Anda di halaman 1dari 77

YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN

TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN


BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 12 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi konstrusksi roda dan ban serta sistem pemasangan (KK.11.01).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Konstruksi roda dan ban dijelaskan dengan benar melalui penggalian infomasi pada buku manual.
b. Jenis-jenis ban dipahami dengan benar
c. Spesifikasi ban dipahami dengan benar
d. Identifikasi komponen roda dan ban dilaksanakan tanpa merusak komponen lain
e. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami konstruksi roda dan ban
b. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis ban
c. Peserta didik dapat memahami spesifikasi ban
d. Peserta didik dapat memahami prosedur mengidentifikasai komponen roda dan ban tanpa merusak komponen-
komponen yang lain
e. Peserta didik dapat melaksanakan pengidentifikasian komponen roda dan ban tanpa merusak komponen-
komponen yang lain
6. MATERI AJAR

PELEK DAN BAN


Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi
menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan
sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam
kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke
body.

Gambar 1. Pelek dan Ban

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)

Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.

Gambar 2. Penampang pelek roda


a). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada
mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim
dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban.
Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat
atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub
saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda
disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel
drop).
Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua
tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang
(cast light alloy).

Gambar 3. Tipe pelek roda


Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

PELEK BAJA PRESS


Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat
dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam
jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama
dan kualitasnya merata.

PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG


Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari
aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah
 Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk
sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur
rodanya.
 Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak
pelek aluminium.
 Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
 Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek
aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk
memasangnya.
 Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK

Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.

Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC


Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
c). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang
dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
 Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim


Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri
(forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan
pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah
pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
 Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu
bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper”
untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Gambar 6. Drop Center Rim

 Wide Drop Center Rim

Gambar 7. Wide Drop Center Rim

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
 Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim


Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian
tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan
oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk
disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut
Cincin Samping (Side Ring).

 Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

 Interim Rim

Gambar 10. Interim Rim

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).

d). Ukuran Pelek

Contoh : 5.00 S x 20 F.B.


Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN

D.T.
(Divided Type Rim)

D.C.
(Drop Center Rim)

S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)

F.B.
(Flat Base Rim)

Gambar 11. Bentuk Dasar Pelek

2). BAN
Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa ban dalam).
a). Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya
serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun
ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
b). Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar
ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja.
Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias,
namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
BREAKER BELT RADIAL CORD

BIAS
CORD

LINER

BEAD TIRE
CHAMFER

RIM VALVE

Gambar 12. Roda dengan Ban Bias dan Ban


Radial

FLAP WHEEL SIDE RING


TUBE
TIRE
Gambar 13. Roda Dengan Ban Dalam

c). Ban Tubeless


Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban
dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta
berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga
tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku
atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat
mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban
berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan
dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.
TREAD

SHOULDER

CARCASS
SIDEWALL (CORD)
BEAD WIRE

BEAD

WHEEL DISK
TIRE
Gambar 14. Roda Dengan Ban Tubeless
d). Kode ukuran ban dan roda
Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya.
Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda
Jenis ban Contoh nominasi ban
Dengan Ban Ban bias 10.00 – 20 – 14PR
Dalam Ban radial 10.00 – 20 – 14PR
Tubeless Ban bias 11-22.5 – 14PR
Ban radial 11R22.5 – 14PR
Ban radial ultra flat 225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J

3). Membaca Kode Ban TIRE WIDTH

a) Ban dengan ban dalam


10.0 – R – 20 – 14PR
HEIGHT
TIRE

Keterangan :
10.0 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
20 : Diameter rim (inchi)
OUTER DIAMETER

14PR : Kekuatan ban (PR)


RIM DIAMETER

b) Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 15. Kode Ban
4). Metode ISO
a) Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi)
70 : Rasio Ketebalan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan
5). PR (Play Rating)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada
kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin
tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang
katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban
mempunyai 14 lapisan serat katun.

6). Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan

TIRE WIDTH (W)


TIRE HEIGHT
(H)

W W
Ratio Ketebalan : _____ Tingkat Kerataan : _____ x 100
H H

Gambar 16. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan


7). Pola tapak ban (Tread pattern)
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi pola tapak
dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban
diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.

RIB LUG LURUS LUG MIRING

BLOCK COMPOSITE / KOMBINASI

Gambar 17. Pola Dasar Tread Pattern


7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 12 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :

8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN


A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL

B. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 1
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang sistem penggerak khususnya roda dan ban pada
kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari konstruksi, jenis jenis roda dan
ban,sepesifikasi roda dan ban, dan pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Kontruksi roda dan ban pada kendaraan
b) Jenis – jenis ban pada kendaraan
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang konstruksi, jenis jenis roda dan ban
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari konstruksi, jenis jenis roda dan ban
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang konstruksi, jenis jenis roda dan ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 1
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

B. Pertemuan 2
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang sistem penggerak khususnya roda dan ban pada
kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Spesifikasi ban
b) Prosedur pengidentifikasian komponen-komponen roda dan ban
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang sepesifikasi roda dan ban, dan pengidentifikasian
roda dan ban pada kendaraan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 1
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

C. Pertemuan 3 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari konstruksi, jenis jenis roda dan
ban pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 170 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
c) Kontruksi roda dan ban pada kendaraan
d) Jenis – jenis ban pada kendaraan
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang konstruksi, jenis jenis roda dan
ban
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang konstruksi, jenis jenis roda dan ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 70 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 3
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

D. Pertemuan 4 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Spesifikasi ban
b) Prosedur pengidentifikasian komponen-komponen roda dan ban
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang spesifikasi roda dan ban, dan
Prosedur pengidentifikasian komponen-komponen roda dan ban
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang spesifikasi roda dan ban, dan Prosedur
pengidentifikasian komponen-komponen roda dan ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis KD 1)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 4
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal

11. Sumber Belajar


a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet.

