Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1

(Aluminium dan Senyawanya)

Penyusun:
Wike Handayani / 1205712

Kelompok 7
Uswatun Hasanah / 1205736
Wenny Anggraini / 1205732
Wiwit Fitrah Legi / 1205685
Yona Febriani / 1205716

Kamis, 3 April 2014


Dosen : Miftahul Khair, S.si
Asisten Dosen : Prambudi Ayuman
Meli Menia
Anna Maulina

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
DAFTAR PUSTAKA

Contents
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 3
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 4
A. TUJUAN ......................................................................................................................................... 5
B. TEORI DASAR .............................................................................................................................. 5
C. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................... 10
Alat : ................................................................................................................................................. 10
Bahan : .............................................................................................................................................. 10
D. CARA KERJA .............................................................................................................................. 10
Eksperimen 1. Reaksi dengan Asam Klorida .................................................................................... 10
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida ............................................................. 11
Eksperimen 3. Reaksi dengan Oksigen ............................................................................................. 11
Eksperimen 4. Membandingkan Aluminium Klorida dan magnesium Klorida ................................ 12
Eksperimen 5. Membandingkan sifat Asam-Basa Aluminium Oksida dan Magnesium Oksida ...... 12
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang Terhidrasi ..................... 13
E. HASIL PENGAMATAN .............................................................................................................. 14
F. PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 16
G. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 20
H. JAWABAN PERTANYAAN ....................................................................................................... 22
I. LAMPIRAN GAMBAR ............................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 28

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logam Al dalam Larutan NaOH ............................................................................. 25


Gambar 2 Logam Mg dalam Larutan NaOH ........................................................................... 25
Gambar 3 Aluminium foil ........................................................................................................ 25
Gambar 4 Aluminium Klorida Anhidrat .................................................................................. 26
Gambar 5 Magnesium Klorida Anhidrat ................................................................................. 26
Gambar 6 Mg Oksida dalam Air .............................................................................................. 26
Gambar 7 pH dari Mg Oksida dalam Air................................................................................. 27
Gambar 8 Al Oksida dalam Air ............................................................................................... 27
Gambar 9 pH Al Oksida dalam Air ......................................................................................... 27

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerapatan Muatan ...................................................................................................................... 5

4
ALUMINIUM DAN SENYAWANYA

A. TUJUAN
Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya
dengan kimia magnesium dan senyawanya.

B. TEORI DASAR
Ilmu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan
jari-jari yang kecil dari ion Al3+, yaitu kerapatan muatan yang besar.

Tabel 1 Kerapatan Muatan


Jari-jari ion
Kation Satuan Muatan Muatan/jari-jari
(nm)
+
Na +1 0,098 10
2+
Mg +2 0,065 31
3+
Al +3 0,048 63
2+
Zn +2 0,074 27
2+
Cu +2 0,069 29

3+
Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al segera membentuk
[Al(H2O)6]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+(aq).
Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat diperoleh
kesetimbangan berikut,
[Al(H2O)6]3+ + H2O → [Al(H2O)6]3+ + H2O
Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi,
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- → [Al(H2O)3 (OH)3] (S) + H2O(l)
Dalam larutan NaOH yang berlebih,
-
[Al(H2O)3 (OH)3] (S) + OH (aq ) → [Al(H2O)3(OH)3] (S) + H2O(l)
(Tim Kimia Anorganik, 2014)
(Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan
alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada
tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier,
pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan.
5
Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi
logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh
Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk
menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada
akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama
dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan “ium”.
Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun
1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan
aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-
publikasi mereka.
Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara
mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh
Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis.
Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan
untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan
yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh
adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.
Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. meskipun demikian,
kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang
sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat,
Al2O3 yaitu α – Al2O3 dan γ – Al2O3. α – Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga
metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral
korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan γ – Al2O3 atau oksida anhidrat apapun
di atas 1000oC. γ – Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu
rendah (~450oC). α – Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam,
sedangkan γ – Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang
digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan
adalah γ – Al2O3 (Ahmad, 1992).

