Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PADUAN ALUMINIUM (ALUMINIUM ALLOY)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahan Konstruksi Teknik Kimia

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ruslan Kalla., S.T., M.T., IPM

Oleh :
Kelompok 1
Tita Ariyanti Putri 09220220001
Putri Permata Pertiwi 09220220003
Novitasari 09220220004
Sabrina Akano 09220230034
Aulya Nurdhita 09220230038

KELAS C1

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Ruslan Kalla.,
S.T., M.T., IPM sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik
Kimia yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Makassar, 10 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Paduan Aluminium ........................................................................................ 3
2.2 Jenis Material ........................................................................................... 4
2.3. Proses Pembuatan ..................................................................................... 4
2.4 Penerapan Paduan Aluminium Dalam Bidang Industri ........................... 6
2.5 Pengganti Aluminium Alloy .................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat tahan terhadap
korosi dan hantaran listrik yang baik. Pemakaian aluminium diperkirakan pada
masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun
material pendukung dengan ketersediaan biji aluminium di bumi yang
melimpah. Aluminium dapat dipergunakan untuk peralatan rumah tangga,
material pesawat terbang, kapal laut, konstruksi dan lain- lain. Produk-produk
aluminium dihasilkan melalui proses pengecoran (casting) dan pembentukan
(forming). Aluminium hasil pengecoran banyak dijumpai pada komponen
otomotif misalnya velg (cast wheel), piston, blok mesin dan lain sebagainya.
Aluminium hasil pembentukan diperoleh melalui tempa, rol dan ektrusi
misalnya aluminium profil dan plat yang banyak digunakan dalam kontruksi.
Pada umumya material memiliki keterbatasan untuk mencapai kombinasi
yang sempurna, baik dari segi kekuatan, kekakuan, ketangguhan, dan
kepadatan. Untuk mengatasi kekurangan ini dan untuk memenuhi
meningkatnya permintaan teknologi modern komposit merupakan bahan yang
paling menjanjikan dengan keuntungan yang besar. Komposit adalah bahan
yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan.
Komposit matriks logam memiliki sifat yang tahan terhadap korosi dan
keausan dibandingkan dengan logam tanpa penguat. Semakin meningkat
penggunaan komposit karena komposit mempunyai densitas yang rendah dan
pengua t dengan biaya relatif rendah
Aluminium matrix composites memiliki kekuatan yang spesifik, modulus
yang spesifik dan ketahanan keausan yang baik dibandingkan dengan paduan
aluminium tanpa penguat. Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan
material secara progresif atau pemindahan sejumlah material dari suatu
permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relatif antara permukaan tersebut
dan permukaan lainnya.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Paduan Aluminium?


2. Apa saja jenis-jenis material Paduan Aluminium?
3. Bagaimana proses pembuatan Paduan Aluminium?
4. Bagaimana penerapan Paduan Aluminium dalam Bidang Industri?

1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa itu Paduan Aluminium
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis material Paduan Aluminium
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan Paduan Aluminium

1
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Paduan Aluminium dalam
Bidang Industri

