Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Fisika Terapan l

KOMPONEN VEKTOR

Disusun oleh :
Kelompok 1

D3 Teknik Mesin B
Semester 1

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
Disusun oleh : Kelompok 1
1. Muhamad Nur Rizky (1910630120039)
2. Muhamad Alhifari (1910630120038)
3. Muhammad Fauzi (1910630120042)
4. Ridwan Bagus Subroto (1910630120049)
5. Syahrul Azkia Muharom (1910630120056)

Dosen Pengampu : Tedi Heryanto, S.Pd., MM.


Asisten Praktikum : Muhamad Alhifari
Muhammad Fauzi
Percobaan dilakukan : 19 November 2019
Karawang, 19 November 2019
Asisten Praktikum Praktikan

(M.Alhifari) (Ridwan Bagus Subroto)

Mengetahui,

Dosen Pengampu

(Tedi Heryanto, S.Pd., MM.)


DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI........................................................................................................ i
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 
A.    Latar Belakang...............................................................................
B.     Rumusan Masalah........................................................................
C.     Tujuan...........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI DAN CARA KERJA......................................
A.    Kajian Teori....................................................................................
B.     Cara Kerja.....................................................................................
BAB III DATA PRAKTIKUM........................................................................... 
A.    Data Pengamatan............................................................................... 
B.     Analisis dan Perhitungan.................................................................... 
C.     Pembahasan........................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 
A.    Kesimpulan......................................................................................... 
B.     Saran..................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya termasuk gejala-gejala
alam yang ada penyebab terjadinya, akibat maupun pemainya. Penemuan-penemuan
dalam fisika menjadi dasar bagi industri dan tekniologi modern, misalnya dalam bidang
komputer, transpormasi, komunikasi, elektronik, kesehatan dan sebagainya. Bidang
mekanika, trasfisika, keelektrikan, kemaknetan, optik, dan lain-lain merupakan ilmu
cabang fisika. Dalam pengajian dan pengajaranya, sering kali dilakukan pemisahan
bidang agar lebih mudah di mengerti dan strukturnya lebih mudah dipelajari, akan tetapi
semua bidang itu mengacu pada konsep dasar yang sama yaitu konssep ilmu fisika.
Penyajian atau atau pengajaran biasanya dimulai dengan mekanika, yaitu ilmu tentang
gerak dan dinamika benda. Ada tiga konsep dipelajari, yaitu konsep gaya
sebagian  pengubah gerak (kecepatan dan Percepatan), konsep usaha sebagai
pengubah energi dan konsep impuls sebagai pengubah momentum. Selain dengan
konsep usaha, energi dapt di pindahkan dalam bentuk kalor yang di pelajari dalaam
termofisika. Energi dan momentum juga dapat dipindahkan melalui interaksi medium
atau interaksi medaan melalui gejala gelombang. Gelombang dapat merambat lewat
interaksi medium (gelombang ekastik) misalnya gelombang bunyi, gelombang juga
dapat merambat melalui interaksi medan, yaitu gelombang elektromaknetik termaksud
cahaya (optik), gelombang radio, dan sebagainya. Sehingga keterkaitan satu bidang
dengan bidang lainnya membentuk ilmu teradu, yaitu ilmu fisika.
Tujuan diadakan praktikum fisika merupakan suatu kegiatan memperjelas konsep dan
membuktikan konsep atau prinsip suatu pengetahuan dengan cara simolasi sains
secara interaktif. Kegiatan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang di tunjang oleh pengguna komputer sebagai TIK,
yang disebut eksperimen semu (virtual lab). Modul ini menggunakan bantuan simulasi
interaktif fenomena-fenomena fisis berbasis riset eksperimen semu yang di lakukan
menggunakan virtual lab yang sudah di kembangkan oleh university of colorado.
Virtual lab phet merupakan courseware simulasi interaktif praktikum pada pembelajaran
sains yang daapat di lakukan secara offline. Pembelajaran secara virtual adalah
pembelajaran yang dilakukan secara virtual (bukan praktikum nyata) dengan
menggunakan aplikasi komputer yang di intergrasikan animalsi dalam simulasi
khususnya internet dalam proses pembelajaran.
Dalam pHet terdapa simulasi yang bersifat teori dan percoban yang melibatkan
pengguna secara aktif. pHet menganimasikan besaran-besaran dengan menggunakan
grafis dan control intiunitif seperti klik dan tarik, penggaris dan tombol. Simulasi juga
menyediakan instrumen pengukuran seperti penggaris, voltmeter dan ampermeter.
Pada saat alat-alat ukur digunakan secara interaktif, hasil pengukuran akan langsung di
tampilkan atau animasikan, sehingga secara efektif akan menggambarkan hubungan
sebab akibat dan representasi terkait dari sejumlah parameter percobaan (gerak benda,
grafik, tampilan angka dan sebagainya).
B.     Rumusan Masalah
Pada percobaan ini kita diharapkan dapat memahami:
1.     Bagaianamakah menentukan besarnya resultan terkait dengan perhitungan
vektor?
2.     Bagaimanakah menjumlahkan komponen-komponen vektor secara linear
3.      Bagaiamanakah menentukan resultan berdasarkan geografis?

