Tabel 1
Tanda kecepatan maksimum pada ban
Tanda Kecepatan
Maksimum
Gambar 4 Struktur ban radial
(Sumber: Untuk 100 km/h
http://www.bridgestone.co.in/TyreKn Scooter
owledge.aspx) G 90 km/h
3. Bantubeles H 210 km/h
Ban Tubeless adalah ban yang J 100 km/h
dirancang tanpa mempunyai ban dalam. K 110 km/h
Ban tubeless memiliki lapisan karet L 120 km/h
(inner liner) yang kedap udara. Udara yang
M 130 km/h
terdapat didalam ban ditahan oleh bead
bundle yang melekat ke wheel rim. Pentil(air N 140 km/h
valve) pada ban tubeless langsung dipasang P 150 km/h
pada velg. Q 160 km/h
R 170 km/h
S 180 km/h
T 190 km/h
U 200 km/h
V 240 km/h
W 270 km/h
Y 300 km/h
Gambar 5 Potongan ban tubeless (Sumber: http://www.otomotifnet.com/)
(sumber:http://idkf.bogor.net/)
Dimensi lain untuk ban adalah :
D. Ciri-Ciri Umum Ban a. Kerataaan (flatnes)
1. Tanda ukuran ban dan lokasi
Kerataan(flatnes) adalah
Pada ban selalu ada tanda yang tertera perbandingan antara tinggi ban dan lebar
pada samping kiri dan kanan. Tanda yang ban. rumus kerataan adalah sebagai
ditunjukan seperti pada gambar 6 adalah berikut:
menyatakan ukuran dari lebar ban, kode (%) = Tinggi ban × 100 (Jalius
kecepatan, diameter pelek, tanda indikasi
jumlah lapisan dan kekuatan ban. Jama, 2008:360)
b. Load indeks
69
Load indeks adalah kode yang Gaya gesek terdiri dari beberapa jenis yaitu:
menunjukan kemampuan ban menahan Gesekan kering, Gesekan fluida,Gesekan
beban. internal.
2. Koofesien gesek
Koofesien gesek adalah perbandingan
antara gaya gesek dengan gaya normal.
Dengan pengertian tersebut maka secara
matematis rumus dari koofesien gesek adalah:
µ =(Freedman, Roger A &Young
H.D,2002:134)
Keterangan:
µ: Koofesien gesek
Gambar 7 Tanda load indeks(indeks F : Gaya gesek
beban) pada ban N : Gaya normal
(Sumber :Jalius Jama, 2008:361)
N N
Kode load indeks merupakan kode
yang memiliki arti tersendiri, dimana arti
dari kode tersebut dapat dilihat pada FS
tabel 2
Tabel 2 W
Indeks beban W
Kode Beban
Gambar 9 Gaya gesek (Ff) dari benda yang
Maksimum (Kg) bergerak di atas suatu papan permukaan
66 300 (Sumber: http: //id.wikipedia.org/
67 307 wiki/Gaya_gesek)
68 315
70 335 Benda dalam keadaan diam maka FS = 0, ketika
benda mulai bergerak maka FS≤µS.N , dan ketika
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ban)
benda meluncur FS=µS.N. Dengan demikian
2. Tread wear indicator rumus untuk gaya gesek statis adalah :
Kode yang lebih dikenal dengan nama
(1) FS≤µS.(Freedman, Roger A &Young
singkatannya TWI ini memiliki fungsi
H.D,2002:133)
sebagai indikator keausan ban.