6
Adapun sifat-sifat alumunium yang lain :

1. Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang melindungi dari
oksidasi lebih lanjut.
2. Bereaksi dengan asam membebaskan gas hidrogen.
3. Bila dipanaskan kuat di udara, Al terbakar membentuk oksida dan sedikit nitrida.
4. Alumunium larut dalam larutan NaOH encer
Al (s) + OH- (aq) + 3H2O (l) Al(OH)4- + 3/2 H2 (g)

5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai untuk
mengelas baja).
6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
Al(OH)3 + 3 HCl AlCl3 + 3 H2O

Al(OH)3 + NaOH NaAlO3 + 2 H2O

7. Logam Al berwarna putih mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi (660°C),


moderat lunak, dapat dibuat aliansi, dan tahan terhadap korosi udara.
8. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
9. Tahan korosi
10. Penghantar listrik dan panas yang baik
11. Mudah di fabrikasi/di bentuk
12. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan

Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan
heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil
selalu mengandung ketidak murnian ± 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga
dan magnesium. Sifat lain yang mnguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah
difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming
dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit
sekalipun (Wilkinson, 1989)

Pembuatan alumunium

Aluminium dibuat dalam skala yang sangat besar, dari bauksit. Ia dimurnikan
dengan pelarutan dalam NaOH (aq) dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan
menggunakan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6).,

7
dan lelehannya pada 800 sampai 1000oC dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang
keras, kuat dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagai manapun
juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan
secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodisasi; lapisan-
lapisan segar dapat diwarnai dengan pigmen.

Alumunium dapat dibuat dari elektrolisis Al2O3 cair dengan larutan elektrolit
kriolit (Na3AlF6)

Reaksi : Al2O3 2 Al3+ +3 O2-

Katode : Al3+ (l) + 3 e Al (l) x4

Anode : 2 O2- (l) O2 (g) + 4e x3

4 Al3+ (l) + 6 O2- (l) 4 Al (l) + 3 O2 (g)

Aluminium adalah logam terpenting brdasarkan massa, aluminium menempati


urutan ke 3 diantara unsure yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Bijih
Aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Sepanjang
sejarah peradaban manusia, senyawa aluminium sudah digunakan diberbagai-bagai
bidang. Tanah liat pada dasarnya adalah hidrat aluminium silkikat dan tembikar sudah
sejak 8000 tahun yang lampau. Aluminium adalah logam yang ringan, stabil di udara,
mudah dibuat, kuat dan tahan terhadap korosi.

Untuk ekstraksi aluminium bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfoter


dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan larutan NaOH
tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.

Al2O3 + 2OH- 2AlO2- + H2O

Jika filtrat mengandung AlO2- diasamkan akan terbentuk endapan Al(OH)3

AlO2- + H2O Al(OH)3

Setelah disaring, Al(OH)3 dipijar dan hasil pemijarannya adalah Al2O3 (s)

panas
Al(OH)3 AlO2- + 3H2O

8
Pada ekstraksi aluminium, Al2O3 (s) dilarutkan dalam leburan kriolit Na3AlF6
kemudian dilektrolisis.

Reaksi – reaksi ion Al33+dalam air

Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.

Al3+ + H2 [Al(H2O)6]3+

Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+(aq))

Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron
dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.

[ Al(H2O)6)]3+ + H2O [Al(H2O)5(OH)2+] + H3O

Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa
yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan aluminium,
ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .

[Al(H2O)6]3+ + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.

[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3

Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O

Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :

Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)

Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq)

Larutan jenuh

Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,


melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam

9
Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga
oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak
terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap
permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis.
Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti
melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida
selanjutnya (S, 1999).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Gelas kimia
3. Pipa penyalur gas
4. Pembakar Bunsen

Bahan :
1. Keping Aluminium 9. CaCl2,
2. Serbuk Al, 10. Aluminium Klorida Anhidrat,
3. Pita Mg 11. Magnesium Klorida Anhidrat,
4. Asam Klorida encer, 12. Magnesium Oksida,
5. Natrium Hidroksida encer, 13. Aluminium Oksida,
6. Larutan Merkuri (ii) Klorida, 3+
14. Larutan Al 0,1 M,
7. Gas Klor, 15. Larutan Mg
2+
0,1 M.
8. Tabung pengering,

D. CARA KERJA
Eksperimen 1. Reaksi dengan Asam Klorida

Campurkan 5 mL asam klorida encer dengan beberapa keping logam Al dalam satu
tabung reaksi

Jika Al belum bereaksi setelah lima menit, panaskan campuran ini

Ulangi percobaan dengan pita Mg sebagai pengganti keping aluminium

10
1. Jelaskan pengamatan Anda, dan tulis persamaan reaksi.
2. Perhatikan harga potensial elektroda hidrogen, aluminium dan Mg. Jelaskan
apakah aluminium dan Mg dapat bereaksi dengan asam klorida encer. Jelaskan
apa sebabnya aluminium lambat bereaksi.

Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida

Campurkan 5 mL larutan natrium hidroksida encer dengan beberapa


keping Al (atau sesendok serbuk aluminium) dalam tabung reaksi

Jika setelah 5 menit belum terjadi reaksi, panaskan tabung reaksi
tersebut

.
3. Catat pengamatan Anda, dan periksa gas yang terbentuk.
4. Tulis persamaan reaksi yang terjadi.
5. Ulangi percobaan dengan Mg sebagai pengganti Al. Bandingkan kedua reaksi.
6. Apa sebabnya panci aluminium tidak boleh dicuci dengan soda- cuci (natrium
karbonat).

Eksperimen 3. Reaksi dengan Oksigen

Letakkan secarik aluminium foil dalam gelas kimia dan ditaburi dengan
larutan merkuri(II) klorida

Biarkan beberapa menit, kemudian cuci aluminium foil dengan air

Biarkan foil ini beberapa menit di udara

7. Jelaskan pengamatan Anda, disertai persamaan reaksi.


8. Apa sebabnya larutan merkuri(II) klorida dapat membersihkan permukaan
aluminium foil secara efektif.
9. Proses, Al → Al3+ dan O2 → O2- adalah proses endoterm, apa sebabnya terbentuk
Al2O3 dan apa sebabnya zat ini sangat stabil.
10. Apa sebabnya aluminium tidak mengalami korosi seperti halnya besi?

11
11. Untuk apa saja logam Al digunakan? Sebutkan sifat-sifat Al yang merupaka faktor
yang menentukan sehingga Al dapat digunakan untuk berbagai peralatan.

Eksperimen 4. Membandingkan Aluminium Klorida dan magnesium Klorida

a. Pemanasan klorida anhidrat


Panaskan aluminium klorida anhidrat dalam tabung reaksi

12. Uraikan pengaruh pemanasan pada Al2Cl6 dan MgCl2. Sarankan struktur yang
dimiliki kedua senyawa.
b. Pengaruh air terhadap klorida anhidrat
Masukkan satu sendok aluminium klorida anhidrat ke dalam tabung reaksi

Kemudian tambahkan air setetes demi setetes

13. Uraikan apa yang terjadi. Apakah tabung reaksi menjadi panas? Berapa pH
larutan?
Ulangi percobaan dengan magnesium klorida anhidrat sebagai pengganti
Al klorida anhidrat

14. Bandingkan pengaruh air pada Al2Cl6 dan MgCl2


Eksperimen 5. Membandingkan sifat Asam-Basa Aluminium Oksida dan
Magnesium Oksida

Periksa reaksi dari Al oksida dan Mg oksida dengan air



Periksa pH larutan

15. Uraikan hasil dari percobaab di atas. Apakah kedua oksida ini bersifat basa?

Periksa reaksi oksida-oksida ini mula-mula dengan asam klorida encer



Kemudian dengan natrium hidroksida encer, (Gunakan 0,1 g oksida
dalam 3 mL asam atau basa)
16. Oksida manakah yang bersifat : a) Basa b) Asam c) Amfoter ?

12
17. Tulis persamaan reaksi yang terjadi, jika aluminium oksida dan magnesium oksida
dipanaskan dengan asam klorida encer dan natrium klorida encer.

Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang Terhidrasi

Tuangkan 3 mL larutan Al3+ (aq) ke dalam sebuah tabung reaksi


dan ke dalam tabung yang lain 3 mL Larutan Mg 0,1 M

Periksa pH setiap larutan dengan kertas indikator

18. Yang manakah asam Bronsted-Lowry terkuat? Al3+ (aq) atau Mg2+ (aq). Jelaskan
jawaban Anda!

Tambahkan larutan encer natrium hidroksida pada 3 mL larutan


Al3+ (aq) 0,1 M sehingga endapan yang terbentuk melarut lagi

19. Uraikan dan jelaskan apa yang terjadi. Tulis persamaan Larutan Al3+ reaksi.
20. Apa sebabnya [Al(H2O)] melarut dalam air sedangkan Al(OH)3(H2O)3- tidak
melarut.

