1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 12 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi konstrusksi roda dan ban serta sistem pemasangan (KK.11.01).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami konstruksi roda dan ban
b. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis ban
c. Peserta didik dapat memahami spesifikasi ban
d. Peserta didik dapat memahami prosedur mengidentifikasai komponen roda dan ban tanpa merusak komponen-
komponen yang lain
e. Peserta didik dapat melaksanakan pengidentifikasian komponen roda dan ban tanpa merusak komponen-
komponen yang lain
6. MATERI AJAR
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
Semi Drop Center Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
F.B.
(Flat Base Rim)
2). BAN
Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa ban dalam).
a). Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya
serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun
ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
b). Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar
ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja.
Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias,
namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
BREAKER BELT RADIAL CORD
BIAS
CORD
LINER
BEAD TIRE
CHAMFER
RIM VALVE
SHOULDER
CARCASS
SIDEWALL (CORD)
BEAD WIRE
BEAD
WHEEL DISK
TIRE
Gambar 14. Roda Dengan Ban Tubeless
d). Kode ukuran ban dan roda
Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya.
Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda
Jenis ban Contoh nominasi ban
Dengan Ban Ban bias 10.00 – 20 – 14PR
Dalam Ban radial 10.00 – 20 – 14PR
Tubeless Ban bias 11-22.5 – 14PR
Ban radial 11R22.5 – 14PR
Ban radial ultra flat 225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J
Keterangan :
10.0 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
20 : Diameter rim (inchi)
OUTER DIAMETER
b) Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 15. Kode Ban
4). Metode ISO
a) Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi)
70 : Rasio Ketebalan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan
5). PR (Play Rating)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada
kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin
tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang
katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban
mempunyai 14 lapisan serat katun.
W W
Ratio Ketebalan : _____ Tingkat Kerataan : _____ x 100
H H
B. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 1
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang sistem penggerak khususnya roda dan ban pada
kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari konstruksi, jenis jenis roda dan
ban,sepesifikasi roda dan ban, dan pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.
B. Pertemuan 2
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang sistem penggerak khususnya roda dan ban pada
kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan.
C. Pertemuan 3 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari konstruksi, jenis jenis roda dan
ban pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
D. Pertemuan 4 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari sepesifikasi roda dan ban, dan
pengidentifikasian roda dan ban pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Memeriksa roda (KK.11.02).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemeriksaan roda
c. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan roda sesuai SOP, K3, dan prosedur perusahaan
d. Peserta didik dapat menganalisa kerusakan dan keausan roda tanpa menyebabkan kerusakan pada komponen
lain.
e. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan roda sesuai SOP, K3, dan proseur perusahaan
f. Peserta didik dapat menganalisa kerusakan dan keausan roda tanpa menyebabkan kerusakan pada komponen
lain
6. MATERI AJAR
a. Jenis-jenis velg dan bantalan pada roda
b. Prosedur pemeiksaan roda
c. SOP, K3, dan prosedur preusahaan pemeriksaan roda
d. Kerusakan dan keausan roda
e. Indentifikasi kondisi ban secara visual
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
Semi Drop Center Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
F.B.
(Flat Base Rim)
Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini rnenunjukkan
bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah arah gerak kendaraan mengikuti
putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa ban merupakan bagian dari system kemudi.
Ditambah lagi karena ban juga menopang berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga
merupakan bagian dari system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada
masalah ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga diperhatikan.
Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan gangguan pada ban dan system
lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa
apakah ban dipakai dan dirawat dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi
keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan
tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam
getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-
lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa
aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau ditengah adalah kesalahan tekanan
ban. Kalau tekanan ban terlaiu rendah, maka bagian tengah ban akan cekung, dan beban akan
tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat dari pada bagian tengah. Beban yang
borlebihan juga akan berakibat sama.
Kalau tekanan ban terlaiu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban
akan tertumpu ditengah sehingga keausannya lebih cepat dari pada bagian shoulder.
Keausan karena menikung, seperti terlihat dibawah adalah yang disebabkan karena berbelok
dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal.
Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah
pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok.
Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front
wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal.
Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyobab utamanya adalah mungkin
camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada
besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada
sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh
yang sama dengan tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan
disebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread disebelah dalam akan
lebih cepat.
Longer Shorter
inside inside
Direction of travel
TOE-IN WEAR
Direction of travel
TOE-OUT WEAR
KEAUSAN TOE-AND-HEEL
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan
lug. Block pada tread aus diagonal sama seperti tumit sepatu dan kadang-kadang membentuk seperti
suatu gergaji. Kalau kendaraan sering berjalan di jalan beton, ban akan cepat aus. Ini disebabkan
blocknya slip pada waktu berputar ke atas meninggalkan beton (karena beton keras dan tidak
terkalahkan oleh block pada saat mencengkeramnya). Bagian block yang terakhir lepas dari beton
adalah bagian yang aus paling banyak.