(2) FS=µS.N.(Freedman, Roger A &Young
3. Rotation direction indicator H.D,2002:133)
Rotation direction indicatorini
menunjukan arah rotasi ban. Bentuknya Keterangan :
berupa tanda panah yang menandakan arah
rotasi ban. Dalam pemasangan ban jangan FS≤µS.N (ketika mau bergerak/meluncur)
sampai kebalik, karena jika terbalik maka FS=µS.N. (ketika sudah meluncur)
fungsi ban membuang air jadi tidak FS= Gaya gesek Statis
maksimal, dan cengkraman ban ke aspal µS.= koofesien gesek statis
akan menurun N. =gaya normal
F. Konsep Traksi
Traksi adalah gaya gesek maksimum yang
bisa dihasilkan antara dua permukaan tanpa
mengalami slip. Traksi antara dua permukaan
dalam hal ini ban dengan permukaan aspal,
Gambar 8 Koderotatiom direction indicator
bergantung pada beberapa faktor, di antaranya:
(Sumber
1. Komposisi material antara dua permukaan
:http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/)
2. Luas kontak antara dua permukaan
3. Bentuk makroskopik dan mikroskopik kedua
E. Konsep Gaya Gesek permukaan
“Gaya gesek adalah gaya tangensial yang 4. Gaya normal
ditimbulkan oleh permukaan sentuh yang besar 5. Adanya kontaminasi,
kecilnya tergantung pada interaksi seluruh
termasuk pelumas dan adhesive.
permukaan nyata”.(Kraige, L.G. & Meriam,
6. Gerakan relatif antara dua permukaan
J.L.,1986:263)
1. Macam-macam gesekan
70
Kondisi permukaan ban pada berbagai kondisi f. Besi St 37 diameter 13 mm, panjang 2400 mm
ditunjukan di bawah ini
IV. ANALISIS PERHITUNGAN TRAKSI
A. Analisis Perhitungan
Pengujian traksi dengan menggunakan alat uji
traksi atau eksperimen langsung akan diperoleh data
besar gaya traksi dari sebuah roda dan ban. Sedangkan
untuk memperoleh data berapa besar dari gaya traksi
suatu roda dan ban secara eksperimen tidak langsung
perlu diketahui data gaya–gaya yang bekerja dan
dibuat analisis gaya terlebih dahulu.
Analisis gaya tersebut menggambarkan atau
Gambar 10 Pengaruh tekanan angin mendeskripsikan ilustrasi gaya yang bekerja
ban terhadap traksi maksimal (Sumber: selama roda dan ban berada pada alat uji. Data
Robby Rivanto, 2009:34) antara hasil eksperimen langsung dan eksperimen
tidak langsung harus menunjukan hasil yang sama
atau mendekati sama. Tingkat kesamaan ini
disajikan dalam bentuk presentase. Semakin besar
presentase, menunjukan semakin valid data yang
diperoleh.
Eksperimen tidak langsung dapat dilakukan
ketika diperoleh data dalam eksperimen langsung.
Adapaun langkah-langkah dalam eksperimen
tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Beban
Gaya–gaya yang bekerja pada roda terlihat
seperti digambar 4.1 adalah antara lain gaya P,
yaitu gaya yang bekerja pada titik pusat lingkaran.
Gaya W adalah gaya berat total yang bekerja pada
III. PEMBUATAN ALAT UJI TRAKSI
titik pusat lingkaran, sedangkan Fxdan Fyadalah
gaya reaksi yang timbul dari jalan.
A. Perancangan Alat Uji
Berat total (W) merupakan berat keseluruhan
1. Design Alat Uji
yang bekerja pada roda. Dengan demikian berat total
ini merupakan jumlah antara berat normal dan berat
roda dan rangka. Maka untuk menentukan berat total
ini dihitung dengan rumus:
W = Wn + w
Keterangan:
Wn = berat normal (kg)
w = berat roda dan rangka (kg)
Gambar 11 Design alat uji posisi sudut depan Dalam pengujian ini berat roda dan rangka
kanan (w) adalah 12,17 kg, dengan percepatan gravitasi
Design alat uji dilihat dari posisi sudut kanan 2
(g) yang digunakan 9,2 kg/detik maka jika
depan akan terlihat seperti gambar merupakan dikonversikan dalam bentuk newton adalah hasil
tampilan dilihat dari posisi sudut depan kiri. kali antara berat roda dan rangka (w) dengan
Material bahan yang digunakan dalam pembuatan percepatan gravitasi (g). Berat ini nilainya
alat uji, terdiri dari : konstan, yang dijadikan patokan berat awal tanpa
a. Besi U tebal 3 mm, lebar 40 mm, panjang beban tambahan dalam pengujian.
