Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemilihan Material dan Proses
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
a. Memberikan wawasan tentang Velg
b. Menjadi bahan referensi untuk mahasiswa teknik mesin
BAB II
PEMBAHASAN
Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari ban
sudah terpasang pada kendaraan seperti mobil. Sebagai contoh, pada roda sepeda di tepi
lingkaran yang besar menempel pada ujung luar dari jari-jari roda yang memegang ban dan
tabung. Berdasarkan fungsinya Velg adalah lingkaran logam di dalam ban untuk tumpuhan
kendaraan.
Velg (disk wheel) diikat dengan kuat pada baut tanam (hub bolt) yang dipasang pada
axle hub dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga velg dapat
menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat
pemasangan.
a. Velg Mobil
- Velg Mobil Biasa
- Velg Mobil Balap (Racing)
Velg mobil balap biasanya membutuhkan velgnya yang ringan agar meringankan
pergerakan kendaraan tersebut biasanya menggunkan Velg Alumunium menggunakan
proses forging dan untuk supercar bahkan menggunkan Velg Carbon.
d. Velg Sepeda
Velg Jenis ini prinsipnya sama dengan velg pada kendaraan yang lain namun pada
jenis ini lebih kepada kemapuan menopang pengendara dan apabila digunakan balap
menggunakan yang lebih ringan.
Jenis velg ini lebih dikenal dengan sebutan velg kaleng karena bentuknya ya mirip-
mirip kaleng. Padahal itu terbuat dari baja yang merupakan perpaduan material (alloy)
besi dan karbon. Jenis ini merupakan salah satu jenis terkuat dibanding jenis material velg
lainnya. Meskipun berimbas pada berat yang tentunya mempengaruhi performa mobil.
Selain itu jenis ini memiliki fleksibilitas desain yang minim. Jadi pilihannya ya tidak jauh
dari bentuk kaleng yang berlubang-lubang.
b. Velg Alumunium
Jenis ini merupakan jenis yang populer saat ini, menggantikan velg jenis baja yang
identik dengan mobil klasik atau retro. Velg alumunium (alloy) terdiri dari paduan
alumunium, magnesium dan nickel yang memungkinkan ketahanan lebih kuat dengan
bobot yang lebih ringan. Selain itu, velg jenis ini lebih mudah dibentuk menjadi berbagai
jenis desain. Kedua faktor tersebut, ketahanan dan desain, menjadikan velg jenis ini
sampai sekarang menjadi jenis yang paling populer baik itu velg pabrikan oem maupun
aftermarket.
c. Velg Magnesium
Velg dengan bahan utama magnesium ini merupakan salah satu velg yang jarang
dijumpai atau tidak sepopuler lainnya. Padahal, velg jenis ini lebih kuat dan lebih ringan
dibandingkan dengan alumunium. Selain itu, velg magnesium juga memiliki lebih mampu
meredam guncangan dan panas (dari rem). Lalu kenapa jarang digunakan? Alasannya
karena lebih rentan terhadap korosi. Itulah kenapa velg magnesium kebanyakan hanya
digunakan untuk keperluan balapan. velg magnesium bukan dibuat dari magnesium murni.
Paduan material-material lainnya (alloy) membuat velg magnesium tidak mudah terbakar.
Gambar 9. Velg Magnesium
d. Velg Carbon
Inilah jenis velg paling mahal berdasarkan bahan materialnya. Carbon fiber sudah
lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat yang seringkali menjadi material
chassis serta body dari mobil-mobil supercar. Proses pembentukan carbon fiber memang
tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi. Belum ditambah harganya
yang mahal.
Carbon fiber sekarang sudah diaplikasikan bukan hanya pada chassis dan body
mobil saja tetapi juga pada velg. Koenigsegg merupakan produsen yang pertama kali
membuat velg carbon ini untuk mobil supercarnya, Regera yang kemudian disusul oleh
Ford dengan Mustang Shelby GT350R. Tidak mau ketinggalan, Porsche pun menjual 911
Turbo S Exclusive Series dengan opsi velg carbon. Yang harganya sangat mahal.
Ini merupakan tipe velg aluminium yang paling banyak ditemukan dan merupakan
proses paling simpel. Casting merupakan proses pencetakan (menggunakan mould bentuk
velg sesuai desainnya) melalui penuangan aluminium yang dilelehkan. Semudah itu
definisinya, tapi dari hasilnya bisa kita lihat banyak velg legenda telah dihasilkan.
