Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Alumunium dan Paduannya”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahan Teknik Dasar
di Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Yogyakarta, 19 November 2019

Ade Rizal Nurhasan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……..……………………………....………….……….…………...…….1
DAFTAR ISI………………………….…...…………….……………….……….……….………..2
BAB I PENDAHULUAN......…………….....................................................................................3
A. Latar Belakang…………………………….……………………….…………………..………3
B. Rumusan Masalah……………………………..………………………………………………3
C. Tujuan………….………….………………………………………………………..…………..3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….…………………….…………..4
A. Pengertian Alumunium………………………………………………………………….…….…………4
B. Kandugan Alumunium…………………………………………………………………………………...5
C. Proses Pembuatan Alumunium…….…………………………………………………………………..5
D. Klasifikasi dan Penggolongan Alumunium…………………………………………………………..8
E. Sifat Alumunium…………………………………………………………………………………...……14
F.Standarisasi dan Kodifikasi Alumunium……………………………………………………………..15
G.Aplikasi/Penggunaan Alumunium…………………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….……………..18

BAB I
2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alumunium (Al) adalah unsur kimia dengan nomor atom 13 dan massa atom 26, 9815. Unsur
ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26 dapat meluruhkan sinar dengan
waktu paruh 105 tahun. Aluminium berwarna putih keperakan, mempunyai titik lebur 659,7 o C
dan titik didih 2.057 o C, serta berat jenisnya 2,699 gr.cm-3 (pada temperatur 20 o C). Termasuk
dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-3. Jari-jari
atomnya adalah 117,6 pikometer (1x10-10 m). Alumunium adalah unsur terbanyak ketiga yang
ditemukan di bumi setelah Oksigen dan Silikon. Jumlahnya sekitar 7,6% dari berat kerak bumi.
Aluminium mudah dilengkungkan dan dibuat mengkilat, serta larut dalam asam klorida dan
asam sulfat berkonsentrasi di atas 10%, tetapi tidak larut dalam asam organik.
Terdapat beberapa sifat penting yang dimiliki Aluminium sehingga banyak digunakan sebagai
material teknik. Banyaknya penggunaan alumunium membuat penulis tertarik untuk mengulas
lebih jauh yng akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu alumunium?
2. Apa saja kandungan yang terdapat dalam alumunium?
3. Bagaimana proses pembuatan alumunium?
4. Bagaimana klasifikasi dan penggolongan alumunium?
5. Bagaimana sifat alumunium dan masing-masing paduannya?
6. Bagaimana standarisasi dan kodifikasi alumunium?
7. Bagaimana aplikasi/penggunaan alumunium di kehidupan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian alumunium.
2. Untuk mengetaui kandungan yang terdapat dalam alumunium.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan alumunium.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dan penggolongan alumunium.
5. Untuk mengetahui sifat alumunium dan masing-masing paduannya.
6. Untuk mengetahui standarisasi dan kodifikasi alumunium.
7. Untuk mengetahui aplikasi/penggunaan alumunium di kehidupan?

BAB II
3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alumunium
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi,dan unsur ketiga
terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat dikerak bumi sebanyak kira-kira
8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia
sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite,
boehmite,diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium
merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan
lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut
melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam yang luas penggunaannya setelah
baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan
ductility yang cukup baik (aluminium paduan0, mudah diproduksi dan cukup ekonomis
(aluminium daur ulang).Yang paling terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan
pembuat pesawat terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dandapat ditempa dengan
penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran
permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 92 MPa, sedangkan aluminium paduan
memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga
baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan
aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini
mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan
terhadap korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan tembaga.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan
dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini
merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain aluminium itu
sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung 100%
aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di dalamnya. Pengotor yang
mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang
masuk akibat proses peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material
cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku
yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni
yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil.

