1
MODUL 1
Uraian Materi 1.
Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban
adalah satu-satunya bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak
dapat berdiri sendiri pada kendaraan, akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya
dapat dipergunakan.
1. BAN
Ban mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menahan seluruh berat kendaraan.
b) Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya
gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start,
akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok.
c) Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.
2
a) Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari
bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus
atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil
penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau nylon.
b) Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung
berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang
memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan.
Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk
memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan.
c) Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi
Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan
paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang
dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban,
dan informasi lainnya.
d) Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang
memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari
permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban
untuk bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon,
sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan polyester.
Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti
sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass
dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun
dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan
rigid breaker dari kawat baja.
f) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja,
sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat
bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan
tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek
dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi
bead secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
3
Gambar 2. Konstruksi Bead
Bead Heel : Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Base : Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead
heel.
Chafer : Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan
karena gesekan dengan pelek.
Bead Wire : Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin
pemasangan ban ke pelek.
2). POLA TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain membuang
air, dan menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi permukaan
jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya.
a) Pola Rib
Rib berbentuk beberapa alur zig-zag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat
cocok untuk berjalan di jalan dengan permukaan yang rata pada kecepatan tinggi
4
(highway) bagi berbagai jenis mobil, mulai mobil penumpang kecil sampai bus dan
truck.
Karakteristik
Pola Rib mempunyai tahanan gelinding (rolling resistance) yang kecil bagi ban, side-
slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan, suara
yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila dibandingkan
dengan ban yang menggunakan pola Lug.
b) Pola Lug
Alur pola Lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak dipakai
pada ban mesin konstruksi dan truck, dan pola tread ini cocok untuk berjalan pada
jalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah).
Karakteristik
Pola Lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding (rolling resistance)
ban cukup tinggi, tahanan terhadap side-slipping lebih kecil, tread pada daerah Lug
lebih mudah aus tidak merata, dan suara ban lebih besar.
5
Gambar 6. Pola Block
ada pola ini, tread terbentuk dari Block yang berdiri sendiri (bebas). Pola ini banyak
digunakan pada ban-ban salju, dan sekarang pola Block mulai digunakan pada ban radial-ply
untuk mobil-mobil penumpang.
Karakteristik
Pola Block mempunyai kemampuan pengendaraan dan pengereman yang lebih baik,
mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup lumpur atau bersalju,
cenderung lebih cepat aus jika dibanding dengan pola Rib dan Lug, rolling resistance
sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus tidak beraturan, terutama pada
permukaan jalan yang keras.
Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan
sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat
atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.
BREAKER BELT
RADIAL CORD
BIAS
CORD
6
a) Dinding samping lebih tebal a) Dinding samping ban
(kaku) dibandingkan dengan tidak tebal (lentur)
ban radial
b) Telapak kurang kaku b) Telapak ban lebih kaku
dibandingkan dengan ban
radial c) Waktu kendaraan
c) Dinding samping tebal akan menikung, gaya
mengurangi kelenturan, menyamping diserap oleh
setiap gerakan akan dinding ban yang lentur,
mempengaruhi penampang sehingga tidak
telapak ban mempengaruhi
d) Pada saat menikung, kedudukan telapak ban
sebagian telapak terangkat, dengan permukaan jalan
sehingga mengurangi
kekuatan kontak telapak
dengan permukaan jalan
Perbandingan Prestasi
Tabel 6. Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias
Radial Bias
a) Umur pemakaian lebih lama Secara keseluruhan prestasi ban
b) Peningkatan panas ban kecil bias merata, misalnya :
c) Stabilitas pengendalian baik
Kelebihan : a) Kenyamanan cukup baik
a) Daya pengereman lebih baik b) Umur ban dan kemampuan
b) Hambatan gesekan (rolling pengendalian sedikit lebih
resistance) kecil & ketahanan rendah dibandingkan dengan
ban pada kecepatan tinggi ban radial
lebih baik
c) Hemat bahan bakar
Kekurangan :
- Pada kecepatan rendah,
kenyamanannya berkurang &
pengemudian terasa berat
7
Ban Biasa Dengan Ban Dalam (Tube Type)
Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan ke
dalam ban. Katup atau pentil (air valve) yang menonjol keluar melalui lubang pelek
menjadi satu dengan ban dalam.
Sidewall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi. Sebagai
kompensasi, maka pada ban dalam untuk ban radial lebih kuat dari pada ban biasa.
Ban Tubeless
Ban Tubeless (ban tanpa ban dalam) tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara
hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Karena
ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil (air valve) langsung
dipasang pada pelek.
1) Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sekalipun
tertusuknya pada saat kendaraan berjalan, biasanya tekanan udaranya tidak turun
tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan.
8
Gambar 9. Keuntungan Ban Tubeless
2) Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas
akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi
lebih ringan.
PENTING !
9
Gambar 10. Posisi Pengukuran Ban
195 / 70 R 14 86 H
(1) (5) (6) (3) (7) (2)
Keterangan :
(1) Lebar ban dalam Inchi (Ban Bias) atau milimeter (Ban Radial)
(2) Kecepatan maksimum yang diizinkan
(3) Diameter pelek dalam inchi
(4) Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating
(5) Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
(6) Ban Radial
(7) Kapasitas mengangkut beban (Load Index)
10
h
Km/
h
Km/
h
Km/
h
Km/
h
Km/h
PR (PLAY RATING)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan
pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan,
semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak
lapisan benang katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak
berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun.
Sebagai contoh :
Ukuran Ban : 500 – 12 8 MR
Jenis Cord : Cotton Nylon
Daya Angkut Max. : 485 kg 485 kg
Jumlah lapis : 8 Plies 4 Plies
Nilai Lapis : 8 PR 8 PR
Sebagai Contoh :
Ukuran Ban : 175/65 R 13
Tinggi Penampang (T) : 114 mm
Lebar Penampang (L) : 175 mm
11
2. PELEK
Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian,
sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya
pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. Pelek juga
harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus
pada kecepatan tinggi dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat
menahan ban dengan kuat.
Pelek diikat dengan kuat pada baut tanam (hub bolt) yang dipasang pada axle hub
dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat
menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub
saat pemasangan
12
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran terutama dari
alumunium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat,
dan menambah penampilan kendaraan.
Gbr. 16. f)
h) Tekan pedal pemutar (3), maka mesin akan memutarkan
ban berlawanan arah jarum jam (anticlock wise), maka
bead akan terlepas dari rim.
Gbr. 17. g)
j) Untuk melepas bead sisi bawah, tempatkan pengait pada
rim sisi bawah.
13
Gbr. 18. j)
k) Tekan pedal (3), maka mesin akan berputar berlawanan
arah jarum jam dan ban akan terlepas dari peleknya.
Gbr. 19. a) - b)
d) Masukkan ban dalam dan tepatkan pentil pada lubangnya
sampai posisi tegak lurus terhadap pelek.
Gbr. 21. i)
14
CATATAN :
Ban-ban Dengan Pola Unidirectional
Ini adalah ban-ban yang mempunyai pola tread disesuaikan dengan arah putaran ban.
Alur ke samping pada ban dibuat searah untuk meningkatkan kemampuan ban pada
jalan basah. Karena ban ini lebih mudah membuang air. Kemampuan ban ini di jalan
basah menjadi tidak baik bila pemasangan ban arahnya terbalik.
Pemilihan ukuran, kelas & penggunaan ban luar, harus disasarkan kepada hal-hal
sebagai berikut :
a) Ketentuan dari pabrik pembuat kendaraan.
b) Anjuran dari pabrik ban atau asosiasi perusahaan ban sebagai pemilihan
tambahan.