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO,S.E HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377
YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN
TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN
BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Memeriksa roda (KK.11.02).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Jenis-jenis Velg, type bantalan pada roda dipahami dengan baik dan benar
b. Prosedur pemeriksaan roda dipahami dengan benar.
c. Pemeriksaan roda dilakukan sesuai SOP, K3, dan prosedur preusahaan
d. Kerusakan dan keausan roda dianalisa tanpa merusak komponen lainnya
e. Indentifikasi kondisi ban secara visual.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemeriksaan roda
c. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan roda sesuai SOP, K3, dan prosedur perusahaan
d. Peserta didik dapat menganalisa kerusakan dan keausan roda tanpa menyebabkan kerusakan pada komponen
lain.
e. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan roda sesuai SOP, K3, dan proseur perusahaan
f. Peserta didik dapat menganalisa kerusakan dan keausan roda tanpa menyebabkan kerusakan pada komponen
lain
6. MATERI AJAR
a. Jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b. Prosedur pemeiksaan roda
c. SOP, K3, dan prosedur preusahaan pemeriksaan roda
d. Kerusakan dan keausan roda
e. Indentifikasi kondisi ban secara visual

PELEK DAN BAN


Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi
menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan
sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam
kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke
body.

Gambar 1. Pelek dan Ban

8). PELEK RODA (DISC WHEEL)

Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.

Gambar 2. Penampang pelek roda


e). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada
mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim
dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban.
Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat
atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub
saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda
disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel
drop).
Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua
tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang
(cast light alloy).

Gambar 3. Tipe pelek roda


Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

PELEK BAJA PRESS


Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat
dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam
jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama
dan kualitasnya merata.

PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG


Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari
aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah
 Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk
sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur
rodanya.
 Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak
pelek aluminium.
 Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
 Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek
aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk
memasangnya.
 Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.

f). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK

Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.

Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek


Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
g). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang
dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
 Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim


Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri
(forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan
pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah
pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
 Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu
bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper”
untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Gambar 6. Drop Center Rim

 Wide Drop Center Rim

Gambar 7. Wide Drop Center Rim

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
 Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim


Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian
tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan
oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk
disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut
Cincin Samping (Side Ring).

 Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

 Interim Rim

Gambar 10. Interim Rim

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).

h). Ukuran Pelek

Contoh : 5.00 S x 20 F.B.


Keterangan :
6.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN

D.T.
(Divided Type Rim)

D.C.
(Drop Center Rim)

S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)

F.B.
(Flat Base Rim)

Gambar 11. Bentuk Dasar Pelek

GANGGUAN PADA RODA / BAN

Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini rnenunjukkan
bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah arah gerak kendaraan mengikuti
putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa ban merupakan bagian dari system kemudi.
Ditambah lagi karena ban juga menopang berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga
merupakan bagian dari system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada
masalah ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga diperhatikan.
Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan gangguan pada ban dan system
lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa
apakah ban dipakai dan dirawat dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi
keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan
tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam
getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-
lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa
aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.

1. KEAUSAN YANG TIDAK WAJAR

BAN AUS PADA SHOULDER ATAU DITENGAH

UNDER-INFLATION WEAR ON SHOULDES

OVER-INFLATION WEAR ON TREAD CENTER

 Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau ditengah adalah kesalahan tekanan
ban. Kalau tekanan ban terlaiu rendah, maka bagian tengah ban akan cekung, dan beban akan
tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat dari pada bagian tengah. Beban yang
borlebihan juga akan berakibat sama.
 Kalau tekanan ban terlaiu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban
akan tertumpu ditengah sehingga keausannya lebih cepat dari pada bagian shoulder.

KEAUSAN BAN SEBELAH DALAM ATAU LUAR

 Keausan karena menikung, seperti terlihat dibawah adalah yang disebabkan karena berbelok
dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal.
Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah
pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok.

Rounded edge of outside shoulder

Rough surface from abrasion


CORNERING WEAR

 Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front
wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal.
 Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyobab utamanya adalah mungkin
camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada
besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada
sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh
yang sama dengan tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan
disebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread disebelah dalam akan
lebih cepat.

Longer Shorter
inside inside

INSIDE WEAR OUTSIDE WEAR


KEAUSAN AKIBAT TOE-IN ATAU TOE-OUT (Aus berbulu)
Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang
terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singguhg tread bagian dalam pada
permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. Permukaan tread akan rnernbentuk
susunan seperti berbulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan
rnengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian lluar ban. Dalam hal lain, toe-out yang
berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada
permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti pada gambar di bawah.

Direction of travel

TOE-IN WEAR
Direction of travel

TOE-OUT WEAR

KEAUSAN TOE-AND-HEEL
 Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan
lug. Block pada tread aus diagonal sama seperti tumit sepatu dan kadang-kadang membentuk seperti
suatu gergaji. Kalau kendaraan sering berjalan di jalan beton, ban akan cepat aus. Ini disebabkan
blocknya slip pada waktu berputar ke atas meninggalkan beton (karena beton keras dan tidak
terkalahkan oleh block pada saat mencengkeramnya). Bagian block yang terakhir lepas dari beton
adalah bagian yang aus paling banyak.
Direction of rotation

• Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang.

