Anda di halaman 1dari 29

RESUME JARINGAN TUMBUHAN, JARINGAN HEWAN, DAN

JARINGAN MANUSIA

Dosen Pengampu: Rini Verary Shinthia M.Si

Novia Listiana

23060190042

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SALATIGA

2022/2023
A. JARINGAN PADA HEWAN
1. JARINGAN HEWAN
Jaringan hewan tersusun atas 4 macam jaringan yaitu jaringan epithel
(epithelium), jaringan ikat (connective), jaringan otot (muscle), dan jaringan saraf
(nervous).

2. JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel adalah jaringan yang membatasi dua lingkungan berbeda dalam
tubuh hewan, dan melekat pada jaringan ikat.
Jaringan epitel berdasarkan letaknya:
a. Epidermis, berbatasan dengan lingkungan luar.
b. Endotelium, membatasi organ dalam.
c. Mesoteliu
Ciri-ciri khusus jaringan epitel:
1) Sel-selnya tersusun rapat.
2) Tidak mengandung pembuluh darah namun mengandung saraf.
3) Kemampuan regenerasi tinggim, membatasi rongga.

Fungsi umum jaringan epitel antara lain adalah untuk proteksi, absorpsi, sekresi,
reseptor dan pertukaran zat.

Berdasarkan bentuk, jaringan epitel terdiri dari;

a. Epithel pipih (squamous epithelium)


Selapis, Sangat tipis, permeabel dan transpor zat dilakukan dengan difusi dan
osmosis. Contoh: epitel alveolus dan kapiler.
Gambar 1.1 Jaringan Epitel Pipih Selapis

Sumber:(https://jurnal.gusjigang.net/fungsi-jaringan-epitel/)

Berlapis, Berfungsi sebagai perlindungan dari luar tubuh dan mudah melakukan
regenerasi. Contoh: epitel kulit, mulut dan vagina.

b. Epithel kubus (cuboid epithelium)


Selapis, berperan utama dalam absorpsi dan sekresi. Contoh: epitel saluran
kelenjar ludah dan tubulus ginjal.

Gambar 1.2 Jaringan Epithel Kubus

Sumber: (https://zistyad.ir/bnep)

Berlapis, merupakan epitel penyusun kelenjar, berperan utama dalam absorpsi


dan sekresi, dan melindungi dari gesekan. Contoh: epitel ovarium, testis, saluran
kelenjar keringat dan kulit.

c. Epithel silindris (Columnal epithelium)


Selapis, Berperan utama dalam absorpsi dan sekresi, dan diselingi oleh suatu sel
goblet yang menghasilkan
lendir.Pada lambung, sel goblet disebut sel parietal, dan menghasilkan HCl untuk
mencerna makanan. Contoh: epitel lambung, usus halus, dan bagian saluran
pencernaan lainnya.

Gambar 1.3 Sel Goblet


Sumber: (http://zistyad.ir/bnep/)

Berlapis, Jarang ditemukan, berperan utama dalam sekresi dan pelindung.


Contoh: epitel laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah.
Berlapis semu bersilia, Memiliki sel epitel silindris yang tersusun seperti dua
lapis, namun terjadi karena hanya perbedaan tinggi sel, sehingga bagian apikal
yang terlihat adalah hanya sel yang tinggi. Contoh: epitel saluran pernapasan atas

Gambar 1.4 Epitel Silindris Bersilia


Sumber: (http://zistyad.ir/bnep/)

d. Epitel transisional
Bentuknya dapat berubah-ubah dengan cara mengembang dan mengempis, dan
bersifat impermeabel. Contoh: epitel pada kandung kemih, ureter, uretra, dan
tubulus ginjal
e. Epitel kelenjar
Terletak pada kelenjar endokrin dan eksokrin. Bentuk epitel kelenjar terdiri dari
tubular (tabung) dan alveolar (membulat).
Susunan jaringan epitel dan jaringan ikat

Gambar 1.5 Susunan jaringan epitel dan jaringan ikat.