10700 mm Beban yang diujikan dalam pengujian ini
b. Besi siku tebal 3 mm, lebar 40 mm, panjang setelah di konversikan kedalam newton adalah
1900 mm 112 N, 200 N, 300 N, dan 390 N. Beban ini
c. Plat besi tebal 3 mm, lebar 40 mm, panjang dipilih disesuaikan dengan kemampuan alat uji
900 mm yang digunakan.
d. Plat besi tebal 3 mm, lebar 28 mm, panjang
500 mm
e. Besi pipa diameter luar 50 mm
71
Tabel 3 g= percepatan gravitasi 9,2
2
Berat total m/s (http://digilib.itb.ac.id/gdl.xml)
Dari eksperimen langsung diperoleh
Berat roda besar traksi dan beban yang diberikan pada
Berat Normal Berat Total ban sebagai berikut:
dan rangka Tabel 4.
(Dalam (Dalam Beban dan besar traksi hasil eksperimen langsung
(Dalam
Newton) Newton) Beban
Newton) Tekanan Ftraksi
(m.g)
112 0 112
112 111,7264
112 88 200
200 139,0456
112 188 300 40
300 170,3791
112 278 390 390 242,4936
112 167,8176
2. Menghitung Diameter Roda 200 192,6048
Kode ban 80/90-17 artinya angka 80 35
300 210,3577
adalah lebar ban 80 milimiter, angka 90
adalah adalah tinggi ban yakni 90% dari lebar 390 239,5494
ban yakni 72milimeter, dan 17 adalah 112 167,8176
diameter velg/rim dalam satuan inchi.Jika di 200 214,1608
33
konversikan dalam satuan metris maka 300 251,243
diperoleh diameter velg/rim 431,8 milimeter, 390 282,2125
Maka diameter total dari roda tersebut adalah :
112 176,0261
D = Dd + (LbX2)
D = 431,8 + (72X2) 200 183,1723
30
300 205,7308
D = 575,8mm = 57 cm 390 253,058
112 159,6091
Keterangan:
200 181,7911
Dd = diameter dalam roda 25
tb = tinggi ban 300 198,9236
390 225,4288
3. Menghitung Momen dan Koefisien Traksi
Momen dan koefisien Traksi yang Data dari eksperimen langsung tersebut
digunakan diperoleh dari proses pengujian digunakan untuk menghitung nilai koefesien
atau eksperimen langsung. Koefisien traksi traksi pada eksperimen tidak langsung. Maka
merupakan hasil bagi antara traksi dan beban melalui eksperimen tidak langsung diperoleh
total yang diberikan. Besar traksi yang koefesien traksi sebagai berikut :
digunakan adalah besar traksi dari eksperimen
langsung. Tabel 5
Momen kopel dalam penelitian ini Rata-rata koefisien traksi
adalah momen yang diberikan pada penarikan Beban Koofesien
tuas, karena momen pada tuas sama dengan Tekanan traksi Rata-
112 200 300 390 rata
momen kopel pada roda. Sedangkan untuk
mencari koefisien traksi dari roda gunakan 40 0,997557 0,695228 0,5679303 0,621779 0,720623
rumus berikut:
35 1,498371 0,963024 0,7011925 0,614229 0,944204
Tr = Ct X Wt (Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Traksi) 33 1,498371 1,070804 0,8374767 0,723622 1,032568
Keterangan:
Ftraksi = Besar traksi (Newton)
µtraksi = Coofesien Traksi, CT
m = Beban total yang diberikan(kg),
72
Tabel 6 jika di sajikan dalam bentuk tabel adalah
Momen yang digunakan dalam pengujian sebagai berikut:
Tekanan (Wt) Q
Tabel 7
