Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MESIN SURFACE GRINDING

Dosen Pengampu : Ir. Masruki Kabib MT

Disusun Oleh :

Muhammad Luthfi (201454062)


Herlambang DWJ (201454057)
Azhar Imam Z (201454049)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016
1

DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambar Mesin...................................................................................1
1.2 Fungsi Mesin.....................................................................................2
1.3 Spesifikasi Mesin..............................................................................2
BAB II ANALISA
2.1 Cara Kerja Mesin...............................................................................4
2.2 Komponen Elemen Mesin................................................................4
2.3 Standar Komponen Elemen Mesin..................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal mulanya, Orang orang primitif dulu menajamkan alat potong
dengan mengasahnya dengan batu ataupun pasir. Kemudian berabad abad
lamanya, seiring perkembangan zaman di awal abad 19, penggerindaan
mengalami perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan manusia
membuat bitiran abrasif seperti aluminium karbida dan silikon karbida.
Kemudian, barulah dikembangkan mesin baru untuk mengasah yang lebih efektif
yang disebut mesin gerinda. Mesin yang dapat mengikis permukaan logam lebih
cepat dan halus dan memiliki ketelitian tinggi sesuai yang diinginkan.
1.1 Gambar Mesin

Gambar 1.1 Mesin Surface Grinding

Gambar 1.2 Mesin Surface Grinding


1.2 Fungsi Mesin
Mesin gerinda permukaan (surface grinding) merupakan mesin yang
digunakan pada pembuatan bidang datar dan permukaan yang rata pada
sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda. Berikuta beberapa
Fungsi Utama mesin surface grinding:
1.Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja
2. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja
3. Memotong benda kerja yang ketebalannya relatif tidak tebal
4. Sebagai proses finishing pada benda kerja
1.3 Spesifikasi Mesin
1. Ukuran meja
: 300x600mm
2. Panjang Pengerjaan : 700mm
3. Lebar Pengerjaan
: 340mm
4. Jarak Spindel ke meja : 610mm
5. Auto Feed
: 0.1-5.5
6. Tuas melintang
:4
7. Tuas Pemakanan
: 0.02
8. Tuas Tangan
:2
9. Roda vertikal
: 0.01
10. Kecepatan Spindel : 60HZ,1750RPM
11. Spindel Motor
: 5HP
12. Dimensi batu gerinda : 355x32x127mm
13. Penggerak Hydraulic : 2HP
14. Berat Mesin
: 2000kg
2

15. Dimensi Mesin

: 2050x1850x2150mm

BAB II
ANALISA
2.1 Cara Kerja Mesin
Mesin Surface grinding dibagi menjadi 2 prinsip, yaitu otomatis dan
semi otomatis. Yang akan kami jabarkan adalah cara semi otomatis
(manual). Cara kerja mesin surface grinding ini cukup simpel, yang kita
bahas disini adalah mesin surface grinding horizontal. Pertama, siapkan
benda kerja yang akan digerinda permukaannya , yaitu benda kerja yang
berbentuk balok. Kemudian taruh benda kerja balok tersebut pada cekam
meja magnet pada mesin surface grinding. Lalu, hidupkan tombol
hidrolik. Selanjutnya, atur besar dan kecilnya pemakanan, dan juga atur
langkah melintang dan memanjang benda kerja pada tombol yang tersedia.
Kemudian, hidupkan roda gerinda dan turunkan batu gerinda ke arah
benda kerja untuk memulai pengerjaan. Hidupkan juga tombol Coolant
agar pada saat prose pengerjaan tidak gosong atau aus.
2.2 Komponen Elemen Mesin Surface Grinding
Pada mesin surface gringing ini menggunakan berbagai macam
elemen mesin yang meliputi :

1.

Poros
Poros merupakan suatu bagian stasioner yang berputar, berbentuk

silindris memanjang dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran


yang memiliki fungsi sebagai penyalur daya atau tenaga melalui putaran
sehingga poros ikut berputar. Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau
penghubung dari sebuah elemen mesin yang bergerak ke sebuah elemen
mesin yang akan digerakkan. Ada berbagai macam penamaan poros, mulai
dari shaft maupun axis, ada juga yang menyebut poros sebagai as, namun
disini as lebih berperan sebagai poros yang statis dan tidak ikut berputar
sebagai penyalur daya atau tenaga.