1) Bagian apikal, bagian terluar jaringan epitel dapat termodifikasi:


a. Mikrovilli, untuk memperluas bidang penyerapan.
b. Sillia, untuk menagkap zat-zat tertentu.
2) Bagian basal, bagian terdalam jaringan epitel yang berkaitan dengan
jaringan ikat.
3) Lamina basalis, bagian dari membran dasar yang letaknya setelah
jaringan epitel.
4) Lamina retikularis, bagian dari membran dasar yang letaknya sebelum
jaringan ikat
5) Jaringan ikat

3. JARINGAN IKAT
Jaringan ikat/konektif/penyokong adalah jaringan yang berfuni mengikat jaingan-
jaringan lain menjadi satu, dan berasal dari perkembangan mesemkin dari mosedem.
Komponen penyusun jaringan ikat:

Gambar 1.6 Komponen penyusun jaringan

Komponen Sel :
a. Makrofag, berfungsi memakan kuman/zat asing yang masuk ke dalam jaringan,
dan terdapat dekat pembulu darah.
b. Fibroblas, protein berbentuk serat yang berfungsi untuk bakal/bahan pembetuk
matriks jaringan ikat.
c. Sel tiang (mast cell), berfungsi sebagai penghasil heparin untuk pembekuan
darah dan histaminsebagai peningkatpermabilitas kapilr darah.
d. Sel lemak (adipose cell), adalah sel yang terspesialisasi u ntuk menyimpan
lemak.
e. Sel darah merah
f. Sel darah putih
g. Melanosit, berfungsi untuk menghasilkan zat melanin (pigmen) pada kulit.

Komponen matriks dan serabut

a. Matriks, komponen cair pengisi jaringan ikat yang terdiri dari serabut dan bahan
dasar yang menyebabkan matriks menjadi lentur.
b. Serat kolagen, bewarna putih dengan daya regang tinggi dan elastis rendah.
c. Serat elastik, berwarna kuning, elastisitas rendah, dengan bahan penyusun yang
sama dengan kolagen namun lebih tipis.
d. Serat retikuler, berbentuk jarring, elastisitas rendah, dengan bahan penyusun
yang sama dengan kolagen nmun lebih tipis. Fugsinya adalah sebagai pengikat
antar jaringan ikat lain.
Klasifikasi jaringan ikat antara lain:
1) Jaringan ikat longgar

Gambar 1.7 jaringan ikat longgar

Adalah jaringan yang seratnya lebih longgar, komposisi bahan dasar matriksnya lebih
banyak, sel penyusunnya lebih sedikit.
Fungsi jaringan ikat longgar:
a. Memberi betuk organ dalam.
b. Menyelubngi serat otot.
c. Merekatkan jaringan dibawah kulit.
d. Membentuk membran mesentrium pada rongga peryt yang mengatur posisi
organ dalam.
2) Jaringan ikat padat

Gambar 1.8 jaringan ikat padat

Adalah jaringan yang sertanya lebih banyak dan rapat dari pada bahan dasar dan sel
penyusunnya.
Contohnya adalah jaringan pada dermis kulit dan pembungkus tulang (tida teratur),
dan tendon dan ligament (teratur).
3) Jaringan lemak (adiposa)

Gambar 1.9 jaringan lemak

Adalah jaringan yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.


Ciri-ciri sel lemak adalah oval, transparan, tipis, dan elastis.
Fungsi jarigan lemak:
a. Melindungi organ-organ dari benturan
b. Persediaan cadaga makanan
c. Alat pengatur suhu
Jaringan lemak terdapat disekitar organ-organ dalam dan bagian bawah kulit. Secara
khusus, pada laki-laki terletak pada dada dan perempuan terletak di perut.

4) Jaringan tulang rawan (kartilago)

Gambar 1.10 jaringan tulang rawan

Merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat beserta dengan matriks yang elastis.
Sel-sel penyususun jaringan kartilago berasal dari kondroblas yang menghasilkan
kondrosit. Kodrosit mensekesikan matriks yang isebut kondrin. Sel kondrosit
terletak alam ruangan yang disebut lakuna.

