Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini perkembangan teknologi Otomotif semakin berkembang


dengan begitu pesatnya. Hal itu dapat kita lihat mulai dari teknologi yang
digunakan oleh kendaraan bermotor khususnya mobil yang semula banyak
menggunakan teknologi konvensional seperti sistem bahan bakar manual
(karburator) sekarang sudah beralih ke sistem yang lebih canggih yaitu sistem
bahan bakar dengan pengontrolan secara elektronik. Disamping itu perkembangan
tentang komponen- komponen kendaraan seperti Chasis saat ini juga semakin
berkembang pesat. Salah satu bukti nyata dari perkembangan tentang Chasis
Mobil yaitu pada salah satu komponen Chasis yang bernama Roda. Saat ini
semakin banyak jenis-jenis roda yang memiliki tipe ban yang berbeda-beda,
misalkan roda dangan tipe ban bias, roda dengan tipe ban radial,serta roda yang
tanpa menggunakan ban dalam atua yang sering disebut dengan sebutan ban
tubeless.
Salah satu komponen dari roda yaitu Ban. Ban adalah merupakan salah
satu suku cadang dari kendaraan bermotor yang mempunyai fungsi khusus dan
sangat penting dalam menentukan keselamatan dalam berkendaraan.Sehubungan
dengan fungsinya pada kendaraan yang sangat penting tersebut, maka perlu cara
pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik agar tidak hanya diperoleh manfaat
keselamatan saja, tetapi juga manfaat keekonomisan, manfaat kenyamanan, dan
sebagainya.Tujuan dari petunjuk keselamatan adalah memberikan pengetahuan
mengenai cara memilih, menggunakan serta merawat yang tepat agar ban selalu
dalam kondisi prima.Petunjuk keselamatan ini berisi hal-hal yang berhubungan
dengan masalah tersebut agar pemakai tidak salah dalam menentukan pemilihan
ban yang sesuai dengan type kendaraan, kondisi operasi dan cara-cara
perawatannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Sistem roda berfungsi sebagai bantalan dari mobil langsung ke permukaan


tanah dan merupakan salah satu alat vital pada setiap kendaraan. Roda memiliki
jenis dan fungsi yang berbeda beda. Oleh karena itu makalah sistem rem ini
diharapkan mampu membahas beberapa masalah, yaitu.

1. Apa pengertian roda dan jenisnya.


2. Bagaimana cara membaca spesifikasi ban dan veleg.
3. Bagaimana cara memilih ban dan veleg yang tepat dan sesuai kebutuhan
kendaraan.

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat menjelaskan pengertian Roda.
2. Dapat memahami kode spesifikasi pada ban.
3. Agar dapat memahami dan memilih veleg sesuai dengan kebutuhan
kendaraan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat di peroleh dari makalah roda dan ban adalah sebagai berikut.
1. Dapat memahami berbagai macam jenis roda.
2. Dapat mempermudah pemahaman tentang cara membaca Ban dan Veleg
3. Dapat mengetahui masalah-masalah yang sering timbul atau terjadi pada
sistem roda dan mengetahui cara memperbaikinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Veleg Roda
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada
gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi veleg dan ban. Veleg roda dan ban ini pada
manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang
jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan
yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini
berpindah ke body.

Gambar 1 . Veleg dan Ban


Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-
roda, biasanya veleg (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang
menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan
beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai
macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan
mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian
dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan veleg harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.

3
Gambar 2. Penampang veleg roda

2.1.1 Tipe Veleg Roda


Pada gambar 2 adalah sebuah model roda yang banyak digunakan pada
mobil berpenumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc
wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk
tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk
memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle
shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur
roda dibuat sedemikian rupa sehingga veleg dapat menempatkan posisinya dengan
tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans
(balance weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk
membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub,
dan tutup yang menutupi baut baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Veleg roda
dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang
umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast
light alloy).

4
Gambar 3. Tipe veleg roda

a. Veleg baja press


Veleg tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc
dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk
diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan
tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata.
b. Veleg dari bahan campuran besi tuang
Veleg (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran
biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk
mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani veleg aluminium adalah.
1. Pada kendaraan yang menggunakan veleg aluminium, bila melepasnya
untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila
memasang veleg yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda
dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
2. Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak
merusak veleg aluminium.

5
3. Gunakanlah khusus untuk veleg aluminium.
4. Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk
veleg aluminium. Gunakanlah palu plastic atau karet dan bukan logam
untuk memasangnya.
5. Seperti halnya veleg jenis lainnya, periksalah veleg aluminium secara
teratur.

