PENDAHULUAN
A. Later Belakang
Ban adalah bagian penting dari sebuah kendaraan. Ban merupakan perangkat
yang menutupi velg roda dan digunakan untuk melindungi roda dari aus dan
kerusakan, mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan,
serta memberikan kesetabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatan
percepatan dan mempermudah pergerakan. Ban berfungsi untuk memikul beban dari
kendaraan dan meredam kejutan-kejutan yang disebabkan oleh keadaan permukaan
jalan (Almanaf, 2015).
1
semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan, sebaliknya semakin kecil koefisien
gesek semakin kecil gaya gesek maka akhirnya akan terjadi slip. Gaya gesek ini yang
kemudian dikenal dengan gaya traksi. Pengetahuan tentang traksi akan membantu
dalam merancang dan menganalisa kebutuhan daya dari kendaraan.
Dalam berkendara akan adanya akselerasi, adanya tanjakan, melawan gaya angin,
serta melawan rolling resistance (Hambatan Gulir). Hal ini sangat berkaitan dengan
adanya traksi pada ban kendaran. Traksi tersebut dapat dihitung untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut. Gaya traksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
sebagaimana dijelaskan (dalam Igak Chatur Adhi, 2012:47) bahwa “Gaya traksi yang
terjadi pada bidang kontak roda penggerak dan jalan dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah : karakteristik torsi mesin, karakteristik coupling, ratio dan tingkat
transmisi, ratio gardan, karakteristik propeller shaft, diameter efektif roda,
karakteristik kontak roda(ban) dan jalan”.
Penelitian ini akan membahas pengaruh tekanan udara dalam ban terhadap traksi
maksimum ban sepeda motor roda belakang. Peneliti juga akan membahas pengaruh
beban yang dihasilkan terhadap tekanan udara ban, karena tekanan udara tidak akan
berpengaruh jika tidak ada beban yang bekerja. Sehingga perlu dibahas faktor beban
yang bekerja tersebut. Peneliti akan menentukan pengaruh beban dengan
perbandingan satu dan dua orang.
Melihat latar belakang tersebut, maka judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh
Tekanan Udara Dalam Ban Terhadap Traksi Maksimum Ban Sepeda Motor
Roda Belakang Dengan Kapasitas Satu dan Dua Orang Penumpang”.
2
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
3
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan membantu kita untuk memahami pentingnya
melakukan pengisian tekanan udara sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Manfaat Praktik
Manfaat praktik dari penelitian ini diharapkan para pengguna sepeda motor
supaya melakukan pengisian tekanan udara yang tepat sehingga diperoleh traksi
maksimal dari ban, dan mendapat kenyamanan, keamanan, serta diperoleh
kinerja maksimal dari ban.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Ban
Ban adalah bagian penting dari sebuah kendaraan merupakan peranti yang
menutupi velg roda dan digunakan untuk melindungi roda dari aus dan kerusakan,
mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, serta
memberikan kesetabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatan percepatan
dan mempermudah pergerakan.
Tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakanban hidup alias ban berongga
udara yang sekarang kita mengenalnya sebagai ban. Roda dan ban merupakan satu
kesatuan, ban lebih merupakan bagian terluar dari roda yang bersentuhan langsung
dengan permukaan jalan.
5
1. Macam-Macam dan Struktur Ban
a. Ban bias
Pengertian ban bias dikemukakan dalam (Toyota Astra Motor,1995:5-38)
“ban bias adalah ban yang didalamnya terdapat ban dalam untuk menampung
udara yang dipompakan ke dalam ban”.
6
c. Ban Tubeless
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban
tubeless memiliki lapisan karet (inner liner) yang kedap udara. Udara yang
terdapat didalam ban ditahan oleh bead bundle yang melekat ke wheel rim.
Pentil(air valve) pada ban tubeless langsung dipasang pada velg.
7
Ban Bias dengan ban dalam adalah ban bias dimana didalamnya terdapat ban
dalam untuk menampung udara yang dipompakan kedalam ban. Katup atau
pentil ( Air Valve ) yang menonjol keluar melalui lubang pada pelek menjadi
satu dengan ban dalam. Ban bias dengan ban dalam akan segera kempes bila
terkena atau tertusuk benda tajam.
b. Ban Tubeless
Ban tubeless ( ban tanpa ban dalam ) tidak menggunakan ban dalam. Tekanan
udara hanya ditahan oleh lapisan karet yang kedap udara yang terdapat
didalam ban. Karena ban tubeless tidak menggunakan ban dalam, maka katup
atau pentil ( air valve ) langsung dipasang pad pelek.
