Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

HISTOLOGI
SISTEM KOORDINASI

Disusun Oleh:

Nama : Lukluk Nur Hidayah


NIM : K4320047
Kelas :B
Kelompok/Asisten : 4/Quinne E. Satwika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Laporan Resmi Praktikum
Histologi

Judul : Sistem Koordinasi

Tujuan :

1. Mengamati preparat histologi dan jaringan sistem koordinasi


2. Mengamati preparat histologi dari jaringan sistem koordinasi
3. Membuat analisa pada tiap preparat berdasarkan referensi
Nama Preparat : Sel saraf
Perbesaran Preparat : 40x
Gambar Keterangan
1. White matter
2. Grey matter
3. Pembuluh darah

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan spinal cord, tersusun dari white matter dan grey matter tanpa
adanya elemen jaringan ikat. Karena itu, sistem saraf pusat memiliki konsistensi dari gel semi padat
(Gartnerm Leslie, 2017).
B. Bagian-bagian
1) White matter: Merupakan sekumpulan sekumpulan batang-batang saraf yang berwarna putih.
White matter terletak dalam menuju korteks dan mengelilingi nuklei basal. White matter juga
terdapat pada perifer dari spinal cord yang membentuk huruf H jika dilihat dalam sayatan
melintang.
2) Grey matter: Merupkan batang saraf, badan saraf, dan dendrit yang terkumpul menjadi satu.
tersusun atas badan sel neuronal yang beragregat, dendrit dan akson tak bermielin. Lokasi dari
grey matter ini berada pada korteks atau perifer dari cerebrum dan cerebelum dan membentuk
nuklei basal yang lebih dalam.
3) Pembuluh darah: Fungsi dari pembuluh darah adalah menjadi saluran darah ke semua jaringan
tubuh. Pembuluh darah ini membentuk dua sistem, yang berawal dan berakhir pada organ
jantung.
C. Ciri khusus
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang. Sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat.
Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. White matter juga terdapat pada perifer dari spinal
cord yang membentuk huruf H jika dilihat dalam sayatan melintang.
Nama Preparat : Cerebellum
Perbesaran Preparat : 20x
Gambar Keterangan
1. Sel purkinje
2. Pembuluh darah
3. Lapisan granular
4. Lapisan molekuler
5. Sel basket

