Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK BUAH KARAMUNTING


(Melastoma malabathricum) SEBAGAI UPAYA MENGHASILKAN BAHAN
PEWARNA ALAMI TEKSTIL

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :
Jerni Larahmah Ketua 1601060009 2016
Hotni Arista Harahap Anggota 1 1601060027 2016
Ledy Yolanda Pasaribu Anggota 2 1801060016 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN


PADANGSIDIMPUAN
2018
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 1
1.4 Luaran Penelitian.............................................................................. 1
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum) ........................ 3
2.2 Klasifikasi Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum)....... 4
2.3 Bahan Pewarna................................................................................. 4
2.4 Bahan Kain ...................................................................................... 5
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 6
3.1 Metode Penelitian............................................................................. 6
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 6
3.3 Tahapan Penelitian ........................................................................... 6
3.3.1 Pembuatan Ekstrak Buah Karamunting
(Melastoma malabathricum) ......................................................... 7
3.3.2 Uji Kandungan Kimia Ekstrak Buah Karamunting
(Melastoma malabathricum) ......................................................... 7
3.3.3 Pewarnaan Kain............................................................................. 8
3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................ 8
3.5 Variabel yang Diamati...................................................................... 8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya................................................................................ 9
4.2 Jadwal Penelitian.............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ........................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian ...................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas ............. 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ..................................................... 19

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karamunting sangat digemari oleh anak-anak sewaktu kecil, dan karamunting
biasa tumbuh di sekitar hutan atau di pinggir rumah dengan tinggi ± 1 m bahkan
ada setinggi orang dewasa di padang terbuka. Dengan rasa gurih dan manis tak
lepas dari ecapan lidah ketika menikmatinya. Mungkin sekarang, sudah jarang
terlihat karena maraknya lahan perumahan dan pertanian holtikultura yang
menggantikannya.
Ada istilah tak perlu dirawat, tapi tetap tumbuh dan berkembang serta
menghasilkan bunga yang indah dan buah berwarna ungu dari kelopaknya.
Kedengarannya agak mustahil untuk diolah, dikemas atau dibuat sebagai bahan
pewarna alami baik sebagai pewarna makanan atau pewarna tekstil, tapi semua
mungkin saja terjadi, asal ada keinginan kuat untuk berpikir mengolahnya dari
biasa menjadi sesuatu yang bernilai tambah.
Secara ekonomis, biaya yang dikeluarkan atau dibutuhkan minim untuk
mengolahnya. Penelitian ini untuk mengkaji peran karamunting (Melastoma
malabathricum) terutama buahnya dari sesuatu yang tidak akan bermanfaat bagi
orang banyak menjadi bermanfaat yang dapat teruji secara ilmiah dan bernilai
secara ekonomis.
Maraknya industri pangan dan tekstil yang ada saat ini tidak diimbangi dengan
kenaikan kualitas produk yang dihasilkan serta tingkat keamanan bahan yang
digunakan. Dari pengamatan fitokimia ekstrak buah karamunting mengandung
phenol, flavonoid, dan antosianin. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara
maserasi (Jumiati, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Dengan mempertimbangkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
persoalan utama dalam program PKM-P ini, yaitu Apakah ekstrak buah
karamunting (Melastoma malabathricum) dapat digunakan sebagai bahan
pewarna alami tekstil di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan pewarna alami tekstil
dengan menggunakan ekstrak buah karamunting (Melastoma malabathricum)
sebagai bahan penggantinya.

1.4 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah artikel ilmiah di jurnal yang
ber-ISSN dan tepat guna bagi industri pakaian.
2

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari kegiatan PKM-P ini adalah :
a. Mengetahui lebih lanjut manfaat dari buah karamunting (Melastoma
malabathricum).
b. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa buah karamunting (Melastoma
malabathricum) dapat menjadi bahan pewarna alami tekstil.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum)


Karamunting adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat
sinar matahari yang cukup seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan
yang tidak terlalu gersang. Tumbuhan ini biasanya ditemukan pada ketinggian
sampai 1650 m dpl. Ciri-cirinya termasuk ke dalam kelompok perdu, daun
tunggal, bangun elips memanjang sampai lonjong, duduk daun berhadapan
bersilang, pangkal daun membulat tepi daun rata, dan ujung daun meruncing.
Bunga termasuk bunga majemuk berwarna merah jambu keputih-putihan,
buahnya dapat dimakan, mempunyai biji yang berukuran kecil (Pirnanda, 2016).

