Dosen Pengampu ;
Tanggal Pengumpulan :
20 November 2023
Disusun oleh :
A. Deskripsi Kasus
Intoleransi memiliki banyak bentuk, seperti rasisme, seksisme,
intoleransi dalam beragama dan sejenisnya. Dalam studi kasus ini kami memilih
kasus rasisme. Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, intolerance is
Unwillingness to accept views, beliefs, or behaviour that differ from one's own.
Rasisme merupakan sebuah bentuk dimana suatu ras menganggap rendah ras
yang lain, suatu golongan merasa lebih unggul dari golongan di bawahnya.
Rasisme ini melibatkan pelanggaran hak asasi manusia dasar, seperti hak atas
kesetaraan, nondiskriminasi, dan martabat manusia. Indonesia negara majemuk
yang sudah pasti memiliki banyak suku dan ras. Adanya keberagaman ras ini
sangat mudah terpicu tindakan seperti diskriminasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rasisme memiliki relevansi dengan intoleransi.
Untuk meneliti kasus ini, kami mewawancarai beberapa mahasiswa yang
mengikuti kursus di Balai Bahasa UPI dengan alasan ligkungannya yang
heterogen, yakni terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, maupun negara.
Kami melakukan wawancara pertama pada tanggal 25 September 2023 dan
wawancara kedua pada tanggal 08 November 2023 di sekitar Balai Bahasa UPI.
Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa hampir setengah dari
responden mengalami kasus intoleransi. Bentuk kasus intoleransi yang terjadi
kebanyakan karena sulit mendapatkan kosan. Hal ini karena ada oknum dari
suku dan ras yang sama dengan responden berbuat ulah sehingga memberikan
stereotip yang buruk terhadap suku dan ras terkait. Adapun, kasus lain yang
dialami responden adalah sulit mendapat teman karena dianggap berbeda dengan
sekitar. Juga, satu responden mendapat perlakuan yang agak kasar karena
berasal dari suku yang berbeda.
Kasus intoleransi ini penting dan relevan untuk dianalisis karena
intoleransi merupakan ancaman serius bangsa saat ini. Intoleransi bisa menjadi
sebab ancaman perpecahan persatuan, dan kesatuan NKRI. Intoleransi juga bisa
mengancam keberlangsungan kehidupan kenegaraan. Hal ini penting untuk
dianalisis agar dapat diketahui apa faktor penyebab dan solusi dari kasus ini,
yang kemudian dapat ditemukan upaya untuk mengurangi kasus intoleransi di
Indonesia. Sehingga kesatuan dan persatuan Negara Indonesia dapat terus
dipertahankan, juga seluruh masyarakat Indonesia bisa hidup dengan aman,
nyaman, dan damai.
1. Resistensi Internal:
Tidak semua siswa mungkin bersedia atau aktif terlibat dalam kegiatan-
kegiatan keberagaman, sehingga mencapai partisipasi yang merata bisa
menjadi tantangan.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan, kasus intoleransi yang
terjadi pada mahasiswa yang kursus di balai bahasa hampir sebagian
mengalaminya. Adapun faktor penyebab terjadinya kasus intoleransi
setelah hasil studi kasus:
-kurangnya pengetahuan dan pemahaman lingkungan mengenai
keberagaman
-adanya konflik terdahulu
-kurangnya komunikasi dan interaksi yang menyebabkan terjadinya
kesalahpahaman dan memicu konflik
-perbedaan adat dan kebudayaan
-ketidakadilan dari pihak aparatur negara dilihat dari pembangunan
infrastruktur
-Penegakan hukum yang lemah
Untuk mengatasi terjadinya kasus intoleransi, diperlukan solusi untuk
mencegahnya. Adapun solusi yang didapat setelah studi kasus yaitu:
-perlunya pendampingan dan sosialisasi dari pemerintah
-kerja sama Pemerintah dengan lembaga atau organisasi Masyarakat
-memeratakan pendidikan sebagai salah satu alat memberantas kasus
intoleransi
-pembatasan dan penyaringan informasi di tengah perkembangan
teknologi
-implementasi kebijakan dan penegakan hukum yang kuat
F. DAFTAR PUSTAKA
Dovidio, J. F., Love, A., Schellhaas, F. M. H., & Hewstone, M. (2017). Reducing
intergroup Bias through intergroup contact: Twenty years of progress and
future directions. Group Processes & Intergroup Relations, 20(5), 606-620.
Hewstone, M., Tausch, N., Cairns, E., & Niens, U. (2014). Intolerance of
intolerance: Testing the tools of democratic tolerance in social contexts.
Personality and Social Psychology Review, 18(1), 1-21.
Jetten, J., Haslam, C., & Haslam, S. A. (2012). The case for a social identity
analysis of Health and well-being. In S. A. Haslam, J. Jetten, & T. Postmes
(Eds.), The social Cure: Identity, health and well-being (pp. 61-78).
Psychology Press.
Sunarno, A., Firman, F., Ikbal, A., & Indrawati, L. (2023) UPAYA
MEMINIMALISIR KASUS INTOLERANSI DALAM PENDIRIAN
TEMPAT IBADAH DEMI TERCIPTANYA KOHESI SOSIAL PADA
MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH.
Vol.3 Nomor 2, Maret 2023