Anda di halaman 1dari 17

Abdul Aziz

0121803007 Ban dan Roda


BAB I
BAN DAN RODA

I.1 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi ban dan roda.
2. Untuk memahami prinsip dan cara kerja ban dan roda.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe ban dan roda.
4. Untuk mengetahui kontruksi ban dan roda.
5. Untuk memahami karakteristik ban.

I.2 Teori Dasar


A. Pengertian Dasar

Gambar I.2.1 Ban dan Roda

Semua kendaraan yang bergerak dia atas jalan raya pada umunya
menggunakan roda sebagai alat geraknya yang langsung berhubungan
dengan permukaan jalan. Oleh karenanya roda/ban memegang peranan
yang sangat penting pada kendaraan. Wheel atau roda terdiri dari velg
(rim) dan ban (tire). Velg berfungsi untuk menahan beban vertikal dan
horizontal, beban pengereman dan beban-beban lainnya yang tertumpu
pada ban. Sedangkan tire atau ban berfungsi untuk menopang seluruh
berat kendaraan, bersentuhan langsung dengan permukaan jalan dan
memindahkan gerakan dan daya pengereman ke jalan serta menyerap
kejutan yang diterima dari permukaan jalan  yang tidak rata.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
B. Fungsi Ban dan Roda
 Menahan beban, dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh
adalah tekanan angin. Karena angin dalam ban berfungsi untuk
menopang berat kendaraan dan muatan.
 Meredam guncangan, tekanan angin dan tipe ban (radial/ bias) sangat
berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi
oleh suspensi.
 Meneruskan tenaga dari mesin, ban berfungsi untuk meneruskan gaya
gerak dan pengereman ke permukaan jalan.
 Meneruskan fungsi kemudi, ban sangat penting dalam mengontrol arah
kendaraan, hal ini akan menentukan kemampuan bermanuver dan
kestabilan dalam berkendara.

C. Kontruksi Ban

Gambar I.2.2 Kontruksi Ban

1. Carcass (Casing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk
menahan udara yang bertekanan tinggi dan juga  cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.

2. Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
kepuasan dan kerusakan disebabkan oleh permukaan jalan, bagian yang
langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
akibat gesekan yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman
kendaraan ke permukaan jalan.

3. Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban
dan melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar ban. Sebagai bagian
ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus-menerus
melenturkan di bawah beban yang dipikul oleh kendaraan selama berjalan.

4. Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread
yang memperkuat daya rekat antara keduanya. Breaker meredam kejutan
yang timbul dari permukaan jalan ke car ada dan biasanya digunakan pada
ban dengan bias ply. Ban untuk bus dan truk serta truk ringan
menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil
penumpang menggunakan bahan polyester.

5. Belt (rigit breaker)


Belt atau rigit breaker adalah tipe breaker yang digunakan pada
ban radial ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara
carcass dan karet tread untuk menahan car ada dengan kuat. Rigid
breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester digunakan
untuk ban mobil penumpang, sedangkan rigit breaker dari kawat baja
digunakan untuk ban bus dan truk.

6. Bead
Bead terbuat dari kawat baja yang berfungsi untuk mencegah
robeknya ban dari rim (velg) dari berbagai gaya yang bekerja pada sisi
bebas atau bagian samping ply  yang disebut kawat bead. Tekanan udara
di dalam ban mendorong bead keluar pada rim (pelek) dan tertahan kuat.
Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan velg dengan jalan
memberinya lapisan karet keras yang disebut:

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
 Flipper: pembungkus bead wire yang memiliki bentuk  sedemikian
rupa yang cocok dengan bentuk ban pada bead (memakai karet pengisi
bead yang berbentuk segitiga) dengan tujuan untuk menjaga posisi
bead agar tidak bergeser saat digunakan maupun penggantian ban.
 Bead toe: bagian bead sebelah dalam.
 Bead heel: bagian bead yang kontak dengan rim (velg) pada flens.
 Bead base: bagian bead yang berada diantara bead toe dan bead heel
yang berbentuk datar.
 Chafer: merupakan lapisan terluar yang membungkus bead untuk
mencegah kerusakan karena gesekan dengan rim (velg).
 Bead wire: kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi
menjamin pemasangan ban ke rim (velg).
 Bead chipper: berfungsi untuk melindungi area sidewall paling bawah.