8
c. Perbedaan Ban Tube Type Dan Ban Tubeless
a) Ban Tube Type
1. Memakai ban dalam
2. Pada bagian beadnya tidak ada air seal
b) Ban Tubeless
1. Memakai inner liner yang berfungsi sebagai pengganti ban dalam.
2. Pada bagian beadnya ada air seal ( hump ) yang berfungsi sebagai
penahan udara.
d. Keuntungan Ban Tubeless
a) Bila ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi
kempes sekaligus karena lapisan dalamnya menghasilkan efek
merapatkan sendiri.
b) Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rem, transfer
radiasi pana akan lebih baik.
Pada Side wall ban biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar
ban, diameter dalam ( diameter pelek ) dan ply rating. Untuk ban
kecepatan tinggi 11 terdapat kode tambahan misalnya H, S dan
seterusnya. Pada ban radial terdapat huruf
9
(Gambar 2.8. Spesifikasi Ban)
10
Biasanya akan ditandai dengan kode dengan format seperti 2.50-17 atau
90/80-17 Lantas, apa bedanya ? Begini, teori dasarnya. Contoh : 90/80-17. ( biasa
dibaca: "Sembilanpuluh Delapanpuluh Tujuhbelas" ). Angka 90, menunjukkan lebar
ban dalam satuan milimeter, dan 80 adalah persentase rasionya ( persentase Tinggi
ban terhadap lebarnya ). Sedang angka ketiga, 17, artinya diameter pelek 12 dalam
satuan inci. Jadi, 90/80-17 punya makna; lebar tapak ban 90 mm, dengan tinggi 80%
x 90 mm = 72 mm. Dan diameter ban 17 inci. Contoh lain: 3,00-17. ( biasa dibaca:
"Tigaratus Tujuhbelas ). Angka 3.00 menunjukkan lebar ban dalam inci, sedang 17
adalah diameter pelek dalam satuan inci.
Lalu berapa tinggi ban ukuran 3.00-17 ? Sebenarnya, cara membacanya sama.
Angka pertama itu lebar, angka kedua rasio dan angka ketiga diameter pelek. Jadi
kalau angka ke dua tidak ada, dianggap rasionya 100%. Jadi ban dengan ukuran 3.00-
17, mempunyai lebar dan tinggi ban sama-sama 3 inci. Lalu Samakah ban ukuran
90/80-17 dengan 3.50-17 ? Jawabannya : ( Ingat pelajaran waktu SD, 1 inci =
25,4mm )
Lebar tapak ban 3.50-17 adalah 3,50 x 25,4 mm = 88,9mm, dan Tingginya
88,9mm juga. Lebar tapak ban 90/80-17 adalah 90mm, Sedangkan Tingginya 80% x
90mm = 72mm. Artinya, ban 90/80-17 lebih lebar, tapi lebih tipis dikit dari pada ban
3.50-17.
Tabel 2.1.
Tanda Kecepatan Maksimum pada Ban
Tanda Kecepatan
Maksimum
Untuk
Scoote 100 km/h
r
11
G 90 km/h
H 210 km/h
J 100 km/h
K 110 km/h
L 120 km/h
M 130 km/h
N 140 km/h
P 150 km/h
Q 160 km/h
R 170 km/h
S 180 km/h
T 190 km/h
U 200 km/h
V 240 km/h
W 270 km/h
Y 300 km/h
(Sumber: http://www.otomotifnet.com/)
12
Ditandai dengan kode berupa anak panah. Tanda ini digunakan sebagai
patokan Arah berputarnya roda harus searah dengan tanda anak panah tersebut.
Indikator keausan ban adalah: penunjuk batas ban atau saatnya ban harus
diganti. Indicator keausan ban menunjukan tonjolan didalam tread yang jumlahnya
tergatung dari variasi disekeliling ban, tepatnya pada ban motor terdapat di tengah
tread ban. Tingginya 1,6 mm sampai 1,8 mm dari dasar tread. Makin berkurang
kedalaman indikator menunjukan ban aus.
13
(Gambar 2.11. Indikator keausan ban)
a. Kerataaan (flatnes)
b. Load indeks
14
Kode load atau kapa sitas indeks merupakan kode yang memiliki arti tersendiri,
dimana arti dari kode tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Beban
Kode Maksimum
(Kg)
60 300
67 307
68 315
70 355
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ban)
B. Tekanan Udara
Tekanan udara pada ban harus diperiksa secara teratur dan disesuaikan dengan
spesifikasinya.
15
Permasalahan yang timbul yang diakibatkan tekanan udara ban berlebihan
antara lain :
e. Lapisan benang ban terlalu tegang dan mudah rusak karena adanya
tumbukan dari luar.
Permasalahan yang timbul yang diakibatkan tekanan ban kurang antara lain :
16
Sesuaikanlah dengan spesifikasi dalam pedoman reparasi, lembar data servis atau
pedoman pemilik kendaraan untuk mengetahui tekanan udara yang benar.
Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua
permukaan tanpa mengalami slip (Deryl Burch, 1997). Traksi antara dua permukaan
dalam hal ini ban dengan permukaan aspal, bergantung pada beberapa faktor,
diantaranya:
17
1. Konsep Traksi
“Gaya gesek adalah gaya tangensial yang di timbulkan oleh permukaan sentuh
yang besar kecilnya tergantung pada interaksi seluruh permukaan nyata” (Kraige, L,G
& Meriam, J.L.,1986:263)
1. Macam-macam gesekan
Gaya gesek terdiri dari beberapa jenis yaitu: Gesekan kering, Gesekan
fluida, dan Gesekan internal.
2. Koefisien gesek
Koefisien gesek adalah perbandingan antara gaya gesek dengan gaya
normal. Dengan pengertian tersebut maka secara sistematis rumus dari
koofesien gesek adalah:
μ = F/N (Fredman, Roger A & Young H.D,2002:134)
Keterangan:
μ : Koefisien gesek
F : Gaya gesek
N : Gaya normal
18
Gambar 2.17. Gaya gesek (Ff) dari benda yang bergerak di atas suatu papan
permukaan
(Sumber: http: //id.wikipedia.org/ wiki/Gaya_gesek)
D. Kerangka Berpikir
19
kaitannya dengan ban, tekanan udara ban dapat diartikan sebagai sebuah tenaga yang
bekerja buat menggerakan massa udara dalam ban tersebut.
2. Traksi
Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua
permukaan tanpa mengalami slip (Deryl Burch, 1997). Dalam penelitian ini terjadi
gaya gesek antara ban dan permukaan jalan. Dalam pernyataan tersebut dapat dilihat
bahwa ban sangat berpengaruh besar terhadap traksi yang terjadi pada saat roda
berputar. Khususnya ban, perlu adanya tekanan udara yang baik agar ban dapat
berjalan dengan stabil.
Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pengaruh tekanan udara dalam
ban sangat besar terhadap traksi yang terjadi, sehingga ban dapat berjalan dengan
stabil dan tidak slip.
Ho : Adanya Pengaruh Tekanan Udara dalam Ban Terhadap Traksi dengan Kapasitas
satu dan dua Orang Penumpang.
H1 : Tidak Adanya Pengaruh Tekanan Udara dalam Ban Terhadap Traksi dengan
Kapasitas satu dan dua Orang Penumpang
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Variabel penelitian ini adalah variabel bebas yang di tetapkan dan di
pelajari informasi untuk menarik kesimpulan. (Sugiono,2019: 61). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah:
Maka kedua variabel ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Beban Penumpang
(X1)
Traksi Maksimum
Ban (Y1)
22
c. Tekanan udara yang diberikan pada roda belakang bervariasi yaitu 25 Psi,
30 Psi, 33 Psi, 35 Psi, dan 40 Psi.
d. Roda dipasang pada alat uji traksi, kemudian diberi beban dan roda
diputar dengan lintasan yang bergerak secara translasi
e. Traksi maksimum diperoleh ketika roda menggerakan papan lintasan yang
bergeak secara translasi mendorong pressure gauge sampai roda terjadi
slip.
3.4. Teknik Analisis Data.
Pengujian traksi dengan menggunakan alat uji traksi atau eksperimen
langsung akan diperoleh data besar gaya traksi dari sebuah roda dan ban.
Sedangkan untuk memperoleh data berapa besar dari gaya traksi suatu roda
dan ban secara eksperimen tidak langsung perlu diketahui data gaya–gaya
yang bekerja dan dibuat analisis gaya terlebih dahulu.
Analisis gaya tersebut menggambarkan atau mendeskripsikan ilustrasi
gaya yang bekerja selama roda dan ban berada pada alat uji. Data antara hasil
eksperimen langsung dan eksperimen tidak langsung harus menunjukan hasil
yang sama atau mendekati sama. Tingkat kesamaan ini disajikan dalam
bentuk presentase. Semakin besar presentase, menunjukan semakin valid data
yang diperoleh.
Eksperimen tidak langsung dapat dilakukan ketika diperoleh data
dalam eksperimen langsung. Adapaun langkah-langkah dalam eksperimen
tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Beban Penumpang.
Gaya–gaya yang bekerja pada roda terlihat seperti digambar 3.1 adalah
antara lain gaya P, yaitu gaya yang bekerja pada titik pusat lingkaran.
Gaya W adalah gaya berat total yang bekerja pada titik pusat lingkaran,
sedangkan Fx dan Fy adalah gaya reaksi yang timbul dari jalan.
Berat total (W) merupakan berat keseluruhan yang bekerja pada roda.
Dengan demikian berat total ini merupakan jumlah antara berat beban
23
penumpang dan berat roda dan rangka. Maka untuk menentukan berat
total ini dihitung dengan rumus:
W = Wn + w
Keterangan:
Wn = berat penumpang (kg)
w = berat roda dan rangka (kg)
Dalam pengujian ini diperoleh berat roda dan rangka (w) adalah 12,17 kg,
dengan percepatan gravitasi (g) yang digunakan 9,2 kg/detik, maka jika
dikonversikan dalam bentuk newton adalah hasil kali antara berat roda dan
rangka (w) dengan percepatan gravitasi (g) atau berat orang (w) denga
percepatan gravitasi. Berat ini nilainya konstan, yang dijadikan patokan
berat awal tanpa beban tambahan dalam pengujian.
Beban yang diujikan dalam pengujian ini setelah di konversikan kedalam
newton adalah 200 N, dan 272 N. Beban ini dipilih disesuaikan dengan
kemampuan alat uji yang digunakan.
Tabel 3.1
Berat Total
Berat
Berat
Jumlah Roda Berat
Penumpan
Penumpang dan Total
g
Rangka
1 orang 112 60 172
2 orang 112 120 232
2. Tekanan udara ban yang diberikan bervariasi yaitu 25 Psi, 30 Psi, 33 Psi,
35 Psi, dan 40 Psi.
24
3.5. Diagram Alur Rangkaian
Star
Studi Literatur
Persiapan pengujian:
a. Menentukan beban
b. Mengukur tekanan udara
pengujian :
DAFTAR PUSTAKA
Almanaf. (2015). Analisa Cacat Dan Kegagalan Produk Pada Vulkanisir Ban Sistem
Dingin. Proposal skripsi. FT, Teknik Mesin S1, Universitas Riau
Aris. 2013. 94,2 juta Mobil dan Sepeda Motor Berseliweran di Jalanan Indonesia.
(http://otomotif.kompas. com/read/2013/02/26).diakses tanggal 30 oktober
2021
Adhi,IGAK C.dkk. (2012). Analisa Traksi Untuk Kendaraan Truk Angkutan Barang
Jalur Denpasar-Gilimanuk. E-Jurnal FT UNRAM, 2(2), hlm.47-54
26
Bridgestone. (2012). Basic Structure of Radial Tyre.
http://www.bridgestone.co.in/BasicStructureOfRadial - Tyre.aspx (diakses 25
oktober 2021)
Jama, Jalius. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 3 untuk SMK. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Kraige, L.G.& Meriam, J.L. (1986). Mekanika Teknik Statika. Jakarta : Erlangga
Toyota Astra Motor.(1995). Ban Bias. New Step 1 Training Manual (pp. 5-38).
Jakarta: Toyota Astra Motor
27
Toyota Astra Motor.(1995). Ban. New Step 1 Training Manual (pp. 5-46). Jakarta:
Toyota Astra Motor.
28