Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

ALAT TEMPEL DAN PENGISIAN ANGIN BAN MENGGUNAKAN PANAS


KNALPOT DAN GAS BUANG KNALPOT

OLEH :

EGIA ALOI TARIGAN 5143122011

HASRUL SINAMBELA 51431220

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas petunjuk rahmat
dah hidayah Nya, kami telah menyelesaikan tugas makalah tentang Merancang yang di
berikan oleh Dosen. Atas kerja sama dan usaha dari kelompok, akhirnya kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan jika ada
kesalahan penulisan pada makalah ini kami mohon bimbingannya untuk perbaikan
makalah-makalah berikutnya.

Dan saya ucapkan terima kasih kepada Bapak pembimbing yang telah
memberikan tugas membuat Makalah Merancang tentang alat tembel ban dan pengisian
angin portabel. Terimakasih juga kepada teman-teman yang memberikan masukan
untuk perbaikan laporan ini .

Penulis, 1 juni 2017

Egia Aloi Tarigan

Dan

Hasrul Sinambela
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi


kehidupan sehari-hari, pada saat ini yang terlihat begitu mencolok yaitu sistem
otomatisasi pada kehidupan sehari-hari, sistem otomatisasi ini akan
mempermudah seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat lebih
mudah untuk pengoprasianya.

Maraknya penggunaan alat penambal ban konvensional yang digunakan


masyarakat di bengkel tambal ban. Tambal ban konvebsional hanya dimiliki oleh
pemilik bengkel ban saja dan untuk prosesnya dilakukan dengan pemanas
konvensional yang dipanaskan menggunakan api yang dihasilkan oleh
pembakaran sumbu yang diberi bensin atau bahan bakar lainnya. Apabila pada
saat perjalanan jauh kita mengalami pecah ban maka akan membuat perjalanan
kita menjadi terhambat karena kesulitan mencari tukang penambal ban.
Berdasarkan hal tersebut, dan di atas dapat dilihat alat tambal ban dan pengisian
angin portable dibuat. Tambal ban dan pengisian angin ini untuk memudahkan
dalam menambal ban dan mengisi angin dalam keadaan darurat. Alat tambal ban
ini terdiri dari handel (gagang), ulir (leadscrew), penyangga dan mulut pencekam.
Alat tambal ban ini menggunakan ulir atau leadscrew yaitu poros berulir yang
merupakan pengubah gerakan dengan memanfaatkan gaya tekan akibat perputaran
ulir menjadi gerakan linier. Prinsip kerjanya sebenarnya seperti pasangan mur dan
baut, ketika mur di putar maka akan didapatkan pergerakan linier dari bautnya.

Dengan mekanisme kerja yang demikian tadi, banyak sekali pemanfaatan


dari lead screw untuk memudahkan pekerjaan manusia. Salah satu bentuk
penerapan atau pemanfaatan lead screw ini adalah pada alat tambal ban. Dalam
melakukan penambalan suatu ban terdapat salah satu tahapan yaitu melelehkan
potongan ban pada tempat atau bagian ban yang bocor. Dalam melakukan
penambalan ini potongan karet harus dipanaskan agar dapat meleleh kemudian
harus ada penekanan agar potongan karet ban tersebut dapat benar-benar
menempel. Dengan adanya tahapan yang demikian maka dibutuhkan suatu alat
yang dapat melakukan hal yang demikian tadi yaitu dapat menekan potongan ban
dengan kuat agar benar-benar menempel pada ban yang bocor tersebut. Kemudian
terciptalah alat tambal ban yang dibuat untuk kendaraan Honda beat.
Selain itu penulis akan membuat bentuk press yang mudah digunakan dan
dapat dibawa kemana saja.

Gambar tempat penempelan ban

Gambar tempat pengisian angin


Gambar. Alat tambal ban yang sudah ada

Gambar . Alat tambal ban yang akan dirancang

1.2 Tujuan Rancangan

Pembuatan tugas akhir ini mempunyai dua tujuan yaitu :

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah merancang.


2. Tujuan Khusus

Untuk memudahkan pengguna kendaraan roda dua menempel ban dan mengisi
angin pada saat keadaan darurat.