Petunjuk Pemakaian Ban Luar
a) Gunakan ban dengan ukuran, kelas, konstruksi, pola telapak & merek yang sama
pada satu kendaraan.
b) Jangan gunakan ban dengan klasifikasi yang berbeda pasa satu kendaraan.
c) Hindari pemasangan dengan konstruksi yang berbeda pada satu kendaraan.
d) Bila pemakaian ban campuran sulit dihindari, harap ikuti petunjuk pemakaian ban
campuran.
15
d) Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis
peleknya.
e) Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan
penutuppentil
2.4 : Memeriksa Ban Dalam dan Luar Untuk Menentukan Perbaikan.
Uraian Materi 2
Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator) . Indikator keausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya
1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan
alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti.
Hydroplanning
Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan,
sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding).
Aman Berbahaya
1) Kecepatan : Rendah Tinggi
2) Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3) Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik,
ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi,
maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
3) Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada
resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.
16
Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan
air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan
jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :
17
2) Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator
keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
3) Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan
kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban. Tekanan yang berlebihan akan
menyebabkan berkurangnya kenyamanan pengendara, slip ke samping, irisan-dan
pecah-pecah pada tread karena tumbukan, dan keausan yang cepat di bagian
tengah tread. Tekanan angin ban yang kurang akan menyebabkan : pemakaian
bahan bakar boros, bagian luar tread/shoulder menjadi lebih cepat aus, lepasnya
ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall.
4) Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat
diamati secara visual.
a) Rib Tear
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan
posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga
konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak
sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan.
b) Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari
karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan
tinggi.
c) C.B.U
18
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-
ulang menyebabkan ply-cord putus.
5) Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian
dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan
yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator
keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban.
a) Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah
adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian
tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan
aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan
berakibat sama.
19
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan
sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih
cepat daripada bagian shoulder.
(2) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak
normal.
(3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya
adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan
jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter
sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar
akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian
dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar
tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan
lebih cepat.
20
Keausan Keausan
Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek
bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang
terjadi bentuknya seperti gambar di bawah.
PENTING !
Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti
penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban
yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan
penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini
mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih
besar dari lainnya.
d) Keausan Toe-and-Heel
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola
tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola
seperti gelombang.
Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi
hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel.
Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan
dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.
21
bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga
mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot.
Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan
terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya
keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
PENTING !
Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal
kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya
keausan spot.
Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak
juga menyebabkan keausan spot.
Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan
terjadinya keausan spot.
1) Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92%
atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian
dalam.
2) Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya.
3) Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya.
22
1) Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus
menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus
menggunakan ban dalam radial juga.
2) Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah
mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
3) Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan,
bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak
(karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil
ada dan terpasang.
4) Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian
yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang
sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
23
c) Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya
telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
d) Periksa kondisi pentil Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet,
karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang
rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup
pentil ada dan terpasang.
e) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan
yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
b) Prosedur
(1) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal (bila ban masih terpasang).
(2) Periksa tekanan udara ban.
24
Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban
Uraian Materi. 3
Ban bocor
Ban gembung tidak rata
Tambalan sudah terlalu banyak
Pentil yang berkarat sehingga tidak melekat dengan baik terhadap ban dalam.
25
i) Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi lem pada bagian ban yang
bocor.
j) Pasangkan kertas timah di atas guntingan kompound.
k) Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel
secara terbalik pada alat pres ban.
l) Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan
kuat.
m) Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan
memanaskan tambalan ban.
n) Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam
secara kuat.
o) Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam
secara kuat.
p) Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF.
q) Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian
tambalan dapat terlepas dari pres ban.
r) Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ±3 kg/cm2.
s) Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air,
dan apabila tidak terdapat gelembung udara, berarti proses penambalan
berhasil.
t) Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan yang telah ditentukan.
26
k) Rapikan bekas tambalan dengan pisau tajam untuk meratakan hasil tambalan.
l) Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan spesifikasi ban.
m) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila
tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penambalan berhasil.
n) Pasang kembali roda pada kendaraan.
Catatan :
Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik
dengan cara melihat arah tanda panah pada ban.
Pada ban tubeless, apabila terjadi kebocoran udara melalui dasar pentil, maka
diperlukan penggantian pentil. Penggantian pentil dapat dengan mudah dilakukan
menggunakan SST (special service tool) berupa pengungkit seperti diperlihatkan
pada gambar di bawah ini.
27
a)
Membongkar ban dari peleknya, kemudian lepaskan pentil dari pelek dengan cara
menarik dari bagian dalam pelek menggunakan tang.
b) Bersihkan sekeliling lubang bekas pentil pada bagian dalam maupun bagian luar
dari pelek, bila perlu cuci dengan air.
c) Oleskan sedikit paselin pada lubang pentil.
d) Pasang pentil yang baru pada lubang pentil di pelek dengan memasukkan pentil
dari sisi dalam pelek ke arah luar.
e) Gunakan SST untuk menekan pentil sampai terpasang sempurna pada pelek.
f) Pasang kembali ban pada pelek, dan pompa dengan tekanan sesuai spesifikasi.
g) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila
tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penggantian pentil
berhasil.
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA AUS
TIDAK RATA PADA BAN
1) Memeriksa dan menjaga tekanan angin ban sesuai spesifikasi
2) Melakukan rotasi ban dengan benar
3) Setelan roda disesuaikan dengan ukuran standar
4) Mencegah terjadinya perbedaan diameter ban (outer diameter) dan perbedaan
tekanan angin pada ban ganda
5) Perbedaan keliling lingkaran dan tekanan ban menyebabkan pemakaian tidak merata
pada tread, disebabkan beban yang diterima tread tidak merata/tidak seimbang. Hal
ini akan menyebabkan aus tidak rata pada telapak ban
6) Merawat kendaraan (penyetelan rem, bearing, dsb)
7)
MENJAGA TEKANAN ANGIN STANDAR
1) Pengaturan tekanan angin : Apabila berat beban sesuai dengan standar kendaraan,
aturlah tekanan angin sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pabik pembuat
kendaraan.
28
3) Pemeriksaan isi dan tutup pentil :
a) Pastikan isi pentil bekerja dengan baik
b) Pasang isi pentil baru pada ban (dalam dan luar baru)
TUGAS MODUL 1
Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen,
jika penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Unjuk
Kerja, maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja ulang /remidial akan
dibicarakan antara Anda dengan Penilai.
1. Pertanyaan 1
Jelaskan 3 fungsi Ban ?
Jawaban :
d) ……………………………………………………………………………………………………………..
e) …………………………………………………………………………………………..………………..
………………………………………………………………………………………..…………………..
f) …………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………….
2. Pertanyaan 2
Sebutkan 6 komponen-komponen konstruksi dasar ban ?
Jawaban :
1. ....................................... 4. ...........................................
2. ....................................... 5. . .........................................
3. ....................................... 6. ...........................................
3. Pertanyaan 3
Jelaskan apa tujuan dibuatnya Pola Tread pada Ban Luar ?
Jawaban :
1. ...........................................
2. ...........................................
4. Pertanyaan 4
Jelaskan karakteristik dari ban Pola Block ?
Jawaban :
Ban Pola Block
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
29
3. ...................................................................................................................
4. ...................................................................................................................
5). Pertanyaan 5
Menurut konstruksinya ban dikelompokkan dalam 2 klasifikasi menurut cara penyusunan
ply-cord yang membentuk carcass ? sebutkan apa saja ?
Jawaban :
1. .....................................
2. ....................................
6). Pertanyaan 6
Berapa derajat kemiringan lapisan benang/serat arah miring Berdasarkan klasifikasi ban
menurut cara penyusunan ply-cord Ban Bias ini ?