Gambar 1. Buah dan Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum)

Perdu tegak, 3-5 m tingginya. Berbatang kurus tinggi, berbonggol-bonggol,


gemang umumnya kurang dari 20 cm, kulit batang coklat keabu-abuan sampai
kehitaman, beralur atau memecah dangkal. Bertajuk renggang dengan cabang dan
ranting yang ramping dan melengkung, membentuk payung. Daun tunggal
terletak berhadapan, bertangkai panjang 2-7 cm. Lembaran daun besar-besar dan
lebar, dengan 5 tulang daun sejajar dan melengkung (curvinervis) khas
Melastomataceae, 2 di antaranya intramarginal; pertulangan menonjol di sebelah
bawah. Pangkal daun bentuk baji dan ujungnya meruncing, tepi daun bergerigi
kecil, nampak jelas pada daun yang muda. Sisi atas gundul, hijau muda sampai
agak tua, sisi bawah sedikit berbulu pada pertulangannya dan berwarna agak
keputihan. Karangan bunga bentuk payung menggarpu, berisi 3-12 kuntum,
muncul di batang (cauliflory), ranting tak berdaun, atau di ketiak. Bunga
berbilangan 5-7, harum. Daun mahkota putih, bertaju membengkok dan berparuh
kecil, 20 x 13 mm, pada akhirnya coklat kemerah-jambuan. Buah buni berbentuk
bulat seperti periuk bermahkotakan taju kelopak yang berdaging, berwarna kuning
gading. Daging buah keputihan dan banyak mengandung sari buah, kurang
beraroma, manis asam dengan rasa mirip jambu biji, mudah menjadi kecoklatan
karena teroksidasi, berbiji banyak dan kecil-kecil. Pada tempat-tempat yang
sesuai, karamunting segera meliar menjadi gulma yang mendominasi lapisan
4

bawah hutan sekunder. Jenis ini merupakan jenis asli dari kawasan Neotropical
(Amerika Tengah dan Selatan), namun saat ini menjadi spesies invasif di kawasan
tropis Asia. Buah bisa dimakan. Serak batang digunakan untuk mewarnai kain
(Pirnanda, 2016).

2.2 Klasifikasi Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum)


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Dikotil)
Ordo : Myrtales
Family : Melastomataceae
Genus : Melastoma
Spesies : Melastoma malabathricum
(Pirnanda, 2016)

2.3 Bahan Pewarna


Secara umum, ada dua macam bahan yang digunakan sebagai pewarna, yaitu
pewarna alami dan kimiawi. Bahan pewarna alami dapat diperoleh dari tanaman
berikut, antara lain daun pandan, temulawak, dan akar-akar, seperti kayu kebuau,
jambal, karamunting, mengkudu, gambir, dan air pohon pisang. Ada beberapa
tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alam, antara lain, loga tegeran
menghasilkan warna kuning, soga tingi menghasilkan warna merah gelap
kecoklatan, soga jambal menghasilkan warna coklat kemerahan, indigo
menghasilkan warna biru, kulit akar mengkudu menghasilkan warna merah tua,
rimpang kunyit bila dicampur dengan buah jarak dan jeruk dapat menghasilkan
warna hijau tua, dan bila dicampurkan dengan tarum indigo maka kunyit akan
menghasilkan warna hijau, daun mangga menghasilkan warna hijau, biji kesumba
menghasilkan warna merah oranye (Kholis, 2016).
Selain pewarna alami adapun jenis pewarna kimiawi atau sintetis dari luar
negeri yang sering digunakan antera lain warna direct, warna basis, warna asam,
warna blerang, warna hydron, warna bejana, warna bejana laut, warna naptol,
warna disperse, warna reaktif, warna rapid, warna pigmen, dan warna oksidasi.
Selain itu, untuk menambah kesan anggun dan mewah juga digunakan zat warna
prada. Adapun zat pewarna sintetis dalam bentuk kemasan kaleng mempunyai isi
berupa bubuk dalam berbagai warna seperti merah, merah muda, hijau, hijau
muda, kuning, coklat, ungu biru tua, hitam, dan masih banyak warna lainnya.
Karena bahan-bahan alami sulit didapatkan dan prosesnya sangat lama hingga
berhari-hari maka para pengrajin kain tenun banyak beralih menggunakan
pewarna kimia, selain bahan bakunya mudah didapat, proses pewarnaannya juga
lebih mudah dan cepat. Namun dalam menggunakan zat pewarna kimia dalam
proses penyelupan kain, kita harus berhati-hati dikarenakan dalam zat pewarna
kimia terdapat racun yang jika terlalu sering terkena zat tersebut dapat berbahaya
5

bagi tubuh, meskipun kadar yang terkandung di dalamnya hanya sedikit. Oleh
karena itu setelah proses penyelupan kain dalam pewarna kimia kita diharuskan
mencuci tangan dengan sabun hingga bersih (Kholis, 2016).