4
Pada aluminium paduan, kandungan unsur yang berada di dalamnya dapat bervariasi
tergantung jenis paduannya. Pada paduan 7075 yang merupakan bahan baku pembuatan pesaat
terbang, memiliki kandungan sebesar 5,5% Zn, 2,5% Mg, 1,5% Cu dan 0,3% Cr. Aluminium
2014, yang umum digunakan dalam penempaan, memiliki kandungan 4,5% Cu, 0,8% Si, 0,8%
Mn, dan 1,5% Mg. Aluminium 5086 yang umum digunakan sebagai bahan pembuat badan kapal
pesiar, memiliki kandungan 4,5% Si, 0,25% Cr, 0,25% Zn, dan 0,1% Cu.
B. Kandungan Alumunium
Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel periodik unsur.
Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium dalam jumlah yang bervariasi,
namun pada umumnya di atas 40% dalam berat. Alumunium murni mempunyai kemurnian
hingga 99,96% dan minimal 99%. Zat pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan
memiliki berbagai kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur
mayor seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn, Zr,
Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur paduan yang utama dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi (pertambahan
panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium yang paling optimal adalah
antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductility-nya.
Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk
menaikkan kekerasannya.
C. Proses Pembuatan Alumunium
1. Proses Penambangan Alumunium
Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi. Bauksit
yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar alumunium40-60%. Setelah
ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan secara halus dan merata. Kemudian dilakukan
proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses
pemurnian.

2. Proses Pemurnian Alumunium

5
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir adalah alumina.
Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda. Campuran tersebut
kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan. Proses selanjutnya
dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk membentuk endapan
alumina basah (hydrated alumina). Alumina basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan
proses pengeringan dengan cara memanaskan sampai suhu 1200oC. Hasil akhir adalah partikel-
partikel alumina dengan rumus kimianya adalah Al2O3.

3. Proses Peleburan Alumunium


Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen sehingga harus
dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina dilakukan dengan proses
reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode Hall-Heroult. Alumina dilarutkan
dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari baja. Aliran
listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan karbon yang diambil dari
anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus listrik searah sebesar 50-150 kiloampere.

6
Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen bereaksi
membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa akan turun ke dasar pot dan
selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel yang kemudian diangkut menuju tungku-
tungku pengatur(holding furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium berkisar sekitar 12-15
kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg alumina dan 1/2 kg karbon. Reaksi
pemurnian alumina menjadi alumunium adalah sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C → 4Al + 3CO2

7
D. Klasifikasi dan Penggolongan Alumunium

1. Alumunium Murni
Alumunium didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa, yang umumnya mencapai
kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses elektrolisa lebih lanjut, maka akan
didapatkan alumunium dengan kemurnian 99,99% yaitu dicapai bahan dengan angka
sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99,0% atau
diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al,
kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kurang lebih sepertiga dari
tembaga sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu, dapat
dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai bentuk. Misalnya sebagai lembaran tipis (foil).
Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflector yang
memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan
angka Sembilan empat.
komposisi Aluminium seri 1xxx

Al, %
Designation Si,% Fe,% Cu,% Mn,% Mg,% Zn,% Ti,% Others,%
min
1050 0,25 0,4 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,5
1060 0,25 0,35 0,05 0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 99,6
0.05-
1100 0.95 Si + Fe 0,05 - 0,1 - 0,15 99
0.2
1145 0.55 Si + Fe 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,45
1200 1.00 Si + Fe 0,05 0,05 - 0,1 0,05 0,15 99
1230 0.70 Si + Fe 0,1 0,05 0,05 0,1 0,03 0,03 99,3
1350 0,1 0,4 0,05 0,01 - 0,05 - 0,11 99,5

2. Alumunium paduan
Alumunium paduan dikelompokkan dalam berbagai standard oleh berbagai Negara di dunia.
Namun, pengklasifikasian yang paling terkenal dan sempurna adalah standard Alumunium
Association (AA) di Amerika yang didasarkan pada standard sebelumnya daro Alcoa (
Alumunium Company of America).
a. Alumunium copper alloy (seri 2xxx)