Jawaban :
.............................. ° terhadap garis tengah Ban
7). Pertanyaan 7
Bagaimana lapisan serat pada ban radial?
Jawaban :
......................................................................................................................
....................................................................................................................
8). Pertanyaan 8
Jelaskan apa perbedaan antara Ban tube dengan Ban Tubless?
Jawaban :
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
9). Pertanyaan 9
Menurut metode pembuatan dan bahannya pelek dibedakan menjadi dua, sebutkan 2
tipe tersebut ?
Jawaban :
1. .....................................................................................
2. ....................................................................................
10). Pertanyaan 10
Berapa kg/cm ² tekanan udara untukban depan dan belakang ukuran 10.0-20-14 PR ?
Jawaban :
........................kg/cm ²
30
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Tugas .2
Pilihlah jawaban di anggap benar dengan cara memberi tanda silang (X)
2. Lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar adalah?
Jawab :
a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker
31
3. Rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan.adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker
4. Lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat
keduanya, dan berfungsi untuk meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan
adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Tread
5. Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang bekerja
adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Bead
7. Ban yang bertekenan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam , yaitu lapisan karet
yang kedap udara adalah ?
Jawab :
8. Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak langsung menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, hal ini
merupakan keuntungan dari ?
Jawab :
32
a. 19.5 / 70 H R 1.4 c. 1.95 70 H R 14
(1) (4) (2) (5) (3) (1) (4) (2) (5) (3)
11. Rating adalah merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan ?
Jawab :
12. Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga
harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping sehingga didesain ?
Jawab :
33
15. Pada simbol kecepatan, huruf M menandakan kecepatan maksimal ?
Jawab :
19. Tipe pelek dari Bahan Campuran Besi Tuang (Cast light-alloy disc whell) ini terbuat dari
bahan campuran terutama aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan
untuk ? ?
Jawab :
20.Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai
enam di sekeliling ban, dengan tinggi berapa sampai berapa mm dari dasar tread ?
Jawab :
34
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Tugas. 3
3.1
Sebutkan nama-nama bagian dari ban yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini
sesuai dengan urutannya :
Jawab :
Jawaban :
1. ............................. 4. .............................
2. ............................. 5. .............................
3. ............................. 6. .............................
Tugas.
3.2
35
Jelaskan perbedaan Struktur Ban Bias (Biasa) dan Ban radial :Jawab :
Tugas.
3.3
Jelaskan Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias
Jawaban:
Perbandingan Prestasi
Radial Bias
d) ………………………………………… ……………………………………………
…….. ………
e) ………………………………………… ……………………………………………
…….. ………
f) ………………………………………… ……………………………………………
……. ………
Kelebihan : c) …………………………………………
d) ………………………………………… …..
……. d) …………………………………………
e) ………………………………………… ….
…… …………………………………………
f) ………………………………………… …..
…….
Kekurangan :
a. …………………………………………
……..
…………………………………………
……..
…………………………………………
……..
Tugas.
3.4
36
Jelaskan perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless Type
Jawaban :
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
............................................................................................
37
TEST UNJUK KERJA
TUGAS. 1
A. Daftar Peralatan :
1. Mesin Pelepas Ban (Tire changer)
2. Sendok ban
l) ………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………......
m) ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………...
n) ………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………
Gbr. 14. a) – d)
o) …………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...
p) ………………………………………………………………………….
q) ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
Gbr. 16. f)
r) ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...
t) …………………………………………………………………………
………………………………………………….…………………….
u) ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
Gbr. 17. g)
v) ……………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………
w) ……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...
Gbr. 18. j)
38
TUGAS :2
k) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
l) …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………..
m) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
n) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
o) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
p) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
q) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
r) …………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
TUGAS :3
b). ……………………………………………………
…………………………………………………..
39
Pelek Pelek Pelek
Standar Sempit Lebar
c). ………………………………………………………
……………………………………………………..
……………………………………………………
d)……………………………………………………..
……………………………………………………..
……………………………………………………...
TUGAS :4
40
menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan
tutup pentil ada dan terpasang.
TUGAS :5
d) Tandai …………………………………………………………………………………………………….
h). Potong bahan penambal ban dalam (kompound) dengan ukuran …….X…. cm.
i). Berikan ………. pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor
dan pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound.
j). Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi ………………pada bagian ban
yang bocor.
l). Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel
secara terbalik pada alat pres ban.
m). Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan
kuat.
41
n). Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan
memanaskan tambalan ban.
1. Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian tambalan
dapat terlepas dari pres ban.
t). Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air,
dan apabila tidak terdapat …………………, berarti proses penambalan berhasil.
u). Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan yang telah ditentukan.
TUGAS :6
r) Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut
………………………...
42
z) Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan……….. spesifikasi ban
aa) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air.
Bila tidak ada ………………. yang muncul, berarti proses penambalan berhasil.
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
43
MODUL 2
(RODA)
Uraian Materi 1:
44
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula
ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar
lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.
45
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang
dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti
ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada
umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan
kualitasnya merata.
46
mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi
enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan
industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi,
menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead
yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan
yang kuat dari bead dan pelek.
Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari
satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian
tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
47
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut
lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan
suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan
untuk mobil sedan dan truk kecil.
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk
bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak
antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik
daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim
terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang
dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci ( Lock
Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci)
lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping
(Side Ring).
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur
pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih
berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang
dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8,
tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak
begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
48
Gambar 10. Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang
lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan
dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan
bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah
sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan
yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang
pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira
57 % dari lebar ban).
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
49
F.B.
(Flat Base Rim)
1.1.5 BAN
Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa ban
dalam).
a) Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak ( tread)
dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan
berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak
sebaik ban radial.
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk
searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut
ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan
keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
BREAKER BELT
RADIAL CORD
BIAS
CORD
LINER
BEAD TIRE
CHAMFER
RIM VALVE
50
Gambar 12. Roda dengan Ban Bias dan Ban Radial
TREAD
SHOULDER
LINER
CARCASS
SIDEWALL (CORD)
CHAMFER
BEAD WIRE
BEAD
BEAD WIRE
RIM VALVE
BEAD BASE
51
WHEEL DISK
TIRE
Gambar 14. Roda Dengan Ban Tubeless
52
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan
TIRE
HEIGHT
(H)
W W
Ratio Ketebalan : _____ Tingkat Kerataan : _____ x 100
H H
53
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi
pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara
umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.
Uraian Materi 2.
1.2 PROSEDUR MELEPAS RODA
Melepas roda dari dudukan diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti roda
dengan yang baru, dan lain-lain. Adapun momen pengerasannya : 103 N.m (1.050
kgf.cm, 76 ft.lbf)
54
Gambar 18. Menempatkan kendaraan pada permukaan rata
55
LOKASI PENGANGKATAN DAN PENOPANGAN KENDARAAN
DEPAN
Uraian 3 :
56
New Tread Worn Tread
Hydroplanning
Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan
jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding).
Faktor yang mempengaruhi hydroplanning :
Aman Berbahaya
1). Kecepatan : Rendah Tinggi
2). Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Pengendaraan di Jalan Basah
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik,
ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi,
maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
1). Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban,
2). Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air
(terjadi Aquaplane / Hydroplane),
3). Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada
resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.
Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air
dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :
1). Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
2). Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek.
57
3). Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4). Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit.
5). Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur),
sehingga pengendaraan menjadi keras.
58
8). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
9). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless.
10). Mengemudi dengan cara yang wajar.
PEMERIKSAAN BAN LUAR
3) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai
dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat
ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek
yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian
pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di
atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah
ini.
59
dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda :
1,0 mm)
6) Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat
diamati secara visual.
b). Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan
kecepatan tinggi.
c). C.B.U
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik
yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus.