2.1.2 Sistem Kode Spesifikasi Velg


Ukuran veleg tercetak pada permukaan veleg itu sendiri. Biasanya meliputi
lebar, bentuk dan diameter veleg. Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan : 5.50 : Lebar veleg (dalam inchi)
F : Bentuk flens veleg
15 : Diameter veleg (dalam inchi)
SDC : Tipe rim

Gambar 4. Kode Spesifikasi Veleg

2.1.3 Standardisasi Velg


Penggunaan veleg (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan
ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard
industri Jepang (JIS), veleg dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :

Divided Type Rim (D.T.)


Drop Center Rim (D.C.)
Wide Drop Center Rim (W.D.C.)
Semi Drop Center Rim (S.D.C.)
Flat Base Rim (I.R.)

6
a. Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim


Veleg jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan
kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok
untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead
tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan
membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan veleg.
b. Drop Center Rim

Gambar 6. Drop Center Rim


Veleg ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil.
Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk
bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan
bead. Disini juga ada “taper” untuk mencegah pergeseran diantara ban dan
veleg.
c. Wide Drop Center Rim

Gambar 7. Wide Drop Center Rim


Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan
untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban
tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini
digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

7
d. Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim


Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil.
Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban.
Kontak antara ban dan veleg diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya
lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop
Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin
yang dipasang diantara flens dan veleg induk disebut Cincin Pengunci (Lock
Ring).Tetapi dewasa ini, veleg dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih
sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side
Ring).
e. Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim


Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus.
Struktur veleg rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang
lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Veleg jenis ini sekarang dibuat
lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu
jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping
berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu
tidak direkomendasikan pemakaian veleg jenis ini.
f. Interim Rim

8
Gambar 10. Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim
yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan
dari Flat Base Rim. Penggunaan veleg yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban
yang pendek.

2.1.4 Ukuran Veleg


Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar veleg (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari veleg. Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter veleg dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.

Gambar 11. Bentuk dasar veleg


2.2.Ban
Ban adalah bagian mobil yang bersentuhan langsung dengan permukaan
jalan. Ban-ban ini berputar pada permukaan jalan dan tenaga mesin ditransfer

9
melalui ban. Ban juga berfungsi sebagai peredam untuk memperlembut kejutan
dari permukaan jalan dan menambah kenyamanan berkendara.
1) Fungsi Ban
Fungi dari Ban adalah sebagai berikut :
a. Ban menopang seluruh berat pada kendaraan
b. Ban bersentuhan langsung dengan permukaan jalan dan memindahkan
gerakan dan daya pengereman ke jalan, dengan demikian mengontrol
gerak awal, percepatan, perlambatan, pengereman dan belokan.
c. Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata.
d. Ban sebagai penyeimbang gerakan atau laju kendaraan.

Ilustrasi Fungsi Utama Ban

1. Menahan beban
Dalam hal menahan beban, yang
paling berpengaruh adalah tekanan
angin, karena angin dalam ban
berfungsi untuk menopang berat
kendaraan dan muatan.
2. Meredam
guncangan
Tekanan angin dan type ban (radial/
bias) sangat berpengaruh dalam
meredam guncangan awal sebelum
diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe
radial mampu meredam guncangan
lebih baik daripada ban tipe bias.
3. Meneruskan tenaga dari
mesin
Ban berfungsi untuk meneruskan
gaya gerak dan pengeraman ke
permukaan jalan, hal ini berkaitan
dengan kinerja traksi dan

10
pengereman. Yang berpengaruh
dalam hal ini adalah pattern atau
kembangan dari ban.
4. Meneruskan
fungsi kemudi
Ban sangat penting dalam
mengontrol arah kendaraan, hal ini
akan menentukan kemampuan
bermanuver dan kestabilan dalam
berkendara.

2.2.1 Konstruksi, Komponen Ban, dan Fungsinya

Gambar 12. Konstruksi Ban

a. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari
benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak
pola yang disebut Pattern.
b. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban biasa terbuat dari
tekstil , sedang ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread
dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi
pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
c. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban
yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
d. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi seperti angkur yang melekat pada Veleg.