• Kelebihan dari Tipe velg ini adalah proses yang di gunakan paling simple dan banyak
dijumpai dan harganya pun mudah di jangkau
• Kekurangan dari Tipe velg ini adalah sangat mudah berkarat bila tidak di rawat
dengan benar
Velg multi-piece merupakan velg yang terbagi menjadi dua atau tiga komponen
terpisah yang dirakit menjadi satu sehingga menghasilkan sebuah velg utuh. Velg jenis ini
dapat diproduksi dengan beberapa metode berbeda. Bagian center face atau palang tengah
velg seringkali diproduksi dengan metode casting maupun forging, sedangkan bagian
lainnya yaitu barrel dan outer lips seringkali diproduksi lewat proses spunning dari
aluminium. Velg tipe ini menggunakan 2 atau 3 komponen terpisah yang dirakit menjadi
satu wujud velg. Umumnya multi-piece wheels menerapkan lebih dari 1 metode
pembuatan. Misalnya, bagian tengah dibuat secara casting atau forged, sedangkan lingkar
pinggir velg nya dibuat dengan sistem spun dari aluminium. Komponen terpisah tersebut
kemudian dibaut, di-sealant atau dilas (welded) menjadi satu.
Model 3-piece sendiri mulai berkembang pada awal 1970-an untuk racing, dengan
pertimbangan untuk mengejar light-weight. tidak heran pada perkembangan selanjutnya
model ini jadi banyak diterapkan pada R17 ke atas, dengan tujuan yang sama: untuk
kendaraan yang ringan.
• Kelebihan dari tipe velg ini adalah velg ini sangat cocok untuk mobil racing tipe velg
ini juga sangat enteng
Material pada pembuatan velg sebenarnya tergantung dari kebutuhan tipe kendaraan
yang akan digunakan seperti pada pembuatan velg jari-jari motor dan alat berat yaitu
menggunakan material besi yang memiliki kekuatan tinggi, tapi memiliki kekurangan yaitu
mudah berkarat, maka pada umumnya pembuatan Velg saat ini menggunakan aluminium
alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan
(Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn), vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi),
galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium (Zr). Nah, komposisi ini dimainkan untuk grade
kualitasnya, ada seri 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Dan untuk proses
Forged Velg yang diunggulkan adalah Alloy 6061 yang merupakan material rangka pesawat
terbang.
- Mampu menerima beban Aksial ( Berat Kendaraan) dan Beban Torsi (putaran mesin)
- Mampu menahan benturan
- Tahan korosi
- Harus Kuat
- Harus ringan (digunakan pada Velg racing)
- Mampu di proses pengecoran
- Mampu di proses Forging
- Mampu Proses Permesinan (Bubut,Drill,)
a. Alumunium
Aluminium merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi
lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-
macam penampang. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan
darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam
bingkai jendela knalpot mobil, dan badan pesawat terbang. Aluminium juga digunakan
untuk melapisi lampu mobil dan sebagai bahan pembuatan velg mobil.
b. Besi (FE)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi
juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan
paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
d. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain
itu unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali.
e. Magnesium (Mg)
f. Chrome (Cr)
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam
jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat
menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium
deficiency). Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles
menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis
pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda
motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium
ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel
menghasilkan baja tahan karat.
g. Seng (Zn)
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor
atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan
12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip denganmagnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga
memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak
Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (seng sulfida).
Gambar 19. Seng
h. TITANIUM (Ti)
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ti dan nomor atom 22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, ‘lustrous’,
tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan chlorinedengan warna putih-metalik-
keperakan. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama
dengan besi danaluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium dioxide,
diguankan dalam pigmen putih. Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber
utama adalah rutile dan ilmenite, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua
bentukallotropic dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48
yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip
dengan zirconium secara kimia maupun fisika.
i. TIMBAL (Pb)
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam table periodik yang memiliki
lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum Timbal
(Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan
timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih
banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam
deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan
pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan
bakar bensin tetraetil.
Gambar 21. Timbal
j. ZIRKONIUM (Zr)
Zirkonium adalah logam putih keabuan yang jarang dijumpai di alam bebas. Ia
memiliki lambang kimia Zr, nomor atom 40, massa atom relatif 91,224. Logam zirkonium
digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi dan tidak menyerap
neutron. Zircaloy merupakan aliase zirkonium yang penting untuk penyerapan nuklir,
seperti menyalut bagian-bagian bahan bakar. Zirkonium banyak terdapat dalam mineral
seperti zirkon dan baddelyit. Baddeleyit sendiri merupakan oksida zirkonium yang tahan
terhadap suhu luar biasa tinggi sehingga digunakan untuk pelapis tanur.
1. Silicon (Si)
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
a. menambah kekuatan
b. memudahkan proses pemotongan
Kerugian :
a. mudah patah
3. Magnesium (Mg)
Keuntungan :
Kerugian :
4. Besi (Fe)
Keuntungan :
Kerugian :
5. Seng (Zn)
Keuntungan :
Kerugian :
a. Casting
Sesuai namanya yang berarti menuangkan atau mencetak. Pada teknik casting,
material velg dipanaskan sampai meleleh lalu dituangkan ke dalam cetakan velg.