8
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu. Paduan yang
memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus
diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang
disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur
tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
komposisi Aluminium seri 2xxx

Designation Si,% Cu,% Mn,% Mg,% Ni,% Ti,% Others,%


Pb=0.4,
2011 0.4 max 5.0-6.0 - - - -
Bi=0.4
2014 0.5-1.2 3.9-5.0 0.4-1.2 0.2-0.8 - 0.15 max -
2017 0.2-0.8 3.5-4.5 0.4-1.0 0.4-0.8 - 0.15 max -
2018 0.9 max 3.5-4.5 - 0.4-0.9 1.7-2.3 - -
2024 0. 5 max 3.8-4.9 0.3-0.9 1.2-1.8 - 0.15 max -
2025 0.5-1.2 3.9-5.0 0.4-1.2 - - 0.15 max -
2036 0. 5 max 2.2-3.0 0.1-0.4 0.3-0.6 - 0.15 max -
2117 0. 8 max 2.2-3.0 0.2-0.5 - - - -
2124 0. 2 max 3.8-4.9 0.3-0.9 1.2-1.8 - 0.15 max -
2218 0. 9 max 3.5-4.5 - 1.2-1.8 1.7-2.3 - -
V=0.1,
2219 0. 2 max 5.6-6.8 0.2-0.4 - - 0.02-0.1
Zr=0.18
V=0.1,
2319 0. 2 max 5.6-6.8 0.2-0.4 - - 0.1-0.2
Zr=0.18

b. Alumunium magnese alloy (seri 3xxx)


Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan dipakai untuk
membuat paduan yang tahan korosi. Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.
komposisi Aluminium seri 3xxx

Designation Cu,% Mn,% Mg,%


3003 0.05-0.20 1.0-1.5 -
3004 0.25 max 1.0-1.5 0.8-1.3
3005 0.30 max 1.0-1.5 0.2-0.6
3105 0.30 max 0.3-0.8 0.2-0.8

c. Alumunium silikon alloy (seri 4xxx)


Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang sangat bagus, tanpa
kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai tambahan, paduan ini memiliki

9
ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki kelebihan yang baik, paduan ini sangat
banyak dipakai
komposisi Aluminium seri 4xxx
Designation Si,% Cu,% Mg,% Ni,% Be,%
4032 11.0-13.5 0.5-1.3 0.8-1.3 0.5-1.3 -
4043 4.5-6.0 0.30 max 0.05 max - 0,0008
4045 9.0-11.0 0.30 max 0.05 max - -
4145 9.3-10.7 3.3-4.7 0.15 max - 0,0008
4343 6.8-8.2 0.25 max - - -
4643 3.6-4.6 0.10 max 0.1-0.3 - 0,0008

d. Alumunium magnesium alloy (seri 5xxx)


Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut hidrinalium. Paduan
dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat
tretable.
komposisi Aluminium seri 5xxx

Designation Mn,% Mg,% Cr,% Ti,% Others,%

5005 0.2 max 0.5-1.1 0.1 max - -


5050 0.1 max 1.1-1.8 0.1 max - -
5052 0.1 max 2.2-2.8 0.15-0.35 - -
5056 0.05-0.2 4.5-5.6 0.05-0.20 - -
5083 0.4-1.0 4.0-4.9 0.05-0.25 0.15 max -
5086 0.2-0.7 3.5-4.5 0.05-0.25 0.15 max -
5154 0.1 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.20 max -

5183 0.5-1.0 4.3-5.2 0.05-0.25 0.15 max Be=0.0008

5252 0.1 max 2.2-2.8 - V=0.05 -


5254 0.01 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.05 max -

5356 0.05-0.2 4.5-5.5 0.05-0.20 0.06-0.20 Be=0.0008

5454 0.5-1.0 2.4-3.0 0.05-0.20 0.20 max -


5456 0.5-1.0 4.7-5.5 0.05-0.20 0.20 max -
5457 0.15-0.45 0.8-1.2 - - V=0.05

5554 0.5-1.0 2.4-3.0 0.05-0.20 0.05-0.20 Be=0.0008

10
5556 0.5-1.0 4.7-5.5 0.05-0.20 0.05-0.20 Be=0.0008

5652 0.01 max 2.2-2.8 0.15-0.35 - -

5654 0.01 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.05-0.15 Be=0.0008