Direction of rotation
• Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang.
• Karena ban yang bukan punggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya
pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe and hell. Keausan seperti ini juga akan
terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir
pada jarak yang pendek berkali-kali.
• Pada ban yang penggerak roda, keausan yang ditimbulkan oleh gaya penggerak arahnya berlawanan
dengan yang disebabkan oleh pengereman, Jadi keausan toe-and-heel banyak berkurang. Ban truck
dan bus menghasilkan gesekan yang lebih banyak pada saat pengereman, jadi ban dengan tread
berpola lug menunjukkan keausan toe-and-heel yang hampir sama dengan ban yang bukan penggerak
roda.
Keausan spot membentuk lekukan seperti rnangkok pada heberapa bagian tread roda dan terjadi Jika
kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami
slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah.
Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end. dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau
spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik ; tenentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi,
sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot.
Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya engereman pada
interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar
melingkar pada ban.
Worn tread
2. GETARAN
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy.
1) Periksa hub-to-wheel centering clearance. Periksalah clearance disepanjang keliling hub. Nilainya
tidak boleh melebihi batas maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04 in).
Thickness gauge
Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram.
Gunakan balancing weight yang sesuai dengan peiek, dan tempelkan dengan kuat agar tidak
jatuh pada saat berjalan.
(9) Perbaiki kembali Run-out Ban
Largest run-out
Semakin tinggi tekanan ban, berarti rigiditas ban semakin tinggi. Tetapi jika terlalu tinggi maka
ban tidak dapat meredam kejutan dari permukaan jalan, dan mengakibatkan pengendaraan terasa
keras. Setiap kendaraan mempunyai model ban yang disarankan yang cocok untuk ukuran beban
dan pemakaiannya. Pemakaian ban yang lebih rigid akan menyebabkan pengendaraan terasa
keras.
Setiap kendaraan mempunyai model ban yang disarankan yang cocok untuk ukuran beban dan
pemakaiannya. Pemakaian ban yanglebi rigid akan menyebabkan pengendaran terasa keras
Tekanan ban yang terlalu rendah akan menyebabkan bidang singgung tread dengan jalan lebih
lebar, sehingga memperbesar tahanan antara ban dengan permukaan jalan dan akibatnya kemudi
menjadi lebih berat.
Hal ini berarti bahwa kendaraan cenderung membelok ke satu arah pada saat pengemudi mengemudikan
dengan arah lurus. Hal seperti ini kebanyakan terjadi jika terdapat perbedaan rolling resistance yang
besar pada roda kiri dan kanan, atau perbedaan pada momen yang bekerja pada poros roda kiri dan
kanan.
Kalau diameter luar ban kiri dan kanan tidak sama, jarak tempuh setiap putaran ban akan tidak
sama, sehingga kendaraan akan cenderung membelok ke salah satu arah ke kiri atau kanan.
iKalau tokanan ban kiri dan kanan tidak sama, akan terdapat perbedaan rolling resistance ban
dan kendaraan akan cenderung membelok ke kiri atau kanan.
Mobil juga akan cenderung menarik ke satu arah kalau toe-out atau toe-in terlalu besar atau
camber dan caster roda kanan dan kiri terlalu besar perbedaannya.
7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL
B. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 5
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemeriksaan roda pada kendaraan
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan roda pada
kendaraan.
B. Pertemuan 6
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan roda pada
kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Memasang ulang roda (KK.11.03).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami pemilihan tipe roda
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemasangan roda sesuai dengan standar dari pabrikan
c. Peserta didik dapat melakukan pemasangan roda sesuai dengan standar dari pabrikan
6. MATERI AJAR
a. Pemilihan tipe roda
b. Prosedur pemasangan roda sesuai dengan standar pabrikan
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka
harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman
dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat
mengikat ban dengan baik.
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar,
bentuk dan diameter pelek.
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center
Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata
dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead
sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit.
Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead
tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar
(Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base
Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan
(ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua
dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).
Ukuran Pelek
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
F.B.
(Flat Base Rim)
7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
D. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 7
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemasangan roda
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemasangan ulang roda
C. Pertemuan 8 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
D. Pertemuan 9 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemilihan roda dan
pemasangan roda sesuai SOP pada kendaraan untuk kepentingan praktek siswa
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Memeriksa Ban(KK.11.04).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami jenis-jenis dan ukuran ban
b. Peserta didik dapat memahami prosedur pemeriksaan ban
c. Peserta didik dapat memahami prosedur pengidentifikasian komponen ban
d. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan ban
6. MATERI AJAR
Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban adalah
satu-satunya bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak dapat
berdiri sendiri pada kendaraan, akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya dapat
dipergunakan.