112 119,6 Beban, koefesien traksi, dan momen
µ Traksi
200 156,4 Tekanan Wt (dalam newton)
Q (dalam
tidak
40 Newton)
300 184 langsung
112 119,6
390 276 40
200
0,720623
156,4 151,343
300 184 176,4145
112 174,8 390 276 266,1388
200 211,6 112 174,8 171,0894
35 200 211,6 204,974
35 0,944204
300 230 300 230 220,061
390 285,2 272,2793
390 285,2 112 174,8 170,7422
200 239,2 231,9539
112 174,8 33
300
1,032568
285,2 274,3309
200 239,2 390 312,8 298,6701
33 112 184 180,2449
300 285,2 30
200
0,95554
220,8 214,0945
300 220,8 210,7417
390 312,8 390 333,96 320,8842
112 184 112 180,32 176,8076
200 230 223,7278
25 0,893785
200 220,8 300 238,28 228,8717
30 390 239,2 226,9693
300 220,8
390 333,96
Data tersebut kemudian dimasukan
112 180,32 dalam rumus menghitung traksi maka hasil
200 230 perhitungannya adalah sebagai berikut:
25
300 238,28 a. Pada tekanan 40 Psi dan tekanan 25 Psi.
390 239,2 1) P = − .
2
2
4. Menghitung traksi 2) P= − .
Sebelum menghitung traksi terlebih 2. 0,893785
(Dewanto, J. & Sudarsono, B, 2003:65) prosentase menunjukan semakin valid data yang
T= .
diperoleh. Artinya menunjukan tingkat
Maka, besar traksi secara eksperimen kekauratan dan kestabilan dari alat yang
tidak langsung dapat dihitung dengan rumus digunakan. Untuk melihat prosentase kesamaan
sebagai berikut: antara eksperimen langsung dan eksperimen
P= − .
2
rata-rata dari data yang diperoleh. Adapaun data- 300 170,3791 184
data tersebut adalah sebagai berikut:
390 242,4936 276
75
Untuk melihat derajat kesamaan antara Gaya–gaya yang bekerja pada roda terlihat
eksperimen langsung dan tidak langsung maka seperti digambar 4.1 adalah antara lain gaya P,
diperolehhasil sbb. : yaitu gaya yang bekerja pada titik pusat lingkaran.
Tabel 12 Gaya W adalah gaya berat total yang bekerja pada
Prosentase kesamaan (PK) titik pusat lingkaran, sedangkan Fxdan Fyadalah
Prosentase gaya reaksi yang timbul dari jalan.
Fs tidak Berat total (W) merupakan berat keseluruhan
Tekanan Fs langsung kesamaan
langsung
(PK) yang bekerja pada roda. Dengan demikian berat total
116,7681 111,7264 95,6823 ini merupakan jumlah antara berat normal dan berat
roda dan rangka. Maka untuk menentukan berat total
151,343 139,0456 91,87449
40 ini dihitung dengan rumus:
176,4145 170,3791 96,57886 Wt = Wn + w
266,1388 242,4936 91,11546 Keterangan:
Wn = berat normal (kg)
171,0894 167,8176 98,08764
w = berat roda dan rangka (kg)
204,974 192,6048 93,96549
35
220,061 210,3577 95,59065
272,2793 239,5494 87,9793
170,7422 167,8176 98,28713
231,9539 214,1608 92,32905
33 P O
274,3309 251,243 91,58394
298,6701 282,2125 94,48969
180,2449 176,0261 97,65939
214,0945 183,1723 85,55677
30 N
210,7417 205,7308 97,62227
320,8842 253,058 78,86273
176,8076 159,6091 90,27278
(a) Efek gesekan eksel (b) Roda Bebas
223,7278 181,7911 81,25547
25 (c) Hambatan Gelinding
228,8717 198,9236 86,91487 Analisa gaya pada roda