5) Jaringan tulang sejati


Sel-sel penyusun jaringan tulang berasal dari osteoblas yang mengasilkan osteosit.
Osteoblas yang mnghasilkan matriks yang disebut osteon. Tulang juga dapat
terbentuk dari osifikasi/klasifikasi kartilago.
6) Jaringan darah
Merupakan jaringan ikat yang terspesialisasi seabai tempat sel-sel darah dengan
matriks cair (plasma darah).
Fungsi jaringan darah:
a. Membawa sari-sari makanan, oksigen, hormon, dan sisa metabolisme.
b. Mencegah infeksi dan memerangi kuman.

Penyusun jaringan darah:

a. Plasma darah, yaitu bagia darah yang terdiri dari:


1) Air
2) Albumin, berfungsi sebagai osmoregulator.
3) Globulin, berfungsi sebagai antibodi.
4) Fibrinogen, berfungsi sebagai pembeku darah.
b. Eritrosit (sel darah merah), megandung hemoglobin yang berfungsi sebagai
pengikat oksigen dan karbondioksida.
c. Leokosit, berfungsi sebagai pemakan kuman dan za tasing yang masuk kedalam
tubuh.
Macam-macam leokosit:
1) Granulosit, leukosit bergranula, ccontohnya neotrofil, eosinophil, dan basofil.
2) Agranulosit, leukosit tiak bergranula, contohnya monosit, limfosit.
d. Trombosit, berfungsi sebagai pembeku darah.
7) Jaringan limfa
Merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel limfosit dan makrofag dan serat-serat
retikuler. Jaingan limfa terdapat pada organ-organ limfa seperti timus, tonsil, dan
limpa.
4. JARINGAN OTOT
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfugsi sebagai alat gerak aktif
tubuh.
Jaringan otot terdiri dari serat-serat otot yang disebut miofibril.
Otot dapat bekerja secara aktif dengan cara kontraksi (memendek) dan relaksasi
(memanjang), dengan bantuan protein aktin (filamen halus), protein miosis
(filamen kasar), ATP dan Ca2.
Serat otot/ miofibran tersusun atas sarkomer-sarkomer.

Gambar 1.11 serat otot


a. Pita I menghasilkan daerah terang pada otot,
b. Pita A menghasilkan daerah gelap pada otot,
c. Zona H adalah daerah terang sempit fi antara daerah gelap pita A.
d. Gabungan protein aktin dan miosis disebut aktomiosin.
Cara kerja otot:
a. Miosin aktif mengerakkan aktin dengan bantuan Ca2+ dan ATP
b. Saat kontraksi, miosin menarik aktin sehingga pita I memendek, zona H hilang.
c. Saat relaksasi, miosin melepas aktin sehingga pita I kembali memanjang, zona H
kembali muncul.
Klasifikasi jaringan otot:
1) Otot polos/visera

Gambar 1.2 otot polos

Bentuk gelondongan dengan inti di tengah, bekerja secara tidak sadar (involunter)
atau dipersarafi saraf autonomy, dan tidak mudah Lelah.
Contoh : jaringan pada usus, lambung, pembulu darah, kantung kemih, Rahim, dan
organ dalam dan rongga tubuh lain.
2) Otot lurik/ rangka

Gambar 1.13 otot lurik

Berbentuk silinder Panjang dengan inti ditepi, tidak bercabang, berkerja secara sadar
(volunter) atau dipersarafi saraf pusat, dan cepat Lelah.
Daerah terang (isotrop) atau pita 1 dan daerah gelap (anisotrop) atau pita A pada otot
lurik dapat terlihat dengan jelas karena bentuknya teratur..
Contoh: otot yang menempel pada tulang (daging).
3) Otot jantung

Gambar 1.14 otot jantung

Berbentuk silinder Panjang dengan inti ditengah, berabang, bekerja secara tidak sadar
(involunter) atau dipersarafi sistem saraf autonomy, dan tidak mudah Lelah.
Otot jantung membentuk cabang yang disebut sinstium dan sekat yang disebt diskusi
inertkalar.
Contoh: otot pada jantung
5. JARINGAN SARAF
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf/ neuron yang terhubung ke sistem saraf
pusat.
Struktur sel saraf

Gambar 1.15 sel saraf

a. Dendrit, berfungsi menerima rangsang.