11
2.2.2 Klasifikasi Ban
Klasifikasi Ban Menurut Cara Penyusunan Ply-Cord Yang Membentuk
Carcass. Menurut konstruksi dibedakan menurut carcassnya, maka ban dapat
digolongkan menjadi Ban Bias (Bias-Ply Tire) dan Ban Radial (Radial-Ply Tire).
a. Ban bias

Gambar 13. Penampang Ban Bias


Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread)
dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan
berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak
sebaik ban radial. Akan tetapi Ban Bias memiliki kenyamanan yang cukup baik.
b. Ban radial

Gambar 14. Penampang Ban Radial

Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk
searah lingkar ban. Karena tipe ban ini terbuat dari serat baja maka Ban ini disebut
ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan
keausan dari pada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata. Umur
pemakaian lebih lama; Peningkatan panas kecil; Stabilitas pengendalian baik;

12
Daya pengereman lebih baik Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil;
Kenyamanan kurang dan pengemudian terasa lebih berat.

Klasifikasi Dengan Menggunakan Ban Dalam dan Ban Tanpa Ban Dalam
(Tubeless)

Gambar 15. Penampang (A) Ban Menggunakan Ban Dalam dan (B) Ban Tubeless

Perbedaan konstruksi ban Tube dan Tubeless bisa dilihat pada gambar berikut.

Gambar 16. Penampang (A) Ban Menggunakan Ban Dalam dan (B) Ban Tubeless

Pada gambar tersebut bisa dilihat bahwa ban tubeless mempunyai inner
liner yang pada ban tube lapisan ini tidak ada sama sekali. Inner liner ini lebih
membuat kaku bentuk ban sehingga walaupun ban kekurangan angin bentuk ban
masih sesuai dengan bentuknya dan tetap menempel pada rim. Keuntungan Ban
Tubeless. Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi
kempes secara sekaligus, karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan

13
sendiri. Sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan. Transfer radiasi
panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan
pelek.

2.2.3 Karakteristik Ban Bias Dengan Ban Radial

Gambar 17. Struktur Ban Radial dan Ban Bias


a) Struktur Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari
banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord
ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut
terhadap keliling lingkaran ban.
b) Struktur Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat
sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord
adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban
berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk

14
pengikat yang dinamakan “Breaker” atau “Belt”. Ban jenis ini hanya menderita
sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada
kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai “Rolling Resistance” yang
kecil.
2.2.4 Pola-Pola Telapak Ban

Gambar 18. Pola-pola Telapak Ban

Jenis dan Sifat Pola Telapak Ban serta Tujuan Penggunaannya.


a) Sifat pola telapak ban RIB adalah :

 Tahanan gesekan kecil.


 Mengurangi selip ke samping.
 Stabilitas pengendalian baik.
 Kenyamanan baik.
Alur semacam ini dibuat agar dapat mengalirkan air apabila berjalan pada
permukaan basah sehingga dapat terhindar dari kemungkinan slip ke samping.
Dipakai untuk jalan raya dengan kecepatan tinggi.

15
b) Sifat pola telapak LUG adalah :

 Daya tarik dan pengereman yang lebih baik.


 Daya cengkeram yang baik.
Alur melintang pada telapak ban dibuat untuk traksi agar ban dapat tetap
bergerak padapermukaan jalan tanah atau lumpur untuk menghindari slip.
c) Sifat pola telapak RIB LUG

Sifat gabungan dari pola telapak RIB dan LUG.

Tujuan pembuatan alur ini adalah untuk memperoleh manfaat kedua


macam pola telapak, baik RIB maupun LUG. Dipakai untuk jalan berbatu, jalan
tanah, dan jalan aspal tidak rata.

d) Block

-Traction dan Braking power baik sehingga performancenya baik.


-Pengendalian pada jalan tanah maupun jalan aspal, cukup baik.
-Pola telapak BLOCK mempunyai sifat dan manfaat seperti pola telapak RIB
LUG tersebut.

16
e) Fitur Searah

Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau
pola kembangannya berbentuk huruf "v".
Karakteristik dan fungsinya adalah.
1) Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih
baik di permukaan basah maupun kering.
2) Performa dan pengereman yang lebih baik.
3) Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan
memiliki indeks kecepatan yang tinggi.
4) Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan
tinggi.

f) Simetris

Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang


berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar
memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola
simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang. Karakteristik dan
fungsinya adalah.

17
1) Nyaman dan sangat hening.
2) Alur utama untuk menepis air.
3) Cocok untuk pengemudi yang menyukai kenyamanan dan
keheningan dalam berkendara.
g) Asimetris

Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua


bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar
untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah.
Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas
bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.

Karakteristik dan fungsinya adalah.


1) Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.
2) Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan
tinggi.
3) Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa tinggi.