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Cerebellum merupakan otak kecil yang terletak di bagian belakang kepala, tepatnya di bawah lobus
oksipital otak besar dan di dekat batang otak. Cerebellum berfungsi untuk mengatur kerja sama antar
otot, mengendalikan keseimbangan, dan menjaga postur tubuh. (Rauf,2018).
B. Bagian-bagian
1) Sel purkinje: berukuran besar dan berbentuk labu. Dendrit pada bagian ini menyambung ke bagian
lapisan molekuler, dan akson bermielinnya menyambung ke bagian white matter. Setiap sel
purkinje berfungsi untuk menerima ratusan dari ribuan sinap rangsangan dan hambatan serta harus
mengintegrasikan untuk membentuk respons yang baik.
2) Pembuluh darah: Fungsi dari pembuluh darah adalah menjadi saluran darah ke semua jaringan
tubuh. Pembuluh darah ini membentuk dua sistem, yang berawal dan berakhir pada organ jantung.
3) Lapisan granular: merupakan bagian yang paling dalam tersusun atas sel granula kecil dan
glomeruli (pulau cerebellar). Glomeruli merupakan daerah dari korteks cerebellar yang berfungsi
sebagai tempat dimana sinaps berlangsung antara akson memasuki cerebellum dan sel granular
(Gartnerm Leslie, 2017)
4) Lapisan molekuler: terletak langsung dibawah pia mater dan mengandung sel bintang atau sel
stellate pada bagian paling atasnya, dendrit dari sel purkinje, sel basket, dan akson tak bermielin
dari lapisan granular.
5) Sel basket: Dikenal sebagai interneuron. Menerima input dari climbing dan parallel fibers, utput
ke sel purkinje. Axon sel stelat berakhir pada dendrit sel purkinje (sinap axodendritik) dan axon
basket sel berakhir di badan sel (sinap axosomatic).
C. Ciri khusus
Ciri khas pada cerebellum yaitu terdapatnya sel purkinje yang hanya ada pada bagian ini saja. Sel
purkinje memiliki bentuk yang besar dan berbentuk seperti labu. Sel purkinje merupakan satu satunya
sel dari korteks cerebellar yang mengirimkan informasi yang baik menuju ke bagian luar dan selalu
output yang menghambat menggunakan GABA sebagai neurotransmiternya.
Nama Preparat : Cerebrum
Perbesaran Preparat : 4x
Gambar Keterangan
1. Lapisan pyramidal
eksternal
2. Lapisan pyramidal
internal
3. Lapisan multiform
4. Lapisan molecular
5. Lapisan granula internal
6. Lapisan granular eksternal
Identifikasi dan Deskripsi
A. Tempat ditemukan
Cerebrum merupakan otak besar yang terdiri dari dua bagian yaitu serebrum kanan dan serebrum
kiri (Korobitua, Wangko and Ticoalu, 2017). Otak besar ditemukan pada bagian kepala dan
dilindungi oleh tulang tengkorak.
B. Bagian-bagian
1) Lapisan pyramidal eksternal: mengandung sel neuroglial dan sel piramidal yang menjadi
bertambah besar dari bagian batas eksternal menuju ke bagian internal lapisan ini (Gartnerm Leslie,
2017). Sel piramidal merupakan sel saraf dengan badan sel berbentuk segitiga atau seperti piramid.
Sel piramidal sangat peka terhadap suatu keadaan yang dapat menyebabkan kematian pada sel
(Korobitua, Wangko and Ticoalu, 2017).
2) Lapisan pyramidal internal: mengandung sel piramidal yang paling besar dan neuroglia.
3) Lapisan multiform: terdiri dari sel yang memiliki bentuk beragam (sel Martinotti) dan neuroglia.
Sel martinotti merupakan sel saraf multipolar berukuran kecil dengan dendrit yang pendek
mengarah ke lapisan di atasnya sedangkan aksonnya berjalan ke arah lateral (Budhyanti, 2020)
4) Lapisan molecular: tersusun paling banyak oleh terminal saraf yang berasal dari area lain pada
otak, sel horizontal, dan neuroglia (Gartnerm Leslie, 2017). Sel horizontal dikenal juga dengan
nama sel Cajal. Sel ini berukuran kecil dan bentuk pipih dengan akson dan dendritnya berjalan
sejajar permukaan (Budhyanti, 2020).
5) Lapisan granula internal: bagian lapisan yang tipis ditandai dengan sel granul atau stellate kecil,
sel piramidal dan neuroglia yang tersusun dengan rapat.
6) Lapisan granular eksternal: mengandung sel neuroglial dan sel piramidal yang menjadi bertambah
besar dari bagian batas eksternal menuju ke bagian internal lapisan ini (Gartnerm Leslie, 2017).
Sel piramidal merupakan sel saraf dengan badan sel berbentuk segitiga atau seperti piramid. Sel
piramidal sangat peka terhadap suatu keadaan yang dapat menyebabkan kematian pada sel
(Korobitua, Wangko and Ticoalu, 2017).
C. Ciri khusus
Cerebrum terdapat 6 lapisan pada materi abu – abunya, selain itu memiliki lapisan granular internal
yang memiliki kepadatan sel yang paling padat dibandingkan dengan lapisan yang lainnya. Lapisan
piramidal internal memiliki kepadatan yang paling rendah dibandingkan dengan lapisan yang lainnya
(Gartnerm Leslie, 2017). Semua lapisan pada cerebrum mengandung neuroglia dan memiliki batas
yang tidak tegas (Budhyanti, 2020).
Nama Preparat : Kelenjar timus
Perbesaran Preparat : 10x
Gambar Keterangan
1. Korteks
2. Medulla
3. Kelenjar hassal
4. Trabekula