2.4 Bahan Kain


Kain adalah barang yang ditenun dari benang. Pada awalnya, bahan baku
untuk membuat kain adalah kapas. Dalam perkembangannya, bahan baku kain
tenun tidak hanya kapas, tetapi juga non kapas, seperti polyester, rayon, sutera,
dan lain-lain (Kholis, 2016).
Proses pembuatan kain tenun kebanyakan masih menggunakan cara
tradisional yang tidak memakai mesin cetak. Terdapat perbedaan dalam hal
pembuatan kain tenun di zaman dahulu dan zaman sekarang, dahulu dalam
pembuatan kain tenun, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membuatnya
akan tetapi sekarang kain tenun bersifat terbuka, artinya siapapun dapat membuat
kain tenun tersebut asalkan mempunyai keterampilan. Diperlukan adanya
kreativitas, ketelitian, dan kecekatan yang bagus untuk menghasilkan selembar
kain tenun yang baik, dan bermutu tinggi (Darmawati, 2016).
Tahap paling awal dalam pembuatan kain tenun adalah persiapan kain. Saat
ini, telah tersedia banyak macam kain yang siap pakai sehingga untuk membuat
kain tenun tidak perlu lagi dimulai dengan pemintalan kapas, salah satunya adalah
jenis kain mori yang dapat digunakan dengan kualitas yang berbeda-beda,
misalnya mori prissima, mori biru, mori prima, dan mori voalissima, selain mori
jenis kain yang lain adalah seperti bahan sutra, rayon maupun sitetis. Akan tetapi,
biasanya kain-kain yang dijual di toko kain sudah difinish atau dikanji. Padahal,
kanji tersebut dapat menghalangi penyerapan kain terhadap zat pewarna. Oleh
karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan kanji
dalam kain (Darmawati, 2016).
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen untuk mengetahui
kemampuan ekstrak buah karamunting (Melastoma malabathricum) sebagai
pewarna alami berbagai jenis bahan tekstil. Pengukuran dilakukan satu kali dalam
waktu yang bersamaan.

3.2. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan. Waktu penelitian adalah mulai dari bulan
Januari 2019 hingga bulan Mei 2019.

3.3. Tahapan Penelitian


Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah karamunting
(Melastoma malabathricum) yang diperoleh dari desa Simarsayang, Tapanuli
Selatan, Sumatera Utara. Pemilihan buah karamunting (Melastoma
malabathricum) yang berkualitas baik, kriteria buah karamunting yang berkualitas
adalah diambil langsung dari pohonnya, buah tidak busuk dan berwarna ungu
segar, dan buah yang dipetik adalah buah yang matang.
7

3.3.1 Pembuatan Ekstrak Buah Karamunting (Melastoma malabathricum)

Buah Karamunting

Dibersihkan
Dicuci
Dikering anginkan
Dihaluskan dan diayak
Serbuk

Ditimbang
Dimasukkan ke dalam botol kaca steril
Dimaserasi ± 1 hari dalam pelarut
etanol 96% yang telah didestilasi
Maserat

Disaring

Filtrat Residu

Dirotavapor pada suhu 60°C Direndam


dengan
Ekstrak Kental pelarut etanol
96% ± 1 hari
dan diaduk
Disaring

Filtrat Residu

3.3.2 Uji Kandungan Kimia Ekstrak Buah Karamunting (Melastoma


malabathricum)

1. Uji Zat Fenolik


1g FeCl3 + 100 ml akuades

2. Uji Zat Flavonoid


15 g Mg(s) + HCl(p) + 250 ml NH4OH(p)

3. Uji Zat Alkaloid


- Pereaksi Wagner
8

2 g KI + 1,27 g Iodium + 100 ml akuades


- Pereaksi Meyer
1,596 g HgCl2 + 5 g KI + 100 ml akuades
- Pereaksi Dragendorff
8 g Bismut Nitrat + 20 ml HNO3 + 27,2 g KI + 80 ml akuades

4. Uji Zat Steroid


Pereaksi Lieberman-Burchad
H2SO4(p) + CH3COOH an-hidrid dengan perbandingan 1 : 20, v/v)