D. Macam-macam Pola Telapak Ban (Tread)

Gambar I.2.3 Tipe Pola Ban

1. Rib
Jalan rata, kecepatan tinggi. Berbagai jenis mobil tahanan putar
(rolling resistance) lebih kecil kendaraan mudah dikendalikan Suara
yang ditimbulkan kecil tenaga tariknya kurang baik.
2. Lug
Jalan tidak rata, dan lunak. Truk dan industri tenaga tarik baik
rolling resistance cukup tinggi tread lebih mudah aus tidak merata
suara lebih besar.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
3. Rib and lug
Jalan rata maupun tidak rata. Sedan, truk kecil bus kendaraan lebih
stabil kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik.

4. Block
Jalan berlumpur dan bersalju, kemampuan pengendaraan dan
pengereman lebih baik, mengurangi slip pada jalan berlumpur/
bersalju, lebih cepat aus, dan rolling resistance lebih besar.

E. Jenis-jenis Ban
1. Ban Bias

Gambar I.2.4 Ban Radial dan Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai.


Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari
ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65
derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.
2. Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90
derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping
konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown
dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan
jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
"Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi
dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan
tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

3. Ban Tubeless
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban
dalam. Ban tubeless ini diciptakan sekitar tahun 1990. Desain
tradisional ban pneumatik dibutuhkan inner tube terpisah yang bisa
gagal karena beberapa alasan, seperti: fitment ban salah atau gesekan
antara dinding ban dan ban dalam menghasilkan panas berlebih
menyebabkan sebuah ledakan. Teknologi ban tubeless tidak jauh
dengan kebutuhan untuk ban dalam sehingga meningkatkan
keselamatan.

F. Cara Membaca Kode Pada Ban Mobil


Kode produksi dicetak dibagian ban (sisi ban) lihat pada
gambar, dengan penandaan unik seperti peneng. Setiap pabrik ban
(Seperti PT gajah Tunggal) memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk
menandai ban hasil produksinya, ada yang 5 digit, ada pula yang 7
digit. Akan tetapi kode 4 Digit dari belakang adalah sebuah standard
international yang menunjukkan dari produksi pada minggu (week)
dan tahun (year) ban tersebut diproduksi.
Untuk mengetahui kode dari ban tersebut kita bisa membacanya.
Misalnya, X2001. Kode Angka tersebut menginformasikan periode
produksi ban. Dua kode angka pertama menunjukan minggu, dua kode
angka terakhir itu berarti tahun pembuatan. Jadi apabila dibaca, kode
tersebut berarti, Ban dibuat pada minggu ke-20 di tahun 2001. Kode
angka pada Ban ini penting, Sebab semakin lama ban yang sudah
diproduksi tersimpan, semakin rentan pula terhadap kerusakan yang di
akibatkan kekerasan pada kompon ban.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
Kompon ban yang kerasa sangat berpengaruh terhadap
kemampuan daya cengkram ban pada alur jalan ketika direm. Kompon
yang keras atau telah berusia lama bisa mengakibatkan ban tidak
mencengkram dengan sempurna dan ini berarti akan berakibat fatal
pada pengemudi dan kendaraan. Untuk pengecekan secara manual yang
bisa kita lakukan untuk memeriksa kekerasan kompon bisa
menggunakan cara menekan kompon ban dengan ujung kuku, apabila
masih ada cekungan pada kompon berarti ban masih bisa dibilang layak
untuk digunakan.
Tips sebelum membeli atau mengganti sebuah ban baru ,
sebaiknya kita harus mengetahui ukuran dan jenis ban apa yang
sebaiknya dipakai, Misal ban terbaik di indonesia GT Radial.
Tujuannya agar kita tidak salah dalam memilih dan membeli ban
terbaik. Ada tiga unsur yang harus kita diketahui sebelum membeli ban
terbaik: 1. Ukuran ban apabila kita perhatikan, pada sisi luar ban tertulis
kode 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah:
- "175" menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan
milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin besar kode angkanya,
maka kian lebar telapaknya.
- "70" menandakan kode tinggi ban dalam satuan (%) persen dari
telapak ban. Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa dicermati mulai dari
bibir pelek sampai telapak ban menempel ke permukaan aspal. Jadi,
semakin kecil angkanya, semisal 50, maka jarak telapak ban dengan
bibir pelek kian dekat.
-  "R" menunjukkan kode konstruksi ban radial.
- "13" merupakan kode diameter dari pelek yang sesuai. Berarti, pelek
yang dipakai berukuran 13 inci.
- "82" mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban.
Angka tersebut memiliki load index sebesar 475 kg. Semakin besar,
beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
- "H" melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban
ini. Kode H ini ban boleh menembus kecepatan maksimum sampai 210
km/jam.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
I.3 Alat dan Bahan