2.2.5 Kode Spesifikasi Ban


Selain terdapat Merk danp Type Ban, kalau kita perhatikan disekujur
permukaan ban tertera banyak symbol/kode. Mungkin diantara kita masih ada
yang bingung dengan banyaknya simbol/kode yang ada pada ban. Apa sih
maksudnya.
Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering ada pada
permukaan ban.

18
a) Ukuran Ban

19
Gambar kode spesifikasi ban

Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk berkomunikasi dengan


penggunanya. Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan
data-data spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia. Berikut adalah arti dari kode tersebut.
1. Lebar ban (dalam mm)
2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall terhadap lebar ban
3. Diameter ban / velg (dalam inch)
4. Indeks beban / Load Index
5. Simbol kecepatan / Speed Index

Biasanya akan ditandai dengan kode dengan angka-angka seperti 3.00-18


atau 70/90-17 dan lainnya. Lantas, apa bedanya ukuran ini? Supaya tidak salah,
ingat dulu teori dasarnya. Misal 70/90-17. Maka angka pertama 70, menunjukkan
lebar ban dalam satuan milimeter, dan 90 persentase rasionya (persentase lebar
ban dari tingginya). Sedang angka ketiga, 17, artinya diameter veleg dalam satuan

20
inci. Jadi, ban 70/90-17 punya makna; lebar tapak ban 70 mm, dengan tinggi 90%
x 70 mm = 63 mm. Dan diameter ban 17 inci. Contoh lain, 3,00-18 inci. Orang
awam biasa menyebutnya ‘tiga ratus delapan belas’. Angka 3.00 menunjukkan
lebar ban 3 inci, sedang 18 berarti diameter veleg, juga dalam satuan inci.

Lalu berapa tinggi ban ukuran 3.00-18? Sebenarnya, cara membacanya


sama. Angka pertama itu lebar, kedua rasionya dan ketiga diameter. Tapi kalau
angka ke dua tidak ada, dianggap rasionya 100%. Jadi ban belakang GL-Pro
tebalnya 100% x 3 = 3 inci.

Ada pertanyaan menarik: Samakah ban ukuran 70/90-17 dengan 2.50-17?


Yang ini menghitungnya gampang. Ingat saja, 1 inci = 2,54 cm atau 25,4 mm.
Berarti lebar tapak dan tinggi ban, 2,5 x 25,4 mm = 63,4 mm. Artinya, ban 70/90-
17 lebih lebar dan lebih tipis dikit (0,4 mm) dari ban 2.50-17.

b) Batas TWI

Thread Wear Indication (TWI) alias indikator batas pemakaian. Pada ban
ditandai segitiga. Kode ini menunjukkan batas paling minim alur ban. Batas
ketebalan alur ban yang ditunjukkan segitiga berupa tonjolan yang ada di dasar
ban. Jika ketebalan pola ban sama dengan tonjolan tersebut, berarti ban mesti
diganti.

c) Usia Produksi

Di tunjukkan empat angka yang terdapat di sisi ban. Misalnya, 2103


Angka tersebut menyiratkan periode produksi ban. Dua angka pertama
menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun pembuatan. Jadi kalau
dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada minggu ke-21 tahun 2003. Kode
angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan, semakin rentan
terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban.

21
d) Simbol Kecepatan

Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas


maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam
terus menerus.

22
Tabel simbol kesepatan dan indeks beban pada roda (1)

SIMBOL KECEPATAN SIMBOL KECEPATAN


KECEPATAN (KM/JAM) KECEPATAN (KM/JAM)
A1 5 K 110
A2 10 L 120
A3 15 M 130
A4 20 N 140
A5 25 P 150
A6 30 Q 160
A7 35 R 170
A8 40 S 180
B 50 T 190
C 60 U 200
D 65 H 210

23
E 70 V 240
F 80 W 270
G 90 Y 300
J 100 Z DI ATAS 240

Tabel simbol kesepatan dan indeks beban pada roda (2)

Index Beban
Kode Beban Maximum (Kg) Kode Beban Maximum
(Kg)
62 265 73 365
63 272 75 387
64 280 80-89 450-580
66 300 90-100 600-800
68 315
70 315
Tabel simbol kesepatan dan indeks beban pada roda (3)

Waktu yang tepat dala penggantian ban

Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk


segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan
indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti
ban. Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang
antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk
digunakan.Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak

24
pengereman.
Perhatikan juga fisik ban, untuk memperhatikan saatnya mengganti ban, antara
lain melalui tanda-tanda di bawah ini.
Benjolan pada ban
Sebaiknya segera ganti ban yang
benjol dengan yang baru, karena
berpotensi untuk terjadinya pecah
ban

Banyak terdapat tambalan


Berpotensi untuk bocor seketika

Karet ban getas/pecah-pecah


Biasanya terdapat pada sisi samping
ban

2.2.6 Perawatan Ban


Sering terjadi jika ban mengalami masalah adalah pecahnya ban sehingga
dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan orang lain. Sering terjadinya
pecah ban dan sudah habisnya massa atau usia ban,sehingga karet bagin luar ban
sudah menipis. Untuk itu segeralah menganti ban sebelum tejadi hal yang tidak
diinginkan
Ban merupakan komponen vital dalam menentukan keselamatan setelah
kecakapan seoarang driver. Berikut tips agar ban tetap dalam kondisi prima.
1. Identifikasi Ban
Sebelum melakukan perawatan, perlu memahami bagaimana membaca angka
dan huruf yang tertera pada dinding ban. Misalnya, 185/70 SR 13 dan 185/60
HR14. Ban dengan huruf R ini menunjukkan bahwa jenis ban ini adalah

25
radial yang khusus digunakan pada mobil penumpang sedan. Huruf S dengan
diameter velg 13 inchi menandakan bahwa kecepatan maksimal ban ini
adalah 175 km/jam, sedangkan huruf H sampai 210 km/jam dan V untuk
kecepatan di atas 210 km/jam. Tekanan angin antara 28 sampai 30 psi dan
beban maksimum yang dapat diterima 400 kg/tiap hari. Angka 70 dan 60
adalah aspek rasio dari ban (tinggi berbanding lebar penampang).
2. Periksa Tekanan Ban

Gambar ilustrasi tekanan ban

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama.
a. Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali.
Sesuaikan dengan petunjuk pabrikan tekanan angin.
b. Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan
performa tetap maksimal saat beraksi di jalan.
c. Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk
membersihkan ban.

26
a) Tekanan Angin

Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban
harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu
pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu
kendaraan.
Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall, menurunnya
kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan bakar. Karenanya tekanan
angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau ketika
hendak melakukan perjalanan jarak jauh.

Perhatikan:
Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin. Bila
kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa tekanan
anginnya.

27
Tekanan yang Tekanan yang Tekanan yang
sesuai kurang berlebihan
menyebabkan menyebabkan menyebabkan
keausan yang keausan pada keausan pada
merata, sehingga bagian bahu, bagian tengah,
ban tahan lebih sehingga ban aus sehingga ban aus
lama tidak tidak

Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata.
Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena
pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan
yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.
Kerusakan akibat tekanan angin yang kurang:

a. Gesekan ban dengan jalan bertambah sehingga menyerap tenaga dan


menghabiskan bahan bakar lebih banyak
b. Kemudi tambah berat
c. Tepi ban aus lebih cepat
d. Ban menjadi terlalu lentur sehingga temperatur dalamnya bertambah. Bila
tekanan udara ban rendah sekali dan kecepatan kendaraan tinggi ban dapat
pecah sehingga membahayakan
e. Pada kecepatan tinggi cenderung terjadi standing wave daan hydroplaning
Kerusakan akibat tekanan angin yang berlebihan
a. Bidang gesek tread menjadi berkurang sehingga menurunkan kemampuan
pengereman dan stabilitas kendaraan

28
b. Kenyamanan berkendara kurang
c. Bagian tengah tread aus lebih cepat
d. Lapisan benang ban terlalu tegang dan mudah rusak karena adanya
tumbukan dari luar
e. Lapisan karet tread mudah terkelupas karena panas gesekan yang
terkonssentrasi dibagian tengah tread
Sebagai catatan pada kecepatan tinggi tekanan udara ban bertambah
sebesar 0,2-0,3 kg/cm² dari tekanan standar. Hal ini untuk mengurangi
sifat lenturnya karena hal ini berkaitan dengan problema saat tekanan ban
kurang

Angin Nitrogen (N2)


Keuntungan penggunaan nitrogen
1. Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2).
2. Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar,
membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak
membutuhkan pengisian yang terlalu sering.
3. Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin
4. Mengurangi keausan ban yang tidak merata
5. Lebih hemat BBM
6. Memperbaiki maneuver