• Karena ban yang bukan punggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya
pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe and hell. Keausan seperti ini juga akan
terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir
pada jarak yang pendek berkali-kali.

• Pada ban yang penggerak roda, keausan yang ditimbulkan oleh gaya penggerak arahnya berlawanan
dengan yang disebabkan oleh pengereman, Jadi keausan toe-and-heel banyak berkurang. Ban truck
dan bus menghasilkan gesekan yang lebih banyak pada saat pengereman, jadi ban dengan tread
berpola lug menunjukkan keausan toe-and-heel yang hampir sama dengan ban yang bukan penggerak
roda.

KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR (CUPPING)]

Keausan spot membentuk lekukan seperti rnangkok pada heberapa bagian tread roda dan terjadi Jika
kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami
slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah.
Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end. dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau
spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik ; tenentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi,
sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot.

Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya engereman pada
interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar
melingkar pada ban.

Worn tread
2. GETARAN

Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy.

BODY SHAKE (Body Bergoncang)


Yang dimaksud dengan goncangan dteini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body
kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan
adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika
masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat
dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa,
tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60
km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam.
Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).

STEERING SHIMMY DAN FLUTTER


Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang
tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini
diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak,
keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60
km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.
(1) Bicarakan gejalanya
Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat ganggungan
dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa
getaran terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah
tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun mobil
sudah diperbaiki dan roda sudah dibalance ?

(2) Lakukan test jalan untuk diagnosa.


• Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang dipakai test
jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat dipertahankan. Jalankan
kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga tercapai temperatur kerja dan
menghilangkan "standing flats", dan kemudian catat gejala yang disampaikan oleh pengemudi
(misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada saat getaran maksimum terjadi, biarkan
kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata
pada saat meluncur dengan kecepatan kritis, kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila
getarannya berlangsung pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus
pada kecepatan kritis sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau
tidak ada getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk,
maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga.

(3) Memeriksa Hub-to-wheel centering

1) Periksa hub-to-wheel centering clearance. Periksalah clearance disepanjang keliling hub. Nilainya
tidak boleh melebihi batas maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04 in).
Thickness gauge

2) Perbaiki hub-to-wheel centering clearance


(a) Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil perbedaan
sekelilingnya.
(b) Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi pemasangannya telah
dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau tidak.

(4) Periksa Run-out ban

(5) Periksa Run-out peiek


(6) Periksa Run-out hub
Nilai batas :
Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang

(7) Perbaiki Run-out ban

(8) Periksa balance off-ther-car

 Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram.
 Gunakan balancing weight yang sesuai dengan peiek, dan tempelkan dengan kuat agar tidak
jatuh pada saat berjalan.
(9) Perbaiki kembali Run-out Ban

1) Periksa run-out ban


(a) Pasangkan ban pada mobil sesuai dengan tanda pemasangannya
(b) Ukur radial run-out ban dengan menggunakan dial gauge
2) Perbaiki run-out ban
(a) Pasangkan mur hub untuk sementara (kencangkan dengan tangan) dan tempatkan bagian yang
mempunyai radial run-out lebih besar di bagian bawah.
(b) Turunkan kendaraan sampai ban sedikit menyentuh tanah, dan kencangkan kembali mur hub
secara merata dengan menggunakan kunci mur hub. (Lakukan penyetelan yang teliti pada hub
dan wheel centering clearance).
(c) Ukur vertical run-out pada ban sekali lagi, dan cocokan hasilnya.

Largest run-out

(10) Periksa balance on-the-car


• Lakukan pemeriksaan sesuai dengan petunjuk untuk balancer.
• Pemeriksaan balance off-the-car dan perbaikannya harus sudah dilakukan sebelum pemeriksaan
balance on-the-car.
• Pemeriksaan dilakukan dengan wheel cap, valve cap, center ornament dan magnet lock-nut terpasang.
• Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai.
• Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah kecepatan
secara bertahap.
(11) Periksa wheel alignment

3. PENGENDARAAN TERASA KERAS (HARD RIDING)

 Semakin tinggi tekanan ban, berarti rigiditas ban semakin tinggi. Tetapi jika terlalu tinggi maka
ban tidak dapat meredam kejutan dari permukaan jalan, dan mengakibatkan pengendaraan terasa
keras. Setiap kendaraan mempunyai model ban yang disarankan yang cocok untuk ukuran beban
dan pemakaiannya. Pemakaian ban yang lebih rigid akan menyebabkan pengendaraan terasa
keras.
 Setiap kendaraan mempunyai model ban yang disarankan yang cocok untuk ukuran beban dan
pemakaiannya. Pemakaian ban yanglebi rigid akan menyebabkan pengendaran terasa keras

4. KEMUDI BERAT (HARD STEERING)

 Tekanan ban yang terlalu rendah akan menyebabkan bidang singgung tread dengan jalan lebih
lebar, sehingga memperbesar tahanan antara ban dengan permukaan jalan dan akibatnya kemudi
menjadi lebih berat.

5. PADA PENGEMUDIAN NORMAL KENDARAAN TERTARIK KE SATU ARAH

Hal ini berarti bahwa kendaraan cenderung membelok ke satu arah pada saat pengemudi mengemudikan
dengan arah lurus. Hal seperti ini kebanyakan terjadi jika terdapat perbedaan rolling resistance yang
besar pada roda kiri dan kanan, atau perbedaan pada momen yang bekerja pada poros roda kiri dan
kanan.