1) BAN
Ban mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menahan seluruh berat kendaraan.
b) Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya
gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi,
deselerasi, pengereman dan berbelok.
c) Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.
KONSTRUKSI BAN
Gambar berikut menunjukkan konstruksi dasar ban.
a) Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari
bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau
truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil
biasanya terbuat dari polyester atau nylon.
b) Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan
yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan
dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak
dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan.
Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk
memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan.
c) Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel,
sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan.
Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
d) Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat
daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke
Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta
truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil
penumpang menggunakan bahan polyester.
e) Belt (Rigid Breaker)
Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat.
Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja,
rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari
kawat baja.
f) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi
bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara
bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat
disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan
memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi bead secara lebih
rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Flipper
Bead Base
Bead Heel : Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Base : Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan
bead heel.
Chafer : Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah
kerusakan karena gesekan dengan pelek.
Bead Wire : Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin
pemasangan ban ke pelek.
POLA TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain
membuang air, dan menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi
permukaan jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya.
a) Pola Rib
Rib berbentuk beberapa alur zig-zag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini
sangat cocok untuk berjalan di jalan dengan permukaan yang rata pada
kecepatan tinggi (highway) bagi berbagai jenis mobil, mulai mobil
penumpang kecil sampai bus dan truck.
Karakteristik
Pola Rib mempunyai tahanan gelinding (rolling resistance) yang kecil bagi
ban, side-slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah
dikendalikan, suara yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya
kurang baik bila dibandingkan dengan ban yang menggunakan pola Lug.
b) Pola Lug
Alur pola Lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak
dipakai pada ban mesin konstruksi dan truck, dan pola tread ini cocok untuk
berjalan pada jalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah).
Karakteristik
Pola Lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding (rolling
resistance) ban cukup tinggi, tahanan terhadap side-slipping lebih kecil,
tread pada daerah Lug lebih mudah aus tidak merata, dan suara ban lebih
besar.
c) Pola Rib dan Lug
Pola ini adalah gabungan dari Rib dan Lug dengan tujuan untuk
memperbaiki kestabilan pengemudian, dan banyak dipakai pada ban-ban bus
dan truck, dan cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata
(jalan berpasir dan berbatu).
Karakteristik
Pola Rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan dengan
mengurangi kemungkinan side-slipping, sedangkan pola Lug pada tepi ban
memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman.
Bagian Lug pada pola ini lebih mudah aus dengan tidak merata.
d) Pola Block
Pada pola ini, tread terbentuk dari Block yang berdiri sendiri (bebas). Pola ini
banyak digunakan pada ban-ban salju, dan sekarang pola Block mulai
digunakan pada ban radial-ply untuk mobil-mobil penumpang.
Karakteristik
Pola Block mempunyai kemampuan pengendaraan dan pengereman yang
lebih baik, mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup
lumpur atau bersalju, cenderung lebih cepat aus jika dibanding dengan pola
Rib dan Lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus
tidak beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras.
JENIS-JENIS BAN
Menurut konstruksinya ban dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass : ban
bias-ply (cross-ply tire) dan ban radial-ply.
Klasifikasi menurut caranya menyimpan udara : ban dengan ban dalam (Tube
Type) dan ban tanpa ban dalam (Tubeless).
BREAKER BELT
RADIAL CORD
BIAS
CORD
Perbandingan Prestasi
PENTING !
TIR
195 / 70 R 14 86 H
(1) (5) (6) (3) (7) (2)
Keterangan :
(1) Lebar ban dalam Inchi (Ban Bias) atau milimeter (Ban Radial)
(2) Kecepatan maksimum yang diizinkan
(3) Diameter pelek dalam inchi
(4) Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating
(5) Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
(6) Ban Radial
(7) Kapasitas mengangkut beban (Load Index)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban,
berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin
banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah
ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk
kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan
serat katun.
Sebagai contoh :
Ukuran Ban : 500 – 12 8 MR
Jenis Cord : Cotton Nylon
Daya Angkut Max. : 485 kg 485 kg
Jumlah lapis : 8 Plies 4 Plies
Nilai Lapis : 8 PR 8 PR
Sebagai Contoh :
Ukuran Ban : 175/65 R 13
Tinggi Penampang (T) : 114 mm
Lebar Penampang (L) : 175 mm
7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 6 jam
Praktik Industri :
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 10
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemeriksaan ban
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemeriksaan ban
b. Elaborasi
1) Siswa melaksanakan praktek tentang pemeriksaan Ban
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan feed back positif dan reinforcement secara lisan
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif berpartisipasi
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
11. Sumber Belajar
a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet.