29
Lakukan pemeriksaan tekanan angin pada saat kondisi ban dingin. (ban
pada posisi diam selama lebih dari dua jam atau pada saat ben berjalan tapi belum
mencapai jarak 1,5-2km). Kondisi tekanan angin saat ban dingin menunjukkan
tekanan normal dari ban. Namun setelah berjalan lebih dari 1,5-2km, biasanya ban
akan menjadi panas dan tekanan angin akan naik hingga rata-rata mencapai 4-5
psi. Kekurangan angin akan menghasilkan panas pada dinding ban. Akibatnya ban
rawan pecah dan memicu terjadinya percepatan penipisan dan membuat tapak
tidak rata. Sedangkan tekanan angin yang berlebihan akan mengurangi tingkat
kenyamanan. Karena ban akan menjadi lebih keras dan rentan dengan benturan
.
2.2.7 Tipe Keausan Ban
Permasalahan Pada Roda
Permasalahan yang sering timbul pada roda adalah kita yang kurang begitu
peduli terhadap kelayakan pada roda tersebut. Sebut saja kecelakaan pecah ban
yang serig kita dengar. Hampir seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan TOL
adalah pecah ban. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pecah ban itu,
diantaranya ban yang sudah gundul, suhu ban yang terlalu panas, umur ban yang
sudah terlalu lama, dll
Keausan Ban Berdasarkan Telapaknya (Tread)
1. Kedua bahu aus
Disebabkan tekanan udara yang rendah. Jika tekanan ban rendah, maka bagian
tengah akan cekung, beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan cepat
aus bagian bahu ban. Hal ini dapat merusak bagian sidewall, menurunnya
kapasitas angkut beban, dan juga dapat mengakibatkan borosnya bahan bakan.
Oleh karena itu paling tidak periksalah ban 2 mknggu sekali atau hendak

30
berpergian jauh. Memriksa tekanan angin ban sebaiknya saat ban dalam
kondisi dingin.

2. Aus di pusat ban (tengah)


Disebabkan tekanan udara yang tinggi, sehingga bagian tengah ban menjadi
cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu pada bagian tengah ban
yang akan menyebabkan lebih aus.

3. Aus pada satu sisi ban (luar ban)


Penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya
bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban. Ban
dengan camber positif, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah
dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak
tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan
keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber
negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.

31
4. Aus pada satu sisi (dalam ban)
Penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya
bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban. Ban
dengan camber negatif, diameter sebelah dalamnya lebih kecil daripada
sebelah luar. Akibatnya, tread bagian dalam akan slip pada jalan untuk
mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian luar. Kejadian slip ini
mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah dalam tread.

5. Aus pada sisi dalam ban


Penyebabnya adalah penyetelan toe in tidak tepat. Toe in yang terlalu besar
akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian
dalam pada permukaan jalan.
Faktor yang Menyebabkan Kerusakan Ban
a. Gambar telapak ban yang terkena batu atau benda tajam

32
b. Gambar telapak ban yang tekanan angin tidak sesuai

c. Gambar telapak ban akibat pengereman dan akselerasi kasar

d. gambar telapak ban akiban mengemudi agresif

33
e. gambar kondisi ban akibat kelebihan beban

f. Gambar kondisi ban akibat pattern noise

34
g. gambar kondisi ban akibat standing wave

h. Gamabar kondisi ban akibat hydroplaning

i. gambar kondisi ban pada pengendaraan basah

j. Gambar kondisi ban akibat (a) aus satu sisi akibat toe-in berlebih dan (b)
akibat toe-out berlebih

35
k. Jika penyetelan toe-in berlebihan maka akan terjadi keausan ban seperti
gambar di atas, yaitu jika telapak ban diraba dari sisi dalam keluar terasa
kasar tetapi jika diraba dari sisi luar ke dalam terasa halus.

Jika penyetelan toe-out berlebihan maka akan terjadi keausan ban seperti
gambar di atas, yaitu jika telapak ban diraba dari sisi dalam keluar terasa
halus tetapi jika diraba dari sisi luar ke dalam terasa kasar. Jika penyetelan
camber positif berlebihan maka akan terjadi keausan ban seperti gambar di
atas, yakni pada sisi luar ban akan aus berlebihan dibanding sisi dalam

36
2.2.8 Limit pemakaian ban
A. Rotasi Ban
Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 7.500
- 10.000 km. Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu
menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban
cadangan.

Diagonal Horizontal Vertikal


Rotasi dengan 4 roda dapat digunakan dengan cara diagonal,
horisontal atau vertikal. Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan
menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan
belakang kiri.
Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan ditukar dengan roda kiri
depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar
dengan kiri belakang.
Untuk rotasi vertikal,roda kiri depan ditukar dengan roda kiri
belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda
kanan belakang.
Rotasi 5 roda

37
Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep) Sistem rotasi dengan
menggunakan 5 ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri
belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri
dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan
kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
Peringatan:
Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban serep berlainan merek atau model
dengan 4 ban lainnya.
Lakukan rotasi ban dengan memindahkan posisi ban depan ke belakang
minimal dilakukan dua kali setahun. Cara ini untuk mencapai tingkat maksimum
dalam penggunaan ban. Rotasi ban juga bisa dilakukan sesuai dengan tingkat
penipisan tapak ban.