226,9693 225,4288 99,32129 (Sumber: Beer, F.P. dan Johnston,
E.R.,1989:314)
µtra 77
33 1,498371 1,070804 0,8374767 0,723622 1,032568 Dari gambar diatas memperlihatkan
30 1,571661 0,915862 0,6857694 0,648867 0,95554 diagram gaya pada roda. Dengan persamaan
25 1,425081 0,908955 0,6630786 0,578023 0,893785
kesetimbangan besarnya traksi dirumuskan
sebagai berikut:
Sedangkan untuk momen yang diberikan ∑▒MA = . . / +
W. u(Dewanto,J.& Sudarsono, B, 2003:65)
T= . /
diambil dari rata-rata momen pada tiap beban Maka, besar traksi secara eksperimen
dan tekanan. tidak langsung dapat dihitung dengan rumus
momen yang digunakan dalam pengujian sebagai berikut:
tersebut adalah : P= (Dewanto,J.& − .2/
= HETL
× 100
78
(Robby Rivanto,2009:25) 200 181,1594 185,1852 -4,02576
Keterangan :
300 208,5852 202,8764 5,708871
PK : prosentase kesamaan
HEL: Hasil Eksperimen Langsung 390 257,0621 249,0539 8,008221
HETL: Hasil Eksperimen tidak Langsung
112 164,1694 155,0489 9,120521
79
300 300 198,9236 0,6630786
0 1.8
25 30 33 35 40 1.6
1.4
Gambar 18 Grafik hubungan tekanan udara
ban dalam terhadap traksi maksimal
1.2 25
1 30
Perhitungan traksi tidak jauh berbeda dengan
33
perhitungan gaya gesek, karena traksi merupakan 0.8
gaya yang ditimbulkan dari gaya gesek. Dalam 35
kaitannya dengan alat uji traksi yang dipergunakan, 0.6
maka gaya geseknya berupa gaya gesek statis. Hal 40
ini karena dua benda yang bergesek, yakni ban dan 0.4
papan lintasan tidak akan bergesek jika tidak ada
0.2
gaya yang memutarkannya. Karena itu koefisien
gesek yang digunakan adalah koefisien gesek statis, 0
antara ban dan lintasan.
112 200 300 390
Nilai rata-rata untuk tiap tekanan tersaji
dalam tabel di bawah ini. Gambar 19 Grafik pengaruh beban terhadap
Tabel 20 koefesien traksi
Koefisien traksi dan rata-rata koefisien Traksi
F. Hasil Eksperimen Tidak Langsung
Koefisien traksi yang digunakan adalah
Beban Rata-Rata Traksi
Coofesien
Rata-rata
koefisien traksi rata-rata dari tiap tekanan yang
Tekanan Traksi Coofesien berbeda, dengan menggunakan rumus perhitungan
Traksi
traksi :
112 111,7264 0,997557
P= − .2/
80
300 285,2 274,3309 Kesimpulan:
390 312,8 298,6701
Hubungan tekanan udara ban dalam
112 184 180,2449 terhadap traksi maksimal. Warna setiap
200 220,8 214,0945
garis memperlihatkan beban yang diberikan.
30 0,95554 Dari grafik tersebut terlihat bahwa traksi
300 220,8 210,7417 mencapai maksimal pada tekanan angin ban
390 333,96 320,8842 33 Psi, yang kemudian traksi mengalami
penurunan kembali sejalan dengan
112 180,32 176,8076
peningkatan tekanan angin ban. Hal ini berarti
200 230 223,7278 bahwa peningkatan tekanan angin tidak berarti
25 0,893785
300 238,28 228,8717 peningkatan traksi. Karena semakin tinggi
tekanan angin maka semakin kecil bidang
390 239,2 226,9693
gesek ban, dengan demikianmempengaruhi
besar traksi dari ban tersebut.