 Kalau diameter luar ban kiri dan kanan tidak sama, jarak tempuh setiap putaran ban akan tidak
sama, sehingga kendaraan akan cenderung membelok ke salah satu arah ke kiri atau kanan.

 iKalau tokanan ban kiri dan kanan tidak sama, akan terdapat perbedaan rolling resistance ban
dan kendaraan akan cenderung membelok ke kiri atau kanan.
 Mobil juga akan cenderung menarik ke satu arah kalau toe-out atau toe-in terlalu besar atau
camber dan caster roda kanan dan kiri terlalu besar perbedaannya.

7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL

B. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 5
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemeriksaan roda pada kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan roda pada
kendaraan.

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b) Prosedur pemeiksaan roda
c) SOP, K3, dan prosedur preusahaan pemeriksaan roda
d) Kerusakan dan keausan roda
e) Indentifikasi kondisi roda secara visual
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang Pemeriksaan Roda
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari Pemeriksaan Roda
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang konstruksi, jenis jenis roda dan ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 5
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

B. Pertemuan 6
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan roda pada
kendaraan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b) Prosedur pemeiksaan roda
c) SOP, K3, dan prosedur preusahaan pemeriksaan roda
d) Kerusakan dan keausan roda
e) Indentifikasi kondisi roda secara visual
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang pemeriksaan Roda
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang pemeriksaan Roda
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis KD 2)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 6
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal

11. Sumber Belajar


a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet.

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO,S.E HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377
YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN
TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN
BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Memasang ulang roda (KK.11.03).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Roda dipasang tanpa merusak komponen lainnya sesuai dengan SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami pemilihan tipe roda
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemasangan roda sesuai dengan standar dari pabrikan
c. Peserta didik dapat melakukan pemasangan roda sesuai dengan standar dari pabrikan

6. MATERI AJAR
a. Pemilihan tipe roda
b. Prosedur pemasangan roda sesuai dengan standar pabrikan

PELEK RODA (DISC WHEEL)

Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.

Gambar 2. Penampang pelek roda

TIPE PELEK RODA


Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil
penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini
terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar
disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban.
Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah
baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya
dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance
weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang
dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda
(wheel drop).
Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang
umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).

Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Gambar 3. Tipe pelek roda


PELEK BAJA PRESS
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat
dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam
jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama
dan kualitasnya merata.

PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG


Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari
aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah


 Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk
sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur
rodanya.
 Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak
pelek aluminium.
 Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
 Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek
aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk
memasangnya.
 Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.

i). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK

Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.

Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek


Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang
dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.

 Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim


Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri
(forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan
pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah
pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
 Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu
bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper”
untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Gambar 6. Drop Center Rim

 Wide Drop Center Rim


Gambar 7. Wide Drop Center Rim

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

 Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim


Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian
tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan
oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk
disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut
Cincin Samping (Side Ring).

 Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
 Interim Rim

Gambar 10. Interim Rim

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).

Ukuran Pelek

Contoh : 5.00 S x 20 F.B.


Keterangan :
7.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN

D.T.
(Divided Type Rim)

D.C.
(Drop Center Rim)

S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)

F.B.
(Flat Base Rim)

Gambar 11. Bentuk Dasar Pelek

7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :

8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN


C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL

D. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 7
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemasangan roda
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemasangan ulang roda

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Pemilihan tipe roda
b) Prosedur pemasangan roda sesuai dengan standar pabrikan
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang Pemilihan tipe roda dan Prosedur
pemasangan roda sesuai dengan standar pabrikan
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari Pemilihan tipe roda dan Prosedur
pemasangan roda sesuai dengan standar pabrikan
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang Pemilihan tipe roda dan Prosedur pemasangan roda
sesuai dengan standar pabrikan
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 7
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

C. Pertemuan 8 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

2. Kegiatan Inti 170 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Pemilihan roda
b) Pemasangan ulang roda sesuai SOP
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang pemilihan roda dan pemasangan roda sesuai SOP
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 70 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 5
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

D. Pertemuan 9 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
c) Pemilihan roda
d) Pemasangan ulang roda sesuai SOP
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang pemilihan roda dan pemasangan roda sesuai SOP
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 9
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal

11. Sumber Belajar


b. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
c. Modul OPKR
d. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
e. Job sheet & work sheet.
f. Sumber-sumber belajar dari internet.

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO,S.E HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377
YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN
TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN
BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Memeriksa Ban(KK.11.04).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Jenis-jenis dan ukuran ban dipahami dengan baik dan benar
b. Prosedur pemeriksaan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
c. Kerusakan ban dianalisa tanpa merusak komponen lainya.
d. Pemeriksaan ban dilaksanakan sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis dan ukuran ban
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemeriksaan ban
c. Peserta didik dapat memahami prosedur pengidentifikasian komponen ban
d. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan ban

6. MATERI AJAR
Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban adalah
satu-satunya bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak dapat
berdiri sendiri pada kendaraan, akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya dapat
dipergunakan.
1) BAN
Ban mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menahan seluruh berat kendaraan.
b) Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya
gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi,
deselerasi, pengereman dan berbelok.
c) Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.
KONSTRUKSI BAN
Gambar berikut menunjukkan konstruksi dasar ban.

Gambar 1. Konstruksi Dasar Ban

a) Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari
bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau
truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil
biasanya terbuat dari polyester atau nylon.
b) Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan
yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan
dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak
dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan.
Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk
memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan.
c) Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel,
sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan.
Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
d) Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat
daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke
Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta
truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil
penumpang menggunakan bahan polyester.
e) Belt (Rigid Breaker)
Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat.
Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja,
rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari
kawat baja.
f) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi
bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara
bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat
disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan
memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi bead secara lebih
rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Flipper

Bead Wire Chafer

Bead Toe Bead Heel

Bead Base

Gambar 2. Konstruksi Bead


Flipper : Pembungkus bead wire yang memiliki bentuk
sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban
pada bead (Memakai karet pengisi bead yang
berbentuk segitiga).

Bead Toe : Bagian bead sebelah dalam.

Bead Heel : Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Base : Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan
bead heel.
Chafer : Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah
kerusakan karena gesekan dengan pelek.
Bead Wire : Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin
pemasangan ban ke pelek.
POLA TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain
membuang air, dan menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi
permukaan jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya.
a) Pola Rib

Gambar 3. Pola Rib

Rib berbentuk beberapa alur zig-zag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini
sangat cocok untuk berjalan di jalan dengan permukaan yang rata pada
kecepatan tinggi (highway) bagi berbagai jenis mobil, mulai mobil
penumpang kecil sampai bus dan truck.
Karakteristik
Pola Rib mempunyai tahanan gelinding (rolling resistance) yang kecil bagi
ban, side-slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah
dikendalikan, suara yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya
kurang baik bila dibandingkan dengan ban yang menggunakan pola Lug.
b) Pola Lug
Alur pola Lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak
dipakai pada ban mesin konstruksi dan truck, dan pola tread ini cocok untuk
berjalan pada jalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah).

Gambar 4. Pola Lug

Karakteristik
Pola Lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding (rolling
resistance) ban cukup tinggi, tahanan terhadap side-slipping lebih kecil,
tread pada daerah Lug lebih mudah aus tidak merata, dan suara ban lebih
besar.
c) Pola Rib dan Lug
Pola ini adalah gabungan dari Rib dan Lug dengan tujuan untuk
memperbaiki kestabilan pengemudian, dan banyak dipakai pada ban-ban bus
dan truck, dan cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata
(jalan berpasir dan berbatu).

Gambar 5. Pola Rib – Lug

Karakteristik
Pola Rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan dengan
mengurangi kemungkinan side-slipping, sedangkan pola Lug pada tepi ban
memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman.
Bagian Lug pada pola ini lebih mudah aus dengan tidak merata.
d) Pola Block

Gambar 6. Pola Block

Pada pola ini, tread terbentuk dari Block yang berdiri sendiri (bebas). Pola ini
banyak digunakan pada ban-ban salju, dan sekarang pola Block mulai
digunakan pada ban radial-ply untuk mobil-mobil penumpang.
Karakteristik
Pola Block mempunyai kemampuan pengendaraan dan pengereman yang
lebih baik, mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup
lumpur atau bersalju, cenderung lebih cepat aus jika dibanding dengan pola
Rib dan Lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus
tidak beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras.

JENIS-JENIS BAN
Menurut konstruksinya ban dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass : ban
bias-ply (cross-ply tire) dan ban radial-ply.
Klasifikasi menurut caranya menyimpan udara : ban dengan ban dalam (Tube
Type) dan ban tanpa ban dalam (Tubeless).

a) Klasifikasi ban menurut cara penyusunan ply-cord


Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut
30o – 40o terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya
serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan.
Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban
radial.
Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah
lapisan sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari
benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread
lebih rigid.

BREAKER BELT
RADIAL CORD

BIAS
CORD

Gambar 7. Ban Bias dan Ban Radial

Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial


Tabel 4. Perbedaan Ban Bias dan Ban radial

Ban Bias Ban Radial


a) Dinding samping lebih tebal a) Dinding samping ban
(kaku) dibandingkan dengan tidak tebal (lentur)
ban radial
b) Telapak kurang kaku b) Telapak ban lebih kaku
dibandingkan dengan ban
radial
c) Dinding samping tebal akan c) Waktu kendaraan
mengurangi kelenturan, setiap menikung, gaya
gerakan akan mempengaruhi menyamping diserap
penampang telapak ban oleh dinding ban yang
d) Pada saat menikung, sebagian lentur, sehingga tidak
telapak terangkat, sehingga mempengaruhi
mengurangi kekuatan kontak kedudukan telapak ban
telapak dengan permukaan dengan permukaan
jalan jalan

Struktur Ban Bias dan Ban Radial


Tabel 5. Struktur Ban Bias dan Ban Radial

Struktur Konstruksi Material


Bias Arah benang carcass Carcass & Breaker :
bersilangan terhadap garis - Polyester, atau
keliling ban & memakai - Nylon
breaker
Radial Benang carcass diarahkan Carcass :
melingkar, sehingga telapak a) Rayon
menjadi kokoh b) Polyester
c) Nylon
Belt :
d) Rayon