Gambar 2.1 Poros


Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali,
puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, roda gigi, dipasang
berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros
dukung yang berputar
Poros pada mesin Surface grinding terdapat pada bagian dalam mesin,
yang menghubungkan antara tuas penghubung dengan pernggerak di
dalamnya, sehingga tuas bisa bergerak maju mundur.
2. Sambungan Baut
Baut merupakan alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan
ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian lapangan, baut
dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan
bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan. Pada umumnya ulir
segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah
tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat pemesinan yang lain.

Gambar 2.2 Sambungan Baut

3. Sambungan Las
Merupakan proses penyambungan logam dengan menggunakan energi
panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta
mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga
mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika
dibandingkan dengan jenis sambungan lainnya. Di samping itu, dari segi
operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relatif
murah
Berbagai macam sambungan las yang ada pada mesin surface grinding
meliputi :

Gambar 2.3 Jenis Sambungan Las


a.

Sambungan Sebidang (Butt Joint)


Sambungan jenis ini dipakai pada saat menyambungkan ujung-

ujung plat datar dengan ketenalan yang hampir sama ataupun


menyerupai. Keuntungan sambungan jenis ini adalah menghilangkan
eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal. Kerugian
utamanya adalah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan

secara khusus dan ndipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya


sedikit penyesuaian yang dapat dilakukan, dan potongan yang akan
disambnung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya,
kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat
mengontrol proses pengelasan dengan akurat dan teliti.
b. Sambungan Lewatan (Lap Joint)
Sambungan lewatan adalah jenis sambungan yang paling umum.
Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama :
- Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak
membutuhkan ketepatan dalam pembuatannya jika dibanding
dengan jenis sambungan yang lain. Potongan tersebut dapat
diggeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan
atau penyesuaian panjang.
- Mudah disambung. Pada tepi potongan yang akan disambung
tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan
nyala api atau geseran.
- Keuntungan lainnya adalah sambungan lewatan ii mudah
digunakan digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya
berlainan.
c.

Sambungan Tegak (T Joint)

Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan


(built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku
tumpuan ataupun penguat samping (bearing stiffener), penggantung,
konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut
tegak lurus. Jenis sambungan las ini bermanfaat terutama dalam
pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar disambung dengan
las sudut maupun las tumpul.
d. Sambungan Sudut
Jenis Sambungan sudut ini dipakai terutama untuk membuat
penampang berbentuk box segi empat seperti yang digunakan untuk
kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
e.
Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak terstruktur, tetapi paling sering
dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu
atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
4. Sambungan Keling
6

Paku keling (rivet) adalah salah satu metode penyambungan yang


sederhana. Sambungan ini pada umumnya diterapkan pada jembatan,
bangunan, ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang. Penggunaan metode
penyambungan dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk
penyambugan plat-plat aluminium. Pengembangan penggunaan rivet pada
modern ini umumnya digunakan pada plat-plat yang sulit dilas dan dipatri
dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai
kegunaan tersendiri, masing-masing jenis mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanen dan sulit
untuk melepaskannya karena pada bagian unjung pangkalnya lebih besar
daripada batang paku kelingnya.
5. Bantalan (bearing)
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros seghingga putaran
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman.Bantalan
berfungsi untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa
mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya
saling bergeseran maka akan timbul gesekan , panas dan keausan .Untuk itu
pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan ,panas
dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya, ditambahkan pelumasan
sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindarai.

Gambar 2.4 Bantalan (bearing)


Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas.
6. Pegas
Pegas merupakan elemen mesin yang pada umumnya berfungsi
melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahanya,
menyerap dan menyimpan energi dalam waktu singkat dan mengeluarkan lagi
dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta mengurangi getaran.
Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti
pada pegas kendaraan, sebagai penyimpan enersi seperti pada jam, untuk
pengukur seperti pada timbangan, sebagai penegang atau penjepit, sebagai
pembagi rata tekanan, dll.
7. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll.

Gambar 2.5 Motor Listrik


Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet
yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa :
kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub
tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita
menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan
magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.
8. Sistem Hidrolik
Merupakan sistem teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli,
untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem bekerja
berdasarkan prinsip Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu
akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya. Sistem hidrolik dibagi menjadi 2, yaitu :
Hidrostatik adalah rangkaian kerja zat cair yang di beri tekanan. Pada alat
alat hidrostatik digunakan satu jenis energy yang berbeda. Zat cair digunakan
sebagai perantara energy tersebut. Zat cair bergerak sehingga menimbulkan
gerakan, namun zat cair tersebut bukanlah sumber gerakan.Energy
tersalurkan karena zat cair yang berada didalam tempat tertutup di beri
tekanan.
Hidrodinamik adalah kerja yang dilakukan melalui gerakan cairan. Roda air
dan torque converter pada peralatan berat merupakan contoh yang baik untuk
hal in, angka dan velositas (kecepatan) cairan yang tinggi melalui roda air dan
torque converter menyalurkan tenaga, energi yang digunakan adalah energi
yang berasal dari gerakan cairan.

