasan
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi
tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan
berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,
volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran
diameter rata-rata dari suatu partikel. Untuk memulai setiap analisis
ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besar suatu
contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal
dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa
bahan halus atau bahan kasar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus
ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya
dipilih menurut program acak.
Penentuan partikel seperti selayaknya banyak percobaan lain
memiliki berbagai metode. Metode-metode tersebut ialah metode
mikroskopik, metode pengayakan, metode sedimentasi, dan metode
pengukuran volume partikel.
Setiap ayakan memiliki diameter lubang yang berbeda. Ayakan
nomor 4 memiliki diameter lubang ayakan 4,75 (mm). Ayakan nomor 6
memiliki diameter lubang ayakan 3,35 (mm). Ayakan nomor 8 memiliki
diameter lubang ayakan 2,36 (mm). Ayakan nomor 10 memiliki diameter
lubang ayakan 2,00 (mm). Ayakan nomor 20 memiliki diameter lubang
ayakan 0,85 (mm). Ayakan nomor 30 memiliki diameter lubang ayakan
0,60 (mm). Ayakan nomor 40 memiliki diameter lubang ayakan 0,425
(mm). Ayakan nomor 50 memiliki diameter lubang ayakan 0,30 (mm).
Ayakan nomor 60 memiliki diameter lubang ayakan 0,25 (mm). Ayakan
nomor 80 memiliki diameter lubang ayakan 0,18 (mm). Ayakan nomor
100 memiliki diameter lubang ayakan 0,15 (mm). Ayakan nomor 140
memiliki diameter lubang ayakan 0,106 (mm). Ayakan nomor 170
memiliki diameter lubang ayakan 0,088 (mm). Ayakan nomor 200
memiliki diameter lubang ayakan 0,075 (mm).
Metode pengayakan merupakan metode sederhana.Keuntungan
dari metode ini ialah praktis dan waktu yang dibutuhkan lumayan cepat.
Kerugian dari metode pengayakan ini ialah kita tidak dapat melihat
partikel yang menggumpal. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan
secara kelompok, dan adanya agregasi karena adanya getaran sehingga
mempengaruhi validasi data.
Metode yang kami gunakan pada percobaan ini ialah metode
pengayakan. Pemilihan metode ini dikarenaka praktis dan waktu yang
dibutuhkan lumayan singkat. Karena keterbatasan alat kami menggunakan
dua ayakan yaitu besar dan kecil. Pengayakan berlangsung selama 5 menit.
Sampel bahan yang kami gunakan ialah talk dan pati jagung. Hasil yang
didapatkan pada percobaan setelah dihitung diameter panjang rata-rata
didapatkan hasil pada tepung beras sebesar 171,8658% dan pada talk
sebesar 3840,3848%.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu: menghitung luas
permukaan, mengetahui sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat, secara
teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan
dan topikal, pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi,
stabilitas obat tergantung dari ukuran partikel. pengaruh kecepatan melarut
dan sukar larut melalui ukuran partikelnya yang berkaitan erat dengan
kerja pembebasan obat dan reabsorbsi. Dalam bidang pembuatan tablet
dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai
sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan
serbuk.
Ukuran partikel memiliki pengaruh terhadap luas permukaan dari
partikel tersebut. Semakin kecil ukuran dari partikel maka semakin besar
pula luas permukaannya. Semakin luasnya permukaan akan membuat sisi
kontak dari partikel tersebut semakin banyak sehingga partikel tersebut
akan sangat mudah larut terhadap pelarutnya.
H. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah dengan penentuan ukuran
partikel dengan metode ayakan didapatkan hasil diameter panjang rata-rata
pada tepung beras sebesar 171,8658% dan pada talk sebesar 3840,3848%.
DAFTAR PUSTAKA

Budianto, E., Noverra, M.N., Dan Tresye, U., 2008, Pengaruh Teknik Polimerisasi
Emulsi Terhadap Ukuran Partikel Kopoli (Stirena / Butil Akrilat / Metil
Metakrilat), Jurnal Makara Sains, Vol.12(1)

Chasanah, N., Ika, T.D.K., Dan Peni, I., 2010, Formulasi Suspensi Doksisiklin
Menggunakan Suspending Agent Pulvis Gummi Arabici: Uji Stabilitas
Fisik Dan Daya Antibakteri, Juurnal Sains, Vol.2(1)

Ditjen POM RI., l979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI., Jakarta.

Irawan, E. D., 2006, Studi In Vitro Hubungan Logaritma Koefisien Partisi Dengan
Ikatan Protein Plasma Dari Antidiabet Turunan Sulfonil Urea Sebagai
Bahan Pembelajaran Mata Kuliah Farmasi Fisik, Jurnal Pengembangan
Pendidikan, Vol.3(1).

Martin, A., James, S., dan Arthur, C., 1993, Farmasi Fisik, Edisi Ketiga, Jilid 2,
UI-Press, Jakarta.

Maulida, R., Any, G.,2015, Pengaruh Ukuran Partikel Beras Hitam (Oryza Sativa
L.) Terhadap Rendemen Ekstrak Dan Kandungan Total Antosianin, Jurnal
Pharmaciana, Vol.5(1)

Mulyadi M.D., Ika Y.A., dan Binar A.D., 2011, Formulasi Granul Instan Jus
Kelopak Bunga Rosela dengan Variasi Konsentrasi Povidon sebagai
Bahan Pengikat serta Kontrol Kualitasnya, Jurnal Pharmacy, Vol 8 (3).

Ujam, A. J., dan Eneba, K. O., 2013, Experimental Analysis of Perticle Size
Distribution Using Electromagnetic Sieve. American Journal Of
engineering research, Vol 2 (10)

Anda mungkin juga menyukai