60
Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya
Retak alur Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Rusak luar telapak Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Retak dinding Mencapai benang / Berbahaya
samping kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna Berbahaya
pada ban tubeless
5). Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian
dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan
keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda
indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban.
a). Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah
adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian
tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan
aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan
berakibat sama.
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan
sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih
cepat daripada bagian shoulder.
Keausan
Keausan Keausan
61
tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah
yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah
pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok.
(5) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban
tidak normal.
(6) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab
utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang
singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan
camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah
dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar
jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini
mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban
dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.
Keausan
Keausan Keausan
Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan
menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan.
Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah.
Keausan Keausan
PENTING !
Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front
end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti
itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini
mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya.
62
d). Keausan Toe-and-Heel
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban
dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya
membentuk pola seperti gelombang.
Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak,
tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-
and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang
diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang
pendek berkali-kali.
63
Keausan
PENTING !
Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal
kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan
spot.
Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga
menyebabkan keausan spot.
Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan
4) Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92%
atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian
dalam.
5) Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya.
6) Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya.
64
4). Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian
yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang
sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
l) Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar
harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus
menggunakan ban dalam radial juga.
n) Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet,
karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil
yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan
tutup pentil ada dan terpasang.
65
o) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan
tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
b). Prosedur
(6) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal (bila ban masih terpasang).
(7) Periksa tekanan udara ban.
BETUL SALAH
SALAH
66
BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR
Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban.
Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai
indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
1). Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan
pelek yang digunakan
2). Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator
keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
3). Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan
dan memperpendek umur ban.
4). Macam-macam kerusakan pada ban :
a). Rib Tear, yaitu adanya bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban.
b). Separation, pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang
menggelembung) yang disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban.
c). C.B.U, yaitu terputusnya ply-cord pada sidewall.
67
Belum mencapai Hati-hati
benang
Retak dinding Mencapai benang / Berbahaya
samping kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna Berbahaya
pada ban tubeless
5). Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan
keausan yang tidak wajar, diantaranya :
a). Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama karena tekanan
ban.
b). Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat disebabkan oleh :
Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yang berlebihan,
kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi mengakibatkan keausan ban
tidak normal, dan sudut camber yang tidak tepat.
c). Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu), penyebab utamanya adalah
penyetelan toe-in yang tidak tepat.
d). Keausan Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola
tread block dan lug.
e). Keausan Spot/Spot Wear (Cupping), membentuk lekukan seperti mangkok pada
beberapa bagian tread roda.
1). Selalu periksa tekanan ban untuk menghindari keausan yang tidak rata. Lihat buku
petunjuk bengkel untuk tekanan ban.
2). Pastikan ban yang double (belakang) bertekanan yang sama.
3). Pastikan tidak ada benda asing pada permukaan kontak antara roda dan tromol rem
pada saat pemasangan agar tidak terjadi perubahan bentuk (deformasi) dan
kencangkan baut roda secara merata. Deformasi tromol rem mengakibatkan
getaran saat pengereman.
4). Ukur play roda seperti pada gambar untuk mengetahui adanya deformasi serta
kondisi pemasangan.
Dial gauge
68
Vertical
play
Gambar 37. Mengukur play roda
4. 4 Memasang Roda
4.4.1. Prosedur Pemasangan Ban
a). Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal.
b). Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan
peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge (alat
ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan
jack stand.
69
c). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan
benar sesuai dengan tanda pemasangannya.
e). Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi :
600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft).
Mur Hub
1
1
1 3
3 4 4 3
4 2 2 5
5 2
Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang
kendor.
Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.
Putaran untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm
70
4,000-4,800 kg.cm
Gambar 43. Pengencangan mur roda
Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region (konvensional)
dan metode plastic region (angle torque).
VARIASI KECIL
TEKANAN AKSIAL BAUT
PATAH
VARIASI TITIK
BESAR GETAS
PEMANJANGAN BAUT
71
TUGAS MODUL 2
Tugas Tertulis
1. Pertanyaan 1
Menurut metode pembuatannya dan bahannya secara umum Pelek Roda dibedakan
menjadi dua tipe, Jelaskan dua tipe tesebut
Jawaban :
1. ……………………………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………..………………..
2. Pertanyaan 2
Sebutkan 6 komponen-komponen konstruksi dasar ban ?
Jawaban :
1. ....................................... 4. ...........................................
2. ....................................... 5. . .........................................
3. ....................................... 6. ...........................................
3. Pertanyaan 3
Jelaskan roda di bagi menjadi dua yaitu ?
Jawaban :
72
3. ...........................................
4. ...........................................
4.Pertanyaan 4
Jawaban :
Jelaskan kode spsesifik pelek
1. 5.50 = .............................................
2. F = .............................................
3. 15 = .............................................
4. SDC .= .............................................
5). Pertanyaan 5
sebutkan 2 tipe Menurut metode pembuatan dan bahannya pelek roda pada umumnya
?
Jawaban :
3. ......................................................................
4. .......................................................................
6). Pertanyaan 6
Sebutkan Gambar di bawah ini. pelek tipe apa?
Jawaban :
...........................................................................
7). Pertanyaan 7
Jawaban :
. ............................................................................
8). Pertanyaan 8
Jelaskan apa perbedaan antara Ban tube dengan Ban Tubless?
Jawaban :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
9). Pertanyaan 9
Jelaskan Berapa kode Ban Tubless?
Jawaban :
..............................................................................................
73
10). Pertanyaan 10
Berapa kg/cm ² tekanan udara untukban depan dan belakang ukuran 10.0-20-14 PR ?
Jawaban :
....................................... ²
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Tugas .2
Pilihlah jawaban di anggap benar dengan cara memberi tanda silang (X)
74
2. Lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar adalah?
Jawab :
a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker
3. Rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan.adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker
4. Lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat
keduanya, dan berfungsi untuk meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan
adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Tread
5. Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang bekerja
adalah ?
Jawab :
a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Bead
6. Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator) Indikator kausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling Ban dengan
tinggi berapa sampai berapa ?
Jawab :
8. Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak langsung menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, hal ini
merupakan keuntungan dari ?
Jawab :
75
a. Ban Radial c. Ban Tube Type
b. Ban Tubeles d. Ban Bias
10. Pengendaraan di jalan yang basah, Ban yang baik harus dapat mengalirkan air dengan
jumlah minimal ?
Jawab :
11. Rating adalah merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan ?
Jawab :
12. Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga
harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping sehingga didesain ?
Jawab :
a. Harus seberat mungkin dan c. Harus seberat mungkin
harus balance
b. Harus seringan mungkin dan d. Harus balance saja tidak harus
harus balance ringan
13. Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel aligment serta dapat mengakibatkan ?
Jawab :
a. Keausan ban tidak normal c. Kerusakan front wheel
aligment
b. Kerusakan pada suspensi d. Rusaknya suspensi dan ban
14. Pada pengkodean Ban, angka 3 (tiga) memberikan keterangan ?
Jawab :
76
a. 110 Km/h c. 130 Km/h
b. 120 Km/h d. 140 Km/h
19. Tipe pelek dari Bahan Campuran Besi Tuang (Cast light-alloy disc whell) ini terbuat dari
bahan campuran terutama aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan
untuk ? ?
Jawab :
YA
77
Tanda tangan peserta ......................................................
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Tugas. 3
3.1
Sebutkan nama-nama komponen yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini sesuai
dengan urutannya :
Jawab :
2
LINER
1.
7
3 8
6 9
4.
Jawaban :
78
1. .................................... 6 .......................................
2. .................................... 7. .......................................
3. .................................... 8. ........................................
4. ..................................... 9. ........................................
5. .....................................
Tugas.
3.2
Tugas.