Setelahnya dilakukan finishing yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian
mengaplikasikan cat.
Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat velg.
Keuntungannya adalah proses yang lebih cepat dan harga yang lebih murah. Tetapi velg
yang dihasilkan memiliki berat yang lebih dibandingkan menggunakan teknik lainnya.
Selain itu kualitas dan desainnya (spek) pun lebih terbatas.
b. Flow Forming
Teknik ini memiliki proses awal yang sama dengan casting. Tetapi material velg di
cast hanya untuk tahap awal saja dengan bentuk yang padat. Tahap selanjutnya, velg
kemudian diputar menggunakan mesin, dipanaskan dan dibentuk sesuai dengan desain.
Mirip dengan membuat guci dari tanah liat.
Kelebihan teknik ini adalah velg lebih kuat dan ringan dibandingkan dengan teknik
casting. Selain itu desain (spek) seperti lebar atau offset velg bisa lebih variatif.
Gambar 24. Proses Forming Velg
c. Forging
Inilah teknik membuat velg dengan hasil velg terkuat dibanding teknik lainnya. Dalam
forging, tidak digunakan casting atau melelehkan material velg terlebih dahulu. Melainkan
material awalnya menggunakan blok material padat yang kemudian dipanaskan dan
langsung dibentuk sesuai desain.
Pertama-tama, blok material dipress dengan tekanan yang ekstrim. Kemudian blok
yang sudah dipress tersebut dibentuk dengan menggunakan teknik flow forming yaitu
diputar sambil dipanaskan dan dibentuk sesuai desain.
Hasilnya adalah velg dengan material yang padat, rapat, sangat kuat dan ringan.
Tentunya velg yang dibuat dengan menggunakan teknik ini dijual dengan harga yang
lebih mahal. Pembuatannya melibatkan proses yang lebih rumit serta peralatan yang
mahal.
a. Penerimaan Material
Material yang diterima adalah alumunium alloy batangan. Dimana pada saat
penerimaan akan diserahkan juga Mill Sheet (hasil pengecekan bahan yang dilakukan oleh
subcont). Setelah diterima alumunium alloy batangan akan dipotong guna untuk dilakukan
pengecekan bahan kembali. Pemotongan dilakukan secara acak pada setiap satu lot alloy.
b. Penyimpanan Material
Setelah alumunium alloy batangan dicek dan hasilnya sesuai dengan standar, maka
alumunium alloy tersebut disimpan dalam gudang bahan baku dan ditempatkan menurut
jenisnya dan diberi label.
Proses peleburan ini menggunakan dapur furnace dengan bahan baker gas argon . Pada
saat peleburan tidak menggunakan alumunium dengan kadar 93 % alumunium..peleburan
berlangsung kurang lebih 25 menit.
Alumunium alloy dilebur hingga suhu 720 0C, penunjukan skala temperature
menggunakan thermocouple. Pada saat alumunium sudah mencair danmencapai suhu 720
0
C ± 10 0C dilakukan proses fluxing. Proses fluxing adalah proses pembersihan kotoran
yang terdapat dalam alumunium cair, dan berguna juga untuk mengangkat
udara/turbulence yang terjebak didalamnya. Flux hanya digunakan sebanyak 0.2% – 0.4%
dari berat aluminum cairnya. Kemudian didiamkan terlebih dahulu selama minimal 5 – 10
menit.
Pada saat proses peleburan yang terlalu panas/terlalu lama kadar magnesiumnya akan
berkurang. Dikarenakan magnesium dapat terbakar pada suhu tinggi. Oleh karena itu
sebelum alumunium cair dikirim ke mesin die casting dicek terlebih dahulu kadar
kandungan bahannya kembali dalam bentuk test piece.
Dari ladle transport alumunium cair dimasukkan kedalam holding funace. Dalam
holding furnace alumunium cair distabilkan panasnya pada suhu pencetakan, yaitu pada
suhu 680 0C ± 10 0C. Pada ini alumunium cair akan terlihat putih kemerahan. Sedangkan
suhu pada proses melting 720 0C ± 10 0C dikarenakan pada saat pendristribusikan suhu
alumunium cair akan mengalami penurunan.
