Disusun Oleh :
ABDUL KHOFIR
1D
Dosen Pengampu :
Ahmad Farid, MT
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga makalah yang berisi tentang PROSES
PEMBUATAN VELG RACING ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pembaca
sekalian. Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, apalagi makalah yang
dibuat ini. Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, baik dalam hal isi, maupun
penyajiannya. Karena itu kami mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak untuk memperbaiki makalah ini agar lebih layak untuk dibaca.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila ada
penulisan kata yang salah dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Tujuan Pemakalah...................................................................................................................2
1.3 Manfaat Dalam Pembuatan Makalah ini................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
2.1. Paduan Aluminium................................................................................................................3
2.2.Proses Pembuatan Velg Racing...............................................................................................4
a). Casting ( Pengecoran ).........................................................................................................4
b). Bahan baku Velg..................................................................................................................4
2.3 Peleburan (melting).................................................................................................................4
2.4 Tungku Pencairan Bahan Baku...............................................................................................5
a). Tungku Peleburan................................................................................................................5
b). Tungku Penuangan Cairan...................................................................................................6
c). Alat pengukur suhu peleburan..............................................................................................7
2.5 Cetakan...................................................................................................................................7
2.6 Proses Penuangan...................................................................................................................9
a). Pembersihan cetakan dari debu kotoran...............................................................................9
b). Pemberian koting ke semua perukaan cetakan....................................................................9
c). Pemanasan cetakan sebelum penuangan............................................................................10
d). Proses Penuangan Cairan Aluminium................................................................................10
3
2.7 Machining.............................................................................................................................13
a). CNC Bubut.........................................................................................................................13
b). CNC Drilling......................................................................................................................14
2.8 Finishing...............................................................................................................................15
a). Kerja Bangku.....................................................................................................................15
b). Pengecatan.........................................................................................................................16
2.9 Cat Oven...............................................................................................................................16
BAB III...........................................................................................................................................18
PENUTUP......................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
2008). Salah satu proses yaitu proses CAE mempelajari komposisi dan karakteristik
material dalam hal ini material velg. Velg terbuat dari paduan aluminium dan silikon.
Paduan ini memiliki daya tahan terhadap korosi, abrasi dan koefisien pemuaian yang
rendah, dan juga mempunyai kekuatan yang tinggi, kesemua sifat tersebut merupakan
sifat yang harus dimiliki oleh material piston (Cole, 1995).
1.2 Tujuan Pemakalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui Proses Pengecoran dan Material yang di gunakan dalam pembuatan velg
2. Kegunaan aluminium dan kekurangan terhadap pengecoran
3. Bahan-bahan yang terkandung didalam pengecoran velg sepeda motor
4. Mengetahui penandaan kelebihan aluminium
5. Mengetahui nilai-nilai aluminium
6. Mengetahui jenis-jenis aluminium yang berkualitas
1.3 Manfaat Dalam Pembuatan Makalah ini
1. Bagi mahasiswa bisa lebih tahu lagi tentang teknik pengecoran aluminium dan jenisjenisnya.
2. Sebagai referensi untuk adik-adik tingkat nanti.
3. Meningkatkan daya kereatif untuk mahasiswa teknik mesin, Fakultas Teknik
Umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
berikut akan di khususkan poada produk Velg Racing sepeda motor , didasarkan bahwa
produk tersebut menjadi fokus utama perusahaan saat ini.
b). Bahan baku Velg
Dalam proses produksi pengecoran velg racing sepeda motor memerlukan bahan
baku Aluminium Alloy. Bahan baku yang digunakan sebagian besar bersal dari Velg
racing bekas mobil yang tentunya berbahan Aluminium maupun aluminium batangan.
Bahan bahan tersebut kemudian akan di cairkan pada tungku menjadi aluminium cair
(adonan) untuk kemudian dilakukan penuangan kembali nsesuai dengan c etakan velg
racing yang ada.