3.3
sebutkan Nama-nama Pola Dasar Ban menurut tapaknya secara umum ?
Jawaban:
Pola Dasar Ban menurut tapaknya.
1 2 3
4 5
Jawaban :
1. .................................... 4 .......................................
2. .................................... 5. .......................................
3. ....................................
Tugas.
79
3.4
Jelaskan/sebutlan nam-nama bentuk Dasar Pelek
Jawaban :
Bentuk Dasar Pelek
…………………………………….
.
……………………………………
……………………………………
…………………………………..
YA
Catatan Penilai :
80
.............................................................................................
.............................................................................................
............................................................................................
1. Kunci Roda
2. Dongkrak
a) ……………………………………………………
b) ……………………………………………………………...
c) ………………………………………………..………………
d) ……………………………………………….
DEP
AN
81
e) ……………………………………………………..………...
f) ………………………………………………………………..
a) ……………………………………………………………………...
b) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...
c) .......................................................................
.........................................................................
d) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
e) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………….
f) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
82
Aus Pada Tengah Tread dan
Pada Shoulder
g) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
a) ....................................................................
....................................................................
....................................................................
.
b) …………………………………………………………………
………………………………………………………………..
……………………………………………………………….
………………………………………………………………...
c) …………………………………………………………………… Dial
gauge
…………………………………………………………………… Vertic
al
………………………………………………………………….. play
Side
play
d) …………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
83
e) .......................................................................
......................................................................
.....................................................................
.......................................................................
f). ..............................................................
..............................................................
..............................................................
............................................................
g). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
...............................................................
h). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
84
i). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
.
YA
85
Apakah pertanyaan 1 sampai 4 telah dijawab dengan benar ?
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
MODUL 3
REM
A. Sistim Rem
1. Uraian
86
Prinsip Kerja Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling
di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan
maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah
energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan.
Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim
gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek
87
3. Type Rem
Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem
pneumatik (pneumatic brake).
Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga
konstruksinya lebih sederhana.
Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja,
maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.
88
2. Boster Rem
Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga
pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat
juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri
Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake
manifold mesin
89
Mekanisme Kerja
1. Master Silinder
Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe
tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak
digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.
90
Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan
pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat.
Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan
mekanisme katup pengontrolan.
Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang
dibatasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk
katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan
pedal rem melalui batang penggerak katup.
91
3. Katup pengimbang ( P.Valve )
Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat
dibanding dengan bagian belakang.
Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju)
disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada bagian
depan.
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman
yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “Katup pengimbang” (proportioning valve) atau biasa disebut katup P.
Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang
(mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder roda
belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang lebih
kecil dibanding daya pengereman roda depan.
92
Penyetelan otomatis
Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment )
mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja secara otomatis,
seperti berikut dibawah ini :
Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur
Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju
Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.
Langkah penyetelan
Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada
backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel
tersebut berkisar antara 3 – 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda.
Langkah membuang udara
1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara.
2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan
tekanan penuh pedal rem tersebut.
3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus
dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah keluar
.
93
4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa gelembung.
5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.
B. REM TROMOL
URAIAN
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega
mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang
relatif kecil.
REFERENSI
Self-energizing action
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes
(primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem
didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti
ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket
Komponen
94
1. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian
belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.
Penting
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus
diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.
2. Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
95
Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan
dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder
roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan
hanya satu sepatu rem.
Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston
akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya
kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut.
Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari
pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).
Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang padanya
dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ). Kanvas ini
harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi .
Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya
temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining ) terbuat dari
campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan
ketinggian panas tertentu.
SepatuRem dan Kanvas Rem,
96
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat
dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar
penampangnya seperti terlihan pada gambar
dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan
sebagai bagian yang menutupi kelengkapan
rem roda yang diantaranya sepatu rem dan
kelengkapan termasuk backing plate, dimana
posisinya tidak bersentuhan (bebas
berputar).
Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu
rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah
berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single
wheel cylinder).
Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian
ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku
97
daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang
kanan disebut trailing shoe.
Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing
mempunyai satu piston pada tiap sisinya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
98
Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi
sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe ini
mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila rem
berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja
sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.
Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya
terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu
arah saja maka tipe double action ini bekerja efisiensi du arah, maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
3. Tipe Uni-Servo
Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya
berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder mendorong bagian
atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe dan
bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.
Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu
berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang
kecil, lihat gambar dibawah ini.
4. Tipe Duo-Servo
Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua
piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat
rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa
terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.
99
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik
C. REM CAKRAM
Uraian
Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi
tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan antara
disc pad dan cakram.
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing
action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang
menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad
agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang
100
efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad
menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala
ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek
pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan
Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan
dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya
sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi
pengereman dan Water Recover yang baik.
1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa
(solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi.
Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin
pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih
panjang atau tahan lama.
101
2. Pad Rem
Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini
disebut dengan semi metalik disc pad.
Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di izinkan).
Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad.
Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate ( disebut dengan anti squel shim) dipasangkan
pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.
JENIS-JENIS CALIPER
Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan
saluran minyak rem yang disalurkan ke silinder,
Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya.
102
1. Tipe Fixed Caliper (Doble Piston)
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti di ganmbarkan di bawah ini.
Pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila
pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed caliper adalah dasar didesain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja
lebih akurat . Namun demikian panasnya terbatas karena silinder rem berada antara
cakram dan velg. Menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan
penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis caliper fixed
ini. Sudah jarang digunakan
Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja.
Tekanan hidroulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan
pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad
(reaksi B). ini menyebabkan caliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan terjadilah
usaha tenaga pengereman.
2) Tipe ploating
103
Califer tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian
luar.
Pada califer tipe full floating, kemampuan pengereman dibangkitkan oleh kedua pad dengan
torque plate.
Califer tipe full floating banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern.
Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman
bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman
yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin
pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil,
mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering
digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian
dalam unit disc barake.
a. Tipe F
Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak piston
untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung
lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan torque plate
tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model kendaraan.
Tipe F
104
b. Tipe FS
Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah.
Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)
dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak
diteruskan ke pin.
Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan kehandalan
pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.
Tipe FS
c. Tipe AD
Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted pada torque plate bersamaan
dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi bunyi, anti
squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah
suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem depan kendaraan
penumpang ukuran menengah.
Tipe AD
105
d. Tipe PD
Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibaut
pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang kecil.
Tipe PD
Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara
konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad
dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis
karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi
besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara
otomatis yang dilakukan oleh piston.
D. REM PARKIR
Uraian
Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan
kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu
bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau
keselamatan.
Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya.
106
TIPE CENTRE BRAKE
Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang
oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas
sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas
sepatu rem
107
Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian
belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman
terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang
berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.
Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc
brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem parkir, seperti terlihat pada
gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan
pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem
piringan.
108
TUGAS MODUL 3
Tugas Tertulis
TUGAS 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas !
Pertanyaan 1
Sebutkan dua fungsi sistim rem ?
Jawaban:
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Pertanyaan 2
Sebutkan 3 (tiga ) tipe rem ?
Jawaban :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Pertanyaan 3
Sebutkan dasar hukum kerja sistim pengereman ?
Jawaban :
..........................................................................................................................
………………….…………………………………………………………………….
Pertanyaan 4
109
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Pertanyaan 3
Sebutkan dasar hukum kerja sistim pengereman ?
Jawaban :
..........................................................................................................................
………………….…………………………………………………………………….