1.3 Manfaat

Manfaat untuk menyelesaikan makalah ini yaitu:

1. Bagi mahasiswa untuk menambah wawasan tentang Merancang otomotif


2. Menyelesaikan tugas makalah Merancang otomotif
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ban Luar dan Ban dalam

A. Ban

Ban luar adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian
penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan
kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk
meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan


untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga
digunakan dari bahan lain seperti baja.

Ada 4 komponen utama dalam ban itu sendiri, yaitu:

1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari
benturan, tusukan objek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak
pola yang disebut Pattern.
2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari
tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara
tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang
terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban
yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi
seperti angkur yang melekat pada velg.

B. Ban dalam

Solid tire adalah ban yang tanpa mengunakan kantong udara / ban dalam dan
hanya berupa karet solid (padat). Ban dalam menampung dan menahan tekanan
udara ,guna membentuk serta mempertahankan profil ban luar tetap sempurna. Valfe
pentil yang berfungsi sebagai untuk memasukandan mengeluarkan udara serta
menjaga tekanan udara, body (karet) yang berbentuk melingkar (Susanto A. 2013).

C. Definisi tentang alat tempel ban

Digunakan untuk mengerjakan ban yang bocor, dimana proses pemakaian dari
alat tempel ban dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari kenalpot. Pada
proses penempelan ban dalam sepeda motor, lem bagian ban dalam yang ingin
ditambal lalu tempel kompond pada bagian yang telah dibei lem pada ban yang
bocor.

D. Perancangan Lead Screw


Mesin tambal ban press yang dirancang menggunakan ulir daya atau lead screw
sebagai elemen untuk mentransmisikan daya serta elemen untuk mengubah gerakan
angular menjadi gerakan linear. Ulir daya yang digunakan pada mesin tambal ban press
berfungsi untuk memberikan gaya tekan yang besar terhadap ban, untuk itu diperlukan
suatu tipe profil ulir daya yang memiliki efisiensi yang cukup tinggi sehingga
didapatkan keuntungan mekanis yang tinggi pula.
Pada dasarnya, ulir daya yang biasa disebut power screw atau lead screw ini
dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tipe profil ulirnya, yakni: square thread, acme
thread, dan buttress thread. Sedangkan berdasarkan aplikasinya dibagi menjadi dua,
yakni aplikasi yang menghendaki tingkat efisiensi tinggi dan aplikasi yang
menghendaki tingkat efisiensi rendah. Aplikasi yang menghendaki tingkat efisiensi
tinggi (application where high efficiency is desired) biasanya diterapkan pada mesin
press. Sedangkan untuk aplikasi yang menghendaki tingkat efisiensi rendah (application
where low efficiency is desired) umumnya diterapkan pada dongkrak, clamp, serta
ragum.
Jenis lead screw yang dipilih dalam perancangan mesin tambal ban press portable
ini adalah jenis application where high efficiency is desired dengan tipe profil square
thread. Dasar pemilihan jenis lead screw ini adalah penggunaan mesin yang cenderung
membutuhkan tingkat efisiensi tinggi, dimana diperlukan transmisi daya yang besar
sehingga mesin mampu memberikan gaya tekan yang kuat terhadap ban yang akan
direparasi (ditambal).
Tipe profil square thread merupakan tipe yang paling cocok diterapkan pada
mesin tambal ban press. Selain memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, tipe profil square
thread juga tidak menghasilkan tekanan radial atau gaya dorong pada sisi nut yang
dapat berpengaruh terhadap performansi kerja lead screw tersebut. Oleh karena itu tipe
profil square thread dirasa lebih sesuai digunakan pada mesin tambal ban press
dibandingkan tipe profil acme thread dan buttress thread.
Namun di sisi lain, tipe profil square thread juga memiliki sedikit kekurangan.
Selain pembuatannya yang lebih sukar dan lebih mahal dibandingkan acme thread dan
buttress thread, tipe profil square thread juga lebih mudah aus terutama di bagian
permukaan ulirnya. Untuk itu perlu adanya penggantian pada bagian nut atau ulirnya
ketika thread mengalami kerusakan.
Jika membahas mengenai screw, biasanya dikenal istilah pitch dan kisar (lead).
Pitch adalah jarak antara puncak dengan puncak, sedangkan kisar adalah jarak yang
ditempuh mur bila ulir diputar satu putaran. Oleh karena itu berdasarkan kisarnya, lead
screw dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni: ulir tunggal, ulir ganda, dan ulir
triple. Pada perancangan mesin tambal ban press ini, digunakan jenis ulir tunggal.
Untuk dimensi thread yang direncanakan meliputi nominal diameter, core
diameter, pitch, lead, dan helix angle.
1. Nominal diameter (d)
= 60
2. Core diameter (dc)
= 45
3. Pitch (p)
= 15
4. Lead (l)
= = 15
5. Mean diameter (dm)
= 0.5 = 60 0.5(15) = 60 7.5 = 52.5
6. Coefficient of friction at the thread and at the nut ()
= 0.15
tan = = 0.15
= 8.53
7. Helix Angle ()
15
= = = 0.0901
(3.14)(52.5)
= 5.15
8. Inner and outer diameter of collar (D0 dan Di)
D0 = 60 mm
Di = 80 mm
9. Radius of Handle (R)
= 400
10. The weight of the main part
Digunakan asumsi untuk menentukan berat dari kerangka utama mesin tambal
ban press, yakni sebesar 60 N.
11. Resultan gaya gesek dalam arah aksial
Digunakan asumsi untuk menentukan resultan gaya gesek dalam arah aksial
yang ditahan oleh ulir yakni sebesar 15 N.
12. Kekuatan yang diberikan oleh tiap lengan untuk mengangkat beban
= 60 + 15 = 75