2.3 Peleburan (melting)
Untuk Peleburan paduan aluminium dapat dilakukan pada tanur krus besi cor,
tanur krus dan tanur nyala api. Logam yang dimasukan pada dapur terdiri dari sekrap
(remelt) dan aluminium ingot. Aluminium paduan tuang bentuk ingot didapatkan dari
peleburan primer dan sekunder serta pemurnian. Kebanyakan kontrol analisa didapatkan
dari analisis pengisian yang diketahui, yaitu ketelitian pemisahan tuang ulang dan ingot
aluminium baru. Ketika perlu ditambahkan elemen pada aluminium, untuk logam yang
mempunyai titik lebur rendah seperti seng dan magnesium dapat ditambahkan dalam
bentuk elemental. Sekrap dari bermacammacam logam tidak dapat dicampurkan
bersama ingot dan tuang ulang apabila standar ditentukan. Praktek peluburan yang baik
mengharuskan dapur dan logam yang dimasukan dalam keadaan bersih.
Untuk menghemat waktu peleburan dan mengurangi kehilangan karena oksidasi
lebih baik memotong logam menjadi potongan kecil yang kemudian dipanaskan untuk di
jadikan ingot. Kalau bahan sudah mulai mencair, fluks harus ditaburkan untuk
mengurangi oksidasi dan absorbsi gas. Bentuk oksidasi tergantung Selama pencairan,
permukaan harus ditutup fluk dan cairan diaduk pada jangka waktu tertentu untuk
mencegah segresi.
Hidrogen adalah satu-satunya gas yang dapat timbul dalam aluminium dan
paduannya. Persentase timbulnya gas hidrogen lebih banyak terdapat pada aluminium
dalam bentuk cair daripada dalam bentuk padat. Beberapa sumber potensial timbulnya
hidrogen pada aluminium antara lain:
1. Udara dalam tungku (furnace) menggunakan bahan bakar terkadang menimbulkan gas
hidrogen yang disebabkan oleh reaksi pembakaran bahan bakar yang kurang
sempurna.
2. Terjadinya asap hasil pembakaran pada waktu proses peleburan.
3. Reaksi antara aluminium cair dengan cetakan
Sebelum dilakukan peleburan di dalam tungku sebaiknya logam dipotong menjadi
kecil-kecil, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu peleburan dan mengurangi
kehilangan komposisi karena oksidasi. Setelah material mencair, fluks dimasukkan ke
dalam coran, yang bertujuan untuk mengurangi oksidasi dan absorbs gas serta dapat
bertujuan untuk mengangkat kotoran-kotoran yang menempel padam aluminium.
Selama pencairan, permukaan harus ditutup fluks dan cairan diaduk pada jangka
waktu tertentu untuk mencegah segresi (surdia, 1991). Kemudian kotoran yang muncul di
ambil dan dibuang. Setelah pada suhu kurang lebih 725oC aluminium di tuang ke dalam
cetakan. Adapun untuk remelting, material hasil peleburan di atas dilebur kembali.
2.4 Tungku Pencairan Bahan Baku
Tungku pencairan aluminium untuk velg racing ada dua macam :
a). Tungku Peleburan
Tungku peleburan terbuat dari tanah liat yang di bakar yang sering disebut dengan
kuali. Kapasitasnya antara 40 Kg sampai dengan 50 Kg, pemanasan yang dilakukan
adalah pemanasan kompor dengan bahan bakar minyak tanah yang di tekan dengan
tekanan udara dari kompresor untuk menyemprotkan minyak menjadi kabut yang
nantinya mudah terbakar dan memiliki suhu pemanasan cukup tinggi yaitu sekitar 800C.
Di tungku ini, bahan baku aluminium alloy di cairkan dan mendapat beberapa perlakuan
antara lain :
a. Pemanasan aluminium alloy diawali dengan penataan aluminium alloy di sekeliling
tungku peleburan. Setelah berubah warna menjadi Orange silver, maka aluminium
alloy di masukkan ke tungku.
b. Dilakukan penekanan dengan menggunakan stick untuk lebih memudahkan nyala api
memanas sehingga memudahkan proses pencairan.
c. Setelah mencair maka dilakukan pemberian serbuk Flux, yang berfungsi untuk
memisahkan antara kotoran dengan cairan aluminium yang terbentuk.
d. Kotoran yang terbentuk dipisahkan menggunakan saringan manual dengan cara
diangkat dari kuali sehingga didapatkan cairan aluminium yang cukup bersih.