Pertanyaan 4
YA
110
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Tugas tertulis 2
Pilihlah pernyataan yang benar dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) !
a. 8 mm c. 4 mm
b. 3 mm d. 7 mm
a. 10 – 15 mm c. 20 – 25 mm
b. 15 – 20 mm d. 25 – 35 mm
a. 0,2 mm c. 0,4 mm
b. 0,3 mm d. 0,5 mm
4. Berapakah Celah kanvas rem dengan tromol diukur dengan gigi penyetel ?
a. 2 – 4 gigi c. 3 - 8 gigi
b. 3 – 6 gigi d. 2 – 7 gigi
a. 80 mm c. 40 mm
b. 30 mm d. 50 mm
a. DOT 03 c. DOT 04
b. DOT 3 d. DOT 3. DOT 4
a. 8000 km c. 6000 km
b. 80.000 km d. 60.000 km
111
9. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan kanvas rem, adalah
10. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter tromol, adalah ?
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
TUGAS 3
Sebutkan nama-nama komponen yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini :
112
1. Conter Pin 6. Pedal shaf
2. Pin With ball 7. Brake Pedal Ay
3. Nut 8. Spring
4. Bolt 9. Bush
5. Pedal Shaft lock plate 10. Bush
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
113
TEST UNJUK KERJA
TUGAS 1
PENYETELAN .
114
3. Rakit suku cadang rem tromol di bawah ini sesuai prosedur
4. Rakit suku cadang Califer di bawah ini sesuai prosedur dan pasangkan califer ke califer carrir dengan kekencangan baut sesuai sfesifikasi.
115
TUGAS 2
Lakukan pemeriksaan dan penyetelan kerja sistim rem di bawah ini sesui prosedur
1. Hidupkan mesin
2. Tekan pedal rem
beberapakiali
3. Tekan dan tahan pedal rem
dengan tekanan ……….. Kg
4. Jarak pedal kelantai (b)
…….. mm
116
Memeriksa dan menyetel Rem
tangan
1. Tarik rem tangan dengan
kekuatan ….-….kg dan
hitunglah gerakan gigi
rachetnya harus (………..) harus
sesuai dengan gerakan gigi.
YA
Catatan Penilai :
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
117
MODUL 4
SUSPENSI
Fungsi
Agar ban selalu menyentuh permukaan jalan. (Untuk menjamin adanya kontrol arah
kendaraan, untuk memungkinkan dilakukannya pengereman).
Agar kendaraan tetap berjalan mulus bagaimanapun kondisi permukaan jalan
sehingga nyaman bagi penumpang atau beban.
Untuk memindahkan daya pengemudian dan pengereman dari roda ke chasis atau
bodi.
Tipe-tipe Sistem Suspensi
Ada berbagai macam sistem suspensi yang digunakan, tetapi masing-masing termasuk salah
satu dari tipe dasar berikut ini:
Suspensi independen
Suspensi poros kaku atau solid
Suspensi Independen
Sebatang poros depan yang dipasang pada bodi dengan menggunakan pegas daun
digantikan dengan suspensi independen untuk tiap roda depan pada mobil. Hal tersebut
menghasilkan pengemudian yang lebih baik serta meningkatkan kualitas pengendaraan.
Pada sistem suspensi independen, tiap roda dihubungkan pada bodi oleh penghubung dan
pegasnya sendiri, sehingga gerakan tiap roda tidak berpengaruh terhadap gerakan roda lain.
Suspensi independen membantu menjaga level pengendaraan mobil pada jalanan yang
bergelombang.
118
Walaupun terdapat bermacam-macam sistem suspensi, secara garis besar dapat dibagi
menjadi suspensi depan dan belakang dan suspensi independen dan non independen.
(Bagian paling umum dari semua sistem suspensi kendaraan tanpa memandang jenisnya
adalah ban pneumatis).
Catatan :
Pada beberapa kendaraan suspensi ini adalah satu-satunya yang digunakan.
Tipe-tipe Pegas
Fungsi
Pegas merupakan alat yang fleksibel yang menopang bodi kendaraan dan beban yang
memungkinkan roda dan sistem suspensi mengikuti kontur/perbedaan ketinggian jalan tanpa
terjadi gerakan pada bodi kendaraan.
Pegas daun
Pegas koil
Batang torsi
Karet
Udara
Hidrolastik
Pneumatis
Catatan:
Beberapa jenis di antaranya dapat digabungkan untuk membentuk sistem suspensi.
Pegas Koil
Pegas koil adalah sebatang pegas dari baja dililit membentuk koil. Jika pegas baja yang
digunakan mempunyai diameter sama pada sepanjang bagian penampangnya dan jarak
antar lilitan sama besar, maka pegas akan mempunyai tingkat defleksi yang konstan. Jika
diameternya mengecil pada bagian tepi atau jika terdapat beberapa koil yang dililit lebih
rapat maka koil akan mempunyai tingkat redaman variabel. Pada saat bekerja pegas koil
akan terpuntir sepanjang bentangan saat beban diperbesar.
Batang Torsi
Batang torsi dapat berupa batang tunggal pegas baja atau sejumlah lembaran pegas baja
yang disatukan. Pada saat bekerja batang torsi terpuntir sepanjang bentangan saat dibebani.
Pegas ini biasanya merupakan pegas dengan defleksi konstan tetapi jika diameternya
meruncing maka defleksinya variabel.
Pegas Karet
Karet merupakan bagian kebanyakan dari sistem suspensi pada bentuk bos karet yang
digunakan pada penyangga (shackle), pivot dan sambungan (mounting). Pada tempat-
tempat tersebut karet mengurangi transmisi getaran dan menimbulkan kelenturan dari
gerakan tanpa diperlukan adanya ruang celah atau pelumasan.
119
1.1.2. Pegas Daun
Pegas ini dijelaskan dalam buku May and Crouse edisi ke lima, kecuali poin-poin berikut
Rebound clip menahan ujung daun pada daun yang lebih panjang di atasnya. Hal ini akan
mengakibatkan timbulnya gesekan yang akan mengurangi pantulan. Bisa dipergunakan
ganjal (spacer) dari plastik atau logam untuk membatasi besarnya gesekan yang terjadi.
Tingkat defleksi pegas adalah ukuran besarnya defleksi pegas yang terjadi akibat suatu
beban. Satuannya dalam Newton per milimeter (N/mm). Pada beberapa pegas terdapat
tingkat defleksi konstan yang artinya jika beban makin besar maka defleksi akan makin besar
dengan perbandingan lurus. Misalnya jika beban dilipatkan dua kali (gaya ke bawah dalam
satuan Newton) maka defleksi pada pegas juga akan meningkat sebesar dua kali. Tingkat
defleksi variabel berarti jika beban diperbesar defleksi yang terjadi tidak meningkat secara
sebanding.
Karet dan sistem gas merupakan jenis variabel, sedangkan pegas daun, pegas koil dan
batang torsi tergantung pada konstruksi yang digunakan.
Poros balok (beam axle) ditahan pada posisinya oleh pegas. Walaupun pegas mudah
bergerak agar poros dapat bergerak melewati benjolan jalan, pegas tetap memuntir untuk
menahan poros di posisinya pada garis pusat kendaraan.
Karena poros balok digunakan dengan kemudi roda belakang, chasis terdorong ke depan
sehingga poros depan tertarik oleh penyangga (fixed shackle) dan bagian depan pegas daun.
120
Jika dilakukan pengereman maka roda depan berkurang kecepatannya dan gaya
pengereman diberikan pada poros, bagian depan pegas, fixed shackle dan juga chasis.
Karet juga dapat dipergnakan sebagai pegas secara independen atau digabungkan dengan
cairan untuk memindahkan pergerakan yang terjadi.
Catatan:
Cairan tidak dapat digunakan sebagai pegas secara independen karena tidak dapat
ditekan pada suhu yang dapat diterapkan.