= tan( + )
2
(75)(52.5)
= tan( 8.53 + 5.15)
2
3937.5
= tan( 13.68)
2
= 479.20

( ) = (0 + )
4
(0.15)(75)(60 + 80)
=
4
= 393.75
( ) = + ( ) = 479.20 + 393.75
= 872.95
Dua lengan masing-masing memberikan gaya sebesar P pada jarak 175 mm,
sehingga:
( ) = 2 175
( ) 872.95
= = = 2.5
350 350
13. Kekuatan yang diberikan oleh tiap lengan untuk menurunkan beban
= 60 15 = 45

= tan( )
2
(45)(52.5)
= tan( 8.53 5.15)
2
2362.5
= tan( 3.38)
2
= 139.53

( ) = (0 + )
4
(0.15)(45)(60 + 80)
=
4
= 236.25
( ) = + ( ) = 139.53 + 236.25
= 375.78
Dua lengan masing-masing memberikan gaya sebesar P pada jarak 250 mm,
sehingga:
( ) = 2 175
( ) 375.78
= = = 1.08
350 350
14. Efisiensi Total (dihitung berdasarkan pengangkatan beban)
(75)(15)
= = = 0.205 atau 20.5%
2( ) 2(3.14)(872.95)

Dari perhitungan tersebut, telah didapatkan perancangan optimal dengan tingkat


efisiensi sebesar 20.5%. Hal ini membuktikan bahwa lead screw berjenis application
where high efficiency is desired dengan tipe profil square thread dan dengan ulir
tunggal merupakan jenis screw yang tepat digunakan dalam mesin tambal ban press.
BAB III

RANCANGAN TEMPEL BAN PORTABEL

3.1 Desain Gambar

Gambar 3.1 Alat tambal ban yang sudah ada

Gambar 3.1 Alat press yang akan dibuat


3.2 Bagian-bagian komponen alat tempel ban

Handel

Ulir / Leadscrew

Mulut Pengikat

Penyangga

1. Penyangga

Penyangga berfungsi sebagai pembatas maju dan mundurnya ulir alat


tempel ban sesuai dengan yang kita butuhkan.