C.    Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa di harapkan dapat:
-          Menentukan besar resultan beberapa vektor dengan metode grafis maupun
penjumlahan komponen vektor secara benar.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN CARA KERJA
A.      Kajian Teori
       Suatu vektor R yang dinyatakan menggunakan vektor satuan dalam koordinat
Cartesius dapat ditulis sebagai berikut:
R = (Rx,Ry,Rz)
Hubungan antara beasar vektor R dengan komponen-komponennya dapat dinyatakan
menggunakan geometri sederhana, dan hasilnya sebagai berikut:
Rx=RxycosƟ=R sin Ф cosƟ
Ry=Rxy sinƟ=R sin Ф sin Ɵ
Rz = R cos Ф
Y
Dari hubungan di atas ,dapat di buktikan bahwa
 besaran vektor R adalah:                
Sedang besar sudut Ɵ dan Ф dapat di tentukan dengan fungsi trigonometrinya sebagai
berikut:
Tan Ɵ
cosФ
        Berdasarkan komponen-komponen dari vektor yang sesumbu jika di jumlahkan
maka akan diperoleh resultan dari beberapa vektor tersebut.Untuk penjumlahan
beberapa vektor dalam bidang (dua dimensi) maka komponen vektor dalam sumbu z
tidak ada.
      Misalnya ada 3 vektor yaitu vektor A,B,C dalam dua dimensi.Maka resultan dari
penjumlahan tersebut merupakan penjumlahan tiap-tiap komponen dari masing-masing
vektor yang sesumbu.
Rx=A+Bx+Cx
Ry=A+By+Cy
tanƟ

B.       Cara Kerja
Percobaan I
1.      Ambil panah sebagai vektor kemudian tentukan komponen-komponen veektor
dengan besar yaitu Rx = 3 satuan dan Ry = 4 satuan letakan pada koordinat pusat(0,0).
2.      Catat besar Ɵ dan vektor tersebut.
3.      Bandingka data tersebut dengan hasil pengamatan.
           Percobaan II
1.      Ambil panah sebagai vektor 1 kemuddian tentukan kompone-komponen.
2.      Catat besar Ɵ dan vektor tersebut.
3.      Ambil panah sebagai vektor 2 kemudian tentukan komponen-komponen vektor
dengan besar yaitu Rx = 4 satuan dan Ry = -5satuan.
4.      Catat besar Ɵ dan vektor tersebut.
5.      Tampilkan jumlah kedua vektor teersebut kemudian geser sedikit (tidak harus
diletakan pada koordinat titik (0,0)
6.      Catat besar Rx, Ry Ɵ dan  resultan kedua vektor tersebut.
7.      Bandingakan dengan hasil perhitungan penjumlahan komponen vektor dan
dengan menggunakan grafik.
8.      Gambarkanlah grafik kedua vektor dan resultan kedua vektor tersebut dalam
sumbu koordinat Cartesius.
9.      Ulang langkah (1) sampai (4) untuk komponen kedua vektor yang berbeda yaitu:
Rx1  =  6 satuan                      Ry1=6 satuan
Rx2  =  -3 satuan                    Ry2=2 satuan
10.  Ambil satu vektor lagi (vektor 3) dengan komponen-komponen vektor dengan besar
yaitu Rx3  = 4 satuan dan Ry3  = -7
11.  Tampilkan jumlah kedua vektor tersebut kemudian geser sedikit (tidak
Harus diletakkan pada koordinat (0,0).
12.  Catat besar Rx, Ry Ɵ dan resultan kedua vektor tersebut.
13.  Bandingakan dengan hasil perhitungan penjumlahan komponen vektor.
14.  Gambarkan grafik kegiatan vektor dan resultan ketiga vektor tersebut dalam sumbu
koordinat cartesius.
15.  Catat semua data pada tabel 2.2.
16.  Buatlah analisis dan kesimpulan dari percobaan yang sudah anda lakukan.
BAB III
DATA PRAKTIKUM