Ulangi percobaan untuk larutan Mg2+ (aq) 0,1 M sebagai


pengganti larutan Al3+ (aq) O,1 M

21. Uraikan dan jelaskan apa yang terjadi. Apa sebabnya endapan tidak melarut dalam
larutan natrium hidroksida berlebih?
22. Di mana terletak perbedaan utama antara kimia aluminium dan kimia magnesium?

13
E. HASIL PENGAMATAN
Percobaan Perlakuaan Reaksi Pengamatan
Eksperimen 1 Logam Al Al (s) + 3 H+ (aq) → Keperakan
+ HCl 5 ml Tidak ada
Al3+ (aq) + 3H2 (g)↑
perubahan
dipanaskan Timbul gelembung
gas (gas berwarna
putih → gas H2)
larutan keruh,
logam Mg
berkurang
Logam Mg Abu- abu
Mg+ (s) + 2HCl (aq) → kehitaman
+ HCl 5 ml MgCl (aq) + 3H2 (g)↑ Terbentuk
gelembung gas
(gas berwarna
putih) logam Mg
larut, larutan
menjadi panas
Eksperimen 2 Logam Al Al2O3 (s) + 2OH- (aq) +
+ NaOH Tidak ada
3H2O → 2[Al (OH)4]-
perubahan
Dipanaskan (aq) + H2 (g)↑ Timbul gelembung
gas, logam berubah
menjadi putih,
larutan keruh
(panas dihentikan,
masih ada
gelembung)
Logam Mg
3MgO (s) + 3OH- + 5H2O
+ NaOH Tidak ada
→ 3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) perubahan
dipanaskan Timbul
+ 2O2 (g)↑
Gelembung gas
uap bening (panas
di hentikan maka
tidak ada
gelembung)

Eksperimen 3 Aluminium foil HgCl2 + Al2O3 →


+ HgCl2 Larutan keruh ada
2AlCl3 + 3 HgO
gelembung pada
permukaan Al (Al
lepas →Al2+
kemudian bereaksi
dengan AgCl)
tabung sedikit
panas
Lapisan Al Dibiarkan pada

14
dicuci dengan 2 Al (s) + 3/2 O2 (g) → udara terbuka
H2O Logam Al
Al2O3 (s)
berwarna abu-abu
(seperti habis
Dibiarkam terbakar)
lama-lama Menjadi abu

Eksperimen 4 Al2Cl6 Berbentuk kristal


dipanaskan berwarna kuning
krem
pH = 1
MgCl2 Berbentuk serbuk
dipanaskan berwarna
putih,kristal
mencair menjadi
warna putih
terdapat uap
(putih)
Tidak ada
perubahan pada
serbuk namun pada
saat dipanaskan
+ Air terdapat gas (uap)
Mendidih → yang
larut dalam tabung
reaksi terasa panas
Eksperimen 5 Al2O3 Al2O3 + H2 → 2Al(OH)3 Serbuk putih
+ Air Tidak larut
pH : 8 Basa
MgO Serbuk hitam
MgO (s) + H2O (aq) encer
+ Air Tidal larut dalam
→ Mg(OH)2 (s)
air
pH : 6 Asam
Al lebih basa dari
Mg
Al2O3
+ HCl 2M Tidak larut pH : 1
Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer
→ AlCl3 (aq) + 3H2O (g)
MgO
+HCl 2M Tidak larut pH : 2
MgO (s) + 2HCl (aq) encer
Al2O3 → MgCl2 (s) + H2O (aq)
+ NaOH 1 M Tidak larut pH : 10
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) +
3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
MgO
MgO(s) + 2NaOH(aq) →
+ NaOH 1M Tidak larut pH : 14
Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

15
Eksperimen 6 Larutan Al3+ Al3+ (aq) + 2OH- + 3H2O pH : 4
+ NaOH Terbentuk endapan
→ 6 Al(OH)4-
>> larut larutan
keruh pH : 4
Larutan Mg2+ pH : 8
+ NaOH Larutan keruh, ada
endapan melayang-
layang di dalam
larutan
pH : 12

F. PEMBAHASAN
Eksperimen 1. Rekasi dengan HCl

Pada percobaan pertama yaitu memasukkan 1 keping Aluminium kedalam larutan


HCl encer menghasilkan sedikit gelembung gas di logam Al. Reaksinya berjalan
lambat, sehingga memerlukan pemanasan agar keping Al melarutkan walaupun
sedikit dan gelembung gas semakin banyak.

Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindung oleh oksidanya, sehingga
perlu pemanasan. Pada saat aluminium bereaksi dengan asam maka akan
menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan pada pencampuran 5 ml larutan HCl encer
dengan 1 pita magnesium, reaksi berlangsung cepat, dimana Mg langsung melarut
disertai terbentuk gelembung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Mg sangat
mudah bereaksi dengan mereduksi ion H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam
MgCl2.

Reaksi yang terjadi :

Al (s) + 3 H+ (aq) Al3+ (aq) + 3H2 (g)↑

Mg+ (s) + 2HCl (aq) MgCl (aq) + 3H2 (g)↑

Dilihat dari potensial elektroda masing-masing :

Al(s ) Al3+ + 3e E° = + 1,67 V

3 H+ + 3e 3/2 H2 ↑ E° = 0 V

Al(s) + 3H+ Al3+ + 3/2 H2 E° = + 1,67 V

16
Mg(s) Mg2+ + 2e E° = + 2,34 V

2 H+ + 2e H2 E° = 0 V

Mg (s) + 2H+ Mg2+ + H2 (g) E° = + 2,34 V

Dari harga potensial elektroda di atas dapat diketahui bahwa Mg lebih besar potensial
elektroda dibandingkan potensial elektroda Al. Dengan kata lain walaupun Al dan
Mg sama-sama bisa bereaksi dengan HCl encer, tetapi Mg lebih mudah bereaksi dari
pada Al.

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida

Pada percobaan ini, saat beberapa keping logam Almuium dimasukkan kedalam
NaOH encer terlihat ada gelembung gas. Namun reaksi ini berlangsung agak lambat
karena pada Aluminium terdapat lapisan oksida yang melapisinya. Sehingga
dilakukan pemanasan agar mempercepat reaksi.

Reaksi yang terjadi adalah:

Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O → 2[Al (OH)4]- (aq) + H2 (g)↑

Pada perlakuan berikutnya yaitu memasukkan pita Mg dalam 5 ml NaOH encer tidak
terjadinya perubahan. Seharusnya logam Mg akan bereaksi sedikit dalam larutan
NaOH sebelum di panaskan. Tetapi dari hasil pengamatan di dapatkan logam Mg
tidak bereaksi dalam larutan NaOH. Hal ini mungkin karena kesalahan pembuatan
larutan NaOH encer dalam praktikum. Lalu dilakukan pemanasan, reaksi ini
berlangsung lambat, adanya gelembung gas. Ketika pemanasan di hentikan
gelembung pun berrhenti.

3MgO (s) + 3OH- + 5H2O → 3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) + 2O2 (g)↑

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen

Percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas alumunium Foil,
menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk gelembung seperti luka
melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit Aluminium Foil menjadi warna
keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan Aluminium pada aluminium Foil tersebut.
Alumunium Foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu

17
membiarkannya beberapa menit diudara. Kertas Aluminium Foil terkelupas semua
dan lama kelamaan hancur menjadi abu.

Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl2 yang
membentuk oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu Al2O3.

Reaksi :

HgCl2 + Al2O3 → 2 AlCl3 + 3 HgO

HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan Alumunium Foil secara, efektif karena
HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium sesuai dengan reaksi
di atas.

Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan


selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi dengan oksigen
membentuk lapisan tipis oksida (AlCl3) yang melindungi dari oksidasi lebih
lanjut.Reaksi yang terjadi :

2 Al (s) + 3/2 O2 (g) → Al2O3 (s)

Tetapi saat dibiarkan di udara kertas Al Foil terkelupas semua dan lama kelamaan
hancur menjadi abu. Hal ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang ditetesi sehingga
bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melaikan
menghancurkan aluminiumnya juga.

Eksperimen 4. Membandingkan Aluminium Klorida dan magnesium Klorida

Pada percobaan ini, Al2Cl6 dipanaskan terbentuknya kristal berwarna kuning krem.
Lalu ditambahkan dengan air didapatkan pH nya=1.

Kemudian pada MgCl2, dipanaskan kristal mencair menjadi warna putih terdapat uap
(putih), tidak ada perubahan pada serbuk namun pada saat dipanaskan terdapat gas
(uap). Serbuk Mg larut dalam air tabung reaksi terasa panas.

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan


Magnesium Oksida

18
Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bisa bersifat
basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan memberikan sifat asam (H+)
sehingga terbentuk 2Al(OH)3. Pada saat pengukuran diketahui pH= 8. Adapun reaksi
yang terjadi adalah:

Al2O3 + H2O → 2Al(OH)3

Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan
putih dan bersifat asam. Didapatkan pH = 1

Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer → AlCl3 (aq) + 3H2O (g)

Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat endapan putih dan setelah diuji
dengan indikator universal didapat pH =10.

Adapun rekasi yang terjadi adalah:

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)

Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya
endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat. pH=6

MgO (s) + H2O (aq) encer → Mg(OH)2 (s)

Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih keruh dan
melayang-layang. Setelah diuji dengan indikator universal, pH=2

MgO (s) + 2HCl (aq) encer → MgCl2 (s) + H2O (aq)

MgO direaksikan dengan NaOH menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan
putih, dan pada saat duji dengan kertas indikatot universal didapat pH=14. Adapun
reaksi yang terbentuk adalah:

MgO(s) + 2NaOH(aq) → Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi dengan
senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimiliki oleh logam
Aluminium itu disebut Amfoter.

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang
terhidrasi.

19
Pada percobaan keenam, dimana ketika larutan Al3+ tersebut diperiksa dengan kertas
indikator, pHnya = 4 hal ini menunjukkan bersifat asam.
Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan berwarna putih susu dan terdapat
endapan putih, kemudian endapan melarut saat penambahan NaOH 7 mL, karena
Al3+ juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan menjadi ion negatif dengan pH = 4

Reaksinya :

Al3+ (aq) + 2OH- + 3H2O → 6 Al(OH)4-

Karena [Al(H2O)2]- larut dalam air dan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut sebab
[Al(H2O)2]- ion yang tentunya akan melarut, sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat
mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena air bukan basa kuat.

Reaksi dalam basa kuat :

[Al(H2O)6]3+ + 3 OH → [Al(H2O)3(OH)3] (s) + H2O (l)

Reaksi dalam larutan NaOH berlebih :

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH (aq) → [Al(H2O)2(OH)4]- (aq) + H2O (aq)

Kemudian ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indikator pHnya = 8, yang
menunjukkan Mg2+ tersebut bersifat masih basa.

Untuk Mg2+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan keruh, ada endapan yang
melayang- layang di atas permukaan larutan dengan pH = 12.

G. KESIMPULAN
1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat dan memerlulkan
pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam Aluminium memiliki lapisan
oksida Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita
Mg dengan HCl encer berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.
2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan
Magnesium
3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.

20
4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan, penambahan NaOH
selanjutnya dapat melerutkan kembali endapan, sedangkan untuk ion Mg2+
endapannya tidak dapat larut.
5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogen
Al(s) + 3H+(aq) → Al3+ + 3/2 H2
Aluminium beraksi dengan basa kuat menghasilkan larutan Aluminat:
Al(s) + OH-(aq) → [Al(OH)4]- + 3/2 H2

21
H. JAWABAN PERTANYAAN
Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl

1. Reaksi dengan HCl

Al = saat ditambahkan HCl terbentuk gelembung gas dikeping Al, reaksi


lambat sehingga memerlukan pemanasan.
Reaksi
Al2O3(s) + 6 HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)↑
Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembung-
gelembung gas, reaksi cepat sehingga tanpa pemanasan.
Reaksi
Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)↑
2. Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam dan gas
H2, dan harga potensial elektrodanya positif (+) sehingga dapat bereaksi. Al
lambat bereaksi karena harga potensial elektroda Mg lebih besar dibandingkan
Al.
Eksperimen.2. Reaksi dengan larutan NaOH
3. Logam Al
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung gas sedikit (namun lebih banyak
bila dibanding dengan Mg). Logam Al melarut dan timbul gelembung gas yang
banayak pada saat pemanasan.
Pita Mg
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung-gelembung gas setelah dipanaskan
Mg melarut sedikit (reaksi berjalan lambat dibanding dengan logam Al).
4. Persamaan reaksi yang terjadi:

Al (s) + NaOH(aq) → 3Na+(aq) + AlO33-(s)

Mg(s) + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2 Na+

6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi
dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.