Gambar 3.1 Tampak 3 dimensi Gambar 3.2 Tampak Atas


Gambar 3.3 Tampak Depan

Gambar 3.4 Tampak Samping

2. Lead Screw

Bagian dari alat tempel ban yang digunakan untuk mengubah gerakan
dengan memanfaatkan gaya tekan akibat perputaran ulir menjadi gerakan linier

a. Mekanik

Perhitungan torsi untuk ulir dapat dilakukan dengan rumus :

+
Traise = ( )= tan( + )
2 2


Tlower = ( )= tan( )
2 + 2

Dimana

T = torsi = koefisien friksi


F = beban pada screw = sudut friksi

l = lead = sudut lead

dm = diameter rata-rata

Efisiensi diartikan dengan usaha yang dihasilkan dibagi dengan usaha yang
dimasukkan. Dalam hal ini, usaha yang dimasukkan merupakan hasil kali antara torsi
dan perpindahan angular (radian), untuk satu putaran dirumuskan dengan :

Wout = 2( )

Sedangkan dengan usaha yang dihasilkan merupakan perkalian antara beban


dengan perpindahan satu lead pada satu putaran, dirumuskan dengan :

Win = WL

Sehingga didapat rumusan untuk efisiensi adalah :


=
2( )

b. Standard

Variasi jenis ulir (screw dan thread) dalam dunia ini sangatlah banyak
sehingga diperlukan adanya standarisasi. Terdapat dua standard yang sering
digunakan pada perancangan ulir ini. Kedua standard tersebut yaitu UNS
(Unified National Standard) yang digunakan di Inggris, Canada dan Amerika
serikat; dan Standard Internasional ISO yang digunakan kebanyakan negara
Eropa dan Asia.
Profil geometri ulir juga sangat banyak variasinya, salah satu bentuk tersebut
adalah tipe M dari standar ISO yang mana bentuknya seperti dibawah ini

Gambar 3.5

Geometri Tipe M

Gambar 3.5 Tampak ulir 3 dimensi Gambar 3.6 Tampak Depan


Gambar 3.7 Tampak Atas

c. Handel

Handel berfungsi sebagai alat bantu untuk memutar ulir pada alat tempel ban.

Gambar 3.8 Tampak 3 Dimensi Gambar 3.9 Tampak Atas


Gambar 3.10 Tampak Depan

Gambar 3.11 Tampak Atas


d. Mulut Pengikat atau pencekam (U)

Mulut pengikat berfungsi untuk mengikat objek dari benda kerja.

Gambar 3.12 Tampak Dimensi Gambar 3.13 Tampak Atas

Gambar 3.14 Tampak Depan Gambar 3.15 Tampak Samping


e. Mulut Pipa

Gambar 3 D Tampak Atas

Tampak Samping Tampak Depan

f. Tabung

Gambar 3 D Tampak Atas


Tampak samping Tampak Depan

g. Selang

Gambar 3 D Tampak Atas

Tampak Samping Tampak Depan


h. Konektor Pompa

Gambar 3 D Tampak Atas

Tampak Samping Tampak Depan

3.3 Bahan Pembuatan Alat Tempel Ban

A. Sifat besi tuang

1. Keuntungan

a. Tahan terhadap tekanan


b. Tahan terhadap temperatur tinggi
c. Lebih murah harganya
2. Kerugian

a. Untuk ukuran yang sama lebih berat

B. Sifat paduan besi alumanium

1. Keuntungan

b. Untuk ukuran yang sama lebih ringan


c. Menambah panas radiasi
d. Tidak mudah retak
e. Tahan terhadap panas yang berlebihan

2. Kerugian

a. Mudah memuai
b. Jika pengencangan ulir tidak rata akan terjadi kebengkokan
c. Mahal harganya

3.4 Material

Material yang digunakan dalam rancangan tambal ban yaitu :

a) Penyangga menggunakan paduan besi alumaniim


b) Lead Screw menggunakan paduan besi alumanium
c) Mulut Pengikat atau Pencekam menggunakan paduan besi alumanium
d) hendle menggunakan paduan besi alumanium
e) Bagian mulut pengisian angin dari knalpot. Karet Nitrile adalah
kompolimer karet sintetis dari akrilonitril (ACN) dan butadiene.
Perdagangan nama termasuk Nipol, krynac. Karet sintetis umumnya
tahan terhadap minyak dan bahan bakar dan bahan kimia lainnya.
f) Pipa menggunakan carbon steel, carbon moly, galvanes, ferro nikel,
stainless steel, paralon, chrome moly.
g) Selang menggunakan bahan polyester.