b. Badan sel berfungsi untuk memproses rangsang.
c. Akson, berfungsi untuk menghantarkan rangsang menuju sinapsis
d. Sel Schwann, berupa lemak yang berfungsi menghasilkan myelin.
e. Selubung mielin, berfungsi melindungi akson dan memberikan nutrisi.
f. Nodus Ranvier, berfungsi untuk mempercepat hantaran rangsangan.
g. Sinapsis, berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf selanjutnya.
Macam-macam jaringan saraf:
a. Saraf sensorik, saraf yang mengirimkan rangsangan dari daerah indra menuju
sistem saraf pusat.
b. Saraf interneuron, saraf penghubung antar saraf konektor dan saraf sensorik
dengan saraf motorik.
c. Saraf motorik , saraf yang mengirimkan rangsangan dari sistem saraf pusat
menuju efektor/otot.
Berdasarkan bentuknya, sel saraf terbagai menjadi:
a. Saraf multipolar
b. Safar bipolar
c. Saraf unipolar

Gambar 1.16 bentuk saraf


Sel glia (neuroglia) adalah sel yang menunjang keburuhan sel-sel saraf, seperti
kedudukan,nutrisi, oksigen, dan lain-lain.
Macam-macam sel glia
a. Sel satelit (regulator zat kimia)
b. Sel Schwann (pelindung akson dan pembentuk selubung mielin)
c. Sel ependimal (melapisi sistem saraf pusat dan pengisi cairan serebospinal)
d. Mikroglia (fagositosis)
e. Astrosit (penyokong sel saraf)
f. Oligodendrosit (penyokong sel saraf)
6. ORGAN DAN SISTEM ORGAN
Organ adalah gabungan dari bermcam-macam jaringan yang teroganisasi dalam
suatu fungsi.
Organ berdasarkan letaknya terbagi menjadi:
a. Organ dalam, yaitu organ yang terletak dalam rongga tubuh.
Contoh: lambung, pangkreas, ginjal, Rahim.
b. Organ luar, yaitu organ yang terletak diluar rongga tubuh.
contoh: tangan,kaki,kulit.
Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ yang berkerjasama untuk
melakukan tujuan yang sama.
B. JARINGAN PADA MANUSIA
1. JARINGAN TULANG
Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan dan
tulang sejati. Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan
seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabut, dan subtansi
dasar.
Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi intersel atau
matriks. Seperti jaringan ikat lain, tulang rawan berkembang dari jaringan
mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama
dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat
melekatnya otot kerangka.
2. FUNGSI TULANG
Fungsi penting dari tulang rawan ialah untuk menutupi permukaan sendi,
memungkinkan tulang untuk bergeser satu sama lain secara fleksibel, serta
untuk mengurangi gesekan ketika tulang bergerak. Selain beberapa fungsi
tersebut, tulang rawan juga sangat berfungsi untuk memberi bentuk pada
beberapa bagian tubuh, seperti telinga dan hidung. Tulang rawan juga
melindungi tulang bertabrakan satu sama lain ketika bergerak.
Secara umum, fungsi tulang keras serupa dengan fungsi tulang secara
keseluruhan, yaitu:
1. Sebagai alat gerak pasif
2. Memberikan bentuk tubuh
3. Penopang atau penyokong tubuh
4. Tempat melekatnya otot
5. Tempat pembentukan sel darah merah
6. Melindungi organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru.
Komposisi Tulang, yaitu Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen
interseluler (matriks). Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor,
osteoblast, osteosit dan osteoklas. Matriks tulang terdiri atas bahan-bahan
anorganik serta zat dasar yang amorf.
Macam-macam Sel Tulang pada Manusia
1. Osteoprogenitor, merupakan sel induk pluripotent yang berasal dari
mesenkim embrio, akan ada sepanjang hidup pasca kelahiran dan dapat
mengalami pembelahan mitosis dan memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi osteoblas. Sel-selnya gepeng dan belum berdifernsiasi, terdapat
dalam lapisan selular poriosteum, di lapisan endosteum dalam melapisi
rongga sumsum, osteon (sistem Havers), dan kanalis perforans tulang.
Ada 2 jenis sel osteoprogenitor, yaitu:
a. Preosteoblas : memilki sedikit retikulum endoplasma dan akan
menghasilkan osteoblas.
b. Preosteoklas : mengandung lebih banyak mitokondria dan ribosom
bebas dan menghasilkan osteoklas.