5
yang
diharapakn tercapai yang akhirnya cairan akan dapat memenuhi cetakan saat penuangan
dan menghasilkan coran yang baik.
Perlakuan yang diberikan pada proses ini selanjunya adalah pemberian flux untuk
menbersihkan kotoran yang masih ada pada pencairan awal dan memisahkan aluminium
yang tidak dapat mencair dengan suhu kompor yang ada. Sisa aluminium yang tidak dapat
dicairka ini kemudian diangkat dan disendirikan yang nantinya diambil untuk di jual di
perusahaan pencairan aluminium. Dan dilakukan pengadukan adonan untuk meratakan
suhu pada cairan.
c). Alat pengukur suhu peleburan
Termometer digital pada gambar 2.2 digunakan untuk mengukur temperatur ruangan,
temperatur pemanasan cetakan dan temperature penuangan.
nomor bahan B135, bahan baku untuk pola adalah kayu mahoni, bahan baku untuk
cetakan adalah pasir kering dengan bahan pengikat semen serta rangka cetakan dari kayu
papan.
Setelah diketahui nilai volume dari coran sebesar 1.527,47 cm3 akhirnya diketahui
pula berat coran sebesar 4,1 kg, waktu penuangan 12 detik, volume tuang 145.522,39
mm3/det. Untuk saluran turun tingginya 274,3 mm, diameternya 15 mm, luas irisannya
176,6 mm2, choke area 62,76 mm2. Untuk saluran masuk luas irisannya 353,25 mm2,
panjangnya 188 mm. Untuk cawan tuang kedalamannya 67,5 mm, panjangnya 150 mm,
lebarnya 60 mm. Untuk saluran penambah diameternya 119,2 mm, tingginya 238,5 mm.
Untuk lubang angin diameternya 5mm, tingginya 238,5 mm, jumlahnya 2 buah. Ukuran
rangka cetakan 930 x 740 x 384 (mm). Proses finishingnya yaitu dengan proses
pembersihan, proses pemesinan dengan pembubutan dan penggerindaan, proses
penghalusan permukaan dan yang terakhir proses pengecatan.
permukaan hasil cor. Dengan pemberian koting yang merata dan cukup
ketebalannya akan menbuat permukaan hasil pengecoran halus dan cacat coran dapat
sedikit dikurangi. Bila pemberian koting berlebihan dan tidak merata maka akan
menimbulkan cacat lubang jarum dan permukaan hasil pengecoran menjadi kasar. Hal
ini dikarenakan lubang pembuangan gas bias tersumbat dengan koting yang terlalu tebal
tersebut.
Pemberian koting adapat puka dilakukan ketika terjadi perombakan jenis cetakan
velg yang di peasan atau diproduksi. Sehingga pengkotingan dilakukan setelah
pembersiahna permukaan cetakan dari koting awal.Pemberian koting dalam proses ini
didahului dengan pemanasan cetakan sampai 80C - 100C baru kemudian permukaan
cetakan disemprot dengan koting.
c). Pemanasan cetakan sebelum penuangan
Setelah pengkotingan awal, cetakan dipanaskan dengan menggunakan nyala api
dari blender dengan bahan bakar elpiji. Pemanasan ini dilakukan kurang lebih satu jam
untuk mengkondisikan agar suhu cetakan sesuai dengan suhu cairan aluminium yang akan
dituang.
Cetakan velg racing terpasang dalam mesin cetak, dan ada duajenis pemegang
mesin cetakan. Mesin pertama menggunakan sistrem hidrolik secara keseluruahn dan
mesin kedua menggunakan system mekanis dan hidrolis.