Untuk melihat derajat kesamaan antara
eksperimen langsung dan tidak langsung maka Hubungan antara beban terhadap traksi
maksimal. Warna setiap garis
gunakan rumus:
( )
= (Traksi Hasil Eksperimen Langsung) /(Traksi Hasil eksperimen tidak langsung)
memperlihatkan tekanan angin ban. dari grafik
Maka hasilnya adalah sebagai berikut : tersebut terlihat bahwa hubungan antara beban
yang diberikan dengan traksi ban berupa garis
linier, artinya semakin besar beban yang
diberikan maka semakin besar traksi ban
tersebut. Hal ini terjadi karena semakin besar
beban yang diberikan semakin besar pula
bidang gesek dan gaya gesek ban dengan
Tabel 22 lintasan(bidang gesek), maka gaya traksi yang
Prosentase kesamaan (PK) terjadi semakin besar sejalandengan semakin
besar beban yang diberikan.
Prosentase
Fs tidak Pengaruh beban terhadap koefesien traksi.
Tekanan Fs langsung kesamaan Warna garis memperlihatkan tekanan angin
langsung ban. Pada gambar tersebut terlihat bahwa
(PK)
semakin besar tekanan maka semakin kecil
116,7681 111,7264 95,6823 koefisien traksi ban. Hal ini terjadi karena
151,343 139,0456 91,87449 koefesien traksiadalah perbandingan terbalik
40 gaya traksi dengan beban yang
antara besar
176,4145 170,3791 96,57886 diberikan.
266,1388 242,4936 91,11546
Pengaruh tekanan angin ban terhadap
171,0894 167,8176 98,08764 koefesien traksi. Grafik ini merupakan hasil
204,974 192,6048 93,96549 rata-rata dari koefesien traksi dari setiap beban
35 yang diberikan. Dari grafik terlihat bahwa
220,061 210,3577 95,59065 traksi terbesar ada pada tekanan ban
koefesien
33 Psi.
272,2793 239,5494 87,9793
170,7422 167,8176 98,28713
Prosentase kesamaan antara hasil
231,9539 214,1608 92,32905 eksperimen langsung dengan eksperimen
33 tidak langsung. Rentang prosentase antara
274,3309 251,243 91,58394 78,86273 % sampai dengan 99,32129 %,
298,6701 282,2125 94,48969 artinya bahwa baik hasil perhitungan
langsung maupun hasil perhitungan tidak
180,2449 176,0261 97,65939 memiliki hasil yang tidak jauh berbeda atau
214,0945 183,1723 85,55677 mendekati sama. Adapun adanya selisih
30 perbedaan, atau angka prosentase kurang dari
210,7417 205,7308 97,62227
100 %, hal ini karena faktor keakuratan alat
320,8842 253,058 78,86273 atau proses pengujian yang tidak stabil.
176,8076 159,6091 90,27278
223,7278 181,7911 81,25547
25
228,8717 198,9236 86,91487
226,9693 225,4288 99,32129
81
DAFTAR PUSTAKA polri-motor-sumbang-angka-kecelakaan-
paling-besar[13 Mei, 2013]
Adhi,IGAK C.dkk. (2012). Analisa Traksi Untuk ______ (2013). Kerusakan Jalan dan Jembatan Masih
Kendaraan Truk Angkutan Barang Jalur Tinggi. [Online]Tersedia:
Denpasar-Gilimanuk. E-Jurnal FT UNRAM, SHNEWS.CO:http://www.shnews.co/detile-
2(2), hlm.47-54. 17920-kerusakan-jalan-dan-jembatan-masih-
Beer, F.P. dan Johnston, E.R. (1989). Mekanika Untuk tinggi.html [14 Mei, 2013]
Insinyur Statika. Jakarta: Penerbit Erlangga. ______ (2013). Traksi.
Bridgestone. (2012). Basic Structure of Radial Tyre. [Online].Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki-
[Online]. Tersedia: http://w- /Traksi[14 Mei, 2013]
ww.bridgestone.co.in/BasicStructureOfRadial - ______ (2013). Ban. [Online]. Tersedia:
Tyre.aspx[16Mei,2013] http://id.wikipedia.org/wiki/Ban[16 Mei,
Bridgestone. (2012). Tyre Knowledge. 2013]
[Online]Tersedia:http://www.bridges- ______ (2012). Kenali Ban Lebih Dalam Dengan
tone.co.in/TyreKnowledge.aspx[16 Mei, 2013] Pahami Kode-Kode Di Dinding Ban. [Online].