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Timus terletak di sisi kanan dan kiri dari sauran pernapasan atau trachea. Kelenjar ini memiliki warna
pucat kemerahan, bentuk tidak teratur, dan berjumlah 3-8 lobi pada leher. Permukaan timus terdapat
lapisan lemak, elemen fibrosa, dan jaringan timus (Getty, 1975; (Abdian, Budiman and Iskandar,
2017)).
B. Bagian-bagian
1) Korteks: merupakan bagian tepi dari setiap lobus timus. Menurut Cheng et al. (2003), bagian
korteks lebih gelap karena banyaknya limfosit T yang tertumpuk. Semakin bertambahnya usia
ketebalan korteks menurun karena limfosit T bermigrasi ke medulla.
2) Medulla: Medula mengandung badan Hassal yang khas, struktur ini merupakan sel- sel retikuler
epithelial gepeng yang tersusun secara konsentris dan dipenuhi filament keratin dan bewarna lebih
terang (Junqueira dan jose, 2007). Medula terdiri dari sel retikuler yang berfungsi sebagai
dukungan struktural untuk limfosit, makrofag dan sel-sel lainnya (Budiman dkk,2019)
3) Kelenjar hassal: merupakan kumpulan bulatan yang terdiri dari sel – sel gepeng yang sering
menunjukkan perubahan degeneratif di pusatnya. Bagian ini juga dapat disebut t sebagai korpuskel
– korpuskel timus.
4) Trabekula: berbentuk seperti jaringan ikat, meluas, dan membagi kelenjar timus menjadi lobulus.
Bagian ini berfungsi membatasi setiap lobus dan lobulus pada kelenjar timus. (Abdian, Budiman
and Iskandar, 2017)
C. Ciri khusus
Kelenjar timus mengandung badan Hassal’s yang merupakan kumpulan bulatan yang terdiri dari sel –
sel gepeng yang sering menunjukkan perubahan degeneratif di pusatnya. Bagian ini juga dapat disebut
sebagai korpuskel – korpuskel timus. Sebaran badan Hassal’s semakin meningkat seiring
bertambahnya usia karena bagian ini berperan dalam mengais sel yang mengalami apoptosis (Abdian,
Budiman and Iskandar, 2017).
Nama Preparat : Kelenjar tiroid
Perbesaran Preparat : 40x
Gambar Keterangan
1. Lumen
2. Sel C atau sel
parafolikuler
3. Folikel epitelium
4. Koloid
5. Sel folikuler
6. Vesikula

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar tiroid memiliki bentuk kupu – kupu berada pada regio vetrikal sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus. Ketika embrionik awal tiroid berkembangdari
endoderm saluran cerna di dekat bakal lidah (Junqueira and Mescher, 2012). Kelenjar tiroid pada
hewan menyusui terletak di cranial trakea menempel pada kartilago tiroidea (Listyawati andMoeljono,
2001)
B. Bagian-bagian
1) Lumen: setiap folikel terisi dengan koloid dengan protein gelatinosa besar yang disebut tiroglobulin
(Junqueira and Mescher, 2012).
2) Sel C atau sel parafolikuler: berfungsi menyekresi kalsitonin, suatu polipeptida yang berperan
dalam metabolisme kalsium. Sel ini dapat ditemukan pada sela – sela sel folikel maupun
berkelompok di luar folikel (Junqueira and Mescher, 2012).
3) Folikel epitelium: epitel bulat yang berjumlah jutaan menyusun parenkim tiroid. Setiap lumen
folikel dikelilingi oleh selapis epitel yang tinggi sel bervariasi dari squamosa hingga kolumnar
rendah. Epitelium yang melapisi folikel ini berbentuk kuboid. Pada keadaan tidak aktif, banyak
koloid yang ditimbun sehingga sel epitel berbentuk pipih atau kuboid pendek. Apabila kelenjar
tiroid dirangsang menjadi aktif maka selsel epitelium menjadi kolumner dan jumlah koloidnya
berkurang (Listyawati and Moeljono,2001).
4) Koloid : substansi gelatinosa yang mengisi lumen folikel. Koloid yang merupakan hasil sekresi
dari sel-sel epitelium yang mengelilinginya. Berkurangnya volume koloid ini berakibat
mengecilnya diameter lumen dengan demikian epitelium menjadi lebih tinggi. Peningkatan sekresi
hormon dari kelenjar ini dipengaruhi oleh fungsi TSH dari hipofisis, karena terjadi hambatan dalam
sintesis hormon, sehingga kadar hormon di dalam darah berkurang. Kondisi ini akan merangsang
TSH untuk memacu sekresi hormon dengan meningkatkan endositosis koloid, walaupun kelenjar
tiroid belum mampu melakukan sintesishormon (Listyawati and Moeljono, 2001).
5) Sel folikuler: memiliki ukuran yang lebih kecil dari sel C dengan pulasan yang lebih gelap
(Junqueira and Mescher, 2012).
6) Vesikula: dapat menyatu dengan lisosom dan bergerak ke membran basolateral sel pada saat fase
endokrin. Vesikula merupakan bulatan bening di tepi lumen yang terbentuk akibat aktivitas
endositosis trglobulin yang teriodinasi ke dalam sel epitelium folikel (Listyawati andMoeljono,
2001).
C. Ciri khusus
Kelenjar tiroid memiliki folikel yang dilapisi epitelium squamosa hingga kolumnar rendah, di
dalamnya terdapat lumen yang terisi dengan koloid dan tiroglobulin. Terdapat sel C atau sel
parafolikuler besar pada sela – sela sel folikel maupun berkelompok di luar folikel. Sel folikuler
memiliki ukuran yang lebih kecil dari sel C dengan pulasan yang lebih gelap (Junqueira and Mescher,
2012).
Nama Preparat : Kelenjar adrenal
Perbesaran Preparat : 4x & 100x
Gambar Keterangan
Perbesaran 4x membujur Perbesaran 4x
1. Kapsul
2. Korteks
3. Medulla
Perbesaran 100x
1. Jaringan adiposa
2. Zona glomerulosa