Cetakan untuk velg dengan kualifikasi disk atau rem cakram sering dilakukan pada mesin
cor mekanis dan hidrolis namun untuk pengecoran velg dengan kualifikasi velg tromol
menggunakan mesuin cor hidrolis secara keseluruhan (semi otomatis).
d). Proses Penuangan Cairan Aluminium
Setelah cairan sudah siap dengan rentang temperature 700C - 750C maka proses
penuangan cairan aluminium siap untuk dilakukan. Langkah Pelaksanaan penuangan
cairan aluminium ke cetakan adalah :
1. Cetakan yang terdiri dari empat bagian yang ditangkupkan, dengan pusat
penangkupan adalah cetakan bagian bawah, kemudian dua cetakan samping juga
ditangkupkan maka terbentuklah kup. Untuk yang terakhir adalah penangkapan
cetakan bagian atas selaku drag. Dari cetakan yang telah ditangkupkan terdapat 3
lubang pemasukan yang memiliki fungsi untuk memasukkan cairan aluminium
kedalam cetakan. Sebagai pemasukan utama berada di samping-samping cetakan dan
sebagai pemasukan akhir berada di drag cetakan atas sekaligus sebagai pusat utama
poros dari velg.
2. Kemudian cairan dari tungku penuangan cairan yaitu tungku untuk menaikkan suhu
cairan dari 660C menjadi kira-kira 700C sampai 750C diembil dengan
menggunakan canting manual. Dan dilakukan penuangan cairan kedalam cetakan.
Urutan penuangan cairan, didahului dari luabnga pemasukan samping, setelah
beberapa detik kemudian dilakukan penuangan dari lubang tengah. Dalam proses
penuangan secra manual diperlukan keterampilan dan pengalaman yang cukup karena
sering sekali terjadi cacat pada hasil cor dikarenakan kurangnya ke sesuaian
pertemuan carian didalam cetakan dank arena kurang sinerginya proses penuangan ini.
Proses ini memakan waktu sekitar 9 menit.
3. Selanjunya cairan yang barada dicetakan ditahan sekitar 15 detik, kemudian dibuka
hanya menberikan rongga udara pada coran. Coran yang masih didalam cetakan
didinginkan selama sekitar 3,5 menit sampai 4 menit yang memiliki fungsi untuk
menberi kesempatan penyusutan dari velg yang awalnya memiliki suhu cair untuk
10
kemudian menjadi padat. Selain itu untuk mendiamkan selama 3,5 menit sampai 4
menitberfungsi untuk menguatkan jalinan Kristal-kristal aluminium agar sewaktu
dilepas dari cetakan agar tidak mengalami difleksi.
4. Setelah rentang waktu 3,5 sampai 4 menit maka coran velg aluminium diangkat dari
cetakan dengan menggunkan system mekanik dan hidrolik. Kemudian pemanasan
dengan menggunakan brender pada cpran diberiakan sedikit 30 detik untuk
menpermudah memisahkan hasil coran dengan cetakan atas.
5. Langkah berikunya yaitu menbawa hasil coran ke bagian control pada unit
pengecoran. Pada bagian control ini hasil pengecoran diperiksa, dengan kulaifikasi
cacat cor yang sering terjadi yaitu kesentrisan velg tidak sempurna, permukaan velg
kasar, dan difleksi. Dan kondisi hasil coran ini di infokan kepada pekerja pada mesin
dengan adanya papan info yang memaparkan hasil dari pengecoran yang baru
dilakukan berupa hasil pengecoran baik ataupun hasil pengecoran mengalami cacat
cor.
6. Setelah hasil cor sesuai dengan batas mnimal kualitas pengecoran maka hasil coran
ditata di bagian sendiri untuk menurunkan suhunya karena velg yang baru di lepas
dari cetakan tersebut masih memiliki temperaur yang cukup tinggi yaitu sekitar
200C-400C. Untuk pengecoran awal, hasil coran setelah diperiksa kondisi fisiknya
dibagian control pengecoran segera akan dicek peda bagian permesinan untuk
mengetahui kesentrisan dari velg. Setelah diketahui velg layak kerja pemesinan maka
pengecoran dilanjutkan, namun jika kondisi velg hasil cor mengalami oleng atau tidak
simetris dan kurang baaik untuk dilakukan pemesinan, maka bagian unit pengecoran
hrus mengvaluasi pada cetakan atau pada system pemanasan yang dilakukan
sebelumnya, sebelum melanjutkan proses pengecoran.
