Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR

PERANCANGAN VELG MOBIL ALUMUNIUM ALLOY

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Besar Desain Teknik)

Disusun oleh :

Nama : Siska Hidayanti

NIM : 2112182022

JURUSAN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Rasulullah
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Perancangan
Velgm Mobil Alumunium Alloy”

Tujuan laporan ini adalah untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah
Desain Teknik, serta penerapan dari materi mata kuliah.

Pada penulisan laporan ini, penulis banyak menghadapi kendala, baik teknis
maupun non-teknis, yaitu adanya keterbatasan waktu dan data serta kemampuan
penulis. Namun, berkat rahmat-Nya dan bantuan dari berbagai pihak, penyusunan
tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Setelah adanya laporan ini, penulis berharap karya tulis ini bisa berguna bagi
pembacanya dan juga dapat bermanfaat dan dipergunakan sebaik-baiknya.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung , 27 Desember 2019

Penyusun
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Velg adalah komponen utamadalam sebuah kendaraan. Tanpa velg kendaraan


tidak akan berjalan. Velg ada dua jenis yang dikenal di kalangan masyarakat yaitu
velg baja dan velg paduan alumunium. Velg baja tidak banyak disukai karena
beberapa alasan, salah satunya adalah tidak sesuai perkembangan zaman. Oleh
karena itu banyak yang menggantinya dengan velg yang lebih gaya atau yang di
sebut dengan velg paduan alumunium (alumunium alloy).

Paduan alumunium yang banyak digunakan pada velg mobil adalah


alumunium silicon atau sering disebut juga A413.0. Paduan ini memiliki mampu
alir yang baik, mampu las yang baik, sifat ketahanan korosi yang baik, memiliki
massa jenis yang rendah dan heat treatable. Dengan berbagai keutamaan tersebut
maka velg dengan paduan A413.0 menjadi pilihan utama diberbagai industry
otomotif sehingga permintaan velg A413.0 semakin meningkat.

Aspek keselamatan merupakan hal yang paling wajib diperhitungkan dalam


dunia otomotif karena berhubungan erat dengan nyawa penumpang. Sehingga
dalam pemodifikasian setiap komponen haruslah dipertimbangan secara matang.
Dalam dunia otomotif telah banyak kecelakaan yang disebabkan oleh velg mobil
yang terdeformasi plastis. Cast wheel pada sebuah mobil adalah kerangka dari
sebuah ban yang menahan gaya dan tegangan akibat dari berat kendaraan dan impak
atau pukulan dari permukaan jalan. Pukulan dari permukaan jalan tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya tegangan dan deformasi pada cast wheel. Velg paduan
alumunium mempunyai daerah yang dianamakan area kritis atau yang disebut juga
dengan critical area dimana area kritis itu adalah daerag terjadinya konsentrasi
tegangan. Area kritis di velg terletak didaerah hub, spoke, dan flange.

Kerusakan yang terjadi pada velg paduan alumunium adalag bibir velg
megalami deformasi plastis atau pecahnya spoke pada velg cast sheel akibat gaya
dan teganan yang terjadi melebihi tegangan maksimum yang diizinkan.
Dengan mempertimbangkan masalah ini maka perlu dilakukan peelitian
mengenai pengaruh sejumlah spoke terhadap tegangan dan deformasi dengan
menggunakan metode elemen hingga berbasis computer yaitu menggunaka
software, untuk mempermudah proses analisis desain. Oleh karena itu, simulasi
secara numeric menggunakan computer dapat dilakukan untuk memodifikasi
bentuk velg mobil agar kegagalan yang sering terjadi dapat diminimalisir.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana merancang dan


memodifikasi velg paduan alumunium dengan simulasi computer untuk mencegah
ternjadinya kegagalan.

1.3 Tujuan

Pada tugas ini, akan dilakukan perancangan velg mobil paduan alumunium
hingga mendapatkan desain, dimensi, material dan spesifikasi produk.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari perancangan velg mobil adalah perancangan velg mobil
menggunakan material yang digunakan velg paduan alumunium.
2. LANDASAN TEORI

2.1 Metode Perancangan VDI

Metode perancangan merupakan proses pendekatan yang sistematis untuk


mencapai sasaran yang diinginkan untuk mewujudkan ide dalam pembuatan
produk. Berikut diagram alir standar dari VDI

Gambar 2.1 Skema Metode VDI


2.2 Pengertian Velg

Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari
ban sudah terpasang pada kendaraan seperti mobil. Sebagai contoh, pada roda
sepeda di tepi lingkaran yang besar menempel pada ujung luar dari jari-jari roda
yang memegang ban dan tabung.

Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam


pengendaraan, sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban
samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang
menumpunya. Pelek juga harus seringan mungkin dan harus balance sehingga
dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi dengan rim yang dirancang
dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat.

Pelek (disk wheel) diikat dengan kuat pada baut tanam (hub bolt) yang
dipasang pada axle hub dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa
sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara
otomatis pada axle hub saat pemasangan.

2.3 Bahan Pembuatan Velg


a. Alumunium (Al)

Aluminium (atau aluminum,alumunium,almunium,alminium) ialah unsur


kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah
logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun
merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling
berlimpah ketiga.

Aluminium merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa
menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak
hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara
luas digunakan dalam bingkai jendela knalpot mobil, dan badan pesawat terbang.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan sebagai bahan
pembuatan velg mobil.
b. Besi (Fe)

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan
nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah
logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:

• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,


• Pengolahannya relatif mudah dan murah
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi. c.
Silikon (Si)

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor atom 14. Merupakanunsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang
dibentuk bersifat paramagnetik. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya
dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon dalam bentuk mineral
dikenal pula sebagai zat kersik.

d. Tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali.

e. Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Mg dan nomor atom 12 serta berat atom24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut
ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai
zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering
disebut "magnalium" atau "magnelium".
f. Chrome (Cr)

Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan
dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium
trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium
(chromium deficiency). Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan
dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak
digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen
kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan
seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan
emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan
karat.

e. Seng (Zn)

Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn,
nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip
denganmagnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur
paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng
yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

f. Titanium (Ti)

Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ti dan nomor atom 22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat,
'lustrous', tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan chlorinedengan warna
putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan
(terutama dengan besi danaluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya,
titanium dioxide, diguankan dalam pigmen putih. Unsur ini terdapat di banyak
mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenite, yang tersebar luas di
seluruh Bumi. Ada dua bentukallotropic dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46
sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Sifat
Titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika.

g. Timbal (Pb)

Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum
Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi.
Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana
jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak
bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam
bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan
pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.

h. Zirkominium

Zirkonium adalah logam putih keabuan yang jarang dijumpai di alam bebas.
Ia memiliki lambang kimia Zr, nomor atom 40, massa atom relatif 91,224. Logam
zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi dan tidak
menyerap neutron. Zircaloy merupakan aliase zirkonium yang penting untuk
penyerapan nuklir, seperti menyalut bagian-bagian bahan bakar. Zirkonium banyak
terdapat dalam mineral seperti zirkon dan baddelyit. Baddeleyit sendiri merupakan
oksida zirkonium yang tahan terhadap suhu luar biasa tinggi sehingga digunakan
untuk pelapis tanur.

2.4 Proses Pembuatan Velg

Pahami forging

Forging adalah Proses yang di lakukan dengan cara memukul potongan


logam. Gaya di berikan pada cetakan yang membentuk produk logam.

Secara teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ala ‘work
hardening’ yaitu melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul.
Maksudnya, struktur urat mikronya dimampatkan agar lebih kuat.
proses tersebut bisa di lakukan dua cara; cold forming dan hot forming. Efek
penempaan pada benda dingin/tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya dengan
hot forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh,
cukup pada titik bara) sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin
rapat namun dengan grain/bulir molekul yang lebih lembut, tidak tajam berserabut.
Hasilnya, makin kuat tanpa beresiko getas, malah in-case bisa jadi sangat liat
(ductile). Lewat alat raksasa ini, material ditempa ribuan ton agar terjadi penguatan
material secara interna

Proses Forging velg

Lantas, seperti apa velg forged? Velg forged mengandalkan metal


aluminium alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe),
tembaga (Cu), mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn),
vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium
(Zr). Nah, komposisi ini dimainkan untuk grade kualitasnya, ada seri 1000, 2000,
3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Salah satu yang diunggulkan untuk velg
forged adalah 6061 yang asalnya dipakai buat tulang pesawat terbang!

Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara
kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa
beragam; dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam, bahkan
engineer pabrikan sampai mempatenkan caranya. Toh, umumnya menggunakan
closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi.

Maka di pasaran kita kenal istilah forging T6, dimana penempaan dijabani
pada temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung
sekali. Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging
agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda
RM8000 bikinan Rays Wheels asal Jepang, menjabani spin forging hingga 10.000
ton

Selain itu Kemampuan CNC berpengaruh ke detail dan estetika tampilan


velg dan Pada tulang teromol, proses CNC juga dijabani untuk aspek engineering;
entah soal reduksi unsprung mass, keseimbangan inersia hingga kekuatan
konstruksi

Seni Potong dan Finishing

Proses pembuatan velg forged bukan hanya di proses penempaan saja.