A.    Data Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
Tabel 1. Komponen suatu vektor
Komponen vektor
Ɵº (Satuan)
Rx  (Satuan) Ry  (Satuan)
3 4 53,1 5,0

Tabel 2. Resultan beberapa vektor

Komponen vektor
Komponen vektor
Vekt (Satua resultan Ɵ (Satua
Ɵº
or Rx  (Satu Ry  (Satu n) Rx  (Satu Ry  (Satu º n)
an) an) an) an)
1 9 0 0 9,0
-
- 5 -5 4 7,1
2 -4 -5 128, 6,4 5
7
1 6 6 45 8,5
146,
2 -3 2 3,6 8,
3 7 1 7,1
1
-
3 -4 -7 8,1
60,3

B.   Analisa
Besaran fisika yang mempunyai arah seperti misalnya kecepatan, gaya, medan listrik,
dan lain sebagainya, lazim dinyatakan dengan apa yang dinamakan vector, yang
symbol geometrisnya berwujud anak panah dan secara aljabar berupa jajar bilangan-
bilangan yang menyatakan komponen-komponennya. Secara umum, besaran fisika
yang mempunyai arah, dinyatakan sebagai vector yang berupa anak panah yang
arahnya sejajar dengan arah besaran fisika itu dan panjangnya sebanding serta
menyatakan besarnya besaranfisika tersebut.
Secara diam-diam, hokum ketiga telah digunakan dalam cara statik ini, karena kita
anggap bahwa gaya yang dilakukan oleh pegas pada benda sama besar, dengan gaya
yang dilakukan oleh benda pada pegas. Gaya yang disebut terakhir ini yang akan
diukur. Hukum pertama juga kita guanakan disimi, karena kita anggap bahwa F sama
dengan nol. Perlu diingat lagi disini bahwa jika percepatan tidak sama dengan nol,
rentangan pegas yang ditimbulkan oleh benda seberat W tidak akan sama dengan
rentangan pada a=0. Malah jika pegas dan benda W yang diikatkan itu jatuh bebas
karena pengaruh gravitasi, sehingga a=g, pegas sama sekali tidak akan bertambah
panjang, dan tegangannya akan sama dengan nol. Di dalam ilmu fisika, gaya adalah
apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan.
Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vector.