Perbesaran 100x 3. Zona fasiculata


4. Zona reticularis
5. Medulla
6. Korteks
7. kapsul

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar adrenal atau suprarenal merupakan sepasang organ yang terletak di dekat kutub atas ginjal
dan terbenam dalam jaringan adiposa parirenal. Masing-masing kelenjar dibungkus oleh simpai
jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke bagian dalam kelenjar sebagai trabekula (Junqueira
and Mescher, 2012).
B. Bagian-bagian
1) Kapsul: Kelenjar adrenal bungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan trabekula
tipis ke kelenjar parenkim. Stroma terutama terdiri atas jalinan serat retikular yang menopang sel
sekretoris dan mikrovaskular. Kelenjar terdiri atas dua lapisan konsentris: lapisan perifer
kekuningan, yaitu korteks adrenal, dan lapisan pusat berwarna coklat-kemerahan, yaitu medulla
adrenalis. (Mescher, 2013)
2) Korteks: Korteks berasal dari mesoderm dan medula dari krista neuralis. Sel-sel korteks adrenal
memiliki gambaran khas sel penyekresi steroid: sitoplasma asidofilik yang biasanya kaya akan
droplet lipid, dengan inti sentral. Sitoplasma dapat terlihat secara ultrastruktual memiliki sangat
banyak RE halus (SER) dengan tubulus yang saling berhubungan, yang mengandung enzim untuk
sintesis kolestrol dan konversi prohormone steroid, pregnenolon, menjadi hormon steroid aktif
yang spesifik. Mitokondria sering berbentuk sferis, dengan krista berbentuk tubular bukan
menyerupai rak Korteks luar yang menghasilkan berbagai hormon steroid (Mescher, 2013)
3) Medulla: terdiri atas deretan sel polihedral besar yang terpulas pucat dan ditunjang jalinan serat
retikular yang tersebar dengan kapiler yang lebar. Sekresi dan penyimpanan hormone pada medula
adrenalis dilakukan oleh sel kromafin yang memiliki granula.
4) Zona glomerulosa: terdiri atas deretan bundar sel kolumnar yang dikelilingi kapiler, menyekresi
mineralokortikoid dan aldosteron.
5) Zona fasiculata: terdiri atas deretan sel polihedral panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid
dan tampak bervakuol, menyekresi glukortikoid seperti kortisol.
6) Zona reticularis: lapisan terdalam berukuran kecil, terpulas lebih kuat dibanding sel di zona lain
karena mengandung lebih sedikit droplet lipid dan lebih banyak pigmen lipofuscin,
menyekresikan androgen lemah atau dehidroepiandrosteron (DHEA).
C. Ciri khusus
Terdiri atas dua lapisan konsentris :
1. Korteks adrenal (Lapisan perifer kekuningan) yang terdiri dari 3 lapisan yaitu
glomerulosa,fasciculata, dna reticularis.
2. Medula adrenalis (Lapisan pusat berwarna coklat-kemerahan) terdiri atas granula – granula dan
chromogranin. (Junqueira and Mescher, 2012)
Nama Preparat : Kelenjar hipofisis
Perbesaran Preparat : 4x
Gambar Keterangan
1. Pars distalis (anterior)
2. Pars intermedia (anterior)
3. Pars nervosa (posterior)
4. Blood vessels