“Kekuatan pabrikan velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga
machining.Itu terlihat pada proses pemotongan & finishing. Pembentukan secara
presisi dituntaskan lewat mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak
3D, seperti AutoCAD, Catia hingga SolidWorks.

Itupun harus disimulasikan sebelumnya dengan FEA (finite element


analysis) untuk menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat,
bisa pakai MSC Patran atau SMC Superforge Simulator. Memang rumit. Justru
disinilah seni sebuah velg forged dilahirkan. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan
6 axis) pemotongan, kemampuannya ini dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil
produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga
kestabilan terhadap getaran.
3. METODOLOGI

3.1 Diagram Alir

Untuk menyelesaikan menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan dalam


tugas ini dibuat suatu metodologi penyelesaian masalah seperti yang dapat dilihat
pada diagram alir dibawah ini :
3.2 Analisis dan Identifikasi Masalah

Pada tahap identifikasi masalah, masalah-masalah yang akan diidentifikasi


adalah identifikasi keinginan para pengguna (konsumen), pengelompokan
keinginan para pengguna (konsumen), menetapkan keinginan para pengguna
(konsumen).

3.2.1 Identifikasi Pengguna

Pada tahap awal akan mengidentifikasi para pengguna, maksudnya adalah


harus mengetahui siapa saja yang akan menjadi konsumen dari produk yang
dihasilkan. Dilihat dari latar belakang yang sudah disampaikan, maka dapat
diketahui bahwa target pengguna dari produk yang dihasilkan adalah semua
pengguna mobil.

3.2.2 Identifikasi Keinginan Pengguna

Pada tahap ini kita akan mengidentifikasi apa saja yang menjadi keinginan dari para
pengguna. Proses identifikasi ini, dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya
langsung obervasi kepada target konsumen. Adapun beberapa hasil identifikasi
yang telah dilakukan mengenai modifikasi velg, dapat kita ketahui beberapa yang
menjadi keinginan pengguna, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fungsi peralatan terpenuhi kembali


b. Keamanan peralatan terjaga
c. Kemudahan perawatan
d. Material peralatan tahan korosi
e. Life time peralatan yang panjang.
f. Terdapat coating pada line pipe, dan dicat

3.2.3 Pengelompokan Keinginan Pengguna

Pada tahap ini, akan dikelompokan daftar keinginan pengguna dari yang telah
diidentifikasi seperti diatas. Berikut ini merupakan hasil pengelompokan keinginan
pengguna yaitu :
a. Berdasarkan kinerja fungsional seperti, fungsi peralatan terpenuhi kembali,
pengoperasian mudah, cepat dan keamanan saat pengoperasian dan
perawatannya mudah.

b. Berdasarkan integritas struktur, seperti terdapat pembaharuan SOP


pengoperasian, material peralatan tahan korosi, life time peralatan panjang

3.2.4 Menetapkan Keinginan Pengguna

Dari hasil identifikasi dan pengelompokan keinginan pengguna, maka dapat


ditetapkan keinginan pengguna tersebut, yaitu:

a. Mudah proses pengoperasiannya sesuai SOP terbaru,keamanan peralatan saat


dioperasikan terjamin

b. Mudah proses perawatannya serta mendapatkan spare partnya.


c. Life time peralatan yang tinggi (tahan lama)
d. Material peralatan tahan korosi

3.2.5 Syarat Teknis

Pada perancangan modifikasi velg mobil ini memiliki beberapa syarat teknis.
Berikut syarat teknis yang dapat dijadikan suatu ukuran baku pada perancangan
modifikasi peralatan ini, diantaranya adalah :
3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh acuan dan referensi dalam


melakukan proses perancangan ini. Adapun metoda yang dilakukan untuk
memperoleh data tersebut diantaranya:

a. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan metode ini adalah dengan cara
mencatat seluruh data yang diperoleh dilapangan.

b. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara langsung mengadakan tanya jawab pada
nara sumber yang akan menajdi konsumen, maupun pihak-pihak yang
mempunyai bidang keilmuan dalam proses perancangan.

c. Studi literatur
Pengumpulan data dengan metoda ini dilakukan dengan mencari sejumlah
data atau informasi yang dibutuhkan melalui sejumlah buku yang memiliki
hubungan yang relevan dengan tugas perancangan ini.

Adapun contoh data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:


a. Design peralatan
b. Dimensi produk.
c. Material yang digunakan produk.
d. Komponen-komponen pendukung.