1. Central cooling, yang berguna untuk masuknya air pendingin dan tempat
pencabangan pendingin dies
3. Over Flow, dibuat untuk mencegah terjadinya keropos pada part dan tempat
pembuangan kotoran alumunium
4. Cavity Move, tempat adanya profil part yang terbuka saat proses injection
7. Sprue Bush, jalan masuknya alumunium saat proses injection menuju runner gate
8. Cavity Fix, tempat adanya profil part yang tidak bergerak saat proses injection
Visual produk hasil casting injection tidak boleh over heating, cold shot, flow line,
under cut, crack, kropos dll. Over heating adalah visual permukaan produk yang
mengkilap pada beberapa sisi saja, yang ditimbulkan karena pendingnan dies yang
kurang sempurna. Cold shot adalah visual permukaan produk yang profilnya belum
terbentuk dengan sempurna, yang disebabkan karena suhu dies yang belum panas atau
turunnya suhu alumunium cair pada holding furnace. Sedangkan crack adalah timbulnya
retakan pada produk yang biasa disebabkan karena umur dies yang sudah habis atau
karena ada kesalahan dalam proses casting injection. Keropos adalah rongga-rongga kecil
pada dalam part, yang dapat dilihat menggunakan colour check.
Untuk dimensi produk casting yang dinyatakan OK dibagi dalam dua bagian, yaitu
dimensi yang langsung terbentuk dari proses casting injection dan dimensi yang akan
mengalami proses finishing atau machining.
g. Proses Finishing
Proses finishing menggunakan beberapa alat dan mesin pembantu diantaranya adalah
kikir, mesin buffing, mesin belt sander. Proses finishing adalah proses menghilangkan
burry dan perbaikan visual permukaan produk.
Proses finishing terdiri dari proses burrytory, belt sander, buffing, wire brush.
permukaan atau sekeliling part yang akan mengganggu pada proses selanjutnya.
– Proses belt sander adalah proses menghilangkan runner gate dan burry yang tidak bisa
dihilangkan pada proses sebelumnya
– Proses wire brush adalah proses menghilangkan cacat proses injection yaitu flow line,
cold shoot, under cut dll
– Proses buffing adalah proses menghilangkan cacat proses injection yang tidak dapat
hilang dengan proses wire brush, dan hanya bisa untuk permukaan yang lebar saja
– Proses rotery adalah proses menghilangkan cacat proses injection yang tidak dapat
hilang dengan proses wire brush, dan dilakuakn pada profil-profil yang tidak terjangkau
oleh proses buffing
h. Proses Machining
Produk yang telah selesai pada proses finishing dilanjutkan pada proses machining.
Proses tersebut adalah proses pengeboran, pengetapan, pemotongan. Mesin yang dipakai
mulai mesin manual hingga mesin auto yang menggunakan kode-kode masukan yang
sudah komputerisasi. Sedangkan alat proses lainnya adalah bor, reamer, tap dll.
Produk yang dinyatakan OK adalah produk yang dimensinya sudah sesuai dengan
gambar partnya. Untuk proses machining dapat dikatakan layak untuk produksi jika
standar Cp Cpk telah tercapai. Pengecekan dimensi menggunakan vernier caliper,
micrometer, hole test, coordinate measuring machine, counter result machine dll. Ada juga
yang menggunakan inspection jig, agar operator dapat lebih mudah melakukan proses
pengecekan produk saat produksi. Untuk produk-produk yang termasuk dalam safety part
akan dilakukan tes strength dengan menggunakan mesin strength. Tes strength adalah
pengecekan part untuk tahan tarik ataupun tahan tekan. Pengetesan ada yang ditujukan
untuk pengetesan kekuatan profil part atau pengetesan kekuatan hasil proses machining.
Proses ini dilakukan setelah produk sudah dinyatakan ok dan di cata menggunakan cat
otomatis, proses ini guna untuk meningkatkan velg dari ketahanan korosi.
j. Pengujian Balancing
Pada proses ini Velg sudah dipasing ban dan diuji balancing apakah roda akan
berputar seimbang atau tidak dalam proses ini roda dipasangkan pada alat penguji
balancing dan yang diuji adalah sampel dari setiap beberapa jam produksi.
Part yang sudah dinyatakan OK oleh quality disimpan pada gudang finish good
dengan ditempatkan pada box/carrier yang sudah ditentukan dan tertata rapi.
BAB III
3.1. Kesimpulan
Setelah mengkaji dari materi makalah ini proses dan pemilihan material pada Velg
tergantung ari kebutuhan dan kegunaannya semakin baik kualitas prouknya maka semakin
mahal dan sulit proses produksinya
3.2. Saran
Untuk menentukan material dan proses yang digunakan dalam pembuatan velg
sebaiknya gunakan dengan yang dibutuhkan seperti pada kendaraan sehari-hari maka gunakan
velg biasa dan pada kendaraan balap gunakan velg racing untuk hasil akselerasi yang baik.
Gunakan pula proses produksi yang sesuai dengan produksi seperti apa yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bequietndrive.com/berbagai-jenis-velg-mobil/
https://hapli.wordpress.com/non_ferro/aluminium-alloy/
https://www.ambitwheels.com/pages/what-is-flow-form
https://www.camaro5.com/forums/showthread.php?t=121777
https://www.google.com/Velg