Dewanto, J. & Sudarsono, B.(2003).Pemodelan Sistem Tersedia:http://www.otomotifnet.com-
Gaya Dan Traksi Roda.JURNAL TEKNIK /otonet/index.php/-
MESIN,Vol. 5(2), 5 halaman. read_tematis/0000/00/00/10712/150/22/Kenali
Freedman, R.A.&Young, H.D. (2002). FISIKA -Ban-Lebih-Dalam-Dengan-Pahami-Kode-
UNIVERSITAS/Edisi Kesepuluh/Jilid 1. Kode-Di-Dinding-Ban.[11Agustus, 2013]
Jakarta: Erlangga. ______ (2013). Gaya
Hernelis. (2009). Penentuan percepatan Gravitasi gesek.[Online].Tersedia:http://id.wikipedia.or
menggunakan eksperimen bandul fisis dan g/wiki/Gaya_gesek[17 November, 2013]
gerak Parabola.[Online]. Tersedia: ______ (2012).Ban
http://digilib.itb.ac.id/gdl.xml [6 Juni 2014] Tubeless.[Online].Tersedia:http://idkf.bogor-
Howstuffworks. (2013). Traksi. [Online]. Tersedia: .net/yuesbi/e-
Howstuffworks: DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Otomotif/[17N
http://science.howstuffworks.com/transport/en ovember, 2013]
gines-equipment/gear4.htm-[14 Mei, 2013] ______ (2013)Friction Coefficient.[Online]. Tersedia:
Jama, Jalius. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 3 http://www. Engine-eringtool
untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan box.com/friction-coefficients-d_778.html[17
Sekolah Menengah Kejuruan. November 2013]
Kementrian Perhubungan (2007).Jumlah Kendaraan ______(2013) Kecelakaansepeda motor . tersedia:
Bermotor 2003 – http://www.bps.go.id/tab_sub-
2007.[Online].Tersedia:http://gis.dephub.go.id /view.php?tabel=1&id_subyek=17¬ab=14
/mapping/Statistik/Darat/ [17November 2013]
Tabel_A_1_4_03.htm[6 Juni 2014] Toyota Astra Motor (1995). Ban Bias. New Step 1
______(2009).Tabel/ Table A.1.4.02 Jumlah Training Manual (pp. 5-38). Jakarta: Toyota
Kendaraan Bermotor (Number of Astra Motor.
Vehicles)2005– ______ (1995). Ban. New Step 1 Training Manual (pp.
2009.[Online].Tersedia:http://gis.dephub.go.id 5-46). Jakarta: Toyota Astra Motor.
/mapping- Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman
/Statistik/Darat/Tabel_A_1_4_02.htm[6 Juni Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
2014] PRESS.
Kurniawan, A (2013). 94,2 juta Mobil dan Sepeda
Motor Berseliweran di Jalanan
Indonesia.[Online].Tersedia:http://otomotif.ko
mpas.com/read/2013/02/26/6819/94.2.juta.Mo
bil.dan.Sepeda.Motor.Berseliweran.di.Jalanan.
Indonesia[13 Maret, 2013]
Kraige, L.G.& Meriam, J.L. (1986). Mekanika
Teknik Statika. Jakarta : Erlangga.
Rivanto, R. (2009). Pengaruh Tekanan Ban dan Beban
Pada Roda Terhadap Traksi Maksimal Roda
Penggerak.(Tugas Akhir).Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Standar Nasional Indonesia.(2002) Ban Sepeda Motor
SNI 06-0101-2002.BSN:Jakarta
Tanpa nama (2013). Motor Sumbang Angka Kecelakaan
Paling Besar. [Online].Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/nasional-
/jabodetabek -nasional/13/04/26-/mlv5tg-
82