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Hipofisis atau kelenjar pituitari terletak di bawah otak dalam rongga os sphenoidale- yakni sella turcica
(Mescher, 2013).
B. Bagian-bagian
1) Pars distalis (anterior): membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi oleh suatu kapsula fibrosa
tipis. Terdapat dua kelompok sel, yaitu kromofil dan kromofob. Kromofil adalah sel sekretoris
dengan hormon yang disimpan dalam granula sitoplasma. Kromofil juga disebut basofil dan
asidofil. Asidofil mengeluarkan baik hormon pertumbuhan (somatotropin) atau prolactin disebut
somatropik dan laktotropik (atau sel somatotropik serta sel laktotrop), masing-masing.
2) Pars intermedia (anterior): merupakan suatu zona tipis sel basofiliki di antara pars distalis dan pars
nervosa neurohipofisis, yang sering disusupi oleh basofil. Pars intermedia berkembang dari bagian
dorsal kantong hipofisis dan biasanya mengandung kista yang menggambarkan sisa lumen struktul.
Selama masa kehidupan janin dari regio ini, seperti sel kortikotropik pars distalis, mengekspresikan
POMC.
3) Pars nervosa (posterior): kurang lebih 25% volume pars nervosa diisi oleh pituisit. Pituisit
mengandung droplet lemak, pigmen lipokrom, dan filament intermediet. Pituisit juga mengandung
banyak prosesus sitoplasma dan membentuk gap junction satu sama lain.
4) Blood vessels: saluran yang mengedarkan darah ke bagian kelenjar hipofisis agar metabolism
berjalan normal.
C. Ciri khusus
Merupakan kelenjar terbesar dan dapat memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya. Memiliki berat sekitar
0,5 g pada orang dewasa, dan memiliki dimensi sekitar 10 x 13 x 6 mm. Hipofisis berkembang sebagian
dari ektoderm oral dan sebagian lagi dari otak yang sedang berkembang (Mescher, 2013).
Nama Preparat : Kelenjar paratiroid
Perbesaran Preparat : 40x & 20x
Gambar Keterangan
Perbesaran 40x Perbesaran 4x
1. Light chief cells
2. Dark chief cells
3. Oxyphill cells

Perbesaran 20x Perbesaran 20x


1. Chief cells (sel principal)
2. Oxyphill cells
3. Kapiler darah

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar paratiroid terletak menempel pada bagian posterior kelenjar tiroid. Normalnya tiap kelenjar
paratiroid terletak pada kedua kutub (superior dan inferior) di kiri dan kanan lobus kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid mungkin juga dapat ditemukan di daerah bawah leher, bahkan sampai ke dada
(Gartner L.P., 2001).
B. Bagian-bagian
1) Dark chief cells: Mensintesis dan mengeluarkan protein yang mengandung enzim inaktif
pepsinogen.
2) Oxyphill cells: memiliki ciri yaitu selnya lebih besar dari sel-sel utama dan dikarakterisasi dengan
sitoplasma asidofilik yang terisi dengan mitokondria yang berbentuk abnormal. Sejumlah sel
oksifil memperlihatkan tingkat sintesis PTH yang rendah, yang mengisyratkan bahwa sel-sel ini
merupakan derivat transisional dari sel utama.
3) Chief cells (sel principal): berperan dalam mensekresi 29 hormone paratiroid (PTH) dari
sitoplasma kedalam kapiler secara eksostosis (Hendrix, 2003). Sel-sel poligonal kecil dengan inti
berbentuk bulat, memiliki sitoplasma yang berwarna pucat, dan sedikit asidofilik. Granula
sitoplasmik berbentuk iregular mengandung polipeptida hormon paratiroid (PTH), regulator
penting dari kadar kalsium darah (Mescher, 2013).
C. Ciri khusus
Kelenjar paratiroid memiliki sel yang khas yaitu sel principal / chief cells dan sel oksifil. Sel principal
terbagi mrnjadi dua macam yaitu light chief cells dan dark chief cells.
Nama Preparat : Pulau langerhans
Perbesaran Preparat : 20x
Gambar Keterangan
1. Pulau Langerhans
2. Sel alpha
2 3. Sel beta
3 4. Jaringan ikat
1
4
5. Acini pancreas