Gambar 1.1 osteoprogenitor

2. Osteoblas, adalah sel mononukleat yang berasal dari sel mesenkim yang
mensintesis protein matriks tulang kolagenous dan nonkolagenous.
Osteoblas berfungsi untuk mensisntesis komponen organik dari matriks
tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein), mengendapkan
unsur organik matriks tulang baru yang disebut osteoid dan membuat
tulang.
Ada dua bentuk osteoblas, tergantung pada aktivitas metabolismenya,
yaitu :
a. Kuboid : Bila aktif mensintesis matriks.
b. Gepeng : Bila kegiatan sintesis matriks menurun

Gambar 1.2 osteoblas

3. Osteosit, yaitu sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan


matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Osteosit berbentuk agak
pipih, retikulum endoplasma kasar dan badan golgi lebih sedikit, kromatin
inti lebih padat. Osteosit merupakan sel tulang yang sebenarnya
membentuk komponen selular utama pada tulang yang dewasa. Osteosit ini
berasal dari osteoblas.
Adapun peran dari osteosit:
a. Homesotasis kalsium pada cairan tubuh
b. Sense mechanical loading dan menghantarkan informasi ke sel lain
didalam tulang.
c. Mempertahankan matriks tulang dan viabilitas tulang.

Gambar 1.3 osteosit

4. Osteoklas, yaitu sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak
biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan matriks
atau pada permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtut
lakuna Howship.Osteoklas berfungsi dalam mekanisme osteoklastogenesis,
aktivasi resorpsi kalsium tulang, dan kartilago, dan merespon hormonal
yang dapat menurunkan struktur dan fungsi tulang. Osteoklas dalam proses
resorpsi tulang mensekresi enzim kolagenase dan proteinase lainnya, asam
laktat, serta asam sitrat yang dapat melarutkan matriks tulang.
Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan
pembersih debris yang terbentuk selama responsi tulang.
Adapun proses reabsorbsi tulang berlangsung dengan cara:
a. Dekalsifikasi oleh asam organik yang menumpuk di bawah tepian
juluran osteoklas.
b. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan
dilepaskan melalui proses eksositosis Osteokls.

Gambar 1.4 osteoklas


3. BERDASARKAN BENTUKNYA TULANG
a. TULANG PIPA
Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan
yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah
tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil.

Gambar 1.5 tulang pipa


b. TULANG PIPIH
Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya
terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga
sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk
memperkuat , contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang
tengkorak. Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel
darah putih.

Gambar 1.5 tulang pipih


c. TULANG PENDEK
Bentuknya pendek dan bulat. Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya
ditemukan pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas – ruas tulang belakang.
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
Contohnya ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan tulang
pergelangan kaki.