Mengamati Batas Keausan Ban


Menipisnya telapak ban menyalahi pemakaian prosedur ban dan resiko ban pecah
di jalan. Menipisnya telapak ban mempunyai resiko yang tinggi, selain menyalahi
pemakaian prosedur ban resiko pecah di jalan bisa mengakibatkan kecelakaan.
Hal itu karena pemilik mobil kurang memperhatikan batas ketebalan telapak ban.
Oleh pabrik pembuatnya sebelum ban keausan setiap ban yang diproduksi diberi
tanda khusus. Bagaimana mengetahui batas keausan ban ? Simak berikut ini :
a. Tanda batas keausan ban bisa disimak pada sisi atau dinding ban
berbentuk panah atau segitiga. Lebih dikenal dengan tread wear indicator
(TWI). Pada sekeliling dinding ban tercantum 6 tanda tersebut yang
menunjukkan batas keausan ban.
b. Menurut Asosiasi Perusahaan Ban, batas minimal ketinggian telapak ban
adalah 1.6 mm diukur berdasarkan kondisi permukaan ketebalan telapak
yang rata dengan tanda TWI. Jika melewati batas tersebut ban sebaiknya
diganti.
c. Simbol keausan ban yang lainnya berbentuk benjolan yang terletak di
dalam alur posisinya sejajar dan segaris dengan patokan tanda TWI.
Simbol ini dimaksudkan sebagai tanda peringatan keausan ban yang
diukur dari dasar telapak ban.

38
d. Hal yang membahayakan bila sudah tampak lapisan serat benang atau
baja. Hal ini bisa berisiko ban pecah ditengah jalan. Setidaknya ban
diganti dalam jangka waktu setiap 60.000 km tergantung dari jam terbang
kendaraan. Pada kondisi normal usia pemakaian ban rata-rata 2-3 tahun.
Biasakan memperhatikan tekanan angin ban karena porsi isi angin yang
benar akan meratakan keausan ban. Tekanan ban yang kurang
mengakibatkan pengikisan pada kedua sisi ban atau volume angin yang
berlebihan menyebabkan pergesekan besar pada bagian tengah telapak
ban.

2.3. Wheel Aligment


Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu sesuai dengan
persyaratan tertentu untuk menjaga agar pengemudian ringan, nyaman dan stabil
serta keausan ban normal. Sudut-sudut pemasangan roda tersebut dinamakan
wheel alignment. Kebanyakan kendaraan yang ada di indonesia wheel alignment
utamanya adalah untuk roda depan (FWA), walaupun wheel aligment untuk roda
belakang (RWA) juga sudah ada.
Kombinasi sistem kemudi dan sistem suspensi harus menghasilkan stabilitas
kendaraan, stabil dalam pengemudian dan daya balik kemudi yang baik. Agar
sistem kemudi dan suspensi dapat berfungsi dengan baik, maka roda-roda depan
harus diatur dengan benar. Untuk menjamin penanganan kendaraaan dengan benar
dengan cara mengurangi atau memperkecil stress dan keausan tiap komponen
yaitu dengan mengaatur letak geometris mekanisme suspensi dan kemudi.
Pengaturan sudut-sudut dan ukuran-ukuran pada wheel aligment tergantung
pada sistem suspensi, sistem penggerak roda dan sistem kemudi. Tujuannya agar
kemampuan kendaraan dan stabilitas kemudi dapat mencapai optimum serta
penggunaan komponen yang bertahan lama
2.3.1 Faktor-faktor Wheel Alignment
Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel aligment ada 5 (lima)
yaitu : camber, caster, king-pin inclination/ steering axis inclination, toe
angle dan turninng radius/ turning angle
1. Camber

39
Gambar camber pada wheel aligment
Camber adalah kemiringan roda terhadap garis vertikal jika
dilihat dari depan atau belakang kendaraan. Jika roda miring ke arah
luar kendaraan maka nilainya + (positif) dan jika roda miring ke arah
dalam kendaraan maka nilainya – (negatif).
Manfaat sudut camber positif yaitu memperkecil kemungkinan axle
bengkok, mencegah roda slip, kemudi jadi ringan.
2. Caster