3.4 Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dilapangan, akan
dicocokan dengan data yang diperoleh dari hasil studi literatur, yang kemudian akan
dieksekusi sebagai hasil perancangan dalam bentuk sebuah produk yang sesuai
dengan keinginan pengguna sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Apabila
pengolahan data sudah selesai dan dianggap sudah sesuai dengan tujuan yaitu
merancang modifikasi velg mobilagar dapat beroperasi sesuai fungsinya.
3.5 Penulisan Laporan

Setelah tahap pengolahan data sudah selesai dan dianggap sudah sesuai dan dapat
ditemukan solusi untuk masalah tersebut maka akan dibuatkan laporan berupa karya
tulis yang disesuaikan aturan penulisan dan penyusunannya sesuai dengan aturan
yang ditetapkan.
4. PROSES PERANCANGAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan mengnai proses


perancangan, seperti yang kita ketahui bahwa pada suatu proses perancangan akan
melalui fase-fase seperti digambarkan pada diagram alir berikut ini:

Gambar 4.1 Digram Alir Proses Perancangan

Gambar diatas menunjukan fase-fase dari sebuah proses perancangan, untuk


point no 1 dan 2, fase tersebut sudah dilakukan pada bab sebelumnya. Oleh sebab
itu maka pada bab ini akan dilakukan fase-fase berikutnya:

4.1 Perancangan Konsep Produk

Dari hasil pengolahan data yang didapatkan, maka akan dapat dilakukan
perancangan konsep produk yang akan dibuat, konsep produk yang akan dibuat
tentunya harus sesuai dengan keinginan-keinginan para pengguna. Konsep
rancangan yang dibuat dapat berupa beberapa sketsa produk. Adapun beberapa
konsep yang telah dibuat oleh penulis berupa sketsa produk adalah sebagai berikut
ini :

a. Design Alternatif 1 (sketsa)

Gambar 4.2 Alternatif Design 1

Pada sketsa 1 velg mengacu pada design asli peralatan dirancang sesuai yang tertera
pada spesifikasi mobil.

Gambar 4.3 Velg Allumunium alloy


Gambar 4.5 Velg allumunium alloy berjari-jari cabang

Pada alternatif design ke-2 ini, penulis membuat inovasi pada jari jari velg.

Dari analisa modifikasi ini, dapat menghasilkan suspensi yang lebih smooth,
sehingga aman dan nyaman bagi pengguna.

4.2 Evaluasi Produk Hasil Rancangan

Dalam menentukan tipe velg yang tepat digunakan untuk mobil diperlukan
sebuah faktor penentu yang dapat dijadikan sebagai acuan pemilihan velg oleh
konsumen. Dari segi kemanan dan kenyamanan, akan tetapi sesuai kebutuhan maka
dari kedua konsep tersebut harus ditentukan mana yang bisa memenuhi kebutuhan
yang diinginkan oleh konsumen. Pemilihan konsep dilihat dari beberapa aspek baik
itu fungsi, teknologi, kebutuhan, aspek yang dilihat dari sudut pandang perusahaan
contoh biaya dan serta waktu pembuatan.

Tabel 4.1 Metoda Penilaian


Berikut evaluasi dengan metoda matriks pengambilan keputusan :

Tabel 4.2 Matriks Pengambilan Keputusan

Berdasarkan evaluasi diatas maka konsep yang lebih baik dan sesuai dengan
kebutuhan adalah konsep ke 2. Konsep 2 lebih spesifik dan menguntungkan, dimana
produk tersebut kontruksinya lebih sederhana tapi fungsi tetap terpenuhi mudah
dirawat oleh pengguna, serta harganya lebih murah.

4.3 Morfologi

Untuk dapat mengetahui rincian pembuatan modifikasi velg mobil ini, penulis
membuat tabel pengelompokkan dalam bagan morfologi, berikut penjelasannya :
Tabel 4.3 Morfologi

1. Proses Desain Material

2. Pengadaan Material Allumunium Alloy


3. Pembuatan Velg Proses fabrikasi

Memeriksa dan menguji velg untuk


4. Pemerikasaan Velg mengetahui jika kelainan pada velg
sehingga dapat dipastikan kemanannya.

4.4 Simpulan Proses Perancangan

Konsep perancangan yang terpilih adalah modifikasi velg ini menggunakan


konsep desain no 2, sehingga fungsi peralatan terpenuhi tetapi dengan biaya yang
murah, kontruksi yang sederhana.
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Modifikasi velg ini menggunakan konsep desain no 2, sehingga fungsi


peralatan terpenuhi tetapi dengan biaya yang murah, kontruksi yang sederhana.

5.2 Saran

Dalam perancangan modifikasi velg ini masih sangat diperlukan sumbangan


ide-ide untuk pengembangan selanjutnya. Berdasarkan semua proses yang telah
dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk perancangan atau pengembangan
peralatan ini selanjutnya adalah: Modifikasi ini dapat digunakan disemua mobil.

Anda mungkin juga menyukai