3.3.3 Pewarnaan Kain

Pewarnaan kain Langkah awal dalam pewarnaan


adalah melarutkan zat pewarna alami
yaitu ekstrak buah karamunting
(Melastoma malabathricum) yang
hendak digunakan menggunakan air
atau medium lain yang dapat
melarutkan zat warna tersebut,
kemudian beberapa jenis kain kain
dimasukkan ke dalam larutan zat
pewarna alami tersebut atau dengan
dicolet dengan larutan tersebut
sehingga terjadi penyerapan zat ke
dalam serat

3.4 Teknik Analisis Data


Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang merupakan rancangan acak lengkap
yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasifikasi silang yaitu faktor A
yang terdiri dari a dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor tersebut
diduga saling berinteraksi. Teknik analisa data secara statistik dilakukan dengan
ANOVA (Analysis of Variance) yang menguji perbedaan rerata antar kelompok
atau jenis perlakuan dan menggunakan komputer (SPSS 15).

3.5 Variabel Yang Diamati


Variabel yang diamati dan diukur dalam penelitian ini adalah mencakup
tingkat warna berbagai jenis kain. Tipe data variabel adalah ordinal.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1. Peralatan Penunjang 3.750.000
2. Bahan Habis Pakai 6.250.000
3. Perjalanan 1.250.000
4. Lain-lain : Administrasi, Publikasi, Seminar, dan 1.250.000
Laporan
Jumlah 12.500.000,-

4.2. Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan untuk 5 bulan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Bulan
No. Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
proposal
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
penelitian
4. Pengumpulan
data
5. Analisis data
6. Penyusunan laporan
penelitian
7. Publikasi ilmiah
10

DAFTAR PUSTAKA

Chairul, M. Harapini, dan Y. Daryati. 1996. Pengaruh Ekstrak Kencur


(Kaempferia galanga L. ) Terhadap Kehamilan Mencit Putih (Mus
musculus). Seminar Nasional Indonesia IV. Jakarta ; Lab. Treub
Puslitbang Biologi LIPI, Bogor dan Fakultas Farmasi Universitas 17
Agustus 1945.

Darmawati, I. A. P., G. Wijana, A. A. M. Astiningsih, I. A. Mayun dan N. L. M.


Pradnyawathi. 2016. Identifikasi dan karakterisasi Tanaman Pewarna
Alam Tenun Pegringsingan Desa Tenganan. Agrotrop 6 (1) : 10-18.

Jumiati, E., Mardhiana, I. M. Abdiani. 2017. Pemanfaatan Buah Karamunting


Sebagai Pewarna Alami Makanan. Agrifor 16 (2).

Kelana, T. B., 2012. Isolasi, Elusidasi Struktur Dan Uji “Brine Shrimp”
Kandungan Kimia Utama Daun Ficus deltoideus JACIC. VAR Bilobata.
Tesis. Padang ; Program Pasca Sarjana Universitas Andalas

Kholis, N. 2016. Kain Tradisional Sasirangan “Irma Sasirangan” Kampung


Melayu Kalimantan Selatan. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Pirnanda, D., H. Sumantri dan R.B. Prasetyo. 2016. Panduan Lapangan


Pengenalan Jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Hutan dataran
Rendah, Sumatera Selatan. Biodiversity and Climate Cange Project.
14

Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Melvariani Syari Batubara, S. Si., M. Kes., M. Pd.
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi : Pendidikan Biologi
4. NIDN : 0119128103
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 19 Desember 1981
6. Alamat E-mail : melvarianisyari@um-tapsel.ac.id
7. Nomor Telepon/HP : 08126334090
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S-1 S-2/Magister S-2/Doktor
Nama Institusi Universitas Sumatera Universitas Sumatera Universitas Negeri
Utara Utara Medan
Jurusan/Prodi Biologi Biomedik Pendidikan Biologi
Tahun Masuk–Lulus 2001–2007 2009–2012 2014-2016
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Biologi Umum Wajib 2
2. Praktikum Biologi Umum Wajib 1
3. Profesi Kependidikan Wajib 2
4. Bioteknologi Pilihan 2
5. Biologi Lingkungan Pilihan 2
6. Kewirausahaan Pilihan 2
D. Pengalaman Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Biotransformasi Tartrazin oleh APB UMTS 2017
Bakteri Usus Manusia
2. Implementasi Video DIKTI 2018
Pembelajaran Kultur Jaringan
Tanaman Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan
E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
No.
Masyarakat
1. Cek Golongan Darah dan Universitas 2015
Pengembangan Tanaman Hias di
SMK Muhammadiyah 14 Siabu
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian


1. Peralatan Penunjang
Harga Jumlah
Justifikasi
No Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
1. Desicator 3 Orang 300.000 900.000
2. Blender 3 Buah 300.000 900.000
3. Sendok 15 Buah 10.000 150.000
4. Saringan 15 Buah 10.000 150.000
5. Gayung 15 Buah 10.000 150.000
6. Ember 9 Buah 50.000 450.000
7. Colokan 3 Buah 50.000 150.000
8. Mangkok besar 45 Buah 10.000 450.000
9. Honor Pekerja pemilihan 3 Orang
150.000 450.000
dan pencucian
Subtotal (Rp) 3.750.000
2. Bahan Habis Pakai
Harga Jumlah
Justifikasi
No Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
10. Buah Karamunting 20 Kg 30.000 600.000
11. Kain Katun 2 Meter 100.000 200.000
12. Kain Poliester 2 Meter 25.000 50.000
13. Kain Rayon 2 Meter 50.000 100.000
14. Kain Sutra 2 Meter 200.000 400.000
15. Kertas HVS A4 2 Rim 50.000 100.000
16. Printer Canon 1 Buah 500.000 500.000
17. Tinta Printer 2 Paket 150.000 300.000
18. Materai 2 Buah 10.000 20.000
19. Kertas jeruk 1 Bungkus 50.000 50.000
20. Plastik jilid 1 Bungkus 50.000 50.000
21. Lakban hitam besar 1 Buah 10.000 10.000
22. Biaya pembuatan ekstrak
1 Paket 500.000 500.000
buah karamunting
23. Biaya uji kandungan kimia 2 Paket
600.000 1.200.000
ekstrak buah karamunting
24. Biaya analisis data penelitian 1 Paket 200.000 200.000
25. Botol Semprot 1 Buah 30.000 30.000
26. Batang Pengaduk 1 Buah 10.000 10.000
27. Brush Tabung Reaksi 1 Buah 5.000 5.000
28. Alkohol 70% 20 Liter 45.000 900.000
17

29. Aquadest 2 Liter 25.000 50.000


30. Spiritus 2 Liter 20.000 40.000
31. Kapas 500 Gram 45.000 45.000
32. Tissue 1 Pak 240.000 240.000
33. Kertas Perkamen 1 Paket 20.000 20.000
34. Kertas Minyak 1 Gulung 5.000 5.000
35. Tali Wol 1 Gulung 50.000 50.000
36. Kertas Label 1 Bungkus 10.000 10.000
37. Isolatif 1 Gulung 10.000 10.000
38. Cotton Bud 1 Bungkus 10.000 10.000
39. Spidol 1 Kotak 40.000 40.000
40. Pensil 1 Kotak 50.000 50.000
41. Pulpen 1 Kotak 50.000 50.000
42. Note Book 1 Lusin 120.000 120.000
43. Masker 1 Kotak 50.000 50.000
44. Sarung Tangan Karet 1 Kotak 50.000 50.000
45. Serbet 1 Lusin 120.000 120.000
46. Detergen 1 Lusin 60.000 60.000
47. Handwash 1 Buah 5.000 5.000
Subtotal (Rp) 6.250.000
3. Perjalanan
Harga Jumlah
Justifikasi
No Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
48. Padangsidimpuan-Simarsayang 5 Kali 10.000 50.000
49. Padangsidimpuan-Medan 6 Kali 150.000 900.000
50. Kos-Kampus 15 Kali 10.000 150.000
51. Pasar 15 Kali 10.000 150.000
Subtotal (Rp) 1.250.000
4. Lain-Lain
Harga Jumlah
Justifikasi
No Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
52. Biaya administrasi 1 Paket 400.000 400.000
53. Biaya penyusunan laporan 1 Paket 50.000 50.000
54. Biaya seminar 1 Paket 550.000 550.000
55. Biaya publikasi 1 Paket 250.000 250.000
Subtotal (Rp) 1.250.000

Total (Rp) 12.500.000


18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas

Alokasi
Bidang
No Nama/NPM Program Studi Waktu Uraian Tugas
Ilmu
(jam/minggu)
1. Jerni Pendidikan Pendidikan 15 1. Penyusunan
Larahmah/ Biologi Biologi proposal
1601060009 2. Persiapan dan
pelaksanaan
penelitian
3. Pengumpulan
dan analisis
data
4. Penyusunan
dan publikasi
laporan
penelitian
2. Nurhidayah Pendidikan Pendidikan 15 1. Persiapan dan
Pulungan/ Biologi Biologi pelaksanaan
1701060017 penelitian
2. Pengumpulan
dan analisis
data
3. Hotni Arista Pendidikan Pendidikan 15 1. Persiapan dan
Harahap/ Biologi Biologi pelaksanaan
160106027 penelitian
2. Pengumpulan
dan analisis
data

Anda mungkin juga menyukai