C.    Pembahasan
Gaya, demikian pula percepatan adalah besaran vektor, sehingga jika beberapa buah
gaya bekerja pada sebuah benda, maka gaya total yang bekerja pada benda itu
merupakan jumlah vektor dari gaya-gaya tersebut yang biasa disebut dengan resultan
gaya ( R atau FR). Bila gaya- gaya bekerja pada benda mempunyai arah yang sama
(berarti masing-masing gaya saling membentuk sudut 0°) maka resultan gaya dapat
ditentukan dengan menjumlahkan gaya-gaya tersebut secara aljabar. Persamaan
resultan yang dimaksud dapat dituliskan sebagai berikut.
R = F1 + F2

Bila gaya- gaya bekerja pada benda berlawanan arah ( berarti masing-masing gaya
saling membentuk sudut 180°) maka resultan gaya dapat ditentukan dengan
mengurangkan gaya-gaya tersebut secara aljabar. Persamaan resultan yang dimaksud
dapat dituliskan sebagai berikut.
R = F1 - F2

Massa dan Berat


Massa (m) benda adalah jumlah partikel yang dikandung benda. Sedangkan berat
suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya
menuju pusat bumi. ( vertikal ke bawah ).

Perbedaan massa dan berat :


·         Massa (m) merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang tempat
untuk suatu benda yang sama selalu tetap.
·         Berat (w) merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada
tempatnya ( percepatan gravitasi pada tempat benda berada ).
Massa (m) sebuah benda adalah karakteristik benda itu yang mengkaitkan percepatan
benda dengan gaya (atau resultan gaya) yang menyebabkan percepatan tersebut.
Massa adalah besaran skalar. Massa di mana-mana selalu bernilai tetap, kecuali benda
tersebut mengalami pengurangan materi, misalnya mengalami pecah, sobek atau aus,
maupun mengalami penambahan materi sejenis misalnya dua potong besi dilas dengan
bahan yang sama.
Berat sebuah benda dalam bahasa Inggris weight (w) adalah sebuah gaya yang bekerja
pada benda tersebut dari benda-benda lain (atau benda-benda astronomi). Gaya berat
sebenarnya adalah gaya gravitasi pengaruh benda astronomi terdekat terhadap benda
tersebut. Benda astronomi yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah bumi,
sehingga gaya berat sering dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
w=mg
dimana m adalah massa benda, g menyatakan vektor percepatan gravitasi bumi yang
bernilai 9,8 m/s2 atau biasanya dibulatkan menjadi 10 m/s 2, dan w adalah gaya berat
dalam satuan Newton (dalam SI) atau dyne (dalam CGS).

Gaya berat adalah besaran vektor, sehingga bila sebuah benda bermassa m diletakkan
di sekitar dua atau lebih benda astronomi, maka gaya berat benda tersebut merupakan
jumlah vektor dari setiap gaya berat yang ditimbulkan olah masing-masing benda
astronomi. Hal itu biasanya dijumpai pada sistem makro misalnya pada sistem
tatasurya. Bayangkanlah pada saat bumi, bulan dan matahari terletak dalam satu garis
lurus, maka pada tiap-tiap benda tersebut mengalami vektor resultan gaya
berat/gravitasi yang ditimbulkan oleh masing-masing benda astronomi disekitarnya.
Berat benda-benda di permukaan bumi tidak sama di setiap bagian bumi, berat benda
di kutub lebih besar daripada berat benda yang sama di khatulistiwa. Berat benda yang
berada di ketinggian tertentu dari permukaan bumi lebih kecil daripada berat benda
yang sama di permukaan bumi. Hal itu disebabkan oleh jarak benda kepusat bumi
berpengaruh terhadap nilai gaya berat. Gaya berat berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara benda dengan pusat bumi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Untuk menentukaan besar resultan beberapa vektor digunakan cara komponen-
komponnen vektor dengan rumus

B.     Saran
Pada saat melakukan praktikum diharapkan mahasiswa melakukan dengan teliti agar
didapat hasil sesuai dengan harapan. Dan dapat menentukan besar resultan dengan
metode grafis maupun penjumlahan komponen.

DAFTAR PUSTAKA
Rizky,              2019      . Pengertian kalor dan perambatannya.com. diakses
                            pada tanggal 19 November 2019, Pukul 16.30 WIB.

Petrucci,        1987      . calorimeter.com diakses pada tanggal 19 November


                                      2019, Pukul 15.30 WIB. 

Alhifari,        2019     . Prinsip kerja calorimeter diakses pada tanggal 19 


                                       November 2019, Pukul 17.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai