Anda di halaman 1dari 146

DAFTAR ISI

1. Modul 1 (Ban dan Pelek)........................................................................... 3


2. Tugas Modul 1 .......................................................................................... 30
3. Modul 2 (Roda) ......................................................................................... 45
4. Tugas Modul 2 .......................................................................................... 73
5. Modul 3 (Rem) .......................................................................................... 87
6. Tugas Modul 3 .......................................................................................... 109
7. Modul 4 (Suspensi) ................................................................................... 118
8. Tugas Modul 4 .......................................................................................... 134

1
MODUL 1

BAN DAN PELEK

Uraian Materi 1.

Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban
adalah satu-satunya bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak
dapat berdiri sendiri pada kendaraan, akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya
dapat dipergunakan.

1. BAN
Ban mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menahan seluruh berat kendaraan.
b) Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya
gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start,
akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok.
c) Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.

1). KONSTRUKSI BAN


Gambar berikut menunjukkan konstruksi dasar ban.

Gambar 1. Konstruksi Dasar Ban

2
a) Carcass (Cassing)

Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari
bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus
atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil
penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau nylon.

b) Tread

Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung
berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang
memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan.
Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada permukaan tread, dan dirancang untuk
memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan.

c) Sidewall

Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi
Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan
paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang
dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban,
dan informasi lainnya.

d) Breaker

Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang
memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari
permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban
untuk bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon,
sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan polyester.

e) Belt (Rigid Breaker)

Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti
sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass
dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun
dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan
rigid breaker dari kawat baja.

f) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja,
sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat
bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan
tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek
dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi
bead secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3
Gambar 2. Konstruksi Bead

Flipper : Pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian rupa


sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead (Memakai karet
pengisi bead yang berbentuk segitiga).
Bead Toe : Bagian bead sebelah dalam.

Bead Heel : Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Base : Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead
heel.
Chafer : Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan
karena gesekan dengan pelek.
Bead Wire : Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin
pemasangan ban ke pelek.
2). POLA TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain membuang
air, dan menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi permukaan
jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya.

a) Pola Rib

Gambar 3. Pola Rib

Rib berbentuk beberapa alur zig-zag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat
cocok untuk berjalan di jalan dengan permukaan yang rata pada kecepatan tinggi

4
(highway) bagi berbagai jenis mobil, mulai mobil penumpang kecil sampai bus dan
truck.
Karakteristik
Pola Rib mempunyai tahanan gelinding (rolling resistance) yang kecil bagi ban, side-
slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan, suara
yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila dibandingkan
dengan ban yang menggunakan pola Lug.

b) Pola Lug
Alur pola Lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak dipakai
pada ban mesin konstruksi dan truck, dan pola tread ini cocok untuk berjalan pada
jalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah).

Gambar 4. Pola Lug

Karakteristik
Pola Lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding (rolling resistance)
ban cukup tinggi, tahanan terhadap side-slipping lebih kecil, tread pada daerah Lug
lebih mudah aus tidak merata, dan suara ban lebih besar.

c) Pola Rib dan Lug


Pola ini adalah gabungan dari Rib dan Lug dengan tujuan untuk memperbaiki
kestabilan pengemudian, dan banyak dipakai pada ban-ban bus dan truck, dan
cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata (jalan berpasir dan
berbatu).

Gambar 5. Pola Rib – Lug


Karakteristik
Pola Rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan dengan
mengurangi kemungkinan side-slipping, sedangkan pola Lug pada tepi ban
memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman.
Bagian Lug pada pola ini lebih mudah aus dengan tidak merata.
d) Pola Block

5
Gambar 6. Pola Block
ada pola ini, tread terbentuk dari Block yang berdiri sendiri (bebas). Pola ini banyak
digunakan pada ban-ban salju, dan sekarang pola Block mulai digunakan pada ban radial-ply
untuk mobil-mobil penumpang.

Karakteristik
Pola Block mempunyai kemampuan pengendaraan dan pengereman yang lebih baik,
mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup lumpur atau bersalju,
cenderung lebih cepat aus jika dibanding dengan pola Rib dan Lug, rolling resistance
sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus tidak beraturan, terutama pada
permukaan jalan yang keras.

3). JENIS-JENIS BAN


Menurut konstruksinya ban dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass : ban bias-ply
(cross-ply tire) dan ban radial-ply.
Klasifikasi menurut caranya menyimpan udara : ban dengan ban dalam (Tube Type)
dan ban tanpa ban dalam (Tubeless).

a) Klasifikasi ban menurut cara penyusunan ply-cord Ban Bias


Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30 o – 40o
terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang
baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap
keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.

Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan
sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat
atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.
BREAKER BELT
RADIAL CORD

BIAS
CORD

Gambar 7. Ban Bias dan Ban Radial

Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial


Tabel 4. Perbedaan Ban Bias dan Ban radial

Ban Bias Ban Radial

6
a) Dinding samping lebih tebal a) Dinding samping ban
(kaku) dibandingkan dengan tidak tebal (lentur)
ban radial
b) Telapak kurang kaku b) Telapak ban lebih kaku
dibandingkan dengan ban
radial c) Waktu kendaraan
c) Dinding samping tebal akan menikung, gaya
mengurangi kelenturan, menyamping diserap oleh
setiap gerakan akan dinding ban yang lentur,
mempengaruhi penampang sehingga tidak
telapak ban mempengaruhi
d) Pada saat menikung, kedudukan telapak ban
sebagian telapak terangkat, dengan permukaan jalan
sehingga mengurangi
kekuatan kontak telapak
dengan permukaan jalan

Struktur Ban Bias dan Ban Radial

Tabel 5. Struktur Ban Bias dan Ban Radial

Struktur Konstruksi Material


Bias Arah benang carcass Carcass & Breaker :
bersilangan terhadap - Polyester, atau
garis keliling ban & - Nylon
memakai breaker
Radial Benang carcass Carcass :
diarahkan melingkar, a)Rayon
sehingga telapak b)Polyester
menjadi kokoh c) Nylon Belt :
d) Rayon

Perbandingan Prestasi
Tabel 6. Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias
Radial Bias
a) Umur pemakaian lebih lama Secara keseluruhan prestasi ban
b) Peningkatan panas ban kecil bias merata, misalnya :
c) Stabilitas pengendalian baik
Kelebihan : a) Kenyamanan cukup baik
a) Daya pengereman lebih baik b) Umur ban dan kemampuan
b) Hambatan gesekan (rolling pengendalian sedikit lebih
resistance) kecil & ketahanan rendah dibandingkan dengan
ban pada kecepatan tinggi ban radial
lebih baik
c) Hemat bahan bakar
Kekurangan :
- Pada kecepatan rendah,
kenyamanannya berkurang &
pengemudian terasa berat

b). Klasifikasi ban menurut caranya menyimpan udara

7
Ban Biasa Dengan Ban Dalam (Tube Type)
Di dalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipompakan ke
dalam ban. Katup atau pentil (air valve) yang menonjol keluar melalui lubang pelek
menjadi satu dengan ban dalam.
Sidewall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi. Sebagai
kompensasi, maka pada ban dalam untuk ban radial lebih kuat dari pada ban biasa.

Ban Tubeless
Ban Tubeless (ban tanpa ban dalam) tidak menggunakan ban dalam. Tekanan udara
hanya ditahan oleh lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara. Karena
ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka pentil (air valve) langsung
dipasang pada pelek.

a. Ban dengan Ban Dalam b. Ban Tubeless

Gambar 8. Ban Dengan Ban Dalam dan Ban Tubeless

Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless

Tabel 7. Perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless

Tube Type Tubeless Type


1. Memakai ban dalam. 1. Memakai inner liner yang
2. Pada bagian beadnya tidak berfungsi sebagai pengganti
ada air seal. ban dalam.
2. Pada bagian beadnya ada air
seal (hump) yang berfungsi
sebagai penahan udara.
Keuntungan Ban Tubeless :

1) Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sekalipun
tertusuknya pada saat kendaraan berjalan, biasanya tekanan udaranya tidak turun
tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan.

8
Gambar 9. Keuntungan Ban Tubeless

2) Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas
akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi
lebih ringan.

PENTING !

Ban tubeless tidak berarti tahan terhadap


tusukan, tetapi hanya kebocoran udaranya saja
yang lambat dibandingkan dengan ban biasa.
Mengendarai dengan ban tubeless yang masih
ada pakunya sangat berbahaya, terutama pada
kecepatan tinggi, paku akan terlempar keluar,
suhu akan meningkat (disebabkan adanya
gesekan yang kempes), menyebabkan ban
akan rusak sebelum ditambal.

4). KODE UKURAN BAN


Pada sidewall biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar ban, diameter dalam
(diameter pelek), dan ply rating. Untuk ban kecepatan tinggi terdapat kode tambahan
misalnya H, S, dan seterusnya, dan pada ban radial terdapat Huruf R. diantaranya ada
pula yang mencantumkan aspect ratio.

9
Gambar 10. Posisi Pengukuran Ban

Contoh Pengkodean Ban dan Cara Membacanya


 Ban Bias
6.45 S 14 40R
(1) (2) (3) (4)
 Ban Radial
195 / 70 H R 14
(1) (5) (2) (6) (3)
 Sistem Kode Ban ISO (International Standardization Organization)

195 / 70 R 14 86 H
(1) (5) (6) (3) (7) (2)

Keterangan :
(1) Lebar ban dalam Inchi (Ban Bias) atau milimeter (Ban Radial)
(2) Kecepatan maksimum yang diizinkan
(3) Diameter pelek dalam inchi
(4) Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating
(5) Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
(6) Ban Radial
(7) Kapasitas mengangkut beban (Load Index)

SIMBOL KECEPATAN DAN INDEKS BEBAN


Tabel 8. Simbol Kecepatan dan Indeks Beban Ban
Simbol Kecepatan Indeks Kapasitas
Kecepata Maksimal beban Angkut
n
0 45 Kg
  1 46.2 Kg
J 100 Km/ 2 47.5 Kg
K 110 h  
L 120 Km/ 76 400 Kg
M 130 h 80 450 Kg
N 140 Km/ 82 475 Kg
P 150 h 84 500 Kg
515 Kg
Q 160 Km/ 85
545 Kg
R 170 h 87
580 Kg
S 180 Km/ 89
600 Kg
T 190 h 90 Kg
615
U 200 Km/ 91 Kg
690
H 210 h 95
(
V 240 Km/  Ton
136
h 279
Km/

10
h
Km/
h
Km/
h
Km/
h
Km/
h

Km/h
PR (PLAY RATING)

Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan
pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan,
semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak
lapisan benang katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak
berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun.

Sebagai contoh :
Ukuran Ban : 500 – 12 8 MR
Jenis Cord : Cotton Nylon
Daya Angkut Max. : 485 kg 485 kg
Jumlah lapis : 8 Plies 4 Plies
Nilai Lapis : 8 PR 8 PR

Ply rating Load Range


2 : A
4 : B
6 : C

Gambar 11. Ply Rating

ASPEK RASIO / SERI / PROFIL


Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan perbandingan antara tinggi penampang ban
dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam satuan persen.

Sebagai Contoh :
Ukuran Ban : 175/65 R 13
Tinggi Penampang (T) : 114 mm
Lebar Penampang (L) : 175 mm

11
2. PELEK
Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian,
sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya
pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. Pelek juga
harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus
pada kecepatan tinggi dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat
menahan ban dengan kuat.

Pelek diikat dengan kuat pada baut tanam (hub bolt) yang dipasang pada axle hub
dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat
menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub
saat pemasangan

Gambar 13. Konstruksi Pelek

2.1 Tipe Pelek


Pelek dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe
yang umumnya digunakan sekarang, yaitu : baja press dan campuran besi tuang
(cast-light alloy).

a) Pelek Baja Press


Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri atas rim yang dilas ke disc. Disc
dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi
dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena
tahan lama dan kualitasnya merata.

b) Pelek Dari Bahan Campuran Besi Tuang

12
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran terutama dari
alumunium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat,
dan menambah penampilan kendaraan.

c). Gantilah ban dalam dengan ban dalam yang baru.


d). Ukuran ban harus sesuai dengan ukuran rim.
e). Sebelum melakukan pelepasan ban, angin harus dikeluarkan dari ban dengan
melepas katup pentil.

f) Untuk membersihkan ban di atas mesin dilarang menggunakan air/udara


bertekanan.

2.2. Prosedur Pembongkaran Ban dari Pelek (Ban Biasa)

a) Pasang ban yang telah kempes pada sisi samping mesin.

b) Posisikan bilah penekan (3) dengan menggeser handle


(4) pada sisi samping ban berjarak 5 mm dari rim.

c) Selama proses pengepresan, tangan tidak berada di


posisi samping ban karena berbahaya. Gbr. 14. a) – d)

d) Tekan pedal (2), maka bilah nekan (3) akan menekan


sidewall dengan tekanan yang cukup kuat sampai kedua
bead lepas dari rim.

e) Tempatkan roda di atas mesin, tekan pedal (3) sampai


Gbr. 15. e)
posisi pelek terjepit dengan kuat.

f) Posisikan pengait pelepas ban (2), 2 mm di atas rim.

g) Gunakan sendok ban (1) untuk mencongkel sisi samping


ban dan menepatkan dengan pengait (2) sampai
pengait masuk ke dalam bead.

Gbr. 16. f)
h) Tekan pedal pemutar (3), maka mesin akan memutarkan
ban berlawanan arah jarum jam (anticlock wise), maka
bead akan terlepas dari rim.

i) Keluarkan ban dalam dari pelek dengan menarik secara


perlahan.

Gbr. 17. g)
j) Untuk melepas bead sisi bawah, tempatkan pengait pada
rim sisi bawah.

13

Gbr. 18. j)
k) Tekan pedal (3), maka mesin akan berputar berlawanan
arah jarum jam dan ban akan terlepas dari peleknya.

Prosedur Pemasangan Ban


a) Tempatkan pelek di atas mesin.

b) Tempatkan ban di atas pelek, masukkan bead ke salah


satu sisi samping pelek.

c) Tempatkan tuas pemasang pada bead sisi bawah dan


tekan pedal pemutar, maka mesin akan berputar searah
jarum jam, maka bead bawah akan terpasang pada pelek.

Gbr. 19. a) - b)
d) Masukkan ban dalam dan tepatkan pentil pada lubangnya
sampai posisi tegak lurus terhadap pelek.

e) Pasang tuas pengait pemasang, setel posisi tuas 2 mm di


sisi atas rim.

f) Tekan pedal pemutar (panah kanan), maka mesin akan


berputar searah jarum jam, secara perlahan ban akan
terpasang pada pelek.

g) Posisikan ban luar terhadap pelek dengan cara menekan


sisi bead, maka ban akan tertata rapi pada peleknya. Gbr. 20. f)

h) Pasang katup pentil ban dengan menggunakan kunci


pentil.

i) Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang


sesuai dengan peruntukan ban.

Gbr. 21. i)

Tabel 9. Standar Tekanan Ban (Dingin)


Tekanan udara (kg/cm2)
Ukuran ban
(depan & belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00

14
CATATAN :
Ban-ban Dengan Pola Unidirectional
Ini adalah ban-ban yang mempunyai pola tread disesuaikan dengan arah putaran ban.
Alur ke samping pada ban dibuat searah untuk meningkatkan kemampuan ban pada
jalan basah. Karena ban ini lebih mudah membuang air. Kemampuan ban ini di jalan
basah menjadi tidak baik bila pemasangan ban arahnya terbalik.

Gambar 22. Ban dengan Pola Unidirectional

3). PEMILIHAN BAN LUAR DAN DALAM UNTUK PENGGANTIAN BAN

Pemilihan ukuran, kelas & penggunaan ban luar, harus disasarkan kepada hal-hal
sebagai berikut :
a) Ketentuan dari pabrik pembuat kendaraan.
b) Anjuran dari pabrik ban atau asosiasi perusahaan ban sebagai pemilihan
tambahan.
Petunjuk Pemakaian Ban Luar

a) Gunakan ban dengan ukuran, kelas, konstruksi, pola telapak & merek yang sama
pada satu kendaraan.
b) Jangan gunakan ban dengan klasifikasi yang berbeda pasa satu kendaraan.
c) Hindari pemasangan dengan konstruksi yang berbeda pada satu kendaraan.

d) Bila pemakaian ban campuran sulit dihindari, harap ikuti petunjuk pemakaian ban
campuran.

Pemilihan Ban Dalam

a) Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya.


b) ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru.
c) Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya.

15
d) Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis
peleknya.

e) Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan
penutuppentil
2.4 : Memeriksa Ban Dalam dan Luar Untuk Menentukan Perbaikan.

Uraian Materi 2

BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR

Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator) . Indikator keausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya
1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan
alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti.

Gambar 23. Indikator Keausan Ban (T.W.I)

Hydroplanning

Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan,
sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding).

Faktor yang mempengaruhi hydroplanning :

Aman Berbahaya
1) Kecepatan : Rendah Tinggi
2) Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3) Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik,
ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi,
maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :

1) Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban.

2) Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air


(terjadi Aquaplane / Hydroplane),

3) Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada
resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.

16
Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan
air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan
jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :

1) Kedalaman alur telapak


2) Kelebaran alur telapak
3) Jumlah alur telapak
4) Jenis pola telapak
5) Kecepatan kendaraan

Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan :

1) Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).


2) Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek.
3) Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4) Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit.
5) Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur),
sehingga pengendaraan menjadi keras.

PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA

Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar

Gambar 24. Posisi Ban Terhadap Pelek

2.5 .PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI

1) Ban luar radial harus memakai ban dalam radial.


2) Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam.
3) Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
4) Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless.
5) Mengemudi dengan cara yang wajar.

PEMERIKSAAN BAN LUAR


1) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai
dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat
ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek
yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian
pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di
atas.

17
2) Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator
keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.

Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban

3) Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan
kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban. Tekanan yang berlebihan akan
menyebabkan berkurangnya kenyamanan pengendara, slip ke samping, irisan-dan
pecah-pecah pada tread karena tumbukan, dan keausan yang cepat di bagian
tengah tread. Tekanan angin ban yang kurang akan menyebabkan : pemakaian
bahan bakar boros, bagian luar tread/shoulder menjadi lebih cepat aus, lepasnya
ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall.

4) Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat
diamati secara visual.

Gambar 26. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban

a) Rib Tear
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan
posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga
konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak
sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan.

b) Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari
karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan
tinggi.

c) C.B.U

18
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-
ulang menyebabkan ply-cord putus.

Gambar 27. Rib Tear, Separation & CBU

Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar


Tabel 10. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar

Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan


Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya
Retak alur Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Rusak luar telapak Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Retak dinding samping Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna Berbahaya
pada ban tubeless

5) Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian
dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan
yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator
keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban.
a) Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah
adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian
tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan
aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan
berakibat sama.

19
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan
sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih
cepat daripada bagian shoulder.

Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder

Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar


(1) Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan
karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan
mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering
terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah pengemudi harus memper-
lambat kendaraan pada saat membelok.

(2) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak
normal.

Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar

(3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya
adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan
jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter
sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar
akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian
dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar
tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan
lebih cepat.

c) Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu)


Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak
tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek
bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan
terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu
seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan
mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban.

20
Keausan Keausan

Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in

Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek
bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang
terjadi bentuknya seperti gambar di bawah.

Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out

PENTING !
Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti
penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban
yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan
penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini
mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih
besar dari lainnya.

d) Keausan Toe-and-Heel

Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola
tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola
seperti gelombang.
Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi
hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel.
Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan
dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.

Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel

e). Keausan Spot [Spot Wear (Cupping)]


Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda
dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini
terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti
diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain
mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan

21
bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga
mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot.
Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan
terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya
keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 33. Keausan Spot

PENTING !
 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal
kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya
keausan spot.
 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak
juga menyebabkan keausan spot.
 Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan
terjadinya keausan spot.

BATAS PEMAKAIAN BAN DALAM

1) Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92%
atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian
dalam.
2) Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya.
3) Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya.

PEMILIHAN BAN DALAM

1) Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya.


2) Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru.
3) Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya.
4) Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis
peleknya.
5) Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan
penutup pentil.

PEMERIKSAAN BAN DALAM


Pemeriksaan ban dalam meliputi :

22
1) Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus
menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus
menggunakan ban dalam radial juga.
2) Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah
mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
3) Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan,
bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak
(karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil
ada dan terpasang.
4) Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian
yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang
sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.

Gambar 34. Pemeriksaan Ban Dalam

PROSEDUR PEMERIKSAAN BAN DALAM DAN BAN LUAR

1) Memeriksa Kerusakan Ban Luar


Prosedur Pemeriksaan Kerusakan Ban
a) Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang
menempel, bila perlu cuci dengan air.
b) Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dan pelek.
c) Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi
dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya : ply-cord
putus (C.B.U), retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan
bead, lapisan ban terpisah (separation), dan kebocoran/perbaikan yang tidak
sempurna pada ban tubeless.
d) Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang
sering terjadi pada ban adalah keausan normal (karena umur pemakaian), dan
keausan yang tidak normal, yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah
tread, aus sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata (spot
wear), dan toe-and-heel.

2) Memeriksa Kerusakan Ban Dalam


Prosedur Pemeriksaan Ban dalam
a) Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing
yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
b) Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus
menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan
ban dalam radial juga.

23
c) Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya
telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
d) Periksa kondisi pentil Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet,
karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang
rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup
pentil ada dan terpasang.

e) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan
yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.

3) Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban


a) Item yang perlu disiapkan:
(1) Alat ukur ban
(2) Chock udara untuk ban
(3) Udara bertekanan

b) Prosedur
(1) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal (bila ban masih terpasang).
(2) Periksa tekanan udara ban.

 Senantiasa pasang tutup katup


Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban

(3) Pompa ban


(4) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi.
(5) Tekanan Udara Standar (dengan atau tanpa barang)

Tabel 11. Tekanan Udara Standar (Dingin)


Ukuran ban Tekanan udara (kg/cm2) (depan
& belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00
* Periksa dan lakukan servise setiap waktu, sesuai dengan kondisi pemakaian
kendaraan

24
Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban

3 : Melaksanakan Perbaikan Ban Dalam atau Ban Luar.

Uraian Materi. 3

PERBAIKAN BAN DALAM ATAU BAN LUAR

3.1 Perbaikan Ban Dalam

Dalam pemakaian sehari-hari, perlakuan terhadap ban akan sangat berpengaruh


terhadap keawetan pemakaian ban. Ban merupakan salah satu komponen
kendaraan yang menopang seluruh berat kendaraan dalam berbagai kondisi
jalan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap keawetan ban adalah : a)
Kondisi tekanan ban, b) pembebanan yang tidak sesuai dengan kemampuan ban,
c) pengendaraan yang salah, dan d) kondisi jalan selama operasional kendaraan.
Kerusakan ban yang sering terjadi adalah :

 Ban bocor
 Ban gembung tidak rata
 Tambalan sudah terlalu banyak
 Pentil yang berkarat sehingga tidak melekat dengan baik terhadap ban dalam.

Prosedur Perbaikan Ban Dalam


a) Lepaskan ban dalam terhadap roda sesuai prosedur pembongkaran.
b) Pasang pentil pada ban dan ban dalam diberi tekanan angin (± 3 kg/cm 2).
b) Untuk mengecek adanya kebocoran, masukkan ban dalam ke dalam bak air.
Gelembung udara yang keluar menunjukkan adanya kebocoran.
c) Tandai posisi adanya kebocoran pada ban dalam tersebut.
d) Pasang alat pemanas pada jala-jala listrik.
e) Keringkan ban dalam dengan kain lap.
f) Siapkan parut penggosok untuk menggosok pada bagian ban dalam yang
bocor sampai permukaannya menjadi kasar.
g) Potong bahan penambal ban dalam (kompound) dengan ukuran 2x2 cm.
h) Berikan lem pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor dan
pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound.

25
i) Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi lem pada bagian ban yang
bocor.
j) Pasangkan kertas timah di atas guntingan kompound.
k) Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel
secara terbalik pada alat pres ban.

l) Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan
kuat.
m) Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan
memanaskan tambalan ban.
n) Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam
secara kuat.
o) Tunggu selama 10 menit, maka kompound akan menyatu dengan ban dalam
secara kuat.
p) Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF.
q) Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian
tambalan dapat terlepas dari pres ban.
r) Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ±3 kg/cm2.
s) Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air,
dan apabila tidak terdapat gelembung udara, berarti proses penambalan
berhasil.
t) Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan yang telah ditentukan.

3.2) Perbaikan Ban Luar


Pemakaian ban pada kendaraan secara berangsur akan mengalami kerusakan baik
berupa keausan maupun kerusakan fisik akibat tertusuk benda tajam, misalnya
serpihan batu runcing, paku, pecahan kaca, dan sebagainya.
Kerusakan ban luar yang lain disebabkan karena kesalahan penyetelan geometri
roda / Front Wheel Alignment (FWA), kerusakan bearing, tie-tod yang kocak, dan
suspensi yang tidak berfungsi dengan baik.
Untuk ban jenis tubeless, kerusakan yang dapat diperbaiki apabila ban tertusuk paku
atau benda runcing lainnya asalkan tidak sobek, masih dapat diperbaiki dengan cara
menambal dengan peralatan khusus.

Prosedur Penambalan Ban Tubeless


a) Lepaskan roda dari kendaraan, dengan mengendurkan baut-baut roda.
b) Bersihkan seluruh permukaan ban dengan menyemprot dengan air.
c) Periksa secara visual apakah ada benda asing/paku yang menancap pada ban.
d) Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut
dengan tang.
e) Siapkan peralatan tambal ban tubeless berupa suntikan dan penusuk.
f) Tempatkan tabung kompound (compound tube) pada peralatan suntikan.
g) Tusukkan ujung suntikan pada bagian ban yang berlubang.
h) Tekan tabung kompound agar mengisi bagian ban yang berlubang/bocor.
i) Tarik suntikan kompound dari ban.
j) Tunggu sampai kompound mengering dan menyatu terhadap carcass pada ban
luar.

26
k) Rapikan bekas tambalan dengan pisau tajam untuk meratakan hasil tambalan.
l) Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan spesifikasi ban.
m) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila
tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penambalan berhasil.
n) Pasang kembali roda pada kendaraan.

Catatan :
Sewaktu memasang roda, perhatikan arah putaran roda jangan sampai terbalik
dengan cara melihat arah tanda panah pada ban.

3.3) Penggantian Pentil pada Ban Tubeless


Pada dasarnya, pentil merupakan sumbat udara (air check valve) yang membuka
saat mendapat tekanan dari luar dan akan menutup ketika tekanan dilepaskan.
Konstruksi pentil pada ban tubeless dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar37. Konstruksi Pentil Pada Ban Tubeless

Pada ban tubeless, apabila terjadi kebocoran udara melalui dasar pentil, maka
diperlukan penggantian pentil. Penggantian pentil dapat dengan mudah dilakukan
menggunakan SST (special service tool) berupa pengungkit seperti diperlihatkan
pada gambar di bawah ini.

Gambar Gambar 38. Penggantian Pentil Pada Ban Tubeless

Prosedur Penggantian Pentil pada Ban Tubeless

27
a)
Membongkar ban dari peleknya, kemudian lepaskan pentil dari pelek dengan cara
menarik dari bagian dalam pelek menggunakan tang.
b) Bersihkan sekeliling lubang bekas pentil pada bagian dalam maupun bagian luar
dari pelek, bila perlu cuci dengan air.
c) Oleskan sedikit paselin pada lubang pentil.
d) Pasang pentil yang baru pada lubang pentil di pelek dengan memasukkan pentil
dari sisi dalam pelek ke arah luar.
e) Gunakan SST untuk menekan pentil sampai terpasang sempurna pada pelek.
f) Pasang kembali ban pada pelek, dan pompa dengan tekanan sesuai spesifikasi.
g) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air. Bila
tidak ada gelembung udara yang muncul, berarti proses penggantian pentil
berhasil.
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA AUS
TIDAK RATA PADA BAN
1) Memeriksa dan menjaga tekanan angin ban sesuai spesifikasi
2) Melakukan rotasi ban dengan benar
3) Setelan roda disesuaikan dengan ukuran standar
4) Mencegah terjadinya perbedaan diameter ban (outer diameter) dan perbedaan
tekanan angin pada ban ganda
5) Perbedaan keliling lingkaran dan tekanan ban menyebabkan pemakaian tidak merata
pada tread, disebabkan beban yang diterima tread tidak merata/tidak seimbang. Hal
ini akan menyebabkan aus tidak rata pada telapak ban
6) Merawat kendaraan (penyetelan rem, bearing, dsb)
7)
MENJAGA TEKANAN ANGIN STANDAR
1) Pengaturan tekanan angin : Apabila berat beban sesuai dengan standar kendaraan,
aturlah tekanan angin sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pabik pembuat
kendaraan.

Gambar 39. Pengaturan Tekanan Angin ban

2) Penggantian dan pemeriksaan ban berkala :


a) Waktu memeriksa tekanan angin, gunakanlah alat ukur standar
b) Pemeriksaan dilakukan minimal sebulan sekali, dan ban harus dalam keadaan
dingin
c) Tekanan angin ban ganda tidak boleh berbeda
d) Ban baru harus lebih sering diperiksa

28
3) Pemeriksaan isi dan tutup pentil :
a) Pastikan isi pentil bekerja dengan baik

b) Pasang isi pentil baru pada ban (dalam dan luar baru)

u) Pastikanlah tutup pentil selalu terpasang


v)

TUGAS MODUL 1

1.1. Tugas Tertulis

Tugas tertulis dapat digunankan oleh panitia untuk mengidentifikasi kesiapan


Anda untuk melaksanakan penilaian unjuk kerja.

Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen,
jika penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Unjuk
Kerja, maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja ulang /remidial akan
dibicarakan antara Anda dengan Penilai.

1. Pertanyaan 1
Jelaskan 3 fungsi Ban ?
Jawaban :
d) ……………………………………………………………………………………………………………..
e) …………………………………………………………………………………………..………………..
………………………………………………………………………………………..…………………..
f) …………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………….

2. Pertanyaan 2
Sebutkan 6 komponen-komponen konstruksi dasar ban ?

Jawaban :
1. ....................................... 4. ...........................................
2. ....................................... 5. . .........................................
3. ....................................... 6. ...........................................

3. Pertanyaan 3
Jelaskan apa tujuan dibuatnya Pola Tread pada Ban Luar ?

Jawaban :
1. ...........................................
2. ...........................................

4. Pertanyaan 4
Jelaskan karakteristik dari ban Pola Block ?

Jawaban :
Ban Pola Block
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................

29
3. ...................................................................................................................
4. ...................................................................................................................

5). Pertanyaan 5
Menurut konstruksinya ban dikelompokkan dalam 2 klasifikasi menurut cara penyusunan
ply-cord yang membentuk carcass ? sebutkan apa saja ?

Jawaban :
1. .....................................
2. ....................................

6). Pertanyaan 6
Berapa derajat kemiringan lapisan benang/serat arah miring Berdasarkan klasifikasi ban
menurut cara penyusunan ply-cord Ban Bias ini ?

Jawaban :
.............................. ° terhadap garis tengah Ban

7). Pertanyaan 7
Bagaimana lapisan serat pada ban radial?

Jawaban :
......................................................................................................................
....................................................................................................................
8). Pertanyaan 8
Jelaskan apa perbedaan antara Ban tube dengan Ban Tubless?

Jawaban :
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
9). Pertanyaan 9
Menurut metode pembuatan dan bahannya pelek dibedakan menjadi dua, sebutkan 2
tipe tersebut ?

Jawaban :
1. .....................................................................................
2. ....................................................................................

10). Pertanyaan 10

Berapa kg/cm ² tekanan udara untukban depan dan belakang ukuran 10.0-20-14 PR ?
Jawaban :
........................kg/cm ²

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 1

30
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 10 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Tugas .2
Pilihlah jawaban di anggap benar dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak


beraturan adalah merupakan salah satu ?
Jawab :

a. Kemampuan Ban c. Karateristik ban


b. Kekuatan Ban d. Fungsi Ban

2. Lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar adalah?
Jawab :

a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker

31
3. Rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan.adalah ?

Jawab :

a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker

4. Lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat
keduanya, dan berfungsi untuk meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan
adalah ?
Jawab :

a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Tread

5. Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang bekerja
adalah ?
Jawab :

a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Bead

6. Pola rib adalah alur berbentuk?


Jawab :

a. Beberapa alur yang lurus dan c. Alur yang tegak lurus


zig-zag terhadap garis keliling pola
ban
b. Beberapa zig-zag paralel yang d. Gabungan dari rib dan lug
mengelilingi ban tujuannya untuk memperbaiki
kesetabilan.

7. Ban yang bertekenan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam , yaitu lapisan karet
yang kedap udara adalah ?
Jawab :

a. Ban Bias c. Ban Tubeless


b. Ban Radial d. Ban Tube

8. Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak langsung menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, hal ini
merupakan keuntungan dari ?
Jawab :

a. Ban Radial c. Ban Tube Type


b. Ban Tubeles d. Ban Bias

9. Pada pengkodean Ban Radial adalah ?


Jawab :

32
a. 19.5 / 70 H R 1.4 c. 1.95 70 H R 14
(1) (4) (2) (5) (3) (1) (4) (2) (5) (3)

b. 1.45 S 14 40R d. 195 / 70 H R 14


(1) (2) (3) (4) (1) (5) (2) (6) (3)

10. Pada pengkodean Ban Bias adalah ?


Jawab :

a. 65.4 / S 14 40R c. 6.45 / S 14 40R


(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

b. 1.45 S 14 40R d. 654 / S 1.4 40


(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

11. Rating adalah merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan ?
Jawab :

a. Keausan Ban c. Kelenturan Ban


b. Ketebalan Ban d. Kekuatan Ban

12. Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga
harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping sehingga didesain ?
Jawab :

a. Harus seberat mungkin dan c. Harus seberat mungkin


harus balance
b. Harus seringan mungkin dan d. Harus balance saja tidak harus
harus balance ringan

13. . Pada pengkodean Ban ISO (International standardization Organization?


Jawab :

a. 19.5 / 70 H R 1.4 c. 195 /70 R 14 86 H


(1) (4) (2) (5) (3) (1) (5) (6) (3) (7) (2)

b. 1.95 /70 R 14 8.6 H d. 19.5 /70 R 14 86 H


(1) (5) (3) (6) (2) (7) (1) (5) (3) (6) (7) (2)

14. Pada pengkodean Ban, angka 3 (tiga) memberikan keterangan ?


Jawab :

a. Diameter pelek dalam inchi c. Lebar ban dalam inchi (Ban


bias) atau milimeter (Ban
Radial)
b. Ban Radial d. Kecepatan maksimum yang di
izinkan

33
15. Pada simbol kecepatan, huruf M menandakan kecepatan maksimal ?
Jawab :

a. 110 Km/h c. 130 Km/h


b. 120 Km/h d. 140 Km/h

16. Pada simbol kecepatan, huruf R menandakan kecepatan maksimal ?


Jawab :

a. 170 Km/h c. 160 Km/h


b. 180 Km/h d. 150 Km/h

17. Pada simbol kecepatan, huruf L menandakan kecepatan maksimal ?


Jawab :

a. 110 Km/h c. 130 Km/h


b. 120 Km/h d. 140 Km/h

18. Pada pengkodean Ban, angka 7 (tujuh) memberikan keterangan ?


Jawab :

a. Kecepatan maksimum yang di c. Lebar ban dalam inchi (Ban


izinkan bias) atau milimeter (Ban
Radial)

b. Kapasitas mengangkut beban d. Aspect Ratio (tinggi/lebar ban)


(Load Index) dalam persen.

19. Tipe pelek dari Bahan Campuran Besi Tuang (Cast light-alloy disc whell) ini terbuat dari
bahan campuran terutama aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan
untuk ? ?
Jawab :

a. Menambah beban berat dan c. Mengurangi berat dan


menambah penampilan menambah penampilan
kendaraan

b. Menambah beban saja d. Untuk menambah penampilan


saja

20.Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai
enam di sekeliling ban, dengan tinggi berapa sampai berapa mm dari dasar tread ?
Jawab :

a. 1,4 s/d 1,6 mm c. 1,7 s/d 1,8 mm


b. 1,5 s/d 1,6 mm d. 1,6 s/d 1,8 mm

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 3


Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

34
YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 20 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :
.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Tugas. 3
3.1

Sebutkan nama-nama bagian dari ban yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini
sesuai dengan urutannya :
Jawab :

Jawaban :

1. ............................. 4. .............................
2. ............................. 5. .............................
3. ............................. 6. .............................

Tugas.
3.2

35
Jelaskan perbedaan Struktur Ban Bias (Biasa) dan Ban radial :Jawab :

Struktur Ban Bias dan Ban Radial

Struktur Konstruksi Material


Bias …………………………………….. Carcass & Breaker :
……………………………………. - ……………………..
……………………………………. - ……………………..
…………………………………….

Radial ……………………………………. Carcass :


……………………………………. e)…………………….
……………………………………. f) ……………….……
……………………………………. g)…………………….
h) ……………………

Tugas.
3.3
Jelaskan Perbandingan Prestasi Ban Radial dan Ban Bias

Jawaban:

Perbandingan Prestasi
Radial Bias
d) ………………………………………… ……………………………………………
…….. ………
e) ………………………………………… ……………………………………………
…….. ………
f) ………………………………………… ……………………………………………
……. ………

Kelebihan : c) …………………………………………
d) ………………………………………… …..
……. d) …………………………………………
e) ………………………………………… ….
…… …………………………………………
f) ………………………………………… …..
…….
Kekurangan :
a. …………………………………………
……..
…………………………………………
……..
…………………………………………
……..

Tugas.
3.4

36
Jelaskan perbedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless Type
Jawaban :

Bedakan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless

Tube Type Tubeless Type


3. ………………………………………… 3. …………………………………………
……... ……..
4. ………………………………………… …………………………………………
……... ……..
………………………………………… 4. …………………………………………
….….. …….
Lembar
………………………………………… …………………………………………
……... ……….
Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 3

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 4 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

............................................................................................

37
TEST UNJUK KERJA
TUGAS. 1

Prosedur Pembongkaran dan Penggantian Ban dalam dan Ban luar

A. Daftar Peralatan :
1. Mesin Pelepas Ban (Tire changer)
2. Sendok ban

1. Bongkar Ban dari Pelek sesuai dengan prosedurnya

l) ………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………......
m) ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………...
n) ………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………
Gbr. 14. a) – d)
o) …………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...

p) ………………………………………………………………………….

q) ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
Gbr. 16. f)
r) ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...

s) ……………………………………………………………………………… Gbr. 15. e)


…………………………………………………………………..

t) …………………………………………………………………………
………………………………………………….…………………….

u) ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….

Gbr. 17. g)

v) ……………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………

w) ……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...

Gbr. 18. j)

38
TUGAS :2

1. Prosedur Pasangankan Ban sesuai prosedurnya


j) …………………………………………………………………………...

k) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

l) …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………..

m) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

n) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

o) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

p) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

q) …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..

r) …………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

TUGAS :3

1. Prosedur Pemeriksaan Ban Dalam dan Ban luar

4) Memeriksa Kerusakan Ban Luar


Periksalah Kerusakan Ban sesuai dengan Prosedur
a) ……………………………………………………
....................................................
. . …………………………………………………..

b). ……………………………………………………
…………………………………………………..

39
Pelek Pelek Pelek
Standar Sempit Lebar
c). ………………………………………………………
……………………………………………………..
……………………………………………………

d)……………………………………………………..
……………………………………………………..
……………………………………………………...

TUGAS :4

5) Memeriksa Kerusakan Ban Dalam


Periksalah Kerusakan Ban Dalam sesuai Prosedur
f) Bersihkan seluruh permukaan
……………………………………………………………….
.................................................................

g) Periksalah kesesuaian dengan …………………..


………………………………………….yang dipakai.

Sesuai dengan atuannya

h) Periksa keliling penampang luar. Ban


dalam yang keliling penampang luarnya
telah mengembang sampai …………….%
atau lebih, dibandingkan
…………………………………………………………..….
……………………………………………………………...

i) Periksa kondisi ……………….yang sudah tidak


bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor)
tidak layak pakai dan harus diganti baru.
Batang pentil yang rusak (karatan/bocor)

40
menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan
tutup pentil ada dan terpasang.

j) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus,


melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak
karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan
tambalan yang sudah terlalu banyak juga
harus……………………………………………...

TUGAS :5

3). Melaksanakan Perbaikan Ban Dalam atau Ban Luar


i. . Memperbaiki Kerusakan Ban Dalam
Lakukan Perbaikan Ban sesuai Prosedur
a) Lepaskan ban dalam terhadap roda sesuai prosedur pembongkaran.

b) Pasang pentil …………………………………… beri tekanan angin (± ……… kg/cm 2).

c) Untuk mengecek adanya kebocoran, lakukan pengecekan dengan cara


………………………………………………………………………………………………………………

d) Tandai …………………………………………………………………………………………………….

e). Pasang alat pemanas pada jala-jala listrik.


f). Keringkan ban dalam dengan kain lap.
g). Siapkan parut penggosok untuk menggosok pada bagian ban dalam yang
bocor sampai permukaannya menjadi kasar

h). Potong bahan penambal ban dalam (kompound) dengan ukuran …….X…. cm.

i). Berikan ………. pada bagian yang akan ditambal dari ban dalam yang bocor
dan pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound.

j). Tempelkan guntingan kompound yang sudah diberi ………………pada bagian ban
yang bocor.

k). Pasangkan kertas timah di atas guntingan kompound.

l). Tempatkan ban dalam pada alat pres ban dengan posisi kompound menempel
secara terbalik pada alat pres ban.

m). Putar ulir pres ban sampai kompound terhadap ban dalam menempel dengan
kuat.

41
n). Hidupkan tombol ON alat pres, maka filament/elemen pemanas akan
memanaskan tambalan ban.

o). Tunggu selama ………………..menit, maka kompound akan menyatu dengan


ban dalam secara kuat.

p). Matikan peralatan tambal ban dengan menekan tombol OFF.

1. Teteskan air di sekitar tambalan ban sedikit demi sedikit agar bagian tambalan
dapat terlepas dari pres ban.

s). Pasang kembali pentil dan berikan tekanan ± ……….. kg/cm 2.

t). Cek hasil penambalan ban dengan cara memasukkan ban ke dalam bak air,
dan apabila tidak terdapat …………………, berarti proses penambalan berhasil.

u). Pasang kembali ban dalam terhadap rodanya dan lakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan yang telah ditentukan.

TUGAS :6

ii. Memperbaiki Kerusakan Ban Luar


Lakukan Penambalan Ban Tubeless sesuai Prosedur
o) Lepaskan roda dari kendaraan, dengan mengendurkan …………………………...
p) Bersihkan seluruh permukaan ban dengan menyemprot dengan air.
q) Periksa secara …………………………. apakah ada benda asing/paku yang
menancap pada ban.

r) Apabila ban tertusuk paku, lepaskan paku dari ban dengan cara mencabut
………………………...

s) Siapkan peralatan tambal ban tubeless berupa ………….. dan ………………...


t) Tempatkan tabung kompound (compound tube) pada peralatan suntikan.
u) Tusukkan ujung suntikan pada bagian …………………………………………….
v) Tekan tabung kompound agar mengisi bagian ban yang berlubang/bocor.
w) Tarik suntikan kompound dari ban.
x) Tunggu sampai kompound mengering dan menyatu terhadap ………….. pada
ban luar.

y) Rapikan bekas tambalan dengan …………….untuk meratakan hasil tambalan.

42
z) Pompa ban dengan kompresor sesuai dengan tekanan……….. spesifikasi ban
aa) Cek terhadap kebocoran dengan cara memasukkan roda ke dalam bak air.
Bila tidak ada ………………. yang muncul, berarti proses penambalan berhasil.

bb) Pasang kembali roda pada kendaraan.

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 4

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 4 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta .....................................................


Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

43
MODUL 2
(RODA)
Uraian Materi 1:

1.1 PELEK DAN BAN


Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1.
Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat
diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil
memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan
oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.

Gambar 1. Pelek dan Ban

1.1.1 PELEK RODA (DISC WHEEL)

Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi


dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda
merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan
mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal
dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai
macam tenaga yang tertumpu pada ban.

44
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula
ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar
lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.

Gambar 2. Penampang pelek roda

1.1.2 TIPE PELEK RODA


Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang
banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang
menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini
terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim
dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk
memungkinkan pemasangan ban.
Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan
menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur
roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan
posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub
saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-
kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance
roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub,
dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel
drop).

Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan


bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu
baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).

Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

PELEK BAJA PRESS

45
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang
dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti
ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada
umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan
kualitasnya merata.

PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG


Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan
campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada
umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah
penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium
adalah
 Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila
melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban,
perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada kendaraan,
maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur
rodanya.
 Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar
tidak merusak pelek aluminium.
 Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
 Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus
untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan
bukan logam untuk memasangnya.
 Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium
secara teratur.

1.1.3 SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK

Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri.


Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.

Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC


Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
a). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi
kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai

46
mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi
enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.

 Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim

Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan
industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi,
menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead
yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan
yang kuat dari bead dan pelek.
 Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari
satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian
tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Gambar 6. Drop Center Rim

 Wide Drop Center Rim

Gambar 7. Wide Drop Center Rim

47
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut
lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan
suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan
untuk mobil sedan dan truk kecil.

 Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim

Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk
bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak
antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik
daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim
terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang
dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci ( Lock
Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci)
lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping
(Side Ring).

 Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur
pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih
berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang
dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8,
tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak
begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

 Interim Rim

48
Gambar 10. Interim Rim

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang
lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan
dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan
bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah
sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan
yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang
pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira
57 % dari lebar ban).

1.1.4 Ukuran Pelek


Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.

NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN

D.T.
(Divided Type Rim)

D.C.
(Drop Center Rim)

S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)

49
F.B.
(Flat Base Rim)

Gambar 11. Bentuk Dasar Pelek

1.1.5 BAN
Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa ban
dalam).

a) Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak ( tread)
dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan
berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak
sebaik ban radial.

b). Ban Radial

Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk
searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut
ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan
keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
BREAKER BELT

RADIAL CORD
BIAS
CORD

LINER

BEAD TIRE
CHAMFER

RIM VALVE

50
Gambar 12. Roda dengan Ban Bias dan Ban Radial

WHEEL SIDE RING


FLAP
TUBE
TIRE

Gambar 13. Roda Dengan Ban Dalam


c). Ban Tubeless
Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa
menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari
kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat
saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban
Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner
mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara
sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan
langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan
dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.

TREAD

SHOULDER
LINER

CARCASS
SIDEWALL (CORD)
CHAMFER
BEAD WIRE

BEAD

BEAD WIRE

RIM VALVE

BEAD BASE

51

WHEEL DISK
TIRE
Gambar 14. Roda Dengan Ban Tubeless

d) Kode ukuran ban dan roda


Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta
sifat lainnya.

Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda


Jenis ban Contoh nominasi ban
Dengan Ban Ban bias 10.00 – 20 – 14PR
Dalam Ban radial 10.00 – 20 – 14PR
Tubeless Ban bias 11-22.5 – 14PR
Ban radial 11R22.5 – 14PR
Ban radial ultra flat 225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J

1.1.6 Membaca Kode Ban TIRE WIDTH

a). Ban dengan ban dalam TIR


10.0 – R – 20 – 14PR E
HEI
Keterangan : GH
10.0 : Lebar ban (inchi) T
R : Konstruksi radial OUTER DIAMETER
RIM DIAMETER
20 : Diameter rim (inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)

b). Ban tubeless


11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 15. Kode Ban

1.1.7 Metode ISO

a). Ban radial ultra flat


225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi)
70 : Rasio Ketebalan
R : Konstruksi radial

52
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan

1). PR (Play Rating)


Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban,
berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak
jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini
menyatakan berapa banyak lapisan benang katun ( carcass) yang membentuk
kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat
katun.

2). Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan

TIRE WIDTH (W)

TIRE
HEIGHT
(H)

W W
Ratio Ketebalan : _____ Tingkat Kerataan : _____ x 100
H H

Gambar 16. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan

3). Pola tapak ban (Tread pattern)

53
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi
pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara
umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.

RIB LUG LURUS LUG MIRING

BLOCK COMPOSITE / KOMBINASI

Gambar 17. Pola Dasar Tread Pattern

Uraian Materi 2.
1.2 PROSEDUR MELEPAS RODA
Melepas roda dari dudukan diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti roda
dengan yang baru, dan lain-lain. Adapun momen pengerasannya : 103 N.m (1.050
kgf.cm, 76 ft.lbf)

Sebelum melepas roda, perlu diperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut


:

a). Melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata.


b). Gunakan alat (kunci roda) sesuai dengan fungsinya.
c). Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan
posisinya kuat.
d). Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan terlebih dahulu.
e). Pilihlah penyangga yang kuat menahan beban kendaraan.
f). Perhatikan benar-benar semua spesifikasi momen pengencangan baut. Gunakan
selalu kunci momen.
g). Mungkin SST (Alat Servis Khusus) diperlukan, tergantung pada sifat perbaikan.
Gunakanlah SST apabila diinstruksikan dan ikuti prosedur sebaik-baiknya.
h). Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati.
Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar.
i). Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal-lah roda
demi keselamatan.
j). Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat
berbahaya; mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa penopang,
walau hanya untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun.

Prosedur Melepas Roda (Roda Depan)

54
Gambar 18. Menempatkan kendaraan pada permukaan rata

Gambar 19. Melepas Unit Roda


a). Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal
pada roda belakang.
b). Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda (hanya
dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci roda berlawanan
arah jarum jam.
c). Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand
pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas.
d). Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng ( - ).
e). Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda.
f). Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan.
g). Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan
penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika
kerusakan terjadi dan dibiarkan!
h). Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara
efektif dan efisien! (dengan kebalikan dari langkah pelepasan).

55
LOKASI PENGANGKATAN DAN PENOPANGAN KENDARAAN

DEPAN

Gambar 21. Lokasi pengangkatan dan penopangan kendaraan

POSISI DONGKRAK _________________________________


Depan ..................... Crossmember depan
Belakang ................. Batang axle belakang
PERHATIKAN : Saat mengangkat bagian depan dan belakang, pastikan bahwa
kendaraan tidak memuat beban ekstra.
POSISI DONGKRAK PANTHOGRAPH _____________________
POSISI PENOPANGAN
Penopang (Safety stand) dan swing arm type lift .............

Uraian 3 :

1.3 Pemeriksaan Roda


1.3.1 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR

Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator) . Indikator


keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai
enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread.
Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan
ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa
ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti.

56
New Tread Worn Tread

TREAD WEAR INCICATOR


Location marks

Gambar 22. Indikator Keausan Ban (T.W.I)

Hydroplanning

Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan
jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding).
Faktor yang mempengaruhi hydroplanning :

Aman Berbahaya
1). Kecepatan : Rendah Tinggi
2). Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Pengendaraan di Jalan Basah
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik,
ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi,
maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
1). Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban,
2). Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air
(terjadi Aquaplane / Hydroplane),
3). Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada
resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.

Pengendalian di Jalan Basah

Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air
dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :

1). Kedalaman alur telapak


2). Kelebaran alur telapak
3). Jumlah alur telapak
4). Jenis pola telapak
5). Kecepatan kendaraan

Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan :

1). Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
2). Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek.

57
3). Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4). Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit.
5). Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur),
sehingga pengendaraan menjadi keras.

PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA

Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar

Gambar 23. Posisi Ban Terhadap Pelek

PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI

1). Ban luar radial harus memakai ban dalam radial.


2). Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam.
3). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
4). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless.
5). Mengemudi dengan cara yang wajar.
PEMERIKSAAN BAN LUAR
2) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan
pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban
yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang
digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek
yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas.
Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini.

Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek

PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI

6). Ban luar radial harus memakai ban dalam radial.


7). Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam.

58
8). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
9). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless.
10). Mengemudi dengan cara yang wajar.
PEMERIKSAAN BAN LUAR
3) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai
dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat
ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek
yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian
pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di
atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah
ini.

Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek


4) Pemeriksaan keausan ban.
Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread.
Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban
dan saatnya ban harus diganti.

New Tread Worn Tread

TREAD WEAR INCICATOR


Location marks

Gambar 25. Pemeriksaan Keausan Ban


5) Tekanan angin.
Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan
memperpendek umur ban, diantaranya : keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-
cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga

59
dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda :
1,0 mm)

Gambar 26. Pemeriksaan run-out ban

6) Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat
diamati secara visual.

Gantilah ban Anda


Bila tanda slip sudah terlihat

Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban


a). Rib Tear
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib
disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan
sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil
telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul,
maka terjadi kerusakan.

b). Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama
pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan
kecepatan tinggi.

c). C.B.U
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi
defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik
yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus.

Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar


Tabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar
Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan

60
Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya
Retak alur Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Rusak luar telapak Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Retak dinding Mencapai benang / Berbahaya
samping kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna Berbahaya
pada ban tubeless

5). Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian
dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan
keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda
indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.

Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban.
a). Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah
adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian
tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan
aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan
berakibat sama.
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan
sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih
cepat daripada bagian shoulder.
Keausan
Keausan Keausan

Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder

b). Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar


(4) Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang
disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban

61
tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah
yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah
pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok.

(5) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban
tidak normal.

(6) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab
utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang
singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan
camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah
dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar
jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini
mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban
dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.

Keausan

Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar

c). Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu)


Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang
tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan
menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini
menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk
susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat
diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke
bagian luar ban.

Keausan Keausan

Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in

Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan
menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan.
Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah.

Keausan Keausan

Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out

PENTING !
Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front
end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti
itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini
mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya.
62
d). Keausan Toe-and-Heel
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban
dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya
membentuk pola seperti gelombang.

Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak,
tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-
and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang
diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang
pendek berkali-kali.

Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel

e). Keausan Spot/Spot Wear (Cupping)


Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian
tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan
semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang
teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod
end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle
bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan
menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah
bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada
interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan
ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

63
Keausan

Gambar 33. Keausan Spot

PENTING !
 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal
kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan
spot.
 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga
menyebabkan keausan spot.
 Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan

BATAS PEMAKAIAN BAN DALAM

4) Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92%
atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian
dalam.
5) Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya.
6) Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya.

PEMILIHAN BAN DALAM


1).Ukuran ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luarnya.
2).Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru.
3).Gunakan merek ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya.
4).Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar dan jenis
peleknya.
5).Pakailah isi pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan
penutup pentil.

PEMERIKSAAN BAN DALAM


Pemeriksaan ban dalam meliputi :
1). Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus
menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus
menggunakan ban dalam radial juga.
2). Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah
mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
3). Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan,
bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak
(karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil
ada dan terpasang.

64
4). Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian
yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang
sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.

Gambar 34. Pemeriksaan Ban Dalam

PROSEDUR PEMERIKSAAN BAN DALAM DAN BAN LUAR


1). Memeriksa Kerusakan Ban Luar
Prosedur Pemeriksaan Kerusakan Ban

e) Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing


yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
f) Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek.
g) Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan
sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya :
ply-cord putus (C.B.U), retak alur, rusak luar telapak, retak dinding
samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah (separation), dan
kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless.
h) Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan
yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal dan keausan yang
tidak normal, yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus
sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata (spot wear),
dan toe-and-heel.

2). Memeriksa Kerusakan Ban Dalam


Prosedur Pemeriksaan Ban dalam
k) Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda
asing yang menempel.

l) Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar
harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus
menggunakan ban dalam radial juga.

m) Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang


luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan
keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.

n) Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet,
karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil
yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan
tutup pentil ada dan terpasang.

65
o) Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada
bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan
tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.

3). Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban


a). Item yang perlu disiapkan:
(1) Alat ukur ban
(2) Chock udara untuk ban
(3) Udara bertekanan

b). Prosedur
(6) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal (bila ban masih terpasang).
(7) Periksa tekanan udara ban.

Senantiasa pasang tutup katup


Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban

(8) Pompa ban


(9) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi.

c). Tekanan Udara Standar (dengan/tanpa barang)


Tabel 3. Tekanan Udara Standar
Ukuran ban Tekanan udara (kg/cm2)
(depan & belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00

BETUL SALAH
SALAH

Tekanan Angin Tekanan Angin Tekanan Angin


Kurang standar lebih

Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban

66
BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR

Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban.
Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai
indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.

New Tread Worn Tread

TREAD WEAR INCICATOR


Location marks

Gambar Indikator Keausan Ban (T.W.I)

PEMERIKSAAN BAN LUAR

1). Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan
pelek yang digunakan
2). Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator
keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
3). Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan
dan memperpendek umur ban.
4). Macam-macam kerusakan pada ban :

a). Rib Tear, yaitu adanya bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban.
b). Separation, pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang
menggelembung) yang disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban.
c). C.B.U, yaitu terputusnya ply-cord pada sidewall.

Macam dan Golongan Kerusakan Ban


Tabel 12. macam dan Golongan Kerusakan Ban
Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan
Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya
Retak alur Mencapai benang / Berbahaya
kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Rusak luar telapak Mencapai benang / Berbahaya
kanvas

67
Belum mencapai Hati-hati
benang
Retak dinding Mencapai benang / Berbahaya
samping kanvas
Belum mencapai Hati-hati
benang
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna Berbahaya
pada ban tubeless

5). Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan
keausan yang tidak wajar, diantaranya :
a). Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama karena tekanan
ban.
b). Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat disebabkan oleh :
Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yang berlebihan,
kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi mengakibatkan keausan ban
tidak normal, dan sudut camber yang tidak tepat.
c). Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu), penyebab utamanya adalah
penyetelan toe-in yang tidak tepat.
d). Keausan Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola
tread block dan lug.
e). Keausan Spot/Spot Wear (Cupping), membentuk lekukan seperti mangkok pada
beberapa bagian tread roda.

PEMERIKSAAN BAN DALAM


Pemeriksaan ban dalam meliputi :
1). Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan
ukuran dan jenis yang sama.
2). Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah
mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban
luar pada bagian dalam harus diganti baru.
3). Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor)
tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor)
menunjukkan ban dalam harus diganti.
4). Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang
lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu
banyak juga harus diganti baru.

Hal-hal yang penting harus diperhatikan saat perbaikan

1). Selalu periksa tekanan ban untuk menghindari keausan yang tidak rata. Lihat buku
petunjuk bengkel untuk tekanan ban.
2). Pastikan ban yang double (belakang) bertekanan yang sama.
3). Pastikan tidak ada benda asing pada permukaan kontak antara roda dan tromol rem
pada saat pemasangan agar tidak terjadi perubahan bentuk (deformasi) dan
kencangkan baut roda secara merata. Deformasi tromol rem mengakibatkan
getaran saat pengereman.
4). Ukur play roda seperti pada gambar untuk mengetahui adanya deformasi serta
kondisi pemasangan.
Dial gauge

68
Vertical
play
Gambar 37. Mengukur play roda

4. 4 Memasang Roda
4.4.1. Prosedur Pemasangan Ban
a). Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal.

Gambar 38. Kondisi rata dan terganjal

b). Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan
peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge (alat
ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan
jack stand.

Tabel 5. Standar Tekanan Ban


Ukuran ban Tekanan udara (kg/cm2) (depan
Gambar 39. Menambah Tekanan Ban
& belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00

69
c). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan
benar sesuai dengan tanda pemasangannya.

Gambar 40. Tanda Pemasangan


d). Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan.

Gambar 41. Mendongkrak kendaraan

e). Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar disamping ini, Torsi :
600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft).

Mur Hub

1
1
1 3
3 4 4 3

4 2 2 5
5 2

FOUR WHEEL NUTS FIVE WHEEL NUTS

Gambar 42. Urutan Pemasangan Baut

Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang
kendor.
 Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.
 Putaran untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm

70

4,000-4,800 kg.cm
Gambar 43. Pengencangan mur roda

1.4.2 Metode pengencangan baut

Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region (konvensional)
dan metode plastic region (angle torque).

a). Metode elastic region


Pada metode ini momen pengencangan bertambah sesuai dengan putaran
sudut baut, bila baut dikeraskan melebihi elastic region hanya sudut putaran
yang bertambah tetapi momennya tetap.

b). Metode plastic region


Pada tipe mesin tertentu, baut cylinder head dan main cap bearing
dikencangkan dengan metode plastic region. Pada metode ini, pertama baut
dikencangkan pada momen yang mendekati yield point (titik getas), kemudian
diputar lagi sampai melewati yield point. Baut tipe ini menghalangi tegangan
aksial di daerah plastic region.
DAERAH ELASTIS DAERAH PLASTIS

VARIASI KECIL
TEKANAN AKSIAL BAUT

PATAH

VARIASI TITIK
BESAR GETAS
PEMANJANGAN BAUT

71
TUGAS MODUL 2

Tugas Tertulis

1. Pertanyaan 1
Menurut metode pembuatannya dan bahannya secara umum Pelek Roda dibedakan
menjadi dua tipe, Jelaskan dua tipe tesebut
Jawaban :
1. ……………………………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………..………………..

2. Pertanyaan 2
Sebutkan 6 komponen-komponen konstruksi dasar ban ?

Jawaban :
1. ....................................... 4. ...........................................
2. ....................................... 5. . .........................................
3. ....................................... 6. ...........................................

3. Pertanyaan 3
Jelaskan roda di bagi menjadi dua yaitu ?

Jawaban :

72
3. ...........................................
4. ...........................................

4.Pertanyaan 4

Jelaskan kode spesifik pelek : misalkan 5.50 F X SDC ?

Jawaban :
Jelaskan kode spsesifik pelek
1. 5.50 = .............................................
2. F = .............................................
3. 15 = .............................................
4. SDC .= .............................................

5). Pertanyaan 5
sebutkan 2 tipe Menurut metode pembuatan dan bahannya pelek roda pada umumnya
?

Jawaban :
3. ......................................................................
4. .......................................................................

6). Pertanyaan 6
Sebutkan Gambar di bawah ini. pelek tipe apa?

Jawaban :
...........................................................................

7). Pertanyaan 7

Sebutkan Gambar di bawah ini. pelek tipe apa?

Jawaban :
. ............................................................................

8). Pertanyaan 8
Jelaskan apa perbedaan antara Ban tube dengan Ban Tubless?

Jawaban :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

9). Pertanyaan 9
Jelaskan Berapa kode Ban Tubless?

Jawaban :
..............................................................................................

73
10). Pertanyaan 10

Berapa kg/cm ² tekanan udara untukban depan dan belakang ukuran 10.0-20-14 PR ?
Jawaban :
....................................... ²

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 1

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 10 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Tugas .2

Pilihlah jawaban di anggap benar dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak


beraturan adalah merupakan salah satu ?
Jawab :

a. Kemampuan Ban c. Karateristik ban


b. Fungsi Ban d. Kekuatan Ban

74
2. Lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar adalah?
Jawab :

a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker

3. Rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan.adalah ?

Jawab :

a. Sidewall c. Tread
b. Carcass d. Breaker

4. Lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang memperkuat daya rekat
keduanya, dan berfungsi untuk meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan
adalah ?
Jawab :

a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Tread

5. Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang bekerja
adalah ?
Jawab :

a. Sidewall c. Breaker
b. Carcass d. Bead

6. Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator) Indikator kausan ban adalah
tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling Ban dengan
tinggi berapa sampai berapa ?
Jawab :

a. 1, 5 mm sampai 1,7 mm c. 1,7 mm sampai 1,8 mm


b. 1,6 mm sampai 1,8 mm d. 16 mm sampai 18 mm
7. Ban yang bertekenan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam , yaitu lapisan karet
yang kedap udara adalah ?
Jawab :
a. Ban Bias c. Ban Tubeless
b. Ban Radial d. Ban Tube

8. Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak langsung menjadi kempes
sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, hal ini
merupakan keuntungan dari ?
Jawab :

75
a. Ban Radial c. Ban Tube Type
b. Ban Tubeles d. Ban Bias

9. Pada pengkodean Ban Radial adalah ?


Jawab :

a. 19.5 / 70 H R 1.4 c. 1.95 70 H R 14


(1) (4) (2) (5) (3) (1) (4) (2) (5) (3)

b. 1.45 S 14 40R d. 195 / 70 H R 14


(1) (2) (3) (4) (1) (5) (2) (6) (3)

10. Pengendaraan di jalan yang basah, Ban yang baik harus dapat mengalirkan air dengan
jumlah minimal ?
Jawab :

a. 2 s/d 4 liter /detik pada c. 4 s/d 5 liter /detik pada


kecepatan 60 km/jam kecepatan 60 km/jam
3 s/d 5 liter /detik pada 5 s/d 6 liter /detik pada
b. kecepatan 60 km/jam d. kecepatan 60 km/jam

11. Rating adalah merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan ?
Jawab :

a. Keausan Ban c. Kelenturan Ban


b. Ketebalan Ban d. Kekuatan Ban

12. Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga
harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping sehingga didesain ?
Jawab :
a. Harus seberat mungkin dan c. Harus seberat mungkin
harus balance
b. Harus seringan mungkin dan d. Harus balance saja tidak harus
harus balance ringan

13. Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan
mempengaruhi front wheel aligment serta dapat mengakibatkan ?
Jawab :
a. Keausan ban tidak normal c. Kerusakan front wheel
aligment
b. Kerusakan pada suspensi d. Rusaknya suspensi dan ban
14. Pada pengkodean Ban, angka 3 (tiga) memberikan keterangan ?
Jawab :

a. Diameter pelek dalam inchi c. Lebar ban dalam inchi (Ban


bias) atau milimeter (Ban
Radial)
b. Ban Radial d. Kecepatan maksimum yang di
izinkan

15. Pada simbol kecepatan, huruf M menandakan kecepatan maksimal ?


Jawab :

76
a. 110 Km/h c. 130 Km/h
b. 120 Km/h d. 140 Km/h

16. Pada simbol kecepatan, huruf R menandakan kecepatan maksimal ?


Jawab :
a. 170 Km/h c. 160 Km/h
b. 180 Km/h d. 150 Km/h

17. Pada simbol kecepatan, huruf L menandakan kecepatan maksimal ?


Jawab :
a. 110 Km/h c. 130 Km/h
b. 120 Km/h d. 140 Km/h

18. Pada pengkodean Ban, angka 7 (tujuh) memberikan keterangan ?


Jawab :

a. Kecepatan maksimum yang di c. Lebar ban dalam inchi (Ban


izinkan bias) atau milimeter (Ban
Radial)

b. Kapasitas mengangkut beban d. Aspect Ratio (tinggi/lebar ban)


(Load Index) dalam persen.

19. Tipe pelek dari Bahan Campuran Besi Tuang (Cast light-alloy disc whell) ini terbuat dari
bahan campuran terutama aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan
untuk ? ?
Jawab :

a. Menambah beban berat dan c. Mengurangi berat dan


menambah penampilan menambah penampilan
kendaraan

b. Menambah beban saja d.Untuk menambah penampilan


saja
20. Keausan akibat Toe- In atau Toe-Out (Aus Berbulu) penyebab utamanya adalah?
Jawab :

a. Penyebab Toe-Out yang tidak c. Penyebab sudut camber yang


tepat tidak tepat
b. Penyebab Toe-In yang tidak d. Penyebab keausan ban dalam
tepat
Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 3

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 20 telah dijawab dengan benar ?

77
Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Tugas. 3
3.1

Sebutkan nama-nama komponen yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini sesuai
dengan urutannya :
Jawab :
2
LINER

1.

7
3 8
6 9

4.

Jawaban :

78
1. .................................... 6 .......................................
2. .................................... 7. .......................................
3. .................................... 8. ........................................
4. ..................................... 9. ........................................
5. .....................................

Tugas.
3.2

Jelaskan Kode ukuran Ban dan Roda:

Kode Ukuran Ban dan Roda

Jenis Ban Nominal Ban


Dengan Ban Ban bias …………………….…………….
Dalam Ban Radial ………..…………………………
Tubelles Ban bias …………………………………..
Ban radial ……………………………………
Ban radial ultra flat ……………………………………

Tugas.
3.3
sebutkan Nama-nama Pola Dasar Ban menurut tapaknya secara umum ?

Jawaban:
Pola Dasar Ban menurut tapaknya.

1 2 3

4 5

Jawaban :

1. .................................... 4 .......................................
2. .................................... 5. .......................................
3. ....................................

Tugas.

79
3.4
Jelaskan/sebutlan nam-nama bentuk Dasar Pelek
Jawaban :
Bentuk Dasar Pelek

NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN

…………………………………….
.

……………………………………

……………………………………

…………………………………..

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 3

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 4 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

80
.............................................................................................

.............................................................................................

............................................................................................

TEST UNJUK KERJA


TUGAS. 4

Prosedur Melepas Roda


A. Daftar Peralatan :

1. Kunci Roda
2. Dongkrak

1. Lakukan Pleepasan Roda sesuai dengan Prosedur

a) ……………………………………………………

b) ……………………………………………………………...

c) ………………………………………………..………………
d) ……………………………………………….
DEP
AN

81
e) ……………………………………………………..………...
f) ………………………………………………………………..

Prosedur Pemeriksaan Ban Luar dan Ban Dalam

2. Lakukanlan Pemeriksaan Ban Luar Sesuai Prosedur

a) ……………………………………………………………………...
b) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...
c) .......................................................................
.........................................................................
d) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
e) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………….

f) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..

82
Aus Pada Tengah Tread dan
Pada Shoulder
g) ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..

Aus Sebelah Dalam dan


Luar

h) ……………………………………………………………………… Keausan Keausan


………………………………………………………………….

Gbr. Keausan Ban Akibat Toe-


in

3. Lakukanlah Pemeriksaan Ban Dalam sesuai Prosedur

a) ....................................................................
....................................................................
....................................................................
.
b) …………………………………………………………………
………………………………………………………………..
……………………………………………………………….
………………………………………………………………...

c) …………………………………………………………………… Dial
gauge
…………………………………………………………………… Vertic
al
………………………………………………………………….. play
Side
play

d) …………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..

83
e) .......................................................................
......................................................................
.....................................................................
.......................................................................

4. Lakukan Pemasangan Roda sesuai Prosedur

f). ..............................................................
..............................................................
..............................................................
............................................................

g). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
...............................................................

Menambah Tekanan Ban

h). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................

84
i). ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
.

j). Keraskan mur roda dengan urutan seperti


Hu
pada gambar disamping ini,
b
Torsi : .............gf-cm (........... 1
1
N.m; ...............lbf.ft). 3 4
1 3
4 3
4 2 2 5
5 2

FOUR HEEL FIVE


NUTS WHEEL
NUTS

k). Kencangkan setiap mur roda


dengan .....................................................
................................................................
..........
* Jika ada yang longgar, kencangkan
sampai putaran yang ditentukan.
* Putaran untuk mengencangkan:.........-
................................kg.cm

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 4

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

85
Apakah pertanyaan 1 sampai 4 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

MODUL 3
REM

A. Sistim Rem

1. Uraian

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan lajunya


kendaraan. Kelengkapan ini pada kendaraan sangat penting dan berfungsi sebagai
pengamanan keselamatan jiwa dalam dan untuk pengendaraan yang aman.
Pada prinsipnya rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan
berkendaraan dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat manapun dan dalam
berbagai kondis dapat berfungsi dengan baik dan aman.

86
Prinsip Kerja Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling
di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan
maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah
energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan.
Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim
gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek

87
3. Type Rem

Rem dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaan


 Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
 Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan
 Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada kendaraan berat

Selanjutnya “ Engines brake “ adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan


kendaraan. Braking effec (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin
itu sendiri, tidak ada peralatan khusus yang di butuhkan. Engines brake bekerja dengan cara
melepaskan/menurunkan pedal gas.

3.1 Rem Kaki

Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem
pneumatik (pneumatic brake).

Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga
konstruksinya lebih sederhana.

Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja,
maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.

88
2. Boster Rem

Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga
pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat
juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri
Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake
manifold mesin

Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut :


Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme
pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

89
Mekanisme Kerja

1. Master Silinder

Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe
tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak
digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.

90
Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan
pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat.

Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan
mekanisme katup pengontrolan.
Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang
dibatasi dengan membran dan piston boster.

Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk
katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan
pedal rem melalui batang penggerak katup.

91
3. Katup pengimbang ( P.Valve )

Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat
dibanding dengan bagian belakang.
Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju)
disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada bagian
depan.

Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman
yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “Katup pengimbang” (proportioning valve) atau biasa disebut katup P.
Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang
(mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder roda
belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang lebih
kecil dibanding daya pengereman roda depan.

Tipe-tipe Katup penyeimbang :


 Katup P
 Katup P ganda
 LSPV ( Load Sensing and Proportioning Valve )
 P & BV ( Proportioning and By pass Valve
 DSPV (Decelaraion Sensing and Proportion Valve)

Tipe-tipe Katup penyeimbang :


 Katup P
 Katup P ganda
 LSPV ( Load Sensing and
Proportioning Valve )
 P & BV ( Proportioning and By
pass Valve
 DSPV (Decelaraion Sensing and
Proportion Valve)

92
Penyetelan otomatis

Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment )
mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja secara otomatis,
seperti berikut dibawah ini :
 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur
 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju
 Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.

Penyetelan konvensional secara berkala


Penyetelan celah antara kanvas rem dengan tromol dilakukan sesuai dengan jadual
berdasarkan pada sfesifikasi pabrik atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Penyetelan rem kedua roda depan maupun kedua roda belakang hasil pengukuran celah
disesuaikan dengan sfesifikasi kendaraan tersebut.
Sfesifikasi :
Standar Batas limit
1.Tebal kanvas rem + sepatu rem 7 mm 3 mm
2. Diameter tromol 2 mm
3. Keovalan tromol 0,5 mm
4.Celah kanvas rem dengan tromol 3 – 6 gigi penyetel
5. Jarak main pedal 2 – 7 mm
6. Jarak pedal ke lantai dengan tekanan
20 - 30 kg 50 mm
7. Minyak rem DOT 3. DOT 4
8. Penggantian minyak rem 80.000 Km

Langkah penyetelan
Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada
backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel
tersebut berkisar antara 3 – 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda.
Langkah membuang udara
1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara.
2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan
tekanan penuh pedal rem tersebut.
3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus
dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah keluar
.

93
4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa gelembung.
5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.

B. REM TROMOL

URAIAN
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega
mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang
relatif kecil.

REFERENSI
Self-energizing action
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes
(primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem
didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti
ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket
Komponen

94
1. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian
belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.

Penting
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus
diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.

2. Silinder Roda

Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.

95
Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan
dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder
roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan
hanya satu sepatu rem.

Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston
akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya
kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut.

Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari
pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).

3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang padanya
dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ). Kanvas ini
harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi .
Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya
temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining ) terbuat dari
campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan
ketinggian panas tertentu.
SepatuRem dan Kanvas Rem,

96
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat
dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar
penampangnya seperti terlihan pada gambar
dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan
sebagai bagian yang menutupi kelengkapan
rem roda yang diantaranya sepatu rem dan
kelengkapan termasuk backing plate, dimana
posisinya tidak bersentuhan (bebas
berputar).

Ketika kanvas rem menekan permukaan


bagian dalam tromol rem oleh adanya
tekanan hidraulis diartikan sistim rem
bekerja dan menimbulkan gesekan yang
berakibat timbul reaksi panas yang dapat
mencapai suhu panas 200 – 300 derajat
celcius. Seperti yang telah di jelaskan dalam
pasal yang lalu dimana rem berfungsi
merubah tenaga putar dari tromol menjadi
tenaga panas.

TIPE REM TROMOL

1. Tipe leading dan tipe trailing

Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu
rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah
berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single
wheel cylinder).

Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian
ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku

97
daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang
kanan disebut trailing shoe.

2. Tipe two leading

Two leading shoe dibagi menjadi dua :


1. Single action, dan
2. Double action

Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing
mempunyai satu piston pada tiap sisinya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

98
Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi
sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe ini
mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila rem
berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja
sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.

Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya
terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu
arah saja maka tipe double action ini bekerja efisiensi du arah, maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

3. Tipe Uni-Servo

Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya
berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder mendorong bagian
atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe dan
bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.
Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu
berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang
kecil, lihat gambar dibawah ini.

4. Tipe Duo-Servo

Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua
piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat
rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa
terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.

Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

99
Keuntungan :

 Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik

Kerugian :
 Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik
C. REM CAKRAM

Uraian

Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi
tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan antara
disc pad dan cakram.

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing
action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang
menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad
agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang

100
efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.

Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad
menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala
ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek
pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan
Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan
dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya
sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi
pengereman dan Water Recover yang baik.

Kelengkapan rem cakram

1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa
(solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi.
Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin
pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih
panjang atau tahan lama.

101
2. Pad Rem

Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini
disebut dengan semi metalik disc pad.
Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di izinkan).
Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad.
Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate ( disebut dengan anti squel shim) dipasangkan
pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.

JENIS-JENIS CALIPER

Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan
saluran minyak rem yang disalurkan ke silinder,
Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya.

 Tipe Fixed Caliper (doble piston)


 Tipe Floting Caliper (Single piston)

102
1. Tipe Fixed Caliper (Doble Piston)

Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti di ganmbarkan di bawah ini.
Pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila
pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.

Fixed caliper adalah dasar didesain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja
lebih akurat . Namun demikian panasnya terbatas karena silinder rem berada antara
cakram dan velg. Menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan
penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis caliper fixed
ini. Sudah jarang digunakan

TIPE FIXED CALIPER

Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja.
Tekanan hidroulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan
pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad
(reaksi B). ini menyebabkan caliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan terjadilah
usaha tenaga pengereman.

2) Tipe ploating

Tipe ini digolongkan sebagai berikut.

103
Califer tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian
luar.
Pada califer tipe full floating, kemampuan pengereman dibangkitkan oleh kedua pad dengan
torque plate.
Califer tipe full floating banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern.

(1) Tipe semi floating (Tipe PS)

Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman
bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman
yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin
pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil,
mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering
digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian
dalam unit disc barake.

(2) Tipe full ploating

a. Tipe F

Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak piston
untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung
lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan torque plate
tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model kendaraan.

Tipe F

104
b. Tipe FS

Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah.
Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)
dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak
diteruskan ke pin.

Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan kehandalan
pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.

Tipe FS
c. Tipe AD
Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted pada torque plate bersamaan
dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi bunyi, anti
squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah
suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem depan kendaraan
penumpang ukuran menengah.

Tipe AD

105
d. Tipe PD

Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibaut
pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang kecil.

Tipe PD

Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara
konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad
dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis
karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi
besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara
otomatis yang dilakukan oleh piston.

D. REM PARKIR

Uraian

Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan
kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu
bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau
keselamatan.
Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya.

1. Tipe rem parkir :

1) Tipe rem roda belakang


2) Tipe centre brake
3) Tipe devoted

106
TIPE CENTRE BRAKE

1) Tipe rem roda belakang

Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang
oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas
sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas
sepatu rem

2) Tipe rem parkir centre brake

107
Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian
belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman
terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang
berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.

3) Tipe rem parkir devoted

Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc
brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem parkir, seperti terlihat pada
gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan
pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem
piringan.

2. Tipe pengoperasian rem parkir secara umum :


1) Tipe tuas
2) Tipe stik

108
TUGAS MODUL 3

Tugas Tertulis

TUGAS 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas !

Pertanyaan 1
Sebutkan dua fungsi sistim rem ?
Jawaban:
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Pertanyaan 2
Sebutkan 3 (tiga ) tipe rem ?
Jawaban :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Pertanyaan 3
Sebutkan dasar hukum kerja sistim pengereman ?
Jawaban :

..........................................................................................................................
………………….…………………………………………………………………….
Pertanyaan 4

Sebutkan fungsi master silinder ?


Jawaban :
…………………………………………………………….….………………………..
…………………………………………………..….………………………………….
……………………………………………………………………..………………….
Pertanyaan 5

Sebutkan 2 (dua) tipe master silinder ?


Jawaban :
. .........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Pertanyaan 6

Sebutkan fungsi boster dengan singkat dan jelas ?


Jawaban :
.......................................................................................................................

109
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Pertanyaan 3
Sebutkan dasar hukum kerja sistim pengereman ?
Jawaban :

..........................................................................................................................
………………….…………………………………………………………………….
Pertanyaan 4

Sebutkan fungsi master silinder ?


Jawaban :
…………………………………………………………….….………………………..
…………………………………………………..….………………………………….
……………………………………………………………………..………………….
Pertanyaan 5

Sebutkan 2 (dua) tipe master silinder ?


Jawaban :
. .........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Pertanyaan 6
Sebutkan fungsi boster dengan singkat dan jelas ?
Jawaban :
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 1

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 10 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

110
Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Tugas tertulis 2

Pilihlah pernyataan yang benar dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) !

1. Berapakah Tebal standar kanvas rem + sepatu rem ?

a. 8 mm c. 4 mm
b. 3 mm d. 7 mm

2. Berapakah batas limit Diameter tromol yang diizinkan?

a. 10 – 15 mm c. 20 – 25 mm
b. 15 – 20 mm d. 25 – 35 mm

3. Berapakah batas limit Keovalan tromol yang diizinkan ?

a. 0,2 mm c. 0,4 mm
b. 0,3 mm d. 0,5 mm

4. Berapakah Celah kanvas rem dengan tromol diukur dengan gigi penyetel ?
a. 2 – 4 gigi c. 3 - 8 gigi
b. 3 – 6 gigi d. 2 – 7 gigi

5. Berapakah sfesifikasi Jarak main pedal ?


a. 1 – 6 mm c. 2 - 7 mm
b. 1 – 7 mm d. 2 - 8 mml

6. Berapakah sfesifikasi Jarak pedal ke lantai dengan tekanan 20 - 30 kg ?

a. 80 mm c. 40 mm
b. 30 mm d. 50 mm

7. DOT berapakah yang lazim digunakan untuk penggunaan minyak rem ?

a. DOT 03 c. DOT 04
b. DOT 3 d. DOT 3. DOT 4

8. Berapakah batas standar Penggantian minyak rem ?

a. 8000 km c. 6000 km
b. 80.000 km d. 60.000 km

111
9. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan kanvas rem, adalah

a. Micrometer dalam c. Dial Indicator


b. Scuifmat d. Micrometer luar

10. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter tromol, adalah ?

a. Drum brake gauge c. Scuifmat


b. Mistar baja d. Micrometer

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 2

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 10 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

TUGAS 3

Sebutkan nama-nama komponen yang telah diberi nomor pada gambar dibawah ini :

112
1. Conter Pin 6. Pedal shaf
2. Pin With ball 7. Brake Pedal Ay
3. Nut 8. Spring
4. Bolt 9. Bush
5. Pedal Shaft lock plate 10. Bush

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas 3

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah pertanyaan 1 sampai 10 telah dijawab dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :
.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

113
TEST UNJUK KERJA
TUGAS 1

PENYETELAN .

Menyetel ketinggian pedal


A. Daftar Peralatan :
1. Kunci ring pas 10 – 12, 14 - 17
2. Tang jepit
3. Tang lancip
3. Mistar

A. Menyetel/memeriksa ketinggian pedal rem.

1. Stel/periksa ketinggian pedal rem di bawah ini sesuai prosedur

2. Pasanglah suku cadang di bawah ini sesuai prosedur

114
3. Rakit suku cadang rem tromol di bawah ini sesuai prosedur

4. Rakit suku cadang Califer di bawah ini sesuai prosedur dan pasangkan califer ke califer carrir dengan kekencangan baut sesuai sfesifikasi.

3. Pasanglah suku cadang di bawah ini sesuai prosedur

115
TUGAS 2
Lakukan pemeriksaan dan penyetelan kerja sistim rem di bawah ini sesui prosedur

Stel jarak penekanan tuas kerja


booster dengan cara
mengendorkan mur penyetel dan
mengatur penyetel (Clevis pin)
sfesifikasi. …. … mm Selanjutnya
kencangkan kembali mur penyetel
dengan sfesifikasi moment

1. Hidupkan mesin
2. Tekan pedal rem
beberapakiali
3. Tekan dan tahan pedal rem
dengan tekanan ……….. Kg
4. Jarak pedal kelantai (b)
…….. mm

1. Periksa pedal rem harus


dalam spesifikasi. …….mm
2. Periksa keadaan
pemasangan switch apakah
sudah sesuai. Kalau tidak
sesuai disetel.
3. Periksa baut shaft pedal
dan pemasangan pin
master silinder, bila tidak
sesuai distel.

1. Bila shoe telah diganti atau


tromol dibuka , periksa,
dan penyetelan secara
otomatis .lakukan dengan
menekan pedal rem sampai
……kali dengan beban …kg.

116
Memeriksa dan menyetel Rem
tangan
1. Tarik rem tangan dengan
kekuatan ….-….kg dan
hitunglah gerakan gigi
rachetnya harus (………..) harus
sesuai dengan gerakan gigi.

Menyetel Rem tangan.


1. Jangan ada udara dalam
sistim rem
2. Pedal Rem dalam keadaan
baik.
3. Tekan Pedal Rem beberapa
kali dengan kekuatan
……..kg.
4. Tarik tuas rem tangan
beberapa kali dengan
kekuatan ……..kg s/d……kg.

Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan unjuk kerja

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

YA

Apakah tugas 1 sampai tugas 2 telah dilaksanakan dengan benar ?

Tanda tangan peserta ......................................................

Tanda tangan penilai.......................................................

Catatan Penilai :

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

117
MODUL 4
SUSPENSI

1.1. Sistem Suspensi dan Komponennya


11.1. Sistem Suspensi Kendaraan

Fungsi
Agar ban selalu menyentuh permukaan jalan. (Untuk menjamin adanya kontrol arah
kendaraan, untuk memungkinkan dilakukannya pengereman).
Agar kendaraan tetap berjalan mulus bagaimanapun kondisi permukaan jalan
sehingga nyaman bagi penumpang atau beban.
Untuk memindahkan daya pengemudian dan pengereman dari roda ke chasis atau
bodi.
Tipe-tipe Sistem Suspensi
Ada berbagai macam sistem suspensi yang digunakan, tetapi masing-masing termasuk salah
satu dari tipe dasar berikut ini:
Suspensi independen
Suspensi poros kaku atau solid
Suspensi Independen
Sebatang poros depan yang dipasang pada bodi dengan menggunakan pegas daun
digantikan dengan suspensi independen untuk tiap roda depan pada mobil. Hal tersebut
menghasilkan pengemudian yang lebih baik serta meningkatkan kualitas pengendaraan.
Pada sistem suspensi independen, tiap roda dihubungkan pada bodi oleh penghubung dan
pegasnya sendiri, sehingga gerakan tiap roda tidak berpengaruh terhadap gerakan roda lain.

Suspensi independen membantu menjaga level pengendaraan mobil pada jalanan yang
bergelombang.

118
Walaupun terdapat bermacam-macam sistem suspensi, secara garis besar dapat dibagi
menjadi suspensi depan dan belakang dan suspensi independen dan non independen.
(Bagian paling umum dari semua sistem suspensi kendaraan tanpa memandang jenisnya
adalah ban pneumatis).

Catatan :
Pada beberapa kendaraan suspensi ini adalah satu-satunya yang digunakan.
Tipe-tipe Pegas
Fungsi
Pegas merupakan alat yang fleksibel yang menopang bodi kendaraan dan beban yang
memungkinkan roda dan sistem suspensi mengikuti kontur/perbedaan ketinggian jalan tanpa
terjadi gerakan pada bodi kendaraan.
Pegas daun
Pegas koil
Batang torsi
Karet
Udara
Hidrolastik
Pneumatis
Catatan:
Beberapa jenis di antaranya dapat digabungkan untuk membentuk sistem suspensi.
Pegas Koil
Pegas koil adalah sebatang pegas dari baja dililit membentuk koil. Jika pegas baja yang
digunakan mempunyai diameter sama pada sepanjang bagian penampangnya dan jarak
antar lilitan sama besar, maka pegas akan mempunyai tingkat defleksi yang konstan. Jika
diameternya mengecil pada bagian tepi atau jika terdapat beberapa koil yang dililit lebih
rapat maka koil akan mempunyai tingkat redaman variabel. Pada saat bekerja pegas koil
akan terpuntir sepanjang bentangan saat beban diperbesar.
Batang Torsi
Batang torsi dapat berupa batang tunggal pegas baja atau sejumlah lembaran pegas baja
yang disatukan. Pada saat bekerja batang torsi terpuntir sepanjang bentangan saat dibebani.
Pegas ini biasanya merupakan pegas dengan defleksi konstan tetapi jika diameternya
meruncing maka defleksinya variabel.
Pegas Karet
Karet merupakan bagian kebanyakan dari sistem suspensi pada bentuk bos karet yang
digunakan pada penyangga (shackle), pivot dan sambungan (mounting). Pada tempat-
tempat tersebut karet mengurangi transmisi getaran dan menimbulkan kelenturan dari
gerakan tanpa diperlukan adanya ruang celah atau pelumasan.

119
1.1.2. Pegas Daun
Pegas ini dijelaskan dalam buku May and Crouse edisi ke lima, kecuali poin-poin berikut

1.1.3. Rebound Clip

Rebound clip menahan ujung daun pada daun yang lebih panjang di atasnya. Hal ini akan
mengakibatkan timbulnya gesekan yang akan mengurangi pantulan. Bisa dipergunakan
ganjal (spacer) dari plastik atau logam untuk membatasi besarnya gesekan yang terjadi.

1.1.4. Tingkat Defleksi Pegas

Tingkat defleksi pegas adalah ukuran besarnya defleksi pegas yang terjadi akibat suatu
beban. Satuannya dalam Newton per milimeter (N/mm). Pada beberapa pegas terdapat
tingkat defleksi konstan yang artinya jika beban makin besar maka defleksi akan makin besar
dengan perbandingan lurus. Misalnya jika beban dilipatkan dua kali (gaya ke bawah dalam
satuan Newton) maka defleksi pada pegas juga akan meningkat sebesar dua kali. Tingkat
defleksi variabel berarti jika beban diperbesar defleksi yang terjadi tidak meningkat secara
sebanding.

Karet dan sistem gas merupakan jenis variabel, sedangkan pegas daun, pegas koil dan
batang torsi tergantung pada konstruksi yang digunakan.

1.1.5 Lokasi Poros Balok

Poros balok (beam axle) ditahan pada posisinya oleh pegas. Walaupun pegas mudah
bergerak agar poros dapat bergerak melewati benjolan jalan, pegas tetap memuntir untuk
menahan poros di posisinya pada garis pusat kendaraan.

1.1.6 Aksi Pengemudian dan Pengereman

Karena poros balok digunakan dengan kemudi roda belakang, chasis terdorong ke depan
sehingga poros depan tertarik oleh penyangga (fixed shackle) dan bagian depan pegas daun.

120
Jika dilakukan pengereman maka roda depan berkurang kecepatannya dan gaya
pengereman diberikan pada poros, bagian depan pegas, fixed shackle dan juga chasis.

1.1.7. Suspensi Hidro-Elastis


(Cairan dan karet)

Karet juga dapat dipergnakan sebagai pegas secara independen atau digabungkan dengan
cairan untuk memindahkan pergerakan yang terjadi.
Catatan:
Cairan tidak dapat digunakan sebagai pegas secara independen karena tidak dapat
ditekan pada suhu yang dapat diterapkan.

Suspensi hidro-elastis menggunakan cairan untuk memindahkan pergerakan roda pada pegas
karet di tiap unit displacer pada kendaraan.
Karena tiap unit displacer pada tiap sisi mempunyai hubungan antara bagian depan dan
belakang, sebuah benjolan pada salah satu roda akan mengakibatkan satu sisi kendaraan
akan terangkat bukan hanya satu ujung saja. Hal ini akan mengurangi “pitch” yaitu gerakan
ke depan dan ke belakang.

121
1.1.8. Unit Hidrolastis

1.1.9. Suspensi Udara

Karena udara mempunyai sifat dapat ditekan maka udara dapat digunakan sebagai pegas.
Udara digunakan sebagai bagian suspensi dari semua kendaraan otomotif pada ban dan bisa
juga digunakan untuk menjalankan fungsi pegas. Udara yang ditekan digunakan untuk
suspensi pada beberapa bus, ketinggian kendaraan dan pengendaraan dapat dikontrol secara
otomatis terhadap berbagai perubahan beban penumpang. Artinya kendaraan akan tetap
memiliki ketinggian yang sama dan pengendaraan terjadi dengan mulus baik dalam kondisi
penumpang yang penuh atau kosong.

122
1.1.10. Pneumatis

Pada kendaraan yang menggunakan sistem suspensi gas, gas yang digunakan adalah
nitrogen yang diberi tekanan tertentu. Untuk memindahkan pergerakan suspensi pada gas
digunakan minyak, sedang pada penerapan ini minyak dipompa menuju atau keluar dari unit
suspensi untuk mengontrol ketinggian kendaraan.

123
Contoh Suspensi Hidro-Pneumatis

Mengapa Diperlukan Shock Absorber?


Pegas yang digunakan sendirian kurang memuaskan bagi sistem suspensi kendaraan. Untuk
menyerap kejutan jalan pegas harus fleksibel.
Jika pegas terlalu fleksibel maka pegas akan terus mampat dan memantul sehingga
kendaraan memantul ke atas dan ke bawah secara berlebihan.
Gerak memantul mengurangi kualitas pengendaraan dan juga menyulitkan pengendalian.
Jika pegas diperkeras maka akan mengakibatkan pengendaraan yang keras

Dengan menggunakan pegas yang relatif fleksibel dengan peredam kejut akan dihasilkan
pengendaraan yang mulus.
Oleh karena itu peredam kejut harus memiliki kemampuan meredam osilasi atau pantulan
pegas.
Peredam kejut mempunyai peranan yang penting dalam menghasilkan kenyamanan,
pengendalian yang lebih mudah serta pengereman yang aman.

1.2. Tipe-tipe Shock Absorber


Shock absorber kendaraan biasanya termasuk dalam salah satu tipe-tipe berikut ini :

Light Duty, Heavy Duty, Gas Filled, Load Adjustable, Ride Adjustable, Load Levelling (air
shockers), McPherson Strut.

1.2.1. Light Duty

124
Shock absorber light duty biasanya dipasang sebagai standar pada kebanyakan kendaraan.
Shock absorber ini juga dapat dipasang sebagai pengganti pada kendaraan-kendaraan
populer setelah pemasaran. Kendaraan-kendaraan tersebut dikendarai oleh pengendara
biasa dan jarang dikendarai dengan kondisi beban penuh.
1.2.2. Heavy Duty
Shock absorber heavy duty dipasang sebagai ekstra dan bersifat opsional pada kendaraan
yang sedang diproduksi atau sebagai ekstra setelah dilakukan pemasaran bagi kendaraan-
kendaraan model standar.
Shock absorber ini juga dipasang oleh beberapa pabrik sebagai item standar bagi produksi
kendaraan model mewah atau produksi khusus.
Kendaraan-kendaraan tersebut ditujukan bukan untuk penggunaan normal kendaraan model
standar.
Shock absorber heavy duty mempunyai diameter yang lebih besar daripada model light duty
dan mampu menghasilkan aksi peredaman yang lebih kuat dalam kondisi pengendaraan
ekstrem karena memiliki piston dan kapasitas cairan yang lebih besar.
1.2.3. Gas Filled
Shock absorber yang menggunakan udara merupakan item standar pada kendaraan dengan
performa tinggi. Shock absorber yang berisi udara serupa dengan shock absorber heavy duty
selain peredam jenis ini memiliki ruang reservoir bertekanan yang berisi gas nitrogen.
Minyak pada Shock absorber jenis ini memiliki tekanan sehingga membantu menjaga agar
tidak terbentuk gelembung udara pada minyak.
Gelembung udara dapat terjadi pada minyak Shock absorber yang tidak bertekanan/non
pressurised. Gelembung terjadi jika shock absorber tersebut mengalami aksi peredaman
terus menerus, seperti pada pengendaraan dengan kecepatan tinggi sepanjang jalan yang
tidak rata.
1.2.4. Load Adjustable
Shock absorber yang dapat menyesuaikan beban bisanya digunakan pada bagian belakang
sepeda motor.
Biasanya Shock absorber ini memiliki kumparan pegas yang mengelilingi bagian luar shock
absorber. Penyetelan dilakukan melalui sekrup sleeve bagian bawah atau posisi gigi/notch
yang lebih rendah.
Kemampuan memikul beban dinaikkan atau diturunkan dari pengaturan tersebut.
1.2.5. McPherson Strut
Suspensi McPherson Strut menggunakan shock absorber sebagai penyangga suspensi depan
dan belakang. Bagian atas tiang penyangga (strut) berfungsi sebagai pivot dan tempat
pemasangan bagian atas suspensi depan sedang bagian atas penyangga merupakan tempat
pemasangan suspensi belakang. Bagian bawah tiang penyangga pada suspensi depan
memiliki ball joint pivot serta dihubungkan pada lengan pengontrol bawah.
Selain itu strut juga menjadi titik pemasangan bagi poros ujung (stub axle) pada suspensi
depan dan belakang. Shock absorber bisa berbentuk strut komplit atau bisa juga diberupa
sekrup yang disisipkan pada bagian atas rakitan strut.

125
1.2.6. Shock Absorber yang Dapat Diatur
Shock absorber jenis ini mempunyai tingkat peredaman yang diatur dengan merubah setting
katup pengontrol.
Biasanya shock absorber tipe ini digunakan pada suspensi jenis McPherson strut. Peredam ini
digunakan pada kendaraan-kendaraan yang memiliki performa tinggi dan bisa diatur secara
otomatis melalui program komputer dan sensor atau melalui saklar manual.
Saklar manual tersebut biasanya diberi tanda HARD RIDE atau SOFT RIDE.

Load Levelling (air shockers)


Shock absorber tipe ini digunakan untuk mengkompensasi beban berat. Bagian belakang
dapat dijaga ketinggian normalnya dengan memperbesar atau mengurangi tekanan udara
pada shock absorber.
Hal tersebut akan menghasilkan stabilitas pada kendaraan serta pengarahan lampu yang
dapat terjaga dalam kondisi beban berat. Shock absorber udara yang dapat didesain sebagai

126
alat pengkompensasi beban dan bukan digunakan untuk meningkatkan pengendalian pada
kondisi normal.
Kantung udara shock absorber harus selalu memiliki tekanan minimum sebesar 140 kPa agar
tidak terjadi kerusakan pada kantung udara.

4.2.7. Shock Absorber (Peredam Pegas)

Pegas yang digunakan secara sendirian dalam sistem suspensi tidakmemberikan hasil yang
memuaskan. Pegas harus bersifat fleksibel agar dapat meredam atau menyerap kejutan
jalan, tetapi jika terlalu fleksibel maka akan terus memampat dan memantul. Hal tersebut
disebut osilasi pegas.
Pegas yang terlalu keras akan menghasilkan pengendaraan yang keras (hard ride) karena
memindahkan goncangan jalan pada kendaraan. Pengendaraan yang mulus tanpa terjadi
osilasi pegas yang besar dapat diperoleh melalui penggunaan pegas yang relatif fleksibel
digabungkan dengan shock absorber.
Shock absorber (peredam pegas) menghentikan pegas dalam berosilasi. Sebuah pegas
tanpa peredam akan mampat dan memantul beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.
Pegas Tanpa Redaman
Waktu yang diperlukan oleh pegas untuk kembali sesudah defleksi.

127
Besarnya defleksi
Pegas dengan Redaman
Jika dipasang sebuah peredam kejut maka osilasi berkurang.

Cara Kerja
Dua gerakan shock absorber adalah :

1. Pemampatan/kompresi (saat roda melalui benjolan)


2. Pantulan (saat roda jatuh pada lubang)
1.2.8. Langkah Pemampatan
(roda bergerak ke atas)

Saat roda kendaraan menabrak benjolan yang mengakibatkan bergerak ke atas ke arah bodi
kendaraan, pegas mampat. Pada saat yang sama shock absorber memendek dan
mengakibatkan silinder bawah bergerak ke atas mendorong piston ke arah dasar silinder.
Gerakan ke atas oleh silinder menimbulkan tekanan pada cairan di bawah piston. Pada saat
yang sama gerakan tersebut menciptakan daerah bertekanan rendah pada silinder di atas
piston.

128
Cairan yang berada di bawah piston terdesak melalui lubang kecil pada piston dan mengalir
menuju bagian atas silinder. Tidak seluruh cairan dari ruang bawah bisa masuk ke ruang atas
karena sebagian ruang ditempati oleh batang piston. Jika ruang atas menjadi penuh setiap
gerakan ke atas oleh silinder akan mengakibatkan tekanan cairan yang tinggi di bawah piston
yang dapat membuat katup kompresi bawah (atau katup kaki/katup hisap) menjadi terbuka.
Cairan akan mengalir menuju bagian luar tabung.

Cairan yang mengalir melalui katup menghasilkan redaman pada pegas dan gerakan roda.

1.2.9. Langkah Pemantulan


(roda bergerak ke bawah)

Saat roda bergerak ke bawah shock absorber memanjang.


Silinder bergerak ke bawah menjauhi piston dan katup pantulan. Cairan di atas piston
tertekan, sedangkan daerah di bawah piston tekanannya menjadi rendah. Cairan di atas
piston terdesak melalui restriksi/penahan pada katup pantulan menuju ruang bawah.

129
Pada saat yang sama katup kompresi atau katup kaki membuka dan mengalirkan cairan dari
tabung luar menuju ruang bawah.

Gerakan cairan melalui penahan shock absorber dan gerakan roda.


Catatan:
Ukuran penahan pada katup bervariasi antara satu kendaraan dengan lainnya,
tergantung jenis suspensi yang digunakan oleh pabrik.

1.2.10. Peredam Kejut Gas

Shock absorber bekerja secara hidrolis namun tidak diisi minyak sampai penuh. Pada
reservoir terdapat sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi udara, ruangan tersebut berada
di atas reservoir minyak. Beberapa shock absorber tidak menggunakan udara melainkan gas.
Shock absorber demikian dikenal sebagai peredam kejut gas. Gas dimasukkan dalam shock
absorber menggunakan tekanan pada proses pembuatannya. Hal ini memiliki keuntungan
mengurangi aerasi. Aerasi terjadi jika udara bercampur dengan minyak. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kerja peredam kejut.

130
1.2.11. Shock Absorber Udara

Pada shock absorber udara terdapat silinder udara dan sepatu neoprene mengelilingi
peredam tersebut. Konpartemen ini diisi dengan udara bertekanan untuk meningkatkan
kapasitas kendaraan dalam memikul beban tanpa menimbulkan penurunan ujung belakang.

Pada saat beban berat diberikan pada sepatu atau kursi belakang pegas akan mampat dan
membuat ujung belakang turun. Hal ini mengakibatkan perubahan karakteristik pengendalian
mobil serta juga menyebabkan lampu depan mendongak ke atas. Peredam udara dapat
mencegah terjadinya hal tersebut dengan cara menaikkan bagian belakang mobil jika
mendapat beban dan menurunkan bagian belakang menjadi rata jika beban dilepas

Catatan:
Udara bisa diberikan dengan dua cara :
1. Secara manual – Dilakukan pada bengkel dengan menggunakan pipa udara.
2. Secara otomatis – Pada kendaraan yang dilengkapi level pengendaraan otomatis
udara ditambahkan atau dibuang menggunakan kompresor on board. (Pada
kendaraan tertentu alat ini merupakan perlengkapan standar).

131
1.2.12. Kolom Kemudi yang Dapat Runtuh/Patah

Kemudi ini merupakan faktor keamanan pada sistem kemudi kendaraan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya pengendara yang tertusuk kolom kemudi jika terjadi kecelakaan.

Dalam bekerja menangani bagian kemudi ini perlu berhati-hati agar tidak memberi beban
kejutan atau memukul kolom kemudi atau tabung. Seringkali jika suatu bagian telah runtuh,
baik diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan atau kekeliruan penanganan, maka harus diganti.
Pergunakan alat untuk menarik untuk membongkar steering wheel dan jangan menggunakan
palu atau memukul wheel.

Catatan :
Batang kemudi hingga kolom luar yang dapat runtuh memiliki bentalan pada bagian
atas dan ke arah dasar batang sebagai penopang dan untuk memudahkan memutar.

132
133
TUGAS MODUL 4

Tugas Tertulis

Pertanyaan
Tugas berdasarkan pada soal-soal berikut

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

Pertanyaan 1
Sebut enam macam tipe sistem suspensi
Jawaban :

1. …………………….. 2. ………………………………
3. ……………………. 4. ………………………………
5. ……………………. 6. ……………………………..

Pertanyaan 2
Dari suspensi yang disebut di atas manakah yang tidak umum digunakan pada
kendaraan dewasa ini?

Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 3
Sebut tipe pegas suspensi pada gambar-gambar di bawah.

Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..

134
Pertanyaan 4.

Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………

Pertanyaan 5

Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..

135
Pertanyaan 6

Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………….

Pertanyaan 7

Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………….

136
Pertanyaan 8

Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………

Pertanyaan 9
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
Fungsi suspensi adalah untuk :
kata : tanpa, gerakan, roda

Jawaban :
Menjamin ………….mengikuti permukaan jalan …………..memindahkan
………………. roda pada bodi kendaraan.

Pertanyaan 10
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
Fungsi suspensi adalah untuk :
kata : dan, jarak, untuk

Jawaban :
Suspensi harus mampu ……………… memikul berat kendaraan …………….. menjaga
…………….. kendaraan terhadap tanah selama kendaraan digunakan

Pertanyaan 11

Sebutkan komponen-komponen di bawah ini :

137
Jawaban :
1. …………………………………………
2. ………………………………………..
3. ………………………………………..
4. ……………………………………….
5. …………………………………………
6. ………………………………………..
7. ……………………………………….
8. ………………………………………..
9. ………………………………………...
10. ........................…………………….
11. …………………………………………
12. ……………………………………………
13. …………………………………………….

Pertanyaan 12
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
kata : mampat, kejut, kecenderungan, mengurangi

Jawaban :
Osilasi pegas adalah …………………….. pegas untuk …………….. dan memantul
beberapa kali. Peredam ………………….. berfungsi untuk …………..
osilasi pegas.
Pertanyaan 13
Gunakan kata-kata yang disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut.
kata : dipasang, bodi, dari, gas

138
Jawaban :
Tiga jenis utama ………….peredam kejut adalah hidrolis, ……………bertekanan dan
penggunaan bantuan udara, yang ……………….di antara suspensi dan …………...

Pertanyaan 14
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram pada daftar di bawahnya.

Jawaban :
1. ……………………………. 9……………………………..
2. ……………………………. 10……………………………………
3. ……………………………. 11……………………………………
4. ……………………………. 12……………………………………
5. …………………………….. 13……………………………………
6. ……………………………. 14……………………………………
7. …………………………… 15……………………………………
8. …………………………..

139
Pertanyaan 14
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram di bawah ini.

Jawaban :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
5. …………………………..

140
Pertanyaan 15
Sebutkan nama-nama bagian pada diagram di bawah ini.

Jawaban :
1. …………………………………………………
2. ………………………………………………….
3. …………………………………………………..
4. …………………………………………………..
5. ………………………………………………….
6. ………………………………………………….
7. ………………………………………………….
8. …………………………………………………

141
Tugas Praktek ( Tugas Unjuk Kerja)

Memeriksa system Suspensi

Periksa bahwa kondisi system Suspensi, Baik.

Tugas Praktek 1.
Periksa komponen-komponen di bawah ini.

Jawaban :
1. ……………………………………
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. ……………………………………
5. ……………………………………
6. …………………………………….
7. ……………………………………

142
Tugas Praktek 2
Periksa komponen-komponen di bawah ini.

Jawaban :
1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………
6. …………………………………………
7. …………………………………………
8. …………………………………………
9. …………………………………………

Tugas Praktek 3

143
Periksa komponen-komponen di bawah ini.

Jawaban :
1. …………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………
7. ……………………………………………………………………..
8. …………………………………………………………………….
9. ……………………………………………………………………..
10. ……………………………………………………………………..
11. …………………………………………………………………….
12. …………………………………………………………………….
13. ……………………………………………………………………..

Tugas Praktek 4

144
Periksa komponen-komponen di bawah ini.

Jawaban :
1. ……………………………………………………….
2. ………………………………………………………
3. ……………………………………………………..
4. ………………………………………………………..
5. ………………………………………………………..
6. ………………………………………………………..
7. ……………………………………………………….
8. ………………………………………………………….
9. ………………………………………………………..
10. …………………………………………………………

Tugas Praktek 5

145
Periksa komponen-komponen di bawah ini.

Jawaban :
1. ………………………………………
2. ……………………………………..
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. ……………………………………..
6. ……………………………………..
7. ………………………………………
8. ……………………………………..
9. ………………………………………

146

Anda mungkin juga menyukai