Suspensi hidro-elastis menggunakan cairan untuk memindahkan pergerakan roda pada pegas
karet di tiap unit displacer pada kendaraan.
Karena tiap unit displacer pada tiap sisi mempunyai hubungan antara bagian depan dan
belakang, sebuah benjolan pada salah satu roda akan mengakibatkan satu sisi kendaraan
akan terangkat bukan hanya satu ujung saja. Hal ini akan mengurangi “pitch” yaitu gerakan
ke depan dan ke belakang.
121
1.1.8. Unit Hidrolastis
Karena udara mempunyai sifat dapat ditekan maka udara dapat digunakan sebagai pegas.
Udara digunakan sebagai bagian suspensi dari semua kendaraan otomotif pada ban dan bisa
juga digunakan untuk menjalankan fungsi pegas. Udara yang ditekan digunakan untuk
suspensi pada beberapa bus, ketinggian kendaraan dan pengendaraan dapat dikontrol secara
otomatis terhadap berbagai perubahan beban penumpang. Artinya kendaraan akan tetap
memiliki ketinggian yang sama dan pengendaraan terjadi dengan mulus baik dalam kondisi
penumpang yang penuh atau kosong.
122
1.1.10. Pneumatis
Pada kendaraan yang menggunakan sistem suspensi gas, gas yang digunakan adalah
nitrogen yang diberi tekanan tertentu. Untuk memindahkan pergerakan suspensi pada gas
digunakan minyak, sedang pada penerapan ini minyak dipompa menuju atau keluar dari unit
suspensi untuk mengontrol ketinggian kendaraan.
123
Contoh Suspensi Hidro-Pneumatis
Dengan menggunakan pegas yang relatif fleksibel dengan peredam kejut akan dihasilkan
pengendaraan yang mulus.
Oleh karena itu peredam kejut harus memiliki kemampuan meredam osilasi atau pantulan
pegas.
Peredam kejut mempunyai peranan yang penting dalam menghasilkan kenyamanan,
pengendalian yang lebih mudah serta pengereman yang aman.
Light Duty, Heavy Duty, Gas Filled, Load Adjustable, Ride Adjustable, Load Levelling (air
shockers), McPherson Strut.
124
Shock absorber light duty biasanya dipasang sebagai standar pada kebanyakan kendaraan.
Shock absorber ini juga dapat dipasang sebagai pengganti pada kendaraan-kendaraan
populer setelah pemasaran. Kendaraan-kendaraan tersebut dikendarai oleh pengendara
biasa dan jarang dikendarai dengan kondisi beban penuh.
1.2.2. Heavy Duty
Shock absorber heavy duty dipasang sebagai ekstra dan bersifat opsional pada kendaraan
yang sedang diproduksi atau sebagai ekstra setelah dilakukan pemasaran bagi kendaraan-
kendaraan model standar.
Shock absorber ini juga dipasang oleh beberapa pabrik sebagai item standar bagi produksi
kendaraan model mewah atau produksi khusus.
Kendaraan-kendaraan tersebut ditujukan bukan untuk penggunaan normal kendaraan model
standar.
Shock absorber heavy duty mempunyai diameter yang lebih besar daripada model light duty
dan mampu menghasilkan aksi peredaman yang lebih kuat dalam kondisi pengendaraan
ekstrem karena memiliki piston dan kapasitas cairan yang lebih besar.
1.2.3. Gas Filled
Shock absorber yang menggunakan udara merupakan item standar pada kendaraan dengan
performa tinggi. Shock absorber yang berisi udara serupa dengan shock absorber heavy duty
selain peredam jenis ini memiliki ruang reservoir bertekanan yang berisi gas nitrogen.
Minyak pada Shock absorber jenis ini memiliki tekanan sehingga membantu menjaga agar
tidak terbentuk gelembung udara pada minyak.
Gelembung udara dapat terjadi pada minyak Shock absorber yang tidak bertekanan/non
pressurised. Gelembung terjadi jika shock absorber tersebut mengalami aksi peredaman
terus menerus, seperti pada pengendaraan dengan kecepatan tinggi sepanjang jalan yang
tidak rata.
1.2.4. Load Adjustable
Shock absorber yang dapat menyesuaikan beban bisanya digunakan pada bagian belakang
sepeda motor.
Biasanya Shock absorber ini memiliki kumparan pegas yang mengelilingi bagian luar shock
absorber. Penyetelan dilakukan melalui sekrup sleeve bagian bawah atau posisi gigi/notch
yang lebih rendah.
Kemampuan memikul beban dinaikkan atau diturunkan dari pengaturan tersebut.
1.2.5. McPherson Strut
Suspensi McPherson Strut menggunakan shock absorber sebagai penyangga suspensi depan
dan belakang. Bagian atas tiang penyangga (strut) berfungsi sebagai pivot dan tempat
pemasangan bagian atas suspensi depan sedang bagian atas penyangga merupakan tempat
pemasangan suspensi belakang. Bagian bawah tiang penyangga pada suspensi depan
memiliki ball joint pivot serta dihubungkan pada lengan pengontrol bawah.
Selain itu strut juga menjadi titik pemasangan bagi poros ujung (stub axle) pada suspensi
depan dan belakang. Shock absorber bisa berbentuk strut komplit atau bisa juga diberupa
sekrup yang disisipkan pada bagian atas rakitan strut.
125
1.2.6. Shock Absorber yang Dapat Diatur
Shock absorber jenis ini mempunyai tingkat peredaman yang diatur dengan merubah setting
katup pengontrol.
Biasanya shock absorber tipe ini digunakan pada suspensi jenis McPherson strut. Peredam ini
digunakan pada kendaraan-kendaraan yang memiliki performa tinggi dan bisa diatur secara
otomatis melalui program komputer dan sensor atau melalui saklar manual.
Saklar manual tersebut biasanya diberi tanda HARD RIDE atau SOFT RIDE.
126
alat pengkompensasi beban dan bukan digunakan untuk meningkatkan pengendalian pada
kondisi normal.
Kantung udara shock absorber harus selalu memiliki tekanan minimum sebesar 140 kPa agar
tidak terjadi kerusakan pada kantung udara.
Pegas yang digunakan secara sendirian dalam sistem suspensi tidakmemberikan hasil yang
memuaskan. Pegas harus bersifat fleksibel agar dapat meredam atau menyerap kejutan
jalan, tetapi jika terlalu fleksibel maka akan terus memampat dan memantul. Hal tersebut
disebut osilasi pegas.
Pegas yang terlalu keras akan menghasilkan pengendaraan yang keras (hard ride) karena
memindahkan goncangan jalan pada kendaraan. Pengendaraan yang mulus tanpa terjadi
osilasi pegas yang besar dapat diperoleh melalui penggunaan pegas yang relatif fleksibel
digabungkan dengan shock absorber.
Shock absorber (peredam pegas) menghentikan pegas dalam berosilasi. Sebuah pegas
tanpa peredam akan mampat dan memantul beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.
Pegas Tanpa Redaman
Waktu yang diperlukan oleh pegas untuk kembali sesudah defleksi.
127
Besarnya defleksi
Pegas dengan Redaman
Jika dipasang sebuah peredam kejut maka osilasi berkurang.
Cara Kerja
Dua gerakan shock absorber adalah :
Saat roda kendaraan menabrak benjolan yang mengakibatkan bergerak ke atas ke arah bodi
kendaraan, pegas mampat. Pada saat yang sama shock absorber memendek dan
mengakibatkan silinder bawah bergerak ke atas mendorong piston ke arah dasar silinder.
Gerakan ke atas oleh silinder menimbulkan tekanan pada cairan di bawah piston. Pada saat
yang sama gerakan tersebut menciptakan daerah bertekanan rendah pada silinder di atas
piston.