22
Eksperimen.3. Reaksi dengan Oksigen

7. Reaksi dengan Oksigen


Ketika larutan HgCl2 diteteskan pada kertas Al Foil. Pada Al Foil terbentuk
gelembung dan terkikis, setelah didiamkan kemudian dicuci dengan air, terbentuk
gelembung dibawah Al. Foil. Saat dibiarkan diudara lapisan Al terkelupas semua
dan lama-kelamaan hancur seperti abu.

Persamaan reaksi :

HgCl2(aq) + Al2O3(s) → 2 AlCl3 + 3 HgO

2 Al(s) + 3/2 O2(g) → Al2O3(s)


8. Karena HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium, sesuai dengan
reaksi no.7 di atas
9. Terbentuk Al2O3 karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan tipis
oksida yaitu Al2O3 yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al2O3 stabil karena
sulit bereaksi dengan udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan
asam/basa encer dan asam pekat.
10. Aluminium tidak mengalami korosi karena Al terlindungi oleh oksidanya
sehingga sulit bereaksi dengan udara.
11. Kegunaan logam Aluminium:
a. Untuk lapisan peralatan memasak
b. Untuk pembungkus makanan
c. Untuk bahan kontruksi dasar pada rangka, baik gedung mobil maupun pesawat
terbang
d. Sebagai kabel listrik
Sifat Aluminium:

a. Ringan, tahan terhadap korosi udara serta tidak beracun


b. Bersifat reflektif
c. Daya hantar listrik besar
d. Sebagai reduktor
Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan
Magnesium Oksida

23
15. Reaksi Al2O3 dengan air menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih
serta pH=8.
Reaksi MgO dengan air menghasilkan larutan berendapan putih dengan pH=8.
Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.
16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO
Amfoter adalah Al2Cl3.
17. Persamaan Reaksi :

Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer → AlCl3(aq)lambat + 3H2O( )

Al(s)+ OH-(aq) + 3H2O( ) → Al(OH)-4 + 3/2 H2(g)

MgO(s) + 2HCl encer(aq) → MgCl2(s) + H2O(aq)

MgO(s) + 2NaOH(aq)encer → Mg(OH)2(s) + Na2O

18. Yang menyebabkan asam Bronsted -Lowry terkuat adalah Al3+ karena asam
melepaskanIon H+ bila dilarutkan dalam air, untuk melepaskan AL2+, sedangkan
Mg2+ bersifat basa.
19. Ketika larutan Al3+ ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih, kemudian
ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarut
Reaksi :

Al3+(aq) + 3 NaOH(aq) → Al(OH)3(s) + 3 Na+(aq)

[Al(H2O)6]3+ + 3 OH- → [Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O(l)

20. [Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena


[Al(H2O)2]- merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan
[Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air.
21. Ketika larutan Mg2+ 0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena Mg2+(aq)
tidak bersifat amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik sifat untuk
menyesuaikan dengan larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam
basa.
22. Perbedaannya :

Al bersifat amfoter, sehinnga kurang reaktif.

Mg bersifat basa,sehingga lebih reaktif.

24
I. LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1 Logam Al dalam Larutan NaOH

Gambar 2 Logam Mg dalam Larutan NaOH

Gambar 3 Aluminium foil

25
Gambar 4 Aluminium Klorida Anhidrat

Gambar 5 Magnesium Klorida Anhidrat

Gambar 6 Mg Oksida dalam Air

26
Gambar 7 pH dari Mg Oksida dalam Air

Gambar 8 Al Oksida dalam Air

Gambar 9 pH Al Oksida dalam Air

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. (1992). Kimia Unsur dan Radiokimia (p. 25). Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

S, S. (1999). Kimia Dasar 3 (pp. 97–99). Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Tim Kimia Anorganik. (2014). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 1 (pp. 34– 38).
Padang: Universitas Negeri Padang.

Wilkinson, dan C. (1989). Kimia Anorganik Dasar (p. 108). Jakarata: Universitas Indonesia.

28

Anda mungkin juga menyukai