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Pulau-pulau pankreas (pulau Langerhans) merupakan massa sferis padat jaringan endokrin yang
terbenam dalam jaringan eksokrin asinar pankreas. Terdapat lebih dari 1 juta pulau langerhans dalam
pankreas manusia, dengan jumlah pulau pankreas terbanyak di bagian ekor pankreas, tetapi pulau
pankreas di bagian tersebut hanya membentuk 1% sampai 2% volume organ (Mescher, 2013).
B. Bagian-bagian
1) Pulau Langerhans: berisi sel Langerhans merupakan sel darah turunan sumsum tulang yang mampu
mengikat, mengolah, dan menyajikan antigen kepada limfosit T dengan cara yang sama sebagai sel
dendritik imun pada organ lain (Mescher, 2013).
2) Sel alpha: sel yang menyekresi glukagon dan biasanya terletak dibagian perifer. Glukagon bekerja
pada beberapa jaringan untuk menyediakan energi dari glikogen dan lemak yang dihasilkan oelh
glikogenesis dan liposisi; meningkatkan kadar glukosa darah (Mescher, 2013).
3) Sel beta: menghasilkan insulin, berada sentral di pulau pankreas dan merupakan tipe sel terbanyak.
Insulin bekerja pada beberapa jaringan untuk membuat glukosa masuk kedalam sel dan
merangsang penurunan kadar glukosa darah (Mescher, 2013).
4) Jaringan ikat: dibalut oleh jaringan ikat dan tersebar di antara sel-sel asinar/eksokrin pankreas
dengan bentuk yang tidak beraturan dan berfungsi dalam menyokong atau mengikat antar organ
maupun antar jaringan.
5) Acini pancreas: salah satu jaringan utama pancreas yang berfungsi menghasilkan enzim
pencernaan yang merupakan jaringan eksokrin.
C. Ciri khusus
Pulau Langerhans merupakan kelompok kecil jaringan endokrin yang terbenam dalam jaringan
eksokrin pankreas. Sebagian besar pulau Langerhans berdiameter 100 sampai 200 μm dan mengandung
beberapa ratus sel, tetapi sebagian lagi lebih kecil dengan sedikit sel.
Nama Preparat : Kelenjar filiformis
Perbesaran Preparat : 10x
Gambar Keterangan
1. Otot rangka
2. Lamina propria
3. Papilla filiformis
4. Jaringan epitel berlapis
squamosa berkeratin

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar filiformis merupakan kelenjar dengan jumlah paling banyak dan berukuran paling kecil yang
terletak pada permukaan dorsal lidah (Gunawan, et al., 2020).
B. Bagian-bagian
1) Otot rangka: berfungsi untuk mengkontrol bolus makanan dengan optimal (Cui, etall, 2011)
2) Lamina propria: jaringan ikat yang mengindentasi papilla (Eroschenko, di Fiore, 2008).
3) Papilla filiformis: mempunyai bentuk kerucut yang memanjang. Permukaan yang kasar berfungsi
untuk memudahkan pergerakan makanan ketika mengunyah (Junquiera, & Mescher, 2012).
4) Jaringan epitel berlapis squamosa berkeratin: mengakibatkan warna keputihan pada bagian dorsal.
Jaringan epitel ini berfungsi untuk mencegah pembuluh darah agar tidak terlihat
C. Ciri khusus
Kelenjar filiformis tidak mempunyai taste buds dan lapisan submukosa (Junquiera, & Mescher, 2012).
Papila filiformis tidak mempunyai indra perasa (Cui, et al., 2011).
Nama Preparat : Papilla foliata
Perbesaran Preparat : 4x & 10x
Gambar Keterangan
Perbesaran 4x Perbesaran 4x
1. Foliate papillae
2. Epithelium
3. Lamina propria
4. Taste buds
Perbesaran 10x
1. Lamina propria
2. Taste buds
3. Epitel squamosal tanpa
Perbesaran 10x keratin
4. Papilla foliata