Perbandingan Prestasi

Tabel 6. Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias


Radial Bias
a) Umur pemakaian lebih lama Secara keseluruhan prestasi
b) Peningkatan panas ban kecil ban bias merata, misalnya :
c) Stabilitas pengendalian baik
Kelebihan : a) Kenyamanan cukup baik
a) Daya pengereman lebih baik b) Umur ban dan
b) Hambatan gesekan (rolling kemampuan
resistance) kecil & ketahanan pengendalian sedikit lebih
ban pada kecepatan tinggi rendah dibandingkan
lebih baik dengan ban radial
c) Hemat bahan bakar
Kekurangan :
- Pada kecepatan rendah,
kenyamanannya berkurang &
pengemudian terasa berat

b) Klasifikasi ban menurut caranya menyimpan udara

Ban Biasa Dengan Ban Dalam (Tube Type)


Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan
ke dalam ban. Katup atau pentil (air valve) yang menonjol keluar melalui
lubang pelek menjadi satu dengan ban dalam.
Sidewall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi.
Sebagai kompensasi, maka pada ban dalam untuk ban radial lebih kuat dari
pada ban biasa.
Ban Tubeless
Ban Tubeless (ban tanpa ban dalam) tidak menggunakan ban dalam.
Tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet
yang kedap udara. Karena ban tubeless tidak menggunakan ban dalam,
maka pentil (air valve) langsung dipasang pada pelek.
a. Ban dengan Ban Dalam b. Ban Tubeless

Gambar 8. Ban Dengan Ban Dalam dan Ban Tubeless

Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless

Tabel 7. Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless

Tube Type Tubeless Type


1. Memakai ban dalam. 1. Memakai inner liner yang
2. Pada bagian beadnya berfungsi sebagai
tidak ada air seal. pengganti ban dalam.
2. Pada bagian beadnya ada
air seal (hump) yang
berfungsi sebagai
penahan udara.
Keuntungan Ban Tubeless :
1) Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak
menjadi kempes sekaligus karena lapisan dalamnya
menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sekalipun tertusuknya
pada saat kendaraan berjalan, biasanya tekanan udaranya tidak
turun tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol
kendaraan.

Gambar 9. Keuntungan Ban Tubeless

2) Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim,


transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya
ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.

PENTING !

Ban tubeless tidak berarti tahan terhadap


tusukan, tetapi hanya kebocoran udaranya
saja yang lambat dibandingkan dengan
ban biasa.
Mengendarai dengan ban tubeless yang masih
ada pakunya sangat berbahaya, terutama pada
kecepatan tinggi, paku akan terlempar keluar,
suhu akan meningkat (disebabkan adanya
gesekan yang kempes), menyebabkan ban akan
rusak sebelum ditambal.
KODE UKURAN BAN
Pada sidewall biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar ban, diameter
dalam (diameter pelek), dan ply rating. Untuk ban kecepatan tinggi terdapat
kode tambahan misalnya H, S, dan seterusnya, dan pada ban radial terdapat
Huruf R. diantaranya ada pula yang mencantumkan aspect ratio.

TIR

Gambar 10. Posisi Pengukuran Ban

Contoh Pengkodean Ban dan Cara Membacanya


 Ban Bias
6.45 S 14 40R
(1) (2) (3) (4)
 Ban Radial
195 / 70 H R 14
(1) (5) (2) (6) (3)
 Sistem Kode Ban ISO (International Standardization Organization)

195 / 70 R 14 86 H
(1) (5) (6) (3) (7) (2)

Keterangan :
(1) Lebar ban dalam Inchi (Ban Bias) atau milimeter (Ban Radial)
(2) Kecepatan maksimum yang diizinkan
(3) Diameter pelek dalam inchi
(4) Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating
(5) Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
(6) Ban Radial
(7) Kapasitas mengangkut beban (Load Index)

SIMBOL KECEPATAN DAN INDEKS BEBAN


Tabel 8. Simbol Kecepatan dan Indeks Beban Ban
Simbol Kecepatan Indeks Kapasitas
Kecepatan Maksimal beban Angkut
0 45 Kg
  1 46.2
Kg
J 100 Km/h 2 47.5
K 110 Km/h   Kg
L 120 Km/h 76 400
M 130 Km/h 80 Kg
450
N 140 Km/h 82
P 150 Km/h 84 475 Kg
Q 160 Km/h 85 500 Kg
R 170 Km/h 87 515 Kg
S 180 Km/h 89 Kg
T 190 Km/h 90
545
U 200 Km/h 91 580 Kg
H 210 Km/h 95 600 Kg
V 240 Km/h  615 Kg
279 Kg
690
( Kg
136
Ton
PR (PLAY RATING)

Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban,
berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin
banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah
ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk
kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan
serat katun.
Sebagai contoh :
Ukuran Ban : 500 – 12 8 MR
Jenis Cord : Cotton Nylon
Daya Angkut Max. : 485 kg 485 kg
Jumlah lapis : 8 Plies 4 Plies
Nilai Lapis : 8 PR 8 PR

Ply rating Load Range


2 : A
4 : B
6 : C

Gambar 11. Ply Rating


ASPEK RASIO / SERI / PROFIL
Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan perbandingan antara tinggi penampang
ban dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam satuan persen.

Sebagai Contoh :
Ukuran Ban : 175/65 R 13
Tinggi Penampang (T) : 114 mm
Lebar Penampang (L) : 175 mm

Gambar 12. Aspek Rasio Ban

7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :

8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN


E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL
F. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 10
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemeriksaan ban
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan ban

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Jenis-jenis dan ukuran ban
b) Prosedur pemeiksaan ban
c) Prosedur pengidentifikasian ban
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang Jenis-jenis dan ukuran ban, Prosedur
pemeiksaan ban,dan Prosedur pengidentifikasian ban
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari Jenis-jenis dan ukuran ban,
Prosedur pemeiksaan ban,dan Prosedur pengidentifikasian ban
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang Jenis-jenis dan ukuran ban, Prosedur pemeiksaan
ban,dan Prosedur pengidentifikasian ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 10
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam
B. Pertemuan 11 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan Ban pada
kendaraan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Jenis-jenis dan ukuran ban
b) Prosedur pemeiksaan ban
c) Prosedur pengidentifikasian ban
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang pemeriksaan Ban

b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang pemeriksaan Ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 11
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
11. Sumber Belajar
a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet.

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO,S.E. HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377
YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN
TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN
BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 18 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Memasang Ulang Ban (KK.11.05).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan dipahami dengan benar
b. Ban dipasang tanpa merusak komponen lainnya seesuai dengan SOP.
c. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik & dipahami dengan benar
d. Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP, UU K3, peraturan perundang-undangan &
prosedur/kebijakan perusahaan

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami prosedur pemasangan ban
b. Peserta didik dapat melakukan pemasangan ban

6. MATERI AJAR
a. Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan

1) PROSEDUR PEMBONGKARAN DAN PENGGANTIAN BAN DALAM DAN


LUAR
Pembongkaran ban dari pelek diperlukan apabila terjadi kebocoran ban,
mengganti ban dengan yang baru, merubah posisi ban yang terkikis satu sisi
dan penggantian ban apabila terjadi cacat atau kerusakan tread ban.
Sebelum menekan sidewall dari ban, perlu diperhatikan keselamatan
kerja sebagai berikut :
a) Rim dan ban dalam kondisi bersih, kering dan kondisinya baik. Apabila perlu,
lepaskan pemberat balansing (termasuk pemberat yang menggunakan
model perekat). Hal lain yang perlu diperhatikan, (1) Cek ban dan tread dari
kerusakan, (2) Cek rim dan bead dari kerusakan/perubahan bentuk. Untuk
pelek racing dari bahan alumunium alloy, bagian sisi ring perlu dicek
kerataannya.
b) Tambahkan sabun colek pada permukaan kontak rim dengan tepi ban perlu
diberi pelumas khusus/sabun colek untuk memudahkan dalam proses
pelepasan ban terhadap pelek.
c) Gantilah ban dalam dengan ban dalam yang baru.
d) Ukuran ban harus sesuai dengan ukuran rim.
e) Sebelum melakukan pelepasan ban, angin harus dikeluarkan dari ban
dengan melepas katup pentil.
f) Untuk membersihkan ban di atas mesin dilarang menggunakan air/udara
bertekanan.
Prosedur Pembongkaran Ban dari Pelek (Ban Biasa)
a) Pasang ban yang telah kempes pada sisi samping
mesin.
b) Posisikan bilah penekan (3) dengan menggeser
handle (4) pada sisi samping ban berjarak 5 mm
dari rim.
c) Selama proses pengepresan, tangan tidak berada Gbr. 14. a) – d)
di posisi samping ban karena berbahaya.
d) Tekan pedal (2), maka bilah nekan (3) akan
menekan sidewall dengan tekanan yang cukup
kuat sampai kedua bead lepas dari rim.
e) Tempatkan roda di atas mesin, tekan pedal (3)
sampai posisi pelek terjepit dengan kuat.

Gbr. 15. e)
f) Posisikan pengait pelepas ban (2), 2 mm di atas
rim.
g) Gunakan sendok ban (1) untuk mencongkel sisi
samping ban dan menepatkan dengan pengait (2)
sampai pengait masuk ke dalam bead.
Gbr. 16. f)

h) Tekan pedal pemutar (3), maka mesin akan


memutarkan ban berlawanan arah jarum jam
(anticlock wise), maka bead akan terlepas dari
rim.
i) Keluarkan ban dalam dari pelek dengan menarik
Gbr. 17. g)
secara perlahan.
j) Untuk melepas bead sisi bawah, tempatkan
pengait pada rim sisi bawah.
k) Tekan pedal (3), maka mesin akan berputar
berlawanan arah jarum jam dan ban akan terlepas
dari peleknya.

Prosedur Pemasangan Ban


Gbr. 18. j)
a) Tempatkan pelek di atas mesin.
b) Tempatkan ban di atas pelek, masukkan bead ke
salah satu sisi samping pelek.
c) Tempatkan tuas pemasang pada bead sisi bawah
dan tekan pedal pemutar, maka mesin akan
berputar searah jarum jam, maka bead bawah
akan terpasang pada pelek.
d) Masukkan ban dalam dan tepatkan pentil pada
lubangnya sampai posisi tegak lurus terhadap Gbr. 19. a)
- b)
pelek.

Gbr. 20. f)
e) Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2
mm di sisi atas rim.
f) Tekan pedal pemutar (panah kanan), maka mesin
akan berputar searah jarum jam, secara perlahan
ban akan terpasang pada pelek.
g) Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara
menekan sisi bead, maka ban akan tertata rapi Gbr. 21. i)
pada peleknya.
h) Pasang katup pentil ban dengan menggunakan
kunci pentil.
i) Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan
yang sesuai dengan peruntukan ban.

Tabel 9. Standar Tekanan Ban (Dingin)


Tekanan udara (kg/cm2)
Ukuran ban
(depan & belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00

CATATAN :
Ban-ban Dengan Pola Unidirectional
Ini adalah ban-ban yang mempunyai pola tread disesuaikan dengan arah putaran ban. Alur ke
samping pada ban dibuat searah untuk meningkatkan kemampuan ban pada jalan basah.
Karena ban ini lebih mudah membuang air. Kemampuan ban ini di jalan basah menjadi tidak
baik bila pemasangan ban arahnya terbalik.

Gambar 22. Ban dengan Pola Unidirectional


3) PEMILIHAN BAN LUAR DAN DALAM UNTUK PENGGANTIAN BAN

Pemilihan ukuran, kelas & penggunaan ban luar, harus disasarkan


kepada hal-hal sebagai berikut :

a) Ketentuan dari pabrik pembuat kendaraan.


b) Anjuran dari pabrik ban atau asosiasi perusahaan ban sebagai
pemilihan tambahan.

Petunjuk Pemakaian Ban Luar

a) Gunakan ban dengan ukuran, kelas, konstruksi, pola telapak &


merek yang sama pada satu kendaraan.
b) Jangan gunakan ban dengan klasifikasi yang berbeda pasa satu
kendaraan.
c) Hindari pemasangan dengan konstruksi yang berbeda pada satu
kendaraan.
d) Bila pemakaian ban campuran sulit dihindari, harap ikuti petunjuk
pemakaian ban campuran.
Pemilihan Ban Dalam

a) Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya.


b) ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru.
c) Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya.
d) Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban
luar dan jenis peleknya.
Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan
penutup pentil.

7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 18 jam
Praktik Industri :
8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL

F. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 12
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemasangan ulang ban
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemasangan ulang ban

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang Prosedur pemasangan ban sesuai SOP,
K3, dan Prosedur Perusahaan
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan
Prosedur Perusahaan
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 12
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam
B. Pertemuan 13 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 170 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan
Prosedur Perusahaan
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 70 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 3
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

C. Pertemuan 14 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 170 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
b) Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan
Prosedur Perusahaan
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 70 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 3
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

D. Pertemuan 15 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan untuk kepentingan praktek siswa

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan
Prosedur Perusahaan
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 15
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal

11. Sumber Belajar


a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
c. Job sheet & work sheet.
d. Sumber-sumber belajar dari internet.

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO, S.E, HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377
YAYASAN PERSATUAN PERGURUAN TAMANSISWA CABANG NANGGULAN
TAMAN KARYA MADYA (SMK TAMANSISWA) NANGGULAN
BIDANG KEAHLIAN: BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI DAN REKAYASA,
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI
Alamat: Nanggulan X, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo 55671 Telp. (0274) 7499140
e-mail: smktamansiswananggulan@yahoo.co.id ; website: smktamsisnanggulan.blogspot.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6

1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Genap
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50

2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).

3. KOMPETENSI DASAR
Membalance Roda (KK.11.06).

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


a. Pengertian balance dinamis dan balance statis dijelaskan dengan benar
b. Gangguan pada roda dan cara perbaikannya dijelaskan dengan benar
c. Kerakteristik roda / ban dan spesifikasinya dijelaskan secara benar
d. Prosedur pengoperasian pembalans roda dipahami dengan benar
b. Seluruh kegiatan pembalans roda dilaksanakan berdasarkan SOP, UU K3, peraturan perundang-undangan &
prosedur/kebijakan perusahaan

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan pengertian balance dinamis dan balance statis
b. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan gangguan pada roda dan cara perbaikannya
c. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan karakteristik roda / ban dan spesifikasinya
d. Peserta didik dapat memahami prosedur pengoperasian pembalans roda
e. Peserta didik dapat melakukan pembalans roda sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
6. MATERI AJAR
a. Pengertian balance dinamis dan statis
b. Gangguan pada roda dan perbaikanny
c. Karakteristik roda/ban dan spesifikasinya
d. Prosedur pengoprasian pembalans roda sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan

7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :

8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN


A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL

B. Media Pembelajaran
5. LCD Projector
6. Laptop
7. Kendaraan / Car Trainer
8. Special Service Tools (SST)

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 16
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang membalance roda
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari membalance roda

2. Kegiatan Inti 180 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa
a) membalance roda
2) Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang membalance roda
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari membalance roda
b. Elaborasi
1) Siswa merumuskan infromasi tentang membalance roda
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

3. Kegiatan Penutup 50 menit


a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 16
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

B. Pertemuan 17 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari membalance roda kepentingan
praktek siswa

2. Kegiatan Inti 170 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) membalance roda
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek membalance roda
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang membalance roda
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 70 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes lisan)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 17
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam
C. Pertemuan 18 (Praktek)

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu


1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari membalance roda

2. Kegiatan Inti 150 menit


a. Eksplorasi
1) Guru menyampaikan informasi materi praktek kepada siswa
a) membalance roda
2) Guru membagi kelompok praktek siswa dan memerintahkan siswa untuk membuat laporan
sementara di saat melakukan praktek
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk praktek tentang membalance roda
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang membalance roda
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi

3. Kegiatan Penutup 100 menit


a. Guru memerintahkan siswa unutuk membuat laporan praktek
b. Guru melaksanakan evaluasi kepada siswa (tes tertulis)
c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan belajar pada pertemuan 18
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya
e. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersama (khusus jam terakhir) dan
memberikan salam

10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
11. Sumber Belajar
a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet

Mengetahui, Kulon Progo, 27 Juli 2015


Kepala Sekolah Guru Pengampu Kompetensi,

KI MUJI KURNIAWAN NUGROHO, S.E. HERI PURWANTO, S.E.


NPA. 4280 NPA. 3377

Anda mungkin juga menyukai