3.5 Metode Tambal Ban

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Lepas ban dalam pada roda kendaraan sesuai dengan prosedur melepas ban
dalam.
2. Pasangkan pentil pada ban kemudian ban dalam tersebut diberi tekanan angin
menggunakan tekanan dari kenalpot.
3. Untuk mengecek adanya kebocoran atau tidak pada kendaraan, caranya adalah
dengan memasukkan ban dalam yang telah diberi angin tersebut ke dalam bak
berisi air. Putar ban tersebut sambil dilihat, hingga kita melihat adanya
gelembung udara yang keluar dari ban dan itu menunjukkan adanya kebocoran.
4. Tandai posisi kebocoran pada ban dalam tersebut dengan menggoreskan obeng
atau apa saja yang dapat terlihat.
5. Lalu siapkan alat untuk penambal ban ( tipe press ).
6. Keringkan terlebih dahulu ban dalam menggunakan kain lap hingga benar-benar
kering agar nantinya hasil tambalan yang di dapat memuaskan.
7. Siapkan bahan parut penggosok dan gunakan parut tersebut untuk menggosok
bagian ban dalam yang bocor tadi hingga permukaannya menjadi kasar.
8. Potong bahan penambal ban atau kompound dengan ukuran secukupnya (sekitar
2x2 cm).
9. Oleskan lem pada bagian ban dalam yang akan ditambal dan oleskan lem juga
pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound tadi.
10. Tempelkan guntingan kompound yang telah diberi lem pada bagian yang ban
dalam yang bocor.
11. Pasang kertas pada bagian atas guntingan kompound.
12. Letakkan ban dalam di alat pres ban dengan posisi kompound tadi menempel
secara terbalik pada alat pengepres ban.
13. Putarlah baut pres ban sampai dengan kompound menempel kuat pada ban
dalam.
14. Hidupkan mesin kendaraan , sehingga kenalpot akan memanaskan tambal ban.
15. Tunggu sekitar 10 menit sampai kompound menyatu dengan ban dalam yang
bocor tadi secara kuat.
16. Matikan terlebih dahulu kendaraan tersebut.
17. Teteskan air pada sekitar tambalan ban tadi dengan pelan atau sedikit demi
sedikit, hal ini agar bagian tambalan bisa terlepas dari alat pres ban.
18. Kemudian pasang kembali pentil ban dan isilah ban dengan angin dengan
menggunakan tekanan angin dari kenalpot.
19. Cek juga hasil tambalan ban dengan cara yang sama seperti di atas yaitu
meneteskan air pada ban yang bocor , dan jika tidak ada gelembung udara, maka
berarti proses tambalan berhasil. Setelah itu kempeskan kembali ban dalam
tersebut agar memudahkan pemasangan ban dalam pada ban luarnya.
20. Pasang lagi ban dalam pada roda dan pompa kembali sesuai dengan tekanan
kerja yang telah ditentukan pada masing-masing kendaraan.

3.6 Analisis Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

1. Alat mudah penggunannya

2. Energi pemanasan tersedia

3. Memudahkan pengguna membawa alat tempel ban kemana saja

Kekurangan :

1. Dalam pengisian angin tidak dapat megisi 100 % dari yang dianjurkan dari pabrik
ban.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Alat tempel ban dan pengisian angin portabel dapat membantu pengendara sepeda motor
untuk menempel ban dan mengisi angin pada saat gawat darurat ( emergency ) di tengah
perjalanan yang jauhnya dari tempat tempel ban dengan memanfaatkan panas kenalpot dan
tekanan dari kenalpot tersebut.
Daftar Pustaka

Ginting, Raja Ulungen. 1989. Dasar-Dasar Termodinamika Teknik. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Lovinska, W. 2012. Fungsi Knalpot. http://k2otomotif.blogspot.com/2012/02/fungsi-


knalpot sejarahnya-fungsi.html, diunduh tanggal 6/12/2012.

Anda mungkin juga menyukai