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papilla foliate terletak pada bagian lateral posterior dari permukaan lidah (Cui, etall, 2011).
B. Bagian-bagian
1) Foliate papillae: mempunyai inti yang mengandung jaringan limfoid (S. Vinurbal, 2016). Fungsi
dari papilla foliate adalah sebagai pengecap, karena mempunyai taste buds.
2) Epithelium: Strukturnya mengalami deskuamasi kontinu, atau hilang di permukaan (Mescher,
2013).
3) Lamina propria: jaringan ikat yang mengindentasi papilla (Eroschenko, di Fiore, 2008). Lamina
propria ialah lapisan tipis dari jaringan ikat longgar yang memiliki banyak serat yang elastis serta
serat kolagen yang berjumlah sedikit (S. Vinurbal, 2016).
4) Taste buds: terletak pada dinding lateral papilla (Cui, etall, 2011). Taste buds merupakan organ
perasa yang berbentuk barel memanjang yang banyak terdapat pada sisi lidah di lipatan posterior
papilla foliate (S. Vinurbal, 2016).
5) Epitel squamosal tanpa keratin: melapisi permukaan papilla dipisahkan oleh banyak taste buds
yang bagian ujung dari reseptif sensoriknya membuka ke dalam alur intervensi yang memisahkan
papilla foliate satu dengan papilla foliate yang lain (S. Vinurbal, 2016).
C. Ciri khusus
Papilla foliate hanya mampu berkembang pada hewan dan tidak mampu berkembang pada manusia
(Eroschenko, di Fiore, 2008). Papilla foliate mempunyai taste buds untuk membantu merasa makanan.
Nama Preparat : Papilla fungiformis
Perbesaran Preparat : 100x,10x, & 600x
Gambar Keterangan
Perbesaran 100x Perbesaran 100x
1. Fungiform papillae
2. Taste buds
3. Epithelium
4. Lamina propria
Perbesaran 10x
1. Taste buds
2. Lamina propria
Perbesaran 10x 3. Epitel berlapis pipih tanpa
keratin
4. Otot lurik
Perbesaran 600x
1. Taste buds
2. Lamina propria
3. Otot lurik
Perbesaran 600x

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papilla fungiformis mempunyai bentuk yang menyerupai jamur, papilla ini banyak ditemukan pada
lidah bagian anterior (Eroschenko, di Fiore, 2008).
B. Bagian-bagian
1) Taste buds: terletak pada dinding lateral papilla (Cui, etall, 2011). Taste buds merupakan organ
perasa yang berbentuk barel memanjang yang banyak terdapat pada sisi lidah di lipatan posterior
papilla foliate (S. Vinurbal, 2016).
2) Epithelium: Strukturnya mengalami deskuamasi kontinu, atau hilang di permukaan (Mescher,
2013).
3) Lamina propria: jaringan ikat yang mengindentasi papilla (Eroschenko, di Fiore, 2008). Lamina
propria ialah lapisan tipis dari jaringan ikat longgar yang memiliki banyak serat yang elastis serta
serat kolagen yang berjumlah sedikit (S. Vinurbal, 2016).
4) Epitel berlapis pipih tanpa keratin: berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang lebar. Pada epitel
papilla fungiformis terdapat kuncup kecap di permukaan apikalnya (Eroschenko, di Fiore, 2008).
5) Otot lurik: Otot lurik terdiri atas miofibril yang tersusun dalam sarkoplasma. Miofibril tersusuan
atas miofilamen tebal dan tipis. Persimpangan dari miofilamen tipis dan tebal membentuk daerah
yang lebih gelap (pita A), sedangkan daerah yang hanya filamen tipis (pita I). Kedua pita
membentuk garis melintang membentuk pergantian teratur membentuk pita gelap terang seperti
motif lurik (Davydova, 2017).
C. Ciri khusus
Jumah papilla fungiformis sangat sedikit, memiliki taste buds.
Nama Preparat : Papilla sirkumvalata
Perbesaran Preparat : 100x
Gambar Keterangan
1. Connective tissue
2. Taste buds
3. Serous glands