2.3 Standar Komponen Elemen Mesin


1. Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin. Meskipun demikian,
bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi
karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak,
karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat
permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban
berat umunya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, bja
khrom nikel molibden, dll. Sekalipun demikian pemakaian baja paduam
khusus tidak terlalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi
dan beban berat. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja
karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untum memperoleh kekuatan
yang
Tabel 2.1 Baja karbon konstruksi mesin dan baja batang dingin untuk poros

10

Tabel 2.2 Baja Paduan Untuk Poros

2. Sambungan Baut
Sambungan Baut ini merupakan sambungan yang banyak dijumpai pada
mesin mesin umum, dengan Mur sebagai pasangannya, konstruksi baut cukup
simpel, hanya dengan mengandalkan ulir yang ada pada batangnya, sehingga
ketika diputar

11

Tabel 2.3 Kekuatan baut berdasarkan Grade (kelas)

3. Sambungan Las
Pengelasan yang ada menggunakan metode Las SMAW. Pengelasan
yang menggunakan Elektroda sebagai proses pengelasannya, karena cukup
mudah dan relatif efisien untuk mesin-mesin umumnya.

12

Gambar 2.6 Proses Pengelasan

Tabel 2.4 Dimaeter dan Arus Las

4. Sambungan Keling

Gambar 2.7 Bagan Paku Keling


Tabel 2.5 Efisiensi Paku Keling

13

5. Bantalan (bearing)
Adalahsalah satu elemen mesin yang berfungsi untuk menahan beban
pada saat dua elemen mesin saling bergerak relatif.
Tabel 2.6 Jenis Rolling Contact Bearing

6. Pegas
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan
ultimate yang tinggi, kekuatan yield yang tinggi, dan modulus elastisitas
atau modulus geser yang rendah untuk menyediakan kemampuan
penyimpanan energi yang maksimum.
Tabel 2.7 Sifat-sifat mekanik material Pegas

7. Motor Listrik
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum samaArus
listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
14

sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/
torque untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop
pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam
dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor
listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor
asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA
berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower
(hp) maupun kiloWatt (kW).
8. Sistem Hidrolik
Dalam Sistem Hidrolik, viskositas sangat berpengaruh terhadap daya
kerja suatu hidrolik.
Viskositas ialah besarnya tahanan di dalam cairan untuk mengalir.
Apabila cairan itu mudah mengalir, maka dikatakan bahwa viskositasnya
rendah dan kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan
viskositasnya semakin tinggi. Karena untuk viskositas yang terlalu rendah
akan mengakibatkan daya pelumas kecil, daya perapat kecil sehingga
mudah bocor. Sedangkan apabila viscositas terlalu tinggi juga akan
meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga memerlukan tekanan yang
lebih tinggi .
Tabel 2.8 Standar ISO viskositas cairan hidrolik

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mesin Surface grinding adalah sebuah mesin gerinda yang digunakan pada
proses pengerjaan permukaan benda kerja berbentuk balok, yang berguna untuk
menghaluskan, memotong , menghilangkan sisi tajam, dan juga sebagai finishing
hasil akhir benda kerja. Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah
gerakan bolak-balik benda kerja, dan gerak rotasi dari tool.
3.2 Saran
Kita harus selalu hati-hati pada saat proses pengerjaan menggunakan
mesin Surface grinding agar menghasilkan benda kerja yang bagus dan baik.

DAFTAR PUSTAKA
16

http://tehnikmesinindustri.blogspot.co.id/2012/02/surface-grinding-machine.html
http://otomotif-er.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-dan-macam-macamporos.html
http://irvandy1993.blogspot.co.id/2013/06/elemen-mesin-bantalan.html
http://intisawit.blogspot.co.id/2012/05/cara-kerja-sistem-hidrolik.html
https://sahabatkucing.wordpress.com/2010/11/02/pegas-elemen-mesin/
http://srcivilenginering.blogspot.co.id/2013/12/sambungan-las-paku-keling-danbaut-pada.html

17

Anda mungkin juga menyukai