Gambar 1.6 tulang pendek

4. BERDASARKAN JENIS PENYUSUNYA SERTA SIFAT FISIKANYA


a. TULANG RAWAN
Tiga Jenis Tulang Rawan:
1) Rawan Healin: mengandung serabut kolagen dalam jumlah modrat.
2) Rawan Elasts: matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah
serabut elastic.
3) Fibrokartilago: mengandung matriks yang umumya dibentuk oleh suatu
jalinan jala-jala serabut kolagen kasar.
b. TULANG KERAS
Berdasarkan matriksnya yaitu:
1) Tulang Kompak: yaitu Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers.
Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu
suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat
pembuluh-pembuluh darah dan saraf.
2) Tulang spons Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula
tulang, bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak
rongga yang saling berhubungan dengan susunan yang tidak teratur.
5. BERDASARKAN HISTOLOGINYA
Ada tulang primer dan tulang sekunder:
a. Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang
sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu sama
lain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler.
b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang
sekunder banyak.
c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit.
d. Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer,
dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali
dekat sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon.
6. JENIS-JENIS KELAINAN TULANG
a. Osteoporosis
b. Rakitis
c. Osteomyelitis (Infeksi Tulang)
d. Tumor tulang
e. Penyakit paget
f. Skoliosis
7. PENCEGAHAN TERADAP KELAIAN TULANG
1. Menambah Asupan Kalsium dan Vitamin D
Kalsium dan vitamin D adalah nutrisi yang berperan penting dalam
memelihara kesehatan dan kekuatan tulang. Jenis makanan yang banyak
mengandung kedua nutrisi tersebut antara lain susu dan produk olahannya,
kacang-kacangan, sayuran, daging, ikan, dan telur.
2. Rutin Berolahraga
Beberapa jenis olahraga, seperti berjalan kaki, joging, menari, sepak bola,
basket, panjat tebing, yoga, dan latihan beban, dapat membantu kita
membangun tulang yang kuat dan mencegah tulang menjadi keropos. yang
tepat dan aman untuk tulang.
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Memiliki berat badan yang terlalu kurus atau gemuk (obesitas) dapat
meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Untuk mengetahui idealnya berat
badan badan, cobalah rutin untuk menghitung indeks massa tubuh.
4. Menjalani Pemeriksaan Kepadatan Tulang
Pemeriksaan yang dilakukan dengan foto rontgen khusus bertujuan untuk
menilai kepadatan dan kekuatan tulang. Dokter biasanya akan menyarankan
pemeriksaan ini kepada lansia atau wanita yang telah menopause dan orang-
orang yang rutin mengonsumsi obat kortikosteroid.
C. JARINGAN PADA TUMBUHAN
1. Jaringan Tumbuhan
Jaringan di tumbuhan terdapat yang memiliki sifat meristematis, adalah jaringan
muda masih aktif membelah serta ada pula memiliki sifat permanen, diantaranya
jaringan dewasa tidak membelah.
a. Jaringan Meristem

Gambar 1.1 meristem

Pertumbuhan yang tinggi serta besar tersebut disebabkan ada aktivitas


pembelahan terhadap jaringan tumbuhan, jaringan aktif membelah tersebut
disebut dengan jaringan meristem. Jaringan meristem tersebut memiliki sifat-
sifat diantaranya, sel-sel muda pada fase pembelahan serta pertumbuhan.
Berdasarkan letaknya, meristem ini dibedakan dengan:
1) Meristem Ujung / Apikal, yaitu ini adalah jaringan mudah terbentuk sel-
sel intial yang ada di ujung dari peralatan tumbuhan. Adanya meristem
tersebut, tumbuhan bisa bertambah tinggi serta panjang.
2) Meristem Samping /Lateral, adalah jaringan mudah terbentuk sel-sel
initial terletak diantara bagian alat tumbuhan / antara jaringan dewasa.
Berdasarkan terjadinya, jaringan ini dibedakan menjadi 2 bagian,
diantaranya:
3) Meristem Primer, adalah jaringan mudah asalnya dari sel intial disebut
dengan promeristem. Meristem primer ini terletak di ujung akar serta ujung
tumbuhan. Berdasarkan Hanstein, di bagian ujung akarnya dibagi menjadi
3 daerah, diantaranya:
a) Dermatogen akan berkembang menjadi epirdemis.
b) Periblem akan berkembang menjadi korteks.
c) Pleron akan berkembang menjadi stele.

Meristem di ujung batang berdasarkan Schmidit dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Korpun, bagian yang satu ini adalah bagian pusat titik tumbuh,
mempunyai area luas serta sel-selnya sangat relative besar.
b) Tunika, bagian tersebut adalah bagian terluar dari titik tumbuh.
4) Meristem Sekunder
Meristim ini asalnya dari jaringan dewasa serta berikutnya berubah
sehingga menjadi meristematis. Sel tersebut berbentuk pipih maupun
prisma pada bagian tengahnya ada vakuola.
b. Jaringan Permanen / Dewasa
Jaringan permanen ini adalah jaringan tidak aktif membelah serta telah lama
diferensi. Jaringan tersebut memiliki ukuran relative besar daripada sel-sel
meristem. Struktur tumbuhan diantaranya ada jaringan-jaringan, yaitu:
1) Epirdemis
Jaringan epirdemi ada di paling luar terhadap alat tumbuha primer
misalnya batang daun, akar, buah, bunga, serta biji. Epirdemis tersebut
terdiri dari lapisan sel. Memiliki bentuk bermacam-macam. Epirdemis
adalah sel hidup dikarenakan masih memilki kandungan protoplas, meski
jumlahnya sedikit.
Sel-sel intial epidermis bisa berkembang sebagian menjadi peralatan
tambahan lainnya seringkali disebut dengan derivate epirdemis, yaitu:
a) Stomata, merupakan celah yang ada di epirdemis organ tumbuhannya.
Di semua tumbuhan memiliki warna hijau, lapisan epidermis memiliki
kandungan stomata terbanyak di daunnya. Stomata tersebut yaitu
bagian celah, sel penutup, sel tetangga, serta ruang udara bagian
dalam.
b) Trikoma, terdiri dari sel tunggal maupun banyak sel, peranana trikoma
ini untuk tumbuhan, yaitu trikoma yang ada di epirdemis daun
memiliki fungsi untuk kurangi penguapan, serap air dan garam
mineral, dan kurangi gangguan hewan.
2) Parenkim
Parenkim adalah jaringan memiliki bentuk atas sel hidup, jaringan
parenkim disebut pula dengan jaringan dasar dikarenakan hampir di setiap
tumbuhan akan ada parenkim. Berbagai organ tubuh tumbuhannya yang
memiliki kandungan jaringan parenkim, diantaranya akar, batang,
pembentuk daging buah, mesofil daun, pembentuk endosperma.
c. Jaringan Penunjang / Mekanik
Jaringan mekanik ini memiliki fungsi agar dapat memiliki kekuatan terhafdap
tumbuhan tingkat tinggi. Di tumbuhan tingkat tinggi ini memiliki batang besar
serta tinggi, memiliki pengaruh kekurangan kandungan air terhadap sel-selnya
bisa diatasi adanya jaringan mekanik tersebut, sehingga umbuhannya tetap
tegak sama sekali tanpa alami kelayuan. Jaringan mekanik ini dibedakan
menjadi 2, diantaranya yaitu:
1) Koleknkim
Jarngan kolenkim ini ada pada organ suatu tumbuhan, terutama
terhadap golongan dikotil adalah di bagian batang, daun, serta bunga.
Jarang ada di bagian akar ada pada tanah. Bentuk sel kolenkim ini
terdapat yang panjang serta pendek.
Sel pendek memiliki bentuk seperti halnya prisma, sedangn
panjangnya memiliki bentuk hampir sama dengan serta yang memiliki
ukuran kurang lebih 2 mm. Jenis-jenis kolenkim diantaranya, kolenkim
sudut (angular), Kolenkim papan (lamellar), Kolenkim tubular
(lakuna), dan Kolenkim tipe cincin.
2) Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan mekanik hanya ada di organ
tumbuhan tidak lagi adakan perkembangan serta tumbuhan maupun
organ tumbuhan sudah tetap. Sklerenkim memiliki fungsi agar data
hadapi banyak tekanan hingga bisa lindungi jaringan lebih lemah.
Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi 2, yaitu serta sklerenkim /
fibers dan sel-sel batu / sklereid.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut terhadap tubuh tumbuhan yaitu diantaranya xylem serta
floem. Jaringan tersebut adalah jaringan khusus. Fungsinya untuk tumbuhan,
adalah sebagai jaringan agar dapat mengangkut zat mineral diserap akar dari
tanah maupun zat makanan yang sudah dihasilkan terhadap daun agar dapat
disalurkan pada bagian lain semuanya memungkinkan suatu tumbuhan bagi
hidup serta berkembang. Jaringan xylem serta floem terhadap batang
tumbuhan, adalah:
1) Xilem / Pembuluh Kayu

Gambar 1.2 Xilem

Fungsi Xilem ini merupakan sebagai tempat pengangkut air serta zat
mineral dari akarnya pada bagian daun. Susunan xylem tersebut
adalah jaringan pengangkut secara kompleks, yaitu banyak bentuk sel.
Diantara unsur utama xylem, yaitu:

a) Trakeid
b) Trakea / komponen pembuluh
c) Parenkim xylem
2) Floem
Floem ini memiliki fungsi agar dapat mengangkut serta sebarkan zat
makanan yang merupakan hasil dari fotosintesis dari bagian lainnya
yang terdapat di bawahnya.
Floem ini diantaranya memiliki unsur, yaitu:
a) Unsur tapis
b) Sel pengantar
c) Sel albumin
d) Parenkim floem
e) Serat floem
f) Kolateral

Gambar 1.3 Xilem dan Floem


e. Organ Tumbuhan
Sama halnya dengan hewan serta manusia, tubuh tumbuhan juga tersusun dari
organ. Tumbuhan tersebut terdiri dari organ-organ, diantaranya:
1) Akar

Gambar 1.4 akar


Akar adalah organ tumbuhan umumnya ada pada tanah, meski di beberapa
tumbuhan tertentu, terapat akar menjulang ke atas tanah. Jika akar primer
ini dipotong melintang didapatkan struktur jaringan akar tumbuhan
terhadap irisan melintang, diantaranya yaiu:
a) Epirdemis
Adalah lapisan penutup luar terdiri dari selapis sel berdinding tipis
berlapis kutikula dengan susunan secara rapat.

Gambar 1.5 epidermis


b) Korteks
Lapisan koteks ini terdiri dari sel parenkim berdinding tipis serta
tersusun logar hingga ada ruang antar sel.

Gambar 1.6 korteks


c) Endodermis
Lapisan yang satu ini sebetulnya ada sel korteks terdiri dari sel
berbentuk kotak serta tersusun rapat sama sekali tanpa rongga antar
sel.
d) Silinder Pusat maupun Stele
Lapisan ini adalah lapisan paling dalam terdiri dari bagian-bagian
yaitu:
 Perisikel / perikambium
 Berkas pengangkut / xlem dan floem
 Jari empulur
2) Batang
Batang adalah organ tumbuhan umumnya hanya terletak pada atas tanah,
meski terdapat berbagai tumbuhan batangnya ada dalam tanah. Jaringan
yang menyusun batang suatu tumbuhan yaitu:
a) Batang dikotil
b) Batang monokotil
3) Daun
Daun adalah bagian tumbuhan memiliki fungsi agar dapat memproses
fotosintesis. Umumnya daun tersusun dari berbagai lapisan, yaitu:
a) Epirdemis
b) Parenkim maupun Mesofil
c) Berkas pengangkut
4) Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan adalah cara perbanyakan tumbuhan dengan invitro.
Melalui kultur yang satu ini, jaringan tumbuhan ini diambil sedikit,
kemudian ditumbuhkan pada media buatan hingga tumbuh menjadi
tanaman dengan sempurna.
Langkah Teknik Kultur Jaringan
a) Siapkan media tumbuh terdiri dari campuran garam mineral
dengan isi unsur makro serta mikro.
b) Siapkan eksplan.
c) Tanamkan eksplan di media yang sudah disiapkan.
d) Sesudah terbentuk calon tumbuhan / akar / tunas, maka
dipindahkan pada media tanah.
e) Masalah / Gangguan terhadap Kultur Jaringan
f) Kontaminasi oleh jamur, bakteri, virus, serta lainnya.
g) Browning / pencolokan.
h) Kelebihan serta Kelemahan Teknik Kultutr Jaringan
i) Kultur jaringan adalah cara hasilkan jumlah bibit tanaman banyak
pada waktu saingkat.
j) Tidak perlukan tempat luas.
k) Tidak tergantung dengan musim.
l) Bibit dihasilkan lebih sehat.
m) Memungkinkan dilakukan manipulasi gen.

DAFTAR PUSRAKA

Rikky Firmansyah, dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Penerbit: PT Grafindo Media
Pratama.
Soesilawati, P. 2020. Histologi Kedokteran Dasar. Penerbit: Airlangga University Press.
Pearce, E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA Biologi Kelas VIII. Penerbit: Yudhistira.
Kalangi, Sonny. 2014. Tinjauan Histologi Tulang Rawan. Jurnal Biomedik Volume 6, Nomor 3,
Suplemen, November 2014, hlm. S17-26.

Anda mungkin juga menyukai