5657 0.03 max 0.6-1.0 - - Ga=0.03

e. Alumunium magnesium silikon alloy (seri 6xxx)


Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat jarang
terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat diperkeras dengan penuaan
panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai
komponen murni dan membuat keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam
sistem ini memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan sebagai
bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya untuk penempaan, ekstrusi
dan sebagai tambahan dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Penggunaan
aluminium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor dan silinder head motor bakar.
komposisi Aluminium seri 6xxx
Designation Si,% Cu,% Mn,% Mg,% Cr,% Others,%

6003 0.35-1.0 0.10 max. 0.8 max. 0.8-1.5 0.35 max. -

6005 0.6-0.9 0.10 max. 0.10 max. 0.4-0.6 0.10 max. -

6053 * 0.10 max. - 1.1-1.4 0.15-0.35 -

6061 0.4-0.8 0.15-0.40 0.15 max. 0.8-1.2 0.04-0.35 -

6063 0.2-0.6 0.10 max. 0.10 max. 0.45-0.9 0.10 max. -

6066 0.9-1.8 0.7-1.2 0.6-1.1 0.8-1.4 0.40 max. -

6070 1.0-1.7 0.15-0.40 0.4-1.0 0.50-1.2 0.10 max. -

B 0.06%
6101 0.3-0.7 0.10 max. 0.03 max. 0.35-0.8 0.03 max.
max.

6105 0.6-1.0 0.10 max. 0.10 max. 0.45-0.8 0.10 max. -

11
6151 0.6-1.2 0.35 max. 0.20 max. 0.45-0.8 0.15-0.35 -

6162 0.4-0.8 0.20 max. 0.10 max. 0.7-1.1 0.10 max. -

B 0.06%
6201 0.5-0.9 0.10 max. 0.03 max. 0.6-0.9 0.03 max.
max.

6253 * 0.10 max. - 1.0-1.5 0.04-0.35 Zn 1.6-2.4%

Pb and Bi
6262 0.4-0.8 0.15-0.40 0.15 max. 0.8-1.2 0.04-0.14 0.4-0.7%
each

6351 0.7-1.3 0.10 max. 0.4-0.8 0.4-0.8 - -

6463 0.2-0.6 0.20 max. 0.05 max. 0.4-0.9 - -

f. Alumunium zink alloy (seri 7xxx)


Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam MgZn2 dan
kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan
sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak
lama, tidak dipakai sebab mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan. Paduan ini
mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini paling
besar adalah untuk konstruksi pesawat udara. Di samping itu penggunaannya menjadi lebih
penting sebagai bahan konstruksi.
komposisi Aluminium seri 7xxx

Designation Cu,% Mn,% Mg,% Cr,% Zn,% Zr,%


7001 1.6-2.6 0.2 max. 2.6-3.4 0.18-0.35 6.8-8.0 -

7005 0.10 max. 0.2-0.7 b 1.0-1.8 0.06-0.20 4.0-5.0 0.08-0.20

7008 0.05 max. 0.05 max. 0.7-1.4 0.12-0.25 4.5-5.5 -

7039 0.10 max. 0.1-0.4 2.3-3.3 0.15-0.25 3.5-4.5 -

7049 1.2-1.9 0.20 max. 2.0-2.9 0.10-0.22 7.2-8.2 -

7050 2.0-2.6 0.10 max. 1.9-2.6 0.04 max. 5.7-6.7 0.08-0.15

12
7072 0.10 max. 0.10 max. 0.10 max. - 0.8-1.3 -

7075 1.2-2.0 0.30 max. 2.1-2.9 0.18-0.28 5.1-6.1 -

7108 0.05 max. 0.05 max. 0.7-1.4 - 4.5-5.5 0.12-0.25

7178 1.6-2.4 0.30 max. 2.4-3.1 0.18-0.28 6.7-7.3 -

Klasifikasi Paduan Alumunium Tempaan


Standar AA Standar Alcoa terdahulu Keterangan

1001 1S Al murni 99,5% atau di atasnya

1100 2S Al murni 99,0% atau di atasnya

2010-2029 10S-29S Cu merupakan unsur paduan utama

3003-3009 3S-9S Mn merupakan unsur paduan utama

4030-4039 30S-39S Si merupakan unsur paduan utama

5050-5086 Mg merupakan unsur paduan utama

6061-6069 50S-69S Mg2Si merupakan unsur paduan utama

7070-7079 70S-79S Zn merupakan unsur paduan utama

13
E. Sifat Alumunium

a. Sifat Mekanis
Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan adanya pemaduan
dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Kebanyakan material
aluminium ditingkatkan kekuatannya dengan suatu mekanisme penguatan bahan logam yang
disebut precipitation hardening.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan baja
maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight ratio, aluminium lebih baik. Aluminium yang
elastis memiliki titik lebur yang lebih rendah dan kepadatan. Dalam kondisi yang dicairkan dapat
diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang memungkinkan produk-produk dari aluminium yang
akan dibentuk pada dasarnya dekat dengan akhir dari desain produk.
Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi tingkat keuletannya.
Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan gagal jika ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari kualitas. Yang
kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit energy, hanya sekitar 5% dari energy
yang diperlukan untuk memproduksi logam utama yang pada awalnya diperlukan dalam proses
daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang bersama-sama dengan
berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor misalnya perabotan ringan.
b. Sifat Fisik
Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat
99,996 >99,0

Massa jenis (20oC) 2,6989 2,71

14
Titik cair (0C) 660,2 653-657

Panas jenis (cal/g.oC)(100oC) 0,2226 0,2297

Hantaran listrik koefisien 59 (dianil)


o
64,94
temperatur(/ C)

Koefisien pemuaian (20-100oC) 23,86×10-6 23,5×10-6

Jenis kristal, konstanta kisi fcc, a=4,013 kX fcc, a=4,04 kX

F. Standarisasi dan Kodifikasi Alumunium

ALLOY ASTM DIN INTER ISO JIS


USA Germany Intl. Japan
1050A (1050) Al99,5 1050A Al99,5 (A1050)
1200 Al99 1200 Al99,0 A1200
2007 AlCuMgPb 2007 (Al Cu4PbMg)
2011 2011 AlCuBiPb 2011 Al Cu6BiPb A2011
2014 2014 AlCuSiMn 2014 Al Cu4SiMg A2014
2014A (AlCuSiMn) 2014A Al Cu4SiMg(A)
2017A (2017) AlCuMg1 2017A Al Cu4MgSi(A) (A2017)
2024 2024 AlCuMg2 2024 Al Cu4Mg1 A2024
2030 (AlCuMgPb) 2030 Al Cu4PbMg
3003 3003 AlMnCu 3003 Al Mn1Cu A3003
3004 Al Mn1Mg1 Al Mn1Mg1
3005 Al Mn1Mg0,5 Al Mn1Mg0,5
3103 AlMn1 3103 Al Mn1
3105 Al Mn0,5Mg0,5 Al Mn0,5Mg0,5
5005 5005 (AlMg1) 5005 Al Mg1(B) A5005
5005A AlMg1 5005A
5049 Al Mg2Mn0,8 Al Mg2Mn0,8