1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 18 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Memasang Ulang Ban (KK.11.05).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami prosedur pemasangan ban
b. Peserta didik dapat melakukan pemasangan ban
6. MATERI AJAR
a. Prosedur pemasangan ban sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
Gbr. 15. e)
f) Posisikan pengait pelepas ban (2), 2 mm di atas
rim.
g) Gunakan sendok ban (1) untuk mencongkel sisi
samping ban dan menepatkan dengan pengait (2)
sampai pengait masuk ke dalam bead.
Gbr. 16. f)
Gbr. 20. f)
e) Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2
mm di sisi atas rim.
f) Tekan pedal pemutar (panah kanan), maka mesin
akan berputar searah jarum jam, secara perlahan
ban akan terpasang pada pelek.
g) Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara
menekan sisi bead, maka ban akan tertata rapi Gbr. 21. i)
pada peleknya.
h) Pasang katup pentil ban dengan menggunakan
kunci pentil.
i) Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan
yang sesuai dengan peruntukan ban.
CATATAN :
Ban-ban Dengan Pola Unidirectional
Ini adalah ban-ban yang mempunyai pola tread disesuaikan dengan arah putaran ban. Alur ke
samping pada ban dibuat searah untuk meningkatkan kemampuan ban pada jalan basah.
Karena ban ini lebih mudah membuang air. Kemampuan ban ini di jalan basah menjadi tidak
baik bila pemasangan ban arahnya terbalik.
7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 18 jam
Praktik Industri :
8. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Praktik / CTL
F. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Kendaraan / Car Trainer
4. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 12
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang pemasangan ulang ban
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari pemasangan ulang ban
C. Pertemuan 14 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan untuk kepentingan praktek siswa
D. Pertemuan 15 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 20 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Prosedur pemasangan ban
sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan untuk kepentingan praktek siswa
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
1. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK Tamansiswa Nanggulan
Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Studi Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X / Genap
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan (KK 11)
Jumlah Pertemuan : Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
KKM : 7,50
2. STANDAR KOMPETENSI
Memperbaiki Roda dan Ban (KK.11).
3. KOMPETENSI DASAR
Membalance Roda (KK.11.06).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan pengertian balance dinamis dan balance statis
b. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan gangguan pada roda dan cara perbaikannya
c. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan karakteristik roda / ban dan spesifikasinya
d. Peserta didik dapat memahami prosedur pengoperasian pembalans roda
e. Peserta didik dapat melakukan pembalans roda sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
6. MATERI AJAR
a. Pengertian balance dinamis dan statis
b. Gangguan pada roda dan perbaikanny
c. Karakteristik roda/ban dan spesifikasinya
d. Prosedur pengoprasian pembalans roda sesuai SOP, K3, dan Prosedur Perusahaan
7. ALOKASI WAKTU
Tatap Muka : 6 jam
Praktik di Sekolah : 12 jam
Praktik Industri :
B. Media Pembelajaran
5. LCD Projector
6. Laptop
7. Kendaraan / Car Trainer
8. Special Service Tools (SST)
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pertemuan 16
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 40 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan SK,KD dan tujuan pembelajaran Serta sistem penilaian
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengajak siswa berfikir tentang membalance roda
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari membalance roda
B. Pertemuan 17 (Praktek)
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 30 menit
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Berdoa bersama (khusus pada jam pertama pembelajaran)
c. Guru melakukan presensi interaktif terhadap siswa
d. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi :
1) Guru mengulas sedikit materi sebelumnya dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
siswa tentang meteri sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari membalance roda kepentingan
praktek siswa
10. PENILAIAN
a. Bentuk penilaian : Observasi unjuk kerja dan sikap kerja, tes dan tugas
b. Aspek yang dinilai : Keterampilan, sikap dan pengetahuan
c. Jenis penilaian : Penilaian proses dan hasil belajar
d. Kisi-kisi soal : Terlampir pada kumpulan kisi-kisi soal
e. Butir-butir soal : Terlampir pada kumpulan soal
f. Kunci jawaban soal : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
g. Pedoman penskoran : Terlampir pada kumpulan kunci jawaban soal
11. Sumber Belajar
a. NEW STEP 1 TRAINING MANUAL
b. Modul OPKR
c. Buku Servis Manual (sesuai merk kendaraan).
d. Job sheet & work sheet.
e. Sumber-sumber belajar dari internet