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papilla sirkumvallata terdapat dalam garis berbentuk v dekat dengan sulkus terminal (Mescher, 2013 :
293). Papila sirkumvalata terletak di antara papila filiform berbentuk kerucut, dan bentuknya
menyerupai papila fungiformis tetapi ukurannya lebih kecil (Davydova, 2017).
B. Bagian-bagian
1) Connective tissue: Jaringan ikat lidah mencakup sejumlah besar pembuluh darah dan saraf
(Davydova, 2017).
2) Taste buds: : terletak pada dinding lateral papilla (Cui, etall, 2011). Taste buds merupakan organ
perasa yang berbentuk barel memanjang yang banyak terdapat pada sisi lidah di lipatan posterior
papilla foliate (S. Vinurbal, 2016).
3) Serous glands: Serous glands atau kelenjar liur serosa bermuara ke dalam alur dalam yang
mengelilingi setiap papilla vallata. Serous glands memiliki susunan seperti parit yang menimbulkan
aliran cairan secara kontinu di atas kuncup kecap yang berlimpah pada sisi papilla tersebut. Fungsi
dari serous glands adalah menyapu partikel makanan di dekatnya sehingga kuncup kecap dapat
menerima dan memproses stimulus pengecapan yang baru serta menyekresi enzim lipase yang
mencegah pembentukan suatu lapisan hidrofobik di atas kuncup kecap (Mescher, 2013 : 294).
C. Ciri khusus
Terdapat pada garis berbentuk “v”. Merupakan papilla terbesar pada lidah. Tidak terlalu menonjol di
permukaan. Terdapat parit di sekitarnya
Daftar Pustaka
Abdian, M., Budiman, H. and Iskandar, C. D. (2017) ‘Gambaran Histologis Timus Ayam
Kampung (Gallus gallus domesticus) pada Umur Berbeda’, Jimvet, 1(3), pp. 592–597.
Budiman, H., Septian, A., Hamny, H., Zainuddin, Z., Iskandar, C. D., Sabri, M., ... & Harris, A.
(2019). 19. Histological Of Thymus In Tegal Duck (Anas Javanicus) At Different Ages.
Jurnal Medika Veterinaria, 13(1), 138-144.
Cui, D., Daley, W.P., Naftel, J.P., Haines, D.E., Lynch, J. C. (2011). Atlas of Histology with
Functional and Clinical Correlation. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott
Williams & Wilkins
Eroschenko, V.P., di Fiore, M. S. H. (2008). DiFiore's Atlas of Histology with Functional
Correlations. Philadelphia :Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Gartnerm Leslie (2017) The Textbook of Histology. Philadelphia: Elsevier.
Gunawan, G., Saragih, G. R., Umardani, Y., Karnati, S., Wihadmadyatami, H., & Kusindarta, E.
L. (2020). Morphological study of the lingual papillae in the fruit bat (Rousettus
amplexicaudatus) by scanning electron microscopy and light microscopy. Anatomia,
histologia, embryologia, 49(2), 173-183.
Junqueira, L. C. U. and Mescher, A. L. (2012) Junqueira’s Basic histology book & atlas 12th,
McGraw-Hill Medical.
Kiranadi, B. 2017. Fisiologi Saraf, Indera, dan Otot. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Korobitua, S., Wangko, S. and Ticoalu, S. H. R. (2017) ‘Gambaran makroskopik dan mikroskopik
otak besar pada hewan coba postmortem’, Jurnal e-Biomedik, 5(1). doi:
10.35790/ebm.5.1.2017.15460.
Listyawati, S. and Moeljono, M. (2001) ‘Gambaran Histologis Kelenjar Tiroid’, BioSMART:
Journal of, 3(April), pp. 14–18. Available at:
http://biosmart.mipa.uns.ac.id/index.php/biosmart/article/view/73.
Mescher, A. L. (2013). Junqueira Basic Histology Text and Atlas. English: McGrawHill Medical.
RAUF, S. (2018). Latihan Fisik Interval dengan Intensitas Sedang Meningkatkan Fungsi
Cerebellum Tikus Sprague Dawley Pascaovariektomi (Kajian Fungsi Neurotropik,
Neuroprotektif, dan Motorik Cerebellum) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
S. Vinurbal. (2016). Foliate Papillae of Human Tongue - A Microscopic Study. Indian Journal of
Applied Research, 10(6), 18-21.
Lampiran
- 2 lembar lampiran ss abstrak jurnal
- 6 lembar lampiran laporan sementara
Lembar Pengesahan

Surakarta, 23 Desember 2021

Asisten Praktikan

(Quinne E. Satwika) (Lukluk Nur Hidayah)

NIM. K4318048 NIM. K4320047


Lampiran
A. SS Abstrak Jurnal
B. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai