PERCOBAAN
“PASTA PAZINOX”
OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS A2
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
A. Studi Preformulasi
1. Uraian Bahan
a. Zat Aktif
1) Studi Farmakologi
Mekanisme Kerja
Zinc Oxide merupakan salah satu mild astringent dengan kajian farmakologis
jaringan kulit sehingga dapat melindungi jaringan kulit. Sediaan pasta dipilih
karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau
Indikasi
Digunakan secara topikal sebagai obat penenang dan aplikasi pelindung pada eksim
dan ekskoriasi ringan, luka dalam, dan untuk wasir. Zinc oksida memantulkan
radiasi ultraviolet dan digunakan sebagai fisik tabir surya (Tjay, 2015).
Farmakodinamik
unsur mineral yang penting. Secara garis besar, zinc memiliki tiga peran dalam
tubuh yaitu peran katalitik, struktural dan regulatori. Zinc bekerja dalam berbagai
aspek proses metabolisme seluler, antara lain sintesis protein, proses pembelahan
sel, proses penyembuhan luka, aktivitas katalitik terhadap sekitar 200 enzim dan
sebagai kofaktor pada lebih dari 300 enzim yang memengaruhi fungsi berbagai
organ. Zinc juga terlibat dalam mekanisme penghambatan absorbsi tembaga pada
serta transpor tembaga ke hati. Studi telah menunjukkan bahwa zinc dapat
flu dan common cold. Zinc juga telah lama diketahui berperan dalam mengurangi
gejala buang air besar cair pada gastroenteritis anak (Sweetman, 2009).
Kontraindikasi
meningkatkan risiko efek samping hipoglikemik oral dan fenitoin. (BPOM, 2015).
Efek Samping
Dosis
Topikal: 2,5 g dioleskan tipis ke bagian yang sakit 2 kali sehari (Brayfiel, 2014).
Cara Pemakaian
Digunakan pada semua tempat yang terkena infeksi tiap kali ganti popok dan
sesudah mandi. Sebelum penggunaan, bersihkan kulit dengan air hangat dan
Hindari kontak dengan mata, hindari kontak dengan kulit yang meradang atau
rusak, hindari kontak dengan selaput lendir, tidak untuk digunakan dengan
pembalut oklusif, aplikasi topikal dalam jumlah besar dapat mengakibatkan efek
Absorbsi
Absorpsi zinc terjadi di usus halus dan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
adalah makanan dan status defisiensi zinc didalam tubuh. Bioavailabilitas zinc
dalam perut kosong sekitar 60‒70%. Tingkat efisiensi absorbsi zinc akan menurun
penyerapan zinc di dalam usus halus akan lebih besar dibanding pasien dengan diet
Distribusi
Sekitar 60‒70% dari zinc yang diabsorpsi akan berikatan dengan plasma albumin,
lalu didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Zinc terutama terdistribusi pada hati,
paru, otot, tulang, mata, cairan prostat dan ginjal (Sweetman, 2009).
Metabolisme
Metabolisme zinc didalam tubuh segera dimulai ketika terjadi penyerapan, baik dari
makanan ataupun obat-obatan dalam bentuk ion bebas. Ion bebas ini akan berikatan
a. Zat Aktif
bunga seng.
terkena cahaya
diatas 30°C
b. Bahan Tambahan
Struktur Kimia :
Stabilitas : Amylum
inkompatibel
Konsentrasi : 25%
Kegunaan : Pengental
parahydroxybenzoas; propyl
mendidih
pH : 4-8
Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba propilparaben sangat
Konsentrasi : 0,02%
Rumus Struktur :
pH : 4-8
Konsentrasi : 0,18%
Struktur Kimia :
methylphenol;butylhydroxytoluene;butyl
hydroxytoluenum
lemak.
kehilangan aktivitas.
Kegunaan : Pelarut
Struktur Kimia :
yang sejuk
aldehida.
Kegunaan : Basis
70°C)
bahan inert
Konsentrasi : Ad 100%
2. Alasan Pemilihan
A. Bentuk sediaan
• Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan
sebagai salep penutup atau pelindung. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan
• Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu bahan obat dalam
sediaan pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja
lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorpsi pasta lebih
2012).
konsistensi yang cocok untuk terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh
bakteri. Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu bahan
obat dalam sediaan pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan
daya kerja lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorpsi
pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep
(Lachman, 2012).
konsistensi yang cocok untuk terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh
B. Zat aktif
(BNF, 2021).
sebacea (Morkoc,2009).
• Zat ini merupakan gabungan mineral dengan oksigen yang sangat efektif
C. Bahan tambahan
2017).
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Ini dapat digunakan baik
sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan agen
• Paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum luas
alkil, tetapi kelarutan dalam air menurun; oleh karena itu campuran paraben
2009).
2. BHT (Antioksidan)
(Rowe, 2009).
• Antioksidan ditambahkan pada sediaan semi padat jika akan terjadi kerusakan
minyak dan lemak dalam makanan teroksidasi dan menjadi tengik (Rowe,
2009).
et al, 2009).
• Vaselin album dapat meningkatkan efek hidrasi pada kulit (Lachman, 2012)
diperoleh dari minyak bumi. Vaselin putih adalah vaselin yang telah
4. Etanol (Pelarut)
• Etanol digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar, universal, dan mudah
• Etanol dan air digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar, universal, dan
mudah didapat. Senyawa polar merupakan senyawa yang larut didalam air.
Senyawa metabolit sekunder yang akan diambil pada buah pare bersifat polar
formulasi sediaan tablet yang berfungsi sebagai bahan pengisi (Rowe, 2009).
(Rowe, 2009).
pasta atau kering sebelum digranul dengan komponen yang lain. Telah
tetapi sifat ini tergantung pada ukuran, distribusi ukuran dan bentuk partikel
(Swabrick, 2007).
B. Formulasi
1. Rancangan Formula
Farma 2024
Hidrokarbon
4. Perhitungan bahan
• Pertiap sediaan gel
250
= 100
= 2,5 g
15
Amilum Tritici 15% = 100 𝑥 10 𝑔
150
= 100
= 1,5 g
0,1
BHT 0,1% = 100 𝑥 10 𝑔
1
= 100
= 0,01 g
0,18
Metilparaben 0,18% = 𝑥 10 𝑔
100
1,8
= 100
= 0,018 g
0,02
Propilparaben 0,02% = 𝑥 10 𝑔
100
0,2
= 100
= 0,002 g
• Basis
= 10 – 4,03
= 5,97
5,97
Vaselin Album = 𝑥 10 𝑔
100
59,7
= 100
= 5,97g
Ethanol qs
= 25 g
= 15 g
BHT = 0,01 g x 10
= 0,1 g
Metilparaben = 0,018 g x 10
= 0,18 g
Propylparaben = 0,002 g x 10
= 0,02 g
= 59,7 g
Ethanol qs
5. Cara kerja
lumpang alu.
waterbath.
o. Diberi etiket.
(Sita, 2022)
5. Evaluasi
• Uji organoleptik
diamati secara obyektif meliputi bentuk, warna, dan aroma. Replikasi sebanyak
tiga kali pada masing masing formula. Suatu sediaan dikatakan stabil jika tidak
mengalami perubahan selama penyimpanan, hal ini dikarenakan zat aktif dan
bahan lainnya dapat tercampur dan tidak mengalami reaksi antara bahan yang
• Uji Homogenitas
dilakukan dengan cara 0,1 gram pasta yang dioleskan tipis pada kaca objek dan
ditutup dengan kaca objek lainnya, kemudian diamati secara visual. Replikasi
sebanyak tiga kali pada masing masing formula. Uji homogenitas menurut
syarat mutu sediaan pasta menyebutkan bahwa sediaan pasta gigi harus
homogen, tidak terlihat adanya gelembung udara, gumpalan dan partikel yang
dilakukan dengan cara mengoleskan 0,5 gram sediaan pasta sebesar pada kaca
bulat berskala. Lalu kaca bulat lain diletakkan diatas sediaan pasta selanjutnya
diberi beban seberat 200 gr, diamkan dan catat diameter pasta. Replikasi
• Uji pH
sediaan topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas zat
dilakukan dengan cara sediaan pasta gigi sebanyak 1 gram dilarutkan dengan
sampel pasta. Replikasi sebanyak tiga kali pada masing masing formula.
Pengujian daya busa dilakukan dengan cara 1 gram sediaan pasta gigi
terbentuk. Ukur tinggi busa pada sediaan pasta gigi menggunakan mistar.
Replikasi sebanyak tiga kali pada masing masing formula. Syarat tinggi busa
kecepatan 20 rpm. Replikasi sebanyak tiga kali pada masing masing formula
(Sita, 2022).
• Uji stabilitas
pada suhu 5°C selama 24 jam, kemudian sampel dipindahkan ke dalam oven
yang bersuhu 40°C selama 24 jam. Perlakuan ini merupakan 1 siklus, dan
8. Wadah
Dokumen Produksi Induk Hal. Dari 3
No.
PAZINOX
Januari 2023
Nama Produk
1. Keterangan Umum
2. Komposisi
sediaan bets
25⁄
1 Zink Oksida 001ZN 100 x 10 g 2,5 gr x 10 tube
= 2,5 gr = 25 gr
2 Amilum 002AT 15⁄
100x 10 gr =1,5 1,5 gr x 10 tube
gr = 15 gr
5 005BHT 0,1⁄
BHT 100x 10 gr 0,01 ge x 10
tube = 0,1 gr
= 0,01 gr
= 5,97 gr
1. Fase Air: Isi 003MP 0,18 g, 002AT 25 g, dan 006ET kedalam fase
& jacketed)
2. Fase Minyak: Isi PP 004 0,02 g, 006ET dan 007VA 49,7 g ke dalam
3. Fase minyak yang telah meleleh dan air yang telah panas kemudian
dipindahkan ke dalam tangki pembuatan krim dengan Vacuum
telah jadi ini memiliki fasilitas unutuk pemanasan dan roda troli
6. Dijepit penyegel
4. Diberi etiket
Pemerian pasta
Jenis evaluasi Standar
Warna
Kenampakan
Aroma
Rasa
5. Distribusi dokumen
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Salinan 1 : Kepala Bagian R & D
Salinan 2 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No.
PAZINOX
11 Januari
2023
3. PEMBUATAN PASTA
Tanggal penimbangan: jam mulai: jam selesai:
Pelaksana Pemeriksa
4. PENGEMASAN PRIMER
Pelaksana
Pelaksana Pemeriksa
Nama :
Tanggal :
Nama :
Tanggal :
FORM PELULUSAN PRODUK MENJADI PASTA
ZINK OKSIDE
PENGUJIAN LABORATORIUM
No. Form :
No. QC :
No. Batch :
Sesuai dengan hasil pengujian diatas nama sampel dengan nomor bets …….. dinyatakan :
(LULUS/TIDAK LULUS)
Tgl. 11 Januari 2023
Ka. Bagian Pengawasan Mutu
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V., Popovich, N.G. 2011. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery Systems (9th ed). Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. 2015. Pusat
Informasi Obat Nasional (Pionas). Informatorium Obat Nasional Indonesia
BNF, 2021, British National Formulary 56th Edition, BMJ Publishing Group,
London
BPOM RI, 2015, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, Jakarta :
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Brayfield, A., 2014. Martindale The Complete Drug Reference 38th Edition.
Pharmaceutical Press, London.
Elmitra., 2017, Buku Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid, Cetakan
Pertama, ISBN: 978-602-453-333-5, Depublish: Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia (edisi VI).
Jakarta: Depkes
Khairina, Apriyanti., 2022. Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum Sanctum L.) Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Paska
Pencabutan Gigi Cavia Cobaya. Tugas Akhir, UNAIR, Surabaya, Dalam:
http://alumni.unair.ac.id/detail.php?id=44864&faktas=Kedokteran%20Gig
Lachman, L., Lieberman. H.A., Kanig.I.L. 2012, Teori dan Praktek Industri
Farmasi (3th ed). diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan lis Aisyah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Morkoc, Hadis, Umit Ozgur. Zinc Oxide : Fundamentals, Materials and Device
Technology. 2019.
Rowe, R. C., et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition.
London: Pharmaceutical Press pp. 517
Sita Nur Faradila, Rani Prabandari, Ikhwan Yuda Kusuma. Pengaruh Variasi
Konsentrasi Gliserin Sebagai Humektan Terhadap Stabilitas Sediaan Pasta
Gigi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp).
Jurnal Pharmacy Genius Vol. 01 No. 01 Hal. 27-34 Tahun: 2022
Swarbrick, J., & Boylan, J.C., 2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.
Edisi Ketiga Volume I. Usa: Pharmaceu Tech.
Sweetman, S. C. 2009. The 36th edition of Martindale: The Complete Drug
Reference. London, England, UK: Pharmaceutical Press pp. 79-80.
Tjay Tan Hoan & Rahardja. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya (7th ed). Jakarta: PT Elex Media.
Voigt R., 1995. Buku pelajaran teknologi farmasi. Diterjemahkan oleh soendani
N,s Yogyakarta: UGM Press
Widodo, Sapto, Aji., Budiman, Arif., Hartanti, Dwi., 2013, Formulasi Dan
Aktivitas Anti Jamur Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak
(Salanum torvu, Swartz) Terhadap Candida albicans, Jurnal Riset Sains dan
Teknologi, Vol. 1 No.1.