Gambar I.3.1 Kunci Roda

Gambar I.3.2 Dongkrak Mobil

Gambar I.3.3 Ban atau Roda

I.4 Prosedur Percobaan


1. Pertama yang harus disiapkan kunci roda, dongkrak dan satu set jack
stand.
Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia
Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
2. Maka setelah alat-alat sudah disiapkan, lalu langkah selanjutnya yakni
dengan kendorkan baut roda bagian depan dan belakang “hanya di
kendorkan saja”.
3. Selanjutnya dongkrak mobil dibagian depan, sesudah didongkrak
tempatnya jack stand atau penyangga pada bagian chasis yang kuat
pada sisi kanan dan kiri mobil “bagian depan”.
4. Selanjutnya dongkrak mobil dibagian belakang juga, sesudah
didongkrak tempatnya jack stand atau penyangga pada bagian chasis
yang kuat pada sisi kanan dan kiri mobil “bagian belakang”.
5. Setelah jack stand sudah terpasang, maka langkah selanjutnya yakni
dengan kendorkan dan lepas baut pengikat pada bagian roda depan dan
belakang.
6. Kemudian langkah selanjutnya pelepaskan roda depan dan belakang.

I.5 Tugas
1. Jelaskan perbedaan antara ban H/T, A/T dan M/T

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan chamber,caster dan toe serta jelaskan
mengapa perlu di stel (jelaskan efek + dan – pada mobil)
3. Mengapa perlu dilakukan spooring dan balancing
4. Jelaskan tentang teknologi ban RFT
Jawaban:

1. A. Tipe Ban H/T


Kode HT atau H/T merupakan singkatan dari "Highway Tread"
beberapa menyebutnya sebagai"Highway Terrain". Ban berkode H/T
ini idealnya diaplikasikan ke kendaraan yang biasa melewati jalanan
dengan komposisi 75% jalanan biasa dan 25% nya medan off-road. Ban
berkode HT memiliki desain tapak yang paling hapus dibandingkan
ketiganya, sehingga ban ini tergolong kedalam ban senyap yang tidak
menghasilkan suara bising saat digunakan di jalanan beraspal. Karena
desainnya yang memiliki hambatan paling minim terhadap aspal
jalanan, selain tidak menimbulkan suara yang bising, ban ini Juga
membuat kinerja mesin lebih optimal sehingga hemat bahan bakar. Ban
jenis H/T lebih diperuntukkan anda yang sering berkendara di lintasan
aspal ataupuh perkotaan.
B. Tipe Ban A/T
Ban berkode A/T memiliki kepanjangan "All Terrain" dan sesuai
dengan penamaannya ban ini memiliki kemampuan untuk menjelajah
semua medan jalanan baik itu jalanan aspal biasa atau on road, maupun
di jalanan off road. Tapak ban berkode A/T ini dibuat lebih kasar dari
ban jenis H/T sehingga dengan desain telapak ban yang demikian,
mobil yang menggunakan ban jenis ini dapat lebih baik melahap jalanan
off road jika dibandingkan dengan ban jenis H/T. Ban A/T ini didesain
dengan formula 50% penggunaan di jalanan biasa atau on road, dan
50% untuk penggunaan medan off road. Ban ini lebih diperuntukkan
bagi anda yang sering keluar masuk medan aspal maupun medan off
road.
C. Tipe Ban M/T

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
Ban berkode M/T adalah kepanjangan dari Mud Terrain, ban
model ini jika dibandingkan dengan kedua jenis ban yang telah
dijelaskan diatas, memiliki desain telapak ban dengan pola dan gap
yang besar. Dengan tapak ban yang besar ini maka baik itu lumpur
ataupun salju yang melekat pada telapak ban dapat dengan mudah
terlepas sehingga kondisi tapak ban tetap bersih. Disamping itu desain
pola tapak ban yang seperti ini akan lebih kuat mencengkeram
permukaan jalan berlumpur. Ban model M/T ini didesain dengan
komposisi 75% jalanan off road dan 25% nya jalanan on road atau lebih
diperuntukkan untuk kendaraan yang lebih banyak melintasi jalanan off
road ketimbang on road. Walaupun ban ini sebenarnya bisa digunakan
untuk medan aspal jalan, namun daya cengkeram ban ini kurang begitu
baik dan rawan slip saat melewati jalanan aspal yang basah terguyur air
hujan. Selain itu ban yang diciptakan lebih banyak melewati jalanan off
road jika digunakan lebih banyak melenggang di jalanan aspal,
membuat ban akan lebih mudah habis, dan ban model ini mengeluarkan
suara yang bising saat dipacu di jalanan beraspal dan boros bahan
bakar.
2. Camber
Sudut kemiringan roda terhadap garis vertikal. Kalau lihat dari
depan (roda depan) posisi roda miring. Camber sendiri terdiri dari tiga,
yakni positive, negative, dan zero (nol).
Positive, bila Anda lihat dari depan, posisi roda (bagian atas)
cenderung ke luar. Bagian roda dalam menjauhi peredam kejut. Pada
posisi ini, mobil tak enak dikemudikan, dan tingkat keausan roda akan
terjadi pada bagian luar.
Negative camber kebalikan dari yang positive. Roda bagian atas
mendekati shock. Setir menjadi lebih berat ketika diputar pada kecepatan
rendah. Keausan roda terjadi pada bagian dalam.
Zero atau nol, posisi roda hampir tegak lurus dengan garis vertikal.
Dari ketiga di atas, posisi roda memang harus sedikit mengarah
ke negative camber  disesuaikan dengan penyetelan toe yang pas. Dengan