15
5052 5052 AlMg2,5 5052 Al Mg2,5 A5052
5083 5083 AlMg4,5Mn 5083 Al Mg4,5Mn0,7 A5083
5086 5086 AlMg4Mn 5086 Al Mg4 A5086
5154A 5154A Al Mg3,5(A) (A5154)
5182 Al Mg5Mn Al Mg4,5Mn0,4
5251 AlMg2Mn0,3 5251 Al Mg2
5454 5454 AlMg2,7Mn 5454 Al Mg3Mn A5454
5754 AlMg3 5754 Al Mg3
6005A AlMgSi0,7 6005A Al SiMg(A) (A6NO1)
6016
6060 (6063) AlMgSi0,5 6060 Al MgSi (A6063)
6061 6061 AlMg1SiCu 6061 Al Mg1SiCu A6061
6063 6063 (AlMgSi0,5) 6063 Al Mg0,7Si A6063
6082 AlMgSi1 6082 Al Si1MgMn
6106 Al MgSiMn
7010 7010 Al Zn6MgCu
7020 (7005) AlZn4,5Mg1 7020 Al Zn4,5Mg1 (A7N01)
7075 7075 AlZnMgCu1,5 7075 Al Zn5,5MgCu A7075

Cara membaca standar internasional


Pengkodean aluminium dengan 4 angka:
a. Angka pertama = menunjukkan seri kelompok paduan
b. Angka kedua = menunjukkan modifikasi dari paduan murni atau batas ketidakmurnian.
 Angka 0 menunjukkan paduan murni
 Angka 1 sampai 9 menunjukkan modifikasi decimal, minimum presentase Al.
c. Dua angka terakhir = sama dengan dua angka ke kanan decimal, minimum presentase Al

G. Aplikasi/Penggunaan Alumunium

 Aluminium seri 1xxx

16
Memiliki kekuatan yang rendah, ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tingkat reflektif yang
tinggi, dan konduktifitas termal dan listrik yang tinggi sehingga kombinasi ini cocok untuk
digunakan dalam pengemasan, perangkat listrik, peralatan pemanas, pencahayaan, dekorasi dan
lain-lain.
 Aluminium seri 2xxx
Melalui pengerasan dengan precipitation hardening dapat digunakan untuk penerbangan dan
roda, kendaraan militer, cocok juga untuk sekrup, baud, komponen permesinan, dan lain-lain.
 Aluminium seri 3xxx
Tipikal aplikasi seri ini rata-rata untuk kaleng dan untuk alloy yang memerlukan pembentukan
dengan cara ditekan dan penggulungan. Selain untuk pengemasan, bangunan, peralatan rumah,
alloy ini digunakan juga untuk benda yang memerlukan kekuatan, formabilitas, weldabilitas, dan
korosi yang tinggi serta untuk perlengkapan pemanasan seperti helaian brazing dan pipa
pemanas.
 Aluminium seri 4xxx
Kandungan silicon yang tinggi digunakan untuk produk yang memerlukan tingkat kekakuan
yang tinggi atau keuletan yang rendah.
 Aluminium seri 5xxx
Kombinasi kekuatan sedang, ketahanan korosi yang luar biasa, dan weldabilitas biasa digunakan
untuk bagian luar (outdoor), arsitektur, khususnya dalam bidang kelautan (perkapalan), dan juga
untuk otomotif untuk bodi mobil dan komponen casis.
 Aluminium seri 6xxx
Kombinasi yang baik antara kekuatan tinggi, formabilitas, ketahanan korosi, dan weldabilitas
sehingga digunakan untuk transport (bodi luar otomotif dll), bangunan (pintu, jendela, dll),
kelautan, pemanasan, dll.
 Aluminium seri 7xxx
Bagian terpenting dari penggunaan seri ini berdasarkan kekuatan yang tinggi, contohnya pada
bidang penerbangan, penjelajahan luar angkasa, militer dan nuklir. Tetapi juga bagian structural
bangunan sama baiknya dengan atribut olah raga raket tenis, ski, dll.

17
DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. Standardisasi Aluminium. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (18 November 2019)


[Anonim]. Application of Aluminum. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (18 November 2019)
Rahman Sonowijoyo. 2014. Tugas Aluminium. Makalah
Muhammad Rasyid. 2019. Alumunium Murni dan Paduan. Makalah

18

Anda mungkin juga menyukai