7. Untuk kondisi hasil pengecoran yang telah sesuai maka akan segera dikirim ke unit
potong dan gerinda untuk pemotongan sisa bagian pemasukan. Lubang pemasukan
akan meninggalkan batang Aluminium pada kondisi velg Yang utuh, maka sisa
pemasukan ini harus dipotong dan digerinda sebelum dikirim ke unit pemesinan.
Alur pengecoran velg sepeda motor
Bahan baku aluminium alloy
Tungku peleburan bahan baku
Tungku penuangan cairan
Penuangan cairan ke cetakan
Pelepasan hasil cetakan dari cetakan
11
2.7 Machining
Proses machining merupakan pekerjaan lanjutan dari proses pembuatan velg
racing setelah proses casting. Gambaran umum proses permesinan antara lain
pemotongan sisa antisipasi penyusutan coran, penyentrisan velg, pembubutan bentuk
bulat dengan diameter 426 mm, pembubutan sudut 15, pembubutan profil velg ban,
pembubutan disk dan tromol, pembubutan sudut 3 dan pengeboran dob. Tahap
machining memanfaatkan dua jenis mesin yaitu CNC bubut dan CNC borring.
a). CNC Bubut
Pemotongan dan penggerindaan
Pemotongan dalam proses permesinan dilakukan pada unit potong dan
gerinda. Pemotongan dalam hal ini merupakan pemotongan sisa lubang
pemasukan dan penggerindaan terhadap hasil rembesan cairan sewaktu dicetak.
Pemotongan ini menggunakan mesin gergaji putar dengan gigi gergaji dari cutter
HSS. Karena dari pemotongan ini masih terdapat permukaan permukaan yang
taqjam maka penggerindaan permukaan tadi diperlukan sebelum velg ini
12
dilakukan yaitu :
1. Pembubutan 15
Pada profil velg terdapat bagian sudut 15, profil ini mendapat perlakuan awal
yaitu pembubutan karena nantinya akan dijadikan dasar pembubutan untuk
kesimetrisan bagian lainnya.
2. Pembubutan profil diameter tengah poros.
Setelah pembubutan profil 15, pemesinan berikutnya b erfungsi untuk menbentuk
poros tenga velg. Proses pembubutan ini tetap menggunkan basic sentrisasi dari
permukaan bersudut ban.
3. Pembubutan profil ban
Tahapan pembubutan berikutnya adalah pembub utan profil ban. Bagian ini
mengalami perlakuan finishing dengan pahat tenga setelah proses pembubutan
selesai.
4. Pengerjaan lubang leher atau rumah leher.
Proses ini merupakan proses yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi, karena
kebutuhan ketelitian tinggi dan menggunakan toleransi internasional karena untuk
leher itu sendiri telah memiliki standar internasional baik ukuran maupun
kekerasan permukaannya.
5. Pembubutan tromol dan tempat cakram.
Velg terbagi ats dua komponen tambahan terutama dalam aksesories kendali atau
ren yaitu memakai disk atau rem cakram dan tromol. Untuk velg yang
menggunkan cakram sebagai pelengkap maka poros tengah akan dibubut dengan
mal yang telah ada terutama sesuai denga jenis velg motor yang diproduksi.
Tentang proses pembubutaqn tromol, lubang tromol yang ada hanya tinggal di
bubut hinggga diameter sesuai ukuran yang beredar di pasaran. Proses
pembubutan tromol dan cakram dilakukan dengan system termal.
6. Pembubutan profil 3.
Bentuk profil yang terakhir dibubut adalah pembubutan bersudut 3. Dan
merupakan tahap akhir proses pembubutan.
13
Bagian bagian sambungan dan tepi dari cetakan akan meninggalkan garis menonjol
yang tidak dapat dijangkau oleh proses pemesinan. Selain itu pada kerja bangku akan
dilakukan penghalusan permukaan yang kasar dari hasil coran yang telah dikerjakan
pada pemesinan, pembulatan permukaan dan penyempurnaan bentuk yang mengalami
cacat coran.