Gambar caster pada wheel aligment


Caster adalah kemiringan steering axis inklination/ king pin jika
dilihat dari arah samping. Caster berperan untuk kelurusan dan
kestabilan kemudi serta untuk mendapatkan pengembalian ke posisi
lurus setelah belok.
3. Steering Axis Inclination

40
Gambar steering axis inclination pada wheel aligment
Caster adalah kemiringan steering axis inklination/ king pin jika
dilihat dari arah depan/ belakang. Caster berperan untuk kelurusan dan
kestabilan kemudi, memperkecil steering effortm dan memperkecil
daya balik atau tarikan ke satu arah .
4. Toe Angle

Gambar toe-in dan toe-out pada wheel aligment


Toe angle adalah perbedaan jarak antara roda depan bagian
depan dengan roda depan bagian belakang. Jika roda depan bagian
depan lebih pendek dibanding roda depan bagian belakang maka
dinamakan toe-in, namun jika roda depan bagian depan lebih panjang
dibanding roda depan bagian belakang maka dinamakan toe-out.

41
Fungsi utama toe adalah untuk mengimbangi gaya akibat adanya sudut
camber (camber thrust)
5. Run-Out
Hal lain yang perlu diperhatikan pada pengecekan roda adalah run-
out. Run-out adalah frekuensi dimensi roda selama berputar. Lingkaran
roda tidak benar-benar bundar. Variasi radius putar (run-out) yang
belebihan akan mengakibatkan getaran pada body, sehingga harus
dibatasi nilainya.
Ada dua macam run-out yaitu radial run-out dan lateral run-out.
Radial run-out adalah kesempurnaan bentuk lingkaran dari roda.
Ketidaksempurnaan tersebut disebabkan oleh kondisi
ban, pelek dan posisi axle hub yang tidak tepat. Roda dengan radial run-
out jika berputar, radius putarnya akan berubah-ubah sehingga akan
menggetarkan body dan steering.
Lateral run-out adalah fluktuasi ban pada arah aksial yang akan
mengakibatkan keausan ban tidak normal pada ban dan pengemudian
menjadio tidak stabil. Penyebab lateral run-
out adalah dinding sampin ban yang bengkok, rim yang rusak dan
posisi axle hub yang tidak tepat.
6. Turning Angle

Gambar Turning radius pada wheel aligment

42
Sudut belok (turning angle) adalah sudut masing-masing roda saat kemudi
diputar maksimum. Sudut belok roda dalam lebih besar dibandingkan sudut belok
roda luar. Fungsi utama turning angle adalah mencegah terjadinya side slip,
memperkecil keausan ban dan menjaga kestabilan pengemudian.

2.4.Spooring & Balance


Spooring Balancing merupakan penimbangan kembali distribusi berat
pada seluruh bagian roda untuk mengantisipasi gaya tarik sentrifugal. Gaya
hukum alam ini akan timbul saat mobil menikung, dan saat itulah terjadi distribusi
ban tidak seimbang.

43
BAB III
PENUTUP

3.1 Rangkuman
Kesimpulan yang dapat saya peroleh dari makalah ini adalah Ban
merupakan komponen Utama kendaraan yang harus diperhatikan bagaimana
fungsi dan strukturnya,supaya dalam menggunakan ban yang aman untuk
berkendaraan. Kit dapat mengetahui tipe ban yang sesuai denga kendaraan dan
kita dapat mengatasi masalah masalah pada roda kendaraan.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan, antara lain :
Roda merupakan hal yang sangat penting dalam berkendara, oleh karena
itu perlu lakukanlah perawatan dan pengecekan pada Roda kendaraan anda
dengan melakukan perawatan berkala sehingga dapat mencegah kecelakaan yang
serius pada saat berkendara

44
3.3 Daftar Pustaka
.
Astra Toyota.1995. New Step 1.Jakarta. Toyota Astra Motor.
Aprilliyani, Iin. 2012.Mengenal seluk beluk ban dan motor, (online),
(http://www.saft7.com/mengenal-seluk-beluk-ban-mobil-dan-
motor/),diakses 31 Agustus 2016
Ansyari, Insya. 2012.Roda dan Ban, (online),
(www.wikipedia.com),diakses 31 Agustus 2016
Daryono. 2004. Reparasi Chasis Mobil.Jakarta: Bina Adi Aksara
Rahman, Ardi. 2013.Pengembangan Ban, (online),
(http://iniadalahbahan.blogspot.co.id), diakses 1September 2016
Tim penulis. 2006. Roda dan Ban.Jakarta:Cahaya Mentari.

45

Anda mungkin juga menyukai