Anda di halaman 1dari 6

MODUL VI

SEL ELEKTROKIMIA

TUJUAN

1. Mengamati peristiwa elektrolisis pada larutan KI


2. Mengukur potensial sel, membandingkan hasil pengukuran potensial sel dengan
perhitungan, membandingkan keaktifan logam-logam (Cu, Zn, Fe, Pb, Al)

DASAR TEORI

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua
elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda
katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel
elektrokimia dapat dibagi menjadi:

1. Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik


Contoh : batere (sel kering) dan ACCU
2. Sel Elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam

Dalam sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan
melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada sel volta,
reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi muatan
elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif, dan anoda bermuatan
negatif. Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Deret volta diurutkan berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin
kecil sehingga sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi).
Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan
dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan
dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V.
 Bila Eo>0 cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
 Bila Eo < 0 cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan
selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial
reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.

Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi (1)

ALAT

1. Tabung U 1
2. Pipet tetes 3
3. Tabung reaksi 2
4. Sel volta 1
5. Voltameter 1
6. Rak tabung reaksi 1
7. Elektroda karbon 1 pasang

BAHAN

1. Larutan KI 0,5 M 50 mL
2. Indikator PP 1 mL
3. Amilum 1 Ml
4. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 25 mL
5. Larutan ZnSO4 0,1 M 25 mL
6. Larutan FeSO4 0,1 M 25 mL
7. Larutan CuSO4 0,1 M 25 mL
8. Larutan Al(SO4)3 0,1 M 25 mL
9. Lempeng Logam Besi 1
10. Lempeng Logam Seng 1
11. Lempeng Logam Aluminium 1
12. Lempeng Logam Timbal 1

PROSEDUR KERJA

1. Percobaan sel elektrolisis


Percobaan pertama yaitu percobaan elektrolisis, larutan yang dielektrolisis adalah
larutan KI. Larutan KI dielektrolisis menggunakan elektroda karbon dan baterai
dengan prosedur sebagai berikut :
a) Mengambil larutan KI sebanyak 50 mL dan memasukkannya ke dalam tabung U.
b) Memasang elektroda karbon ke rangkaian baterai, kabel yang digunakan
disesuaikan dengan kutub yang seharusnya dipasang pada anoda dan katoda.
c) Menyambungkan elektroda ke dalam baterai yang berkutub positif dan
meletakkannya dalam ruang katoda.
d) Menyambungkan elektroda ke dalam baterai yang berkutub negatif dan
meletakannya dalam ruang anoda.
e) Menunggu beberapa saat hingga larutan mengalami elektrolisis.
f) Setelah larutan itu terelektrolisis, mengambil 5 mL larutan katoda dan anoda ke
dalam tabung reaksi.
g) Menambahkan 1 tetes amilum ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan katoda
dan anoda serta mengamati perubahannya.
h) Mengambil larutan katoda dan anoda masing-masing 5 mL dan memasukkannya
ke dalam tabung reaksi, kemudian menambahkan masing-masing 1 tetes indikator
PP serta mengamati perubahannya.
2. Sel volta
Percobaan kedua yaitu percobaan sel volta, pada percobaan kali ini yang diamatinya
adalah energi potensial sel yang dihasilkan dari logam logam yang digunakan.
a) Mereaksikan logam Zn dengan logam Fe dengan cara mengambil larutan ZnSO4
20 mL dan larutan FeSO4 20 mL.
b) Membuat jembatan garam dengan menggunakan kertas saring yang dimasukan ke
dalam kedua larutan tersebut.
c) Memasukkan logam yang sesuai dengan larutan yang digunakannya juga,
kemudian lihat hasil yang didapatkan dari voltameter sebagai hasil pembanding
dengan potensial sel dari hasil perhitungan (menghitung potensial sel
menggunakan rumus).
d) Mengulangi langkah a-c tersebut menggunakan logam yang berbeda dan larutan
yang berbeda.

Sel elektrolisis
Perubahan setelah
Larutan dalam Warna larutan Perubahan setelah
ditambah
Ruang Selama eletrolisis ditambah amilum
fenoftalein

Sel volta
No Sel volta E°sel Voltmeter E°sel perhitungan
1 ZnSO4 – FeSO4
2 ZnSO4 – Al2SO4
3 ZnSO4 – CuSO4
4 Pb(NO3)2 - CuSO4
REAKSI DAN PERHITUNGAN

a. Sel elektrolisis
Katoda 2 H2O(l) + 2è  2OH- (aq) + H2 (g)
Anoda 2I-  I2 + 2è
Hasil 2 H2O(l) + 2I-  2OH- (aq) + H2 (g) + I2

b. Sel volta
1. ZnSO4 – FeSO4
Katoda Fe2+ (aq) + 2è  Fe (s)
Anoda Zn (s)  Zn2+ (aq) + 2è
Hasil Fe2+ (aq) + Zn (s)  Fe (s) + Zn2+ (aq)

Notasi sel : Fe | Fe2+ || Zn2+ | Zn

E°sel = E°red - E°oks

2. ZnSO4 – AlSO4
Katoda Zn2+ (aq) + 2è  Zn (s) X2
Anoda Al (s)  Al3+ (aq) + 3è X3
Hasil Zn2+ (aq) + Al (s)  Zn (s) + Al3+ (aq)

Katoda 2Zn2+ (aq) + 6è  2Zn (s)


Anoda 3Al (s)  3Al3+ (aq) + 6è
Hasil 2Zn2+ (aq) + 3Al (s)  2Zn (s) + 3Al3+ (aq)

Notasi sel : Zn | Zn2+|| Al3+ | Al

E°sel = E°red - E°oks

3. ZnSO4 – CuSO4
Katoda Cu2+ (aq) + 2è  Cu (s)
Anoda Zn (s)  Zn2+ (aq) + 2è
Hasil Cu2+ (aq) + Zn (s)  Cu (s) + Zn2+ (aq)

Notasi sel : Cu | Cu2+ || Zn2+ | Zn

E°sel = E°red - E°oks

4. Pb(NO3)2 - CuSO4
Katoda Cu2+ (aq) + 2è  Cu (s)
Anoda Pb (s)  Pb2+ (aq) + 2è
Hasil Cu2+ (aq) + Pb (s)  Cu (s) + Pb2+ (aq)

Notasi sel : Cu| Cu2+ || Pb2+| Pb

E°sel = E°red - E°oks

Anda mungkin juga menyukai