Setelah pengerjaan kerja bangku maka velg setengah jadi tersebut akan dipilah
menjadi dua dengan ketentuan, untuk hasil coran velg yang baik dan tidak mengalami
cacat cor yang cukuop parah akan di bawa ke unit chrom polish, sedangkan untuk
velg yang mengalami cacat cor yang pada unit kerja bangku tidak dapat diperbaiki
maka akan dibawa ke unit cat oven dengan mendapatkan perlakuan finishing terlebih
dahulu.
b). Pengecatan
Untuk pegecatan terbagi atas dua jenis yaitu chrom polish dan cat oven.
Chrom Polish
Velg yang sudah dipilih dan memenuhi standar untuk chrom polish akan mengalami
beberapa pengerjaan pada unit ini, diantaranya :
Pengampelasan.
Pengamplasan terdiri atas 3 proses :
Pengamplasan kasar dengan menggunakan ampelas dengan tingkat kekerasan 150.
Pengamplasan halus dengan menggunakan ampelas dengan tingkat kekerasan 180.
Pengampelasan berikutnya adalah dengan menggunkan oker dengan bahan perekat
15
digunakan tergantung pada warna cat selanjunya, sehingga tidak harus dengan warna
tersebut.
3. Setelah pengecatan dasar maka langkah berikutnya adalah pengecatan denag warna
yang sesuai permintaan dan tren pasar. Pengecatan ini menggunkan penyemprotan
dengan tekanan dari kompresor. Pengectan ini dilanjutkan dengan penyemprotan
cleaner yang berfunsi untukanti gores dan pengkilap dari warna cat.
4. Setelah penyemprotan cleaner, veleg dimasukkan ke dalam Oven dan di panaskan
dengan suhu sekitar 40C sampai 60C, dan dilakukan selama kurang lebih 30 menit.
Pengovenan ini berfungsi untuk lebih merekatkan cat dengan aluminium dan untuk
menyatukan ikatan butir butir cat.
5. Untuk Pekerjaan terakhir adalah penempelan merek produk pada velg yang telah di
cat. Velg yang telah selesai di masukkan ke dalam gudang unit finishing sebelum di
packing dan siap untuk didistribusikan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembuatan makalah proses pengecoran aluminium tentang pembuatan velg
sepeda motor yang telah dilakukan maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari beberapa pengujian yang memiliki sifat mekanik paling optimal pada komposisi
25% PB + 75 ADC 12 + suhu Penuangan 700C + insert aluminium cor
2. Insert yang memiliki sifat mekanik paling baik pada aluminium cor karena memiliki
titik lebur mendekati temperatur pemanasan awal
3. Temperatur penuangan semakin rendah, kekerasan semakin meningkat, ikatan
interface semakin rapat.
4. Nilai kekerasan daur ulang velg paling tinggi yaitu 113.2 HVN jika dibandingkan
dengan kekerasan material velg original Daihatsu 139 HVN masih dibawahnya. Dan
dari uji komposisi terdapat perbedaan komposisi unsure Si 8,7 wt % (velg daur ulang)
dan Si 10,7 wt % (velg Daihatsu). Karena sifat mekanik daur ulang velg masih
dibawah standar maka perlu dilakukan perlakuan panas (Heat treatment).
3.2 Saran
Pengecoran velg pada makalah ini menggunakan metode pengecoran gravitasi,
sehingga masih banyak diperlukan data-data lanjutan untuk mendalami proses
pengecoran sentrifugal, cetak tekan, die casting yang dapat meningkatkan sifat
mekaniknya.
Pada penelitian ini hanya terbatas tiga parameter yaitu komposisi paduan, insert alur
ring dan suhu penuangan, sehingga sifat mekanik masih kurang maksimal.
Material velg bekas banyak impuriti karena kurangnya kebersihan menyebabkan sifat
mekaniknya menurun. Maka penelitian lanjutan pada material velg bekas yang sama
perlu dilakukan pembersihan yang baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/98736698/Proses-Pembuatan-Velg-Racing
18