HISTOLOGI
SISTEM JARINGAN DASAR
Disusun Oleh:
SURAKARTA
2021
Laporan Resmi Praktikum
Histologi
Tujuan :
1. Mengamati preparat histologis dari jaringan ikat Longgar, Jaringan Ikat Padat, Jaringan
Embrional, dan Jaringan Tulang yang meliputi Kartilago dan Osteon.
2. Mengamati preparat histologis dari jaringan otot (otot polos, otot rangka dan otot
jantung), jaringan saraf, dan jaringan lemak.
3. Membuat analisa pada tiap preparat berdasarkan referensi.
Nama Preparat : Mesenterium
Perbesaran Preparat :
Gambar Keterangan
A : Matriks
B : Elastic Fiber
C : Collagen Fiber
D : Sel mast
C. Ciri khusus
Berbentuk serabut lurik yang bercabang-cabang, sel mempunyai satu atau banyak inti sel dan terletak
di tengah serabut, otot bekerja diluar kesadaran, tidak diperintah otak, tapi dipengaruhi kesediaan
oksigen yang cukup, dan adanya garis gelap melintang yang melintasi deretan sel-sel jantung dengan
interval yang tidak teratur (Evelyn, 2009).
Nama Preparat : Korteks Cerebrum
Perbesaran Preparat :
Gambar Keterangan
1. Sel Neurologis (Sel
purkinje)
2. Lapisan granular
(stratum
granulosum)
3. Lapisan molekul
(stratum
molecular)
4. Apikal Dentrit
(Dendrit sel
purkinje)
5. Sel piramida
medium
6. Dendrit
7. Sel piramida
panjang
8. Axon
Identifikasi dan Deskripsi
A. Tempat ditemukan
Ditemukan di organ otak (Irianti, 2012).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
1) Sel neurologis
Neuron terbesar di system saraf pusat vertebra. Dendrit mereka datar (isoplanar) dan
menumpuk di korteks seperti daun ditekan. Sel purkinje menerima informasi dari korteks
serebri secara tidak langsung. Sel-sel neuron di nukleus pontin menerima informasi dari korteks
cerebri yang kemudian meneruskan informasi secara kontra lateral ke korteks serebelum.
2) Lapisan granular (stratum granulosum)
Stratum granulosum merupakan lapisan ketiga dari epidermis yang berfungsi untuk
membentuk sel-sel pelindung kulit (Harjana, 2011).
3) Lapisan molekul (stratum molecular)
Lapisan molekul (stratum molecular) berfungsi sebagai tempat serat jalur perforan
membentuk sinapsis ke
dendrit apikal distal sel piramida
4) Akson
Akson berasal dari piramida berbentuk wilayah yang perikarion disebut akson Hillock.
Membran plasma akson sering disebut aksolemma dan isinya dikenal sebagai aksoplasma.
Akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak. Kadang-kadang, segera
setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah cabang yang kembali ke daerah badan
sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral.
5) Dendrit
Umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrit sering di selubungi oleh banyak
sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan
sel saraf memiliki banyak dendrit, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel.
Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi
sejumlah besar ujung akson dari sel saraf lain.
6) Neuron pyramidal
Sel-sel korteks serebri berperan pada integrasi informasi sensorik dan inisiasi respons motorik
volunter.
C. Ciri khusus
Memiliki tiga lapisan-lapisan molekular luar, suatu lapisan tengah yang terdiri atas neuron berukuran
besar yang disebut sel Purkinje, dan lapisan granular internal. Badan sel Purkinje terlihat jelas, bahkan
pada sediaan yang dipulas dengan H&E dan dendritnya menjalar di seluruh lapisan molekular sebagai
jala serabut saraf yang bercabang (Evelyn, 2009).
Daftar Pustaka
Andari, K., Normasari, R., & Hasan, M. (2017). Pengaruh Minyak Ikan Lemuru (Sardinella
longiceps) terhadap Ekspresi Tumor Necrosis Factor (TNF-α) Kartilago yang Diinduksi
Complete Freund's Adjuvant (Effect of Lemuru (Sardinella longiceps) Fish Oil on
Tumor Necrosis Factor (TNF-α) Expression of Cartilage that Induced by Complete
Freund's Adjuvant). Pustaka Kesehatan, 5(1), 1-5.
Arrochman, F., Betaubun, A. I., Ifanti, R. T., Rinandari, U., Negara, A. S., Nugraha, W., ... &
Julianto, I. (2020). Media Terkondisi Sel Punca Mesenkim Wharton’s Jelly
Mempercepat Penyembuhan Ulkus Tikus Diabetik strain Wistar. Cermin Dunia
Kedokteran, 47(12), 727-731.
Carneiro-Barrera, A., Amaro-Gahete, F. J., Sáez-Roca, G., Martín-Carrasco, C., R Ruiz, J., &
Buela-Casal, G. (2019). Anxiety and depression in patients with obstructive sleep apnoea
before and after continuous positive airway pressure: The ADIPOSA study. Journal of
clinical medicine, 8(12), 2099-2115.
Irianto, Koes (2012). Anatomi dan Fisiologi Untuk mahasiswa. Bandung. Alfabeta.
Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histologi 13thEdition. New York: Mc Graw Hill
Education.
Rilianawati, R., Subintoro, S., & Rofaani, E. (2018). Pengaruh Prototipell Enkapsulasi Berbasis
Alginat Terhadap Viabilitas dan Stabilitas Sel Punca Mesenkim. Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia, 7(1), 27-38.Scharitzer, M., Tamandl, D., & Ba-Ssalamah, A.
(2017). Zufallsbefunde von Niere, Nebenniere, Adnexen, Gastrointestinaltrakt,
Mesenterium und Lymphknoten. Der Radiologe, 57(4), 279-285.
1) Laporan sementara
S. nisirik•
2 }- kzxutrosit
2) SS jurnal
Media Terkondisi Sel Punca Mesenkim Wharton’s telly
Mempercepat Penyembuhan Ulkus Tikus Diabetik sCrain Wistar
Ferny Aeroahmen, Anoe Imelda Betaubun, Rekhme M IfenD, Ummi ¥tinendezñ, Mardiena,
Aahmad BeEyo Megara, W?bieono Mugraha, ¥Bumaahme€ Mu\iento, Indeh Julian€o
Oépai•temen IImu Kasehatan Itulig dan IlteIamin Fak0ltas ñ .@n Mn •rsrbas Sabelas May
risuo Or Mo¥wardi, Surâlrarta, Indonesia
mndahuluan’ Ulkus aiabetik merupakan beniuL kagagalgn proses penyemâuhan: Iuka.eormaI Media lerkondisi seI'punca mesenkim Barron?
.ye//y meningkatkan transkri si m-RNA dari c*-gz, h poxiâ'indu‹ibie focror- la, dan :p Iosm inogen octivaio/Jnhibiror- I genes pada fibobIas.kulJt
yang berhubungaa dengan penyembuham luka. Tujuan. Menelitl efékt\ bias media terkond|si sel punca mesenkim W.tiorton?)elt/ terhadap
kecepatan Qonyembuha'n ulkus pada tikus' dlabéti*k.*S'f/O/n Wisiar. Metode.. Peñelitian eksperirñental Iâbératorik ronfom/zed .prete xt- postiesi