128
Cairan yang berada di bawah piston terdesak melalui lubang kecil pada piston dan mengalir
menuju bagian atas silinder. Tidak seluruh cairan dari ruang bawah bisa masuk ke ruang atas
karena sebagian ruang ditempati oleh batang piston. Jika ruang atas menjadi penuh setiap
gerakan ke atas oleh silinder akan mengakibatkan tekanan cairan yang tinggi di bawah piston
yang dapat membuat katup kompresi bawah (atau katup kaki/katup hisap) menjadi terbuka.
Cairan akan mengalir menuju bagian luar tabung.
Cairan yang mengalir melalui katup menghasilkan redaman pada pegas dan gerakan roda.
129
Pada saat yang sama katup kompresi atau katup kaki membuka dan mengalirkan cairan dari
tabung luar menuju ruang bawah.
Shock absorber bekerja secara hidrolis namun tidak diisi minyak sampai penuh. Pada
reservoir terdapat sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi udara, ruangan tersebut berada
di atas reservoir minyak. Beberapa shock absorber tidak menggunakan udara melainkan gas.
Shock absorber demikian dikenal sebagai peredam kejut gas. Gas dimasukkan dalam shock
absorber menggunakan tekanan pada proses pembuatannya. Hal ini memiliki keuntungan
mengurangi aerasi. Aerasi terjadi jika udara bercampur dengan minyak. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kerja peredam kejut.
130
1.2.11. Shock Absorber Udara
Pada shock absorber udara terdapat silinder udara dan sepatu neoprene mengelilingi
peredam tersebut. Konpartemen ini diisi dengan udara bertekanan untuk meningkatkan
kapasitas kendaraan dalam memikul beban tanpa menimbulkan penurunan ujung belakang.
Pada saat beban berat diberikan pada sepatu atau kursi belakang pegas akan mampat dan
membuat ujung belakang turun. Hal ini mengakibatkan perubahan karakteristik pengendalian
mobil serta juga menyebabkan lampu depan mendongak ke atas. Peredam udara dapat
mencegah terjadinya hal tersebut dengan cara menaikkan bagian belakang mobil jika
mendapat beban dan menurunkan bagian belakang menjadi rata jika beban dilepas
Catatan:
Udara bisa diberikan dengan dua cara :
1. Secara manual – Dilakukan pada bengkel dengan menggunakan pipa udara.
2. Secara otomatis – Pada kendaraan yang dilengkapi level pengendaraan otomatis
udara ditambahkan atau dibuang menggunakan kompresor on board. (Pada
kendaraan tertentu alat ini merupakan perlengkapan standar).
131
1.2.12. Kolom Kemudi yang Dapat Runtuh/Patah
Kemudi ini merupakan faktor keamanan pada sistem kemudi kendaraan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya pengendara yang tertusuk kolom kemudi jika terjadi kecelakaan.
Dalam bekerja menangani bagian kemudi ini perlu berhati-hati agar tidak memberi beban
kejutan atau memukul kolom kemudi atau tabung. Seringkali jika suatu bagian telah runtuh,
baik diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan atau kekeliruan penanganan, maka harus diganti.
Pergunakan alat untuk menarik untuk membongkar steering wheel dan jangan menggunakan
palu atau memukul wheel.
Catatan :
Batang kemudi hingga kolom luar yang dapat runtuh memiliki bentalan pada bagian
atas dan ke arah dasar batang sebagai penopang dan untuk memudahkan memutar.
132
133
TUGAS MODUL 4
Tugas Tertulis
Pertanyaan
Tugas berdasarkan pada soal-soal berikut
Pertanyaan 1
Sebut enam macam tipe sistem suspensi
Jawaban :
1. …………………….. 2. ………………………………
3. ……………………. 4. ………………………………
5. ……………………. 6. ……………………………..
Pertanyaan 2
Dari suspensi yang disebut di atas manakah yang tidak umum digunakan pada
kendaraan dewasa ini?
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 3
Sebut tipe pegas suspensi pada gambar-gambar di bawah.
Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..
134
Pertanyaan 4.
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 5
Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..
135
Pertanyaan 6
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………….
Pertanyaan 7
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………….
136
Pertanyaan 8
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 9
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
Fungsi suspensi adalah untuk :
kata : tanpa, gerakan, roda
Jawaban :
Menjamin ………….mengikuti permukaan jalan …………..memindahkan
………………. roda pada bodi kendaraan.
Pertanyaan 10
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
Fungsi suspensi adalah untuk :
kata : dan, jarak, untuk
Jawaban :
Suspensi harus mampu ……………… memikul berat kendaraan …………….. menjaga
…………….. kendaraan terhadap tanah selama kendaraan digunakan
Pertanyaan 11
137
Jawaban :
1. …………………………………………
2. ………………………………………..
3. ………………………………………..
4. ……………………………………….
5. …………………………………………
6. ………………………………………..
7. ……………………………………….
8. ………………………………………..
9. ………………………………………...
10. ........................…………………….
11. …………………………………………
12. ……………………………………………
13. …………………………………………….
Pertanyaan 12
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
kata : mampat, kejut, kecenderungan, mengurangi
Jawaban :
Osilasi pegas adalah …………………….. pegas untuk …………….. dan memantul
beberapa kali. Peredam ………………….. berfungsi untuk …………..
osilasi pegas.
Pertanyaan 13
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
kata : dipasang, bodi, dari, gas
138
Jawaban :
Tiga jenis utama ………….peredam kejut adalah hidrolis, ……………bertekanan dan
penggunaan bantuan udara, yang ……………….di antara suspensi dan …………...
Pertanyaan 14
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram pada daftar di bawahnya.
Jawaban :
1. ……………………………. 9……………………………..
2. ……………………………. 10……………………………………
3. ……………………………. 11……………………………………
4. ……………………………. 12……………………………………
5. …………………………….. 13……………………………………
6. ……………………………. 14……………………………………
7. …………………………… 15……………………………………
8. …………………………..
139
Pertanyaan 14
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram di bawah ini.
Jawaban :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
5. …………………………..
140
Pertanyaan 15
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram di bawah ini.
Jawaban :
1. …………………………………………………
2. ………………………………………………….
3. …………………………………………………..
4. …………………………………………………..
5. ………………………………………………….
6. ………………………………………………….
7. ………………………………………………….
8. …………………………………………………
141
Tugas Praktek ( Tugas Unjuk Kerja)
Tugas Praktek 1.
Periksa komponen-komponen di bawah ini.
Jawaban :
1. ……………………………………
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. ……………………………………
5. ……………………………………
6. …………………………………….
7. ……………………………………
142
Tugas Praktek 2
Periksa komponen-komponen di bawah ini.
Jawaban :
1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………
6. …………………………………………
7. …………………………………………
8. …………………………………………
9. …………………………………………
Tugas Praktek 3
143
Periksa komponen-komponen di bawah ini.
Jawaban :
1. …………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………
7. ……………………………………………………………………..
8. …………………………………………………………………….
9. ……………………………………………………………………..
10. ……………………………………………………………………..
11. …………………………………………………………………….
12. …………………………………………………………………….
13. ……………………………………………………………………..
Tugas Praktek 4
144
Periksa komponen-komponen di bawah ini.
Jawaban :
1. ……………………………………………………….
2. ………………………………………………………
3. ……………………………………………………..
4. ………………………………………………………..
5. ………………………………………………………..
6. ………………………………………………………..
7. ……………………………………………………….
8. ………………………………………………………….
9. ………………………………………………………..
10. …………………………………………………………
Tugas Praktek 5
145
Periksa komponen-komponen di bawah ini.
Jawaban :
1. ………………………………………
2. ……………………………………..
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. ……………………………………..
6. ……………………………………..
7. ………………………………………
8. ……………………………………..
9. ………………………………………
146