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
demikian setir jadi ringan, respons balik kemudi juga ringan. Itu termasuk
untuk penyetelan pada roda belakang.

Caster
Sudut caster merupakan sudut antara sumbu kemudi dan garis
tengah di antara dua roda depan. Semakin besar sudut maka semakin kuat
reaksi kemudi, sedangkan jika sudutnya semakin negatif maka kemudi
menjadi sangat ringan.
Fungsi pengatur sudut caster ini adalah mengontrol gerak kemudi
dan membantu roda depan agar menjadi lebih terpusat (center), bila sudut
caster kiri dengan kanan berbeda, akibatnya jalannya mobil cenderung
menarik ke salah satu sisi, lalu saat belok ke kiri maupun kanan, beratnya
berbeda. Terakhir, ketika ngerem, kemungkinan mobil menarik ke satu sisi
saja alias ngebuang.

Toe
Perbedaan jarak antara roda kanan dan kiri bagian depan dengan
belakang. Untuk penggerak roda depan (FWD), toe berfungsi
meningkatkan daya pengereman dan juga mengoreksi posisi camber.
Adapun untuk mobil gerak roda belakang, toe berfungsi
menyelaraskan roda belakang dan depan. TOE adalah posisi roda bila
dilihat dari atas maka TOE adalah selisih  jarak antara roda bagian depan
dengan roda bagian belakang, jadi keselarasan roda  depan sebelah kiri dan
kanan dan kesejajaran roda depan kiri dan kanan. “
Terdapat dua macam TOE yaitu TOE IN (TOE positive) dan TOE
OUT (TOE negative), toe in atau positive berarti  kedua roda bila dilihat
dari atas membentuk  seperti huruf A dan untuk toe out atau toe negative
bila dilihat dari atas akan membentuk huruf seperti huruf V. nah proses
spooring ini berfungsi untuk membuat roda kembali center  baik kiri
maupun kanan.Bila toe terlalu positif maka dapat menyebabkan mobil
melayang dan tidak stabil, akan timbul decitan ban pada saat belok patah
kemudian yang paling terasa adalah ban akan aus tidak merata pada
bagian luar. Kemudian bila toe terlalu negatif maka akan mengalami hal

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
yang sama yaitu menjadi tidak stabil dan melayang tetapi perbedaannya
adalah ban akan aus tidak merata biasanya akan lebih aus pada bagian
dalam. Yang baik adalah bila TOE menjadi zero atau nol berarti posisi
roda sudah sejajar kembali.
3. Pada dasarnya, spooring bertujuan untuk menyelaraskan roda bagian
depan, kanan, dan kiri. Spooring juga berguna menjaga stabilitas
kendaraan, mulai dari setir yang ringan, menjaga gaya putar setelah belok,
dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. Selain spooring,
pemilik mobil juga perlu melakukan balancing agar roda bagian depan
dan belakang kembali menjadi pararel. Hal ini dilakukan menggunakan
alat wheel balancer guna mengetahui titik berat yang tidak seimbang.
Adapun dengan melakukan spooring dan balancing, setidaknya ada
sepuluh manfaat yang didapat yakni:
1. Meningkatkan kenyamanan dalam berkendara.
2. Menghemat pemakaian ban.
3. Menghemat pemakaian bahan bakar.
4. Menghindari keausan yang tidak merata pada ban.
5. Kendali mobil menjadi lebih stabil.
6. Posisi kemudi bisa segera kembali lurus, terutama setelah belok.
7. Menghilangkan suara berdecit pada ban ketika berbelok.
8. Menyelaraskan kelurusan roda kemudi.
9. Meningkatkan kestabilan dalam berkendara.
10.Menjaga keawetan kaki-kaki (understeel) mobil.
4. Ban jenis RFT ( Run Flat Tyres ) adalah ban yang memiliki tambahan
karet pengaman di dinding dalam ban. Hal ini memungkinkan ban untuk
menahan beban kendaraan plus muatan didalamnya walaupun tidak ada
tekanan angin pada ban.
Dalam kondisi ini, sebaiknya mobil tidak dipacu lebih dari 80 kpj
karena alasan keamanan (jika kecepatan ditambah maka beresiko ban
pecah). Sedangkan jarak jelajah maksimalnya adalah sampai ban RFT
benar-benar rusak. Ini tergantung pada jumlah muatan dan kondisi jalan
yang dilewati.