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Paduan Aluminium
Aluminium dan paduannya merupakan jenis material yang cukup penting
dikarenakan nilai teknologinya yang tinggi dan aplikasinya yang luas.
Aluminium paduan adalah logam paduan dengan unsur logam utama
aluminium. Selain aluminium, paduan ini biasanya mengandung tembaga,
magnesium, mangan, silikon, seng dan timah. Aluminium paduan digunakan
secara luas dalam struktur dan komponen perteknikan yang membutuhkan
bobot ringan dan ketahanan terhadap karat. Secara garis besar, paduan ini dapat
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu paduan cetak dan paduan Wrought,
dan dapat dibedakan lagi antara logam yang bisa diberi perlakuan panas dan
tidak.
Dalam industri otomotif, permasalahan seputar pemakaian bahan bakar dan
pengurangan berat dari komponen yang digunakan, telah membuat penggunaan
paduan aluminium dalam industri ini semakin berkembang. Dengan
mengurangi berat dari komponen yang digunakan maka konsumsi energi dalam
hal pengunaan bahan bakar dan emisi gas buangannya juga dapat dikurangi
Dari berbagai jenis paduan aluminium, paduan aluminium Al-Si-Cu
merupakan paduan yang paling umum digunakan dalam industri otomotif.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama di industri otomotif yang
menggunakan secondary aluminum hasil recycling dalam bentuk berbagai
komponen seperti piston, cylinder head, wheel, load floor suspension, crank
case dan manifold. Namun paduan Al-Si-Cu hasil pengecor- an masih memiliki
sifat mekanis yang rendah sehingga diperlukan proses lain untuk meningkat-
kan kekuatannya. Salah satu caranya yaitu melalui proses perlakuan panas
Proses bertujuan untuk mengubah struktur mikro paduan sehingga sifat
mekaniknya dapat berubah..(Zulfia et al., 2010)
Aluminium banyak dipakai dengan paduan unsur lain sebab tidak
kehilangan sifat ringan dan sifat-sifat mekanisnya, serta mampu cornya
diperbaiki dengan menambah unsur-unsur lain. Unsur-unsur paduan yang
ditambahkan pada aluminium selain dapat menambah kekuatan mekaniknya
juga dapat memberikan sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi dan
ketahanan aus. Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik
lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660°C hingga 450°C. Namun, hal
ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas
dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60°C. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada

3
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.(Kurniawan and Isranuri, 2016)
Aluminium alloy yang terdiri dari paduan utama Si dan Mg pada
perbandingan tertentu akan terbentuk magnesium silica, yang akan membuat
aluminium jenis ini mampu untuk dilakukan heat treatment, ketangguhan akan
berkurang jika dibandingkan dengan paduan Aluminium Cu dan Zn. Silikon
memiliki sifat yang getas dan dapat dengan mudah mengalami crack, seperti
fatik terjadi didalam Alloy Al-Si terutama dengan pengintian dan pertumbuhan
microcrack yang terdapat pada sekeliling fasa magnesium atau di dalam
matriks aluminium (Ye.H, 2002).
2.2 Jenis Material
Secara umum aluminium paduan dibagi menjadi aluminium tuang (cast) dan
wrought.
a. Aluminium Paduan Tuang (Cast Aluminum Alloy)
Aluminium paduan tuang memiliki makna bahwa produk jadi
aluminium paduan dibuat dengan proses penuangan. Aluminium
paduan tuang dibagi menjadi dua jenis yaitu heat-treatable alloy dan
non-heat-treatable alloy. Aluminium paduan tuang heat-treatable
mengalami solution treating atau fully treating. Sedangkan aluminium
paduan tuang non-heat-treatable mengalami strain-hardening atau
annealing.
Contoh material standar yang tergolong dalam aluminium paduan
tuang:
Heat-treatable: Aluminum Association Number 295.0 dan 356.0; UNS
Number A02950 dan A03560.
b. Aluminium Paduan Wrought (Wrought Aluminum Alloy)
Wrought aluminum alloy memiliki makna bahwa produk aluminium
jenis ini dikerjakan dengan proses rolling, tempa, dan ekstrusi. Wrought
aluminum alloy diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni heat-treatable
alloy dan non-heat-treatable alloy (sama seperti aluminium paduan
tuang).
Contoh material standar yang tergolong dalam wrought aluminum
alloy:
• Heat-treatable: Aluminum Association Number 2024, 6061,
dan 7075; UNS Number A92024, A96061, dan A97075.
• Non-heat-treatable: Aluminum Association Number 1100,
3003, dan 5052; UNS Number A91100, A93003, dan
A95052.
2.3. Proses Pembuatan
Berikut adalah proses pembuatan aluminium :
1. Proses Penambangan Aluminium

4
Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di per
mukan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri
mempunyai kadar aluminium 40-60%. Setelah ditambang biji bauksit
digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Kemudiandilakukan
proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya
bauksitmengalami proses pemurnian.
2. Proses pemurnian aluminium
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode Bayer dan hasil
akhir adalah alumina. Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3)
dengan membasuh bahan tambang yang mengandung aluminium dengan
larutan natrium hidroksida pada temperatur 175°C sehingga menghasilkan
aluminium hidroksida, Al(OH)3. Aluminium hidroksida lah dipanaskan
pada suhu sedikit di atas 1000°C sehingga terbentuk alumina dan H2O
yang menjadi uap air.
3. Proses Peleburan Aluminium
Aluminium yang dihasilkan dari proses pemurnian masih
mengandung oksigen sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu
peleburan. Peleburan alumina dilakukan dengan proses reduksi
elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode Hall Heroult.
Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut cryolit pada
sebuah tungku yang disebut pot Pot ini mempunyai dinding yang dibuat
dari ceramic. Bagian luar pot terbuat dari baja. Aliran listrik diberikan
melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan karbon yang
diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus listrik searah sebesar
50- 150 kiloampere. Arus listrik akan mengelektrolisa alumina menjadi
aluminium dan oksigen bereaksi membentuk senyawa CO2 Aluminium
cair dari hasil elektrohisa akan turun ke dasar pot dan selanjutnya dialirkan
dengan prinsip siphon ke krusibel yang kemudian diangkut menuju
tungku-tungku pengatur (holding furnace). Kebutuhan listrik yang
dihabiskan untuk menghasilkan 1 kg aluminium berkisar sekitar 12-15
kWh. Satu kg aluminium dihasilkan dari 2 kg alumina dan ½ kg karbon.
Reaksi pemurnian alumina menjadi aluminium adalah sebagai berikut:
Pada proses peleburan digunakan dapur krusibel. Hal yang pertama
kali dilakukan adalah proses persiapan dapur. Dimulai dari pembersihan
tungku lebur dan melapis dengan coating hingea penempatan briket
batubara dalam tungku besar.
Selama proses peleburan, material Al yang digunakan dilakukan
proses pre-heating. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan moisture pada
permukaan material untuk menghindari pembentukan gas dan melarut
dalam logam cair yang dapat menyebabkan cacat gas Setelah proses pre-
heating maka material logam dimasukkan kedalam tungku dan dibiarkan

5
melebur. Selama peleburan brikot batubara terus ditambahkan untuk
menjaga kestabilan suplai kalor untuk melebur logam.
a. Alloying
Pada proses pengecoran dimana selain bertujuan menghasilkan
produk yang sesuai dengan dimensi juga dibutuhkan nilai sifat mekanis
material yang sesuai. Pemberian material tambahan (alloying) bertujuan
untuk meningkatkan harga sifat mekanis dari material. Untuk material
Al pemberian alloying menggunakan material Cu, Zn. Mg. P, Si, Sr, dan
Na.
b. Degassing
Pada temperatur tinggi gas hidrogen akan cenderung berdifusi
kedalam logam cair. Gas-gas hidrogen im harus dikeluarkan dari
Alummum cair karena akan menyebabkan terjadinya cacat pada benda
cor. Proses pengeluaran gas ini disebut proses degasser. Umumnya
degasser yang digunakan adalah dalam bentuk tablet atau gas (gas argon
dan gas nitrogen). Mekanisme pengeluaran gas pada logam Aluminium
cair adalah sebagai berikut:
Tablet yang dimasukkan ke dalam Aluminium cair akan
menghasilkan gas dalam bentuk gelembung yang hampir hampa udara
(< 1 atm). Gas hidrogen yang terlarut dalam Aluminium tidak dapat
keluar karena tekanan didalam Aluminium cair << I atm sedangkan
tekanan diluar sebesar 1 atm Akibatnya gelembung udara yang
dihasilkan tablet masuk ke dalam gas hidrogen dan gelembung udara
tersebut terbawa keatas bersaman dengan kotoran lain yang terlarut
didalam Aluminium cair. Gas-gas atau gelembung udara tersebut
sebagian akan menjadi dross dan akan dibuang melalu proses
pembuangan dross.
c. Cover Flux
Setelah proses degasser selesai dilanjutkan dengan proses
pemberian flux. Proses pemberian flux bertujuan untuk menutupi atau
covering permukaan logam Aluminium cair agar terhindar dari
masuknya gas hidrogen kedalam logam aluminium. Pemberian flux
dilakukan pada saat mulai pencairan aluminium dengan cara
menaburkan flux pada permukaan Aluminium cair. Covering flux
berfungsi untuk covering permukaan logam cair agar terhindar dari
masuknya gas hidrogen. Pemberian flux jenis ini dilakukan tanpa
pengadukan.

2.4 Penerapan Paduan Aluminium Dalam Bidang Industri


Sifat dari berbagai paduan aluminium telah menghasilkan aluminium
digunakan dalam industri yang beragam seperti transportasi, persiapan

6
makanan, pembangkit energi, pengemasan, arsitektur, dan aplikasi transmisi
listrik.
Tergantung pada aplikasinya, aluminium dapat digunakan untuk
menggantikan bahan lain seperti tembaga, baja, seng, pelat timah, baja tahan
karat, titanium, kayu, kertas, beton, dan komposit.
Beberapa contoh area di mana aluminium digunakan diberikan di bawah ini.
a. Pembungkusan
Ketahanan korosi dan perlindungan terhadap sinar UV dikombinasikan
dengan kelembaban dan penahanan bau ditambah fakta bahwa aluminium
tidak beracun dan tidak akan merusak atau mencemari produk telah
mengakibatkan meluasnya penggunaan aluminium foil dan lembaran dalam
kemasan dan perlindungan makanan.
Penggunaan aluminium yang paling umum untuk kemasan adalah
kaleng minuman aluminium. Kaleng aluminium sekarang menyumbang
sekitar 15% dari konsumsi aluminium global.
b. Transportasi
Setelah masa-masa awal penerbangan berawak, rasio kekuatan dan berat
yang sangat baik dari aluminium telah menjadikannya bahan utama untuk
konstruksi pesawat terbang.
Sifat aluminium yang sama ini berarti berbagai paduan sekarang juga
digunakan pada gerbong penumpang dan barang, kendaraan komersial,
kendaraan militer, kapal & perahu, bus & gerbong, sepeda dan semakin
banyak di mobil bermotor.
Sifat aluminium yang berkelanjutan sehubungan dengan ketahanan
korosi dan daur ulang telah membantu mendorong peningkatan permintaan
komponen kendaraan aluminium baru-baru ini.
c. Aplikasi Kelautan
Pelat aluminium dan ekstrusi digunakan secara luas untuk superstruktur
kapal. Penggunaan bahan-bahan ini memungkinkan perancang untuk
meningkatkan ukuran garis air di atas kapal tanpa menimbulkan masalah
stabilitas. Keuntungan berat aluminium telah memungkinkan arsitek
kelautan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dari daya yang tersedia
dengan menggunakan aluminium di lambung hovercraft, kapal katamaran
multi-lambung cepat dan kapal permukaan.
Bobot yang lebih rendah dan siklus hidup yang lebih lama telah
membuat aluminium menjadi bahan mapan untuk dek helikopter dan
struktur pendukung dek helikopter di rig minyak dan gas lepas pantai.
Alasan yang sama telah mengakibatkan meluasnya penggunaan aluminium
di menara tangga rig minyak dan jembatan personel teleskopik.

7
d. Bangunan dan Arsitektur
Penggunaan aluminium di gedung-gedung mencakup berbagai aplikasi.
Aplikasi termasuk atap, isolasi foil, jendela, cladding, pintu, etalase,
langkan, perangkat keras arsitektur dan talang air. Aluminium juga biasa
digunakan sebagai pelat tapak dan lantai industri.
e. Kertas Timah (Foil)
Aluminium diproduksi dalam foil komersial setipis 0,0065 mm (atau
6,5 m). Bahan yang lebih tebal dari 0.2mm disebut lembaran atau strip.
Aluminium foil tahan terhadap cahaya, gas, minyak dan lemak, senyawa
yang mudah menguap dan uap air. Sifat-sifat ini dikombinasikan dengan
sifat mampu bentuk yang tinggi, tahan panas dan dingin, tidak beracun, kuat
dan reflektif terhadap panas dan cahaya berarti aluminium foil digunakan
dalam banyak aplikasi. Aplikasi ini meliputi:
• Kemasan Farmasi
• Perlindungan dan Pengemasan Makanan
• Isolasi
• Pelindung Listrik
• Laminasi
f. Pengaplikasian Lainnya
Aplikasi di atas terhitung sekitar 85% dari aluminium yang dikonsumsi
setiap tahun. Sisanya 15% digunakan dalam berbagai macam aplikasi,
termasuk:
• Tangga
• Gas Silinder Bertekanan Tinggi
• Barang Olahraga
• Komponen Mesin
• Palang dan Tanda Jalan
• Furnitur
• Pelat Cetak Litografi
2.5 Pengganti Aluminium Alloy
Paduan aluminium dapat diganti dengan beberapa logam lain, seperti:

• Paduan aluminium lithium, yang mengalami pengurangan massa jenis dan


peningkatan modulus elastisitas
• Paduan aluminium dengan seng, yang merupakan bahan pembuat badan dan
sayap pesawat terbang
• Magnesium, meskipun paduan aluminium memiliki kekuatan yang lebih
tinggi dan kekuatan tarik yang lebih tinggi dari pada paduan magnesium
Namun, perlu diperhatikan bahwa pemilihan logam pengganti harus
mempertimbangkan sifat dan kebutuhan aplikasi yang dibutuhkan.

8
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aluminium dan paduannya merupakan jenis material yang cukup penting
dikarenakan nilai teknologinya yang tinggi dan aplikasinya yang luas. Dalam
industri otomotif, permasalahan seputar pemakaian bahan bakar dan
pengurangan berat dari komponen yang digunakan, telah membuat
penggunaan paduan aluminium dalam industri ini semakin berkembang.

Secara umum aluminium paduan dibagi menjadi aluminium tuang (cast) dan
wrought. Aluminium paduan tuang memiliki makna bahwa produk jadi
aluminium paduan dibuat dengan proses penuangan. Wrought aluminum alloy
memiliki makna bahwa produk aluminium jenis ini dikerjakan dengan proses
rolling, tempa, dan ekstrusi.
Sifat dari berbagai paduan aluminium telah menghasilkan aluminium
digunakan dalam industri yang beragam seperti transportasi, persiapan
makanan, pembangkit energi, pengemasan, arsitektur, dan aplikasi transmisi
listrik. Tergantung pada aplikasinya, aluminium dapat digunakan untuk
menggantikan bahan lain seperti tembaga, baja, seng, pelat timah, baja tahan
karat, titanium, kayu, kertas, beton, dan komposit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, F.A. and Isranuri, I. (2016) ‘Penyelidikan Karakteristik Mekanik Tarik


Paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg) Dengan Metode Pengecoran
Konvensional’, Jurnal Inotera, 1(1), p. 1.

Zulfia, A. et al. (2010) ‘Proses Penuaan (Aging) pada Paduan Aluminium AA 333
Hasil Proses Sand Casting’, Jurnal Teknik Mesin, 12(1), pp. 13–20.

https://www.scribd.com/doc/200493522/Proses-Penambangan-Aluminium
https://www.britannica.com/technology/aluminum-processing/Smelting

https://id.scribd.com/doc/312089748/Aluminium-dan-Paduannya

http://m.id.wfcalcium.com/info/what-is-the-difference-between-magnesium-
alumi-52995364.

https://www.aeroengineering.co.id/2017/03/material-pada-pesawat-terbang/

https://www.rightonblackburns.co.uk/products/metals/aluminium-
alloys/aluminium-alloys-properties-applications.

Tito, Deviscar.2022.“Proses-Pembuatan-Aluminium”.
https://id.scribd.com/document/141646385/Proses-Pembuatan-Aluminium

11

Anda mungkin juga menyukai