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
Perawatan untuk tipe ban RFT ini dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan tekanan secara teratur. Gunakan gas Nitrogen
sebagai pengisi udara pada ban karena dapat memberikan manfaat yang
lebih baik daripada udara biasa. Bila kondisi ban mengalami bocor atau
rusak, sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Ban tipe RFT tidak
disarankan untuk diperbaiki atau ditambal apabila ban bocor / rusak (alias
ditambal) karena pada ban yang rusak, jaringan benang logam pada
lapisan ban akan rusak. Akibatnya, ban akan mudah terkena korosi karena
kelembaban udara yang tinggi sehingga beresiko mengalami pecah ban.

I.6 Analisa

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
Pada praktikum kali ini dengan judul “Ban dan Roda” dapat dianalisa
bahwa ban merupakan satu-satunya komponen mobil yang berhubungan
langsung dengan permukaan jalan. Ban berbeda dengan roda, roda adalah
komponen yang terdiri dari velg, ban dan komponen pendukung lain. Oleh
karena itu ban tidak dapat berdiri sendiri tapi harus dipasang pada velg.
Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama
dengan sumbu, dapat menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil
dengan cara bergulir. Contoh umum ditemukan dalam penerapan
dalam transportasi. Istilah roda juga sering digunakan untuk obyek-obyek
berbentuk lingkaran lainnya yang berputar.
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu ban adalah bagian
penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidak teraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan
kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk
meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Sebagian besar ban
yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor dan
bermobil.
Tujuan praktikum kali ini yang pertama adalah dapat mengetahui dan
memahami tentang roda, dapat mengetahui dan memahami tentang ban, dan
dapat mengetahui cara merawat roda dan ban. Langkah pertama pengujian
siapkan peralatan yang akan digunakan pada praktikum setelah semua
peralatan yang kita butuhkan sudah terkumpul jika sudah siap barulah mulai
kendorkan baut roda bagian depan dan belakang selanjutnya dongkrak mobil
dibagian depan, sesudah didongkrak tempatnya jack stand atau penyangga
pada bagian chasis yang kuat pada sisi kanan dan kiri mobil “bagian depan”
lalu selanjutnya dongkrak mobil dibagian belakang juga, sesudah didongkrak
tempatnya jack stand atau penyangga pada bagian chasis yang kuat pada sisi
kanan dan kiri mobil “bagian belakang” lanjut setelah jack stand sudah
terpasang, maka langkah selanjutnya yakni dengan kendorkan dan lepas baut
pengikat pada bagian roda depan dan belakang dan kemudian langkah
selanjutnya pelepaskan roda depan dan belakang.
I.7 Kesimpulan

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia


Abdul Aziz
0121803007 Ban dan Roda
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Ban dan Roda” dapat disimpilkan
bahwa:
1. Roda dan ban berfungsi untuk menopang seluruh berat kendaraan.
2. Meyerap kejutan yang ditimbulkan karena kondisi permukaan jalan yang
tidak rata.
3. Pada umumnya bagian ban kendaraan terbuat dari karet dan di dalamnya
berisi udara bertekanan yang juga memiliki peran sebagai penyerap
kejutan dari permukaan jalan
4. Memindahkan tenaga dari mesin ke permukaan jalan dengan baik. Agar
tidak terjadi slip diantara roda dengan permukaan jalan maka kontak ban
dengan jalan harus baik.
5. Memindahkan tenaga pengereman ke permukaan jalan.
6. Membuat sistem kemudi dapat berfungsi dengan baik (kendaraan dapat
diarahkan atau dibelokkan).

Teknik Mesin Otomotif D-III Institut Teknologi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai