Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerusakan ban menjadi permasalahan penting bagi pengendara kendaraan,
jika ban rusak pada saatkendaraan melaju dengan kencang makabisa terjadi
kecelakaan yang serius.WHOmemperkirakan kecelakaanlalu lintas menempati
urutan ke-3 penyebab utama kematian. Pecah banmerupakan penyebabkecelakaan
nomor tiga.Tahun 2004 sampai 2006, kecelakaan dijalan tol seluruh Indonesia
yang disebabkan pecah ban merupakan penyebab kecelakaan nomor tiga setelah
kurang antisipasi dan mengantuk, yaitu sebesar 18 sampai 23 persen(Isamas,
2011).
Beban oprasional yang tinggi harus memaksa perusahaan jasa angkutan
kayu untuk lebih efisiensi adalah segala hal, khususnya anggaran untukbelanja
ban, karena anggaran ban merupakan anggaran terbesar yang harus
dikeluarkan.Ban vulkanisir menjadi Alternative yang diminati perusahan jasa
angkutan kayu, karena ban vulkanisir dinilai lebih murah dibandingkan dengan
ban baru.Selain mempunyai kelebihan, ban jenis vulkanisir masih mempunyai
banyak kekurangan, misalnya ban mudah rusak, mengelupas dan pecah.
Cacat produk menjadi permasalahan yang cukup mendasar dalam segala
kegiatan produksi. Produkyang dihasilkan suatu perusahaan merupakan cermin
dari perusahaan itusendiri dimata pelanggan.Untuk mendapatkan produk yang
memenuhi standar masih diperlukan kerja ulang yang menyebabkan kurang
praktis dan efesien baik dalam hal biaya, tenaga maupun waktu.Analisiscacatban
sangat penting, ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan kualitas ban yang
sesuai untuk digunakan di dunia nyatajuga demi keamanan pengendara kendaraan.
Sehingga mengurangi resiko kecelakaan akibat kerusakan ban.
Ban merupakan bagian dari roda kendaraan yang bersentuhan langsung
dengan permukaan jalan. Beban ban sangat berat karena sebagai tumpuan berat
kendaraan danmuatannya. Membuat peranan ban sangat penting mengingat fungsi
dan kerjanya menyangga beban keseluruhan pada kendaraan, baik beban kosong
maupun beban penuh/maksimal. Mengingat pentingnya kerja ban perlu

1
diperhatikan kondisi ban mulai dari tekanan angin, kondisi alur-alur ban maupun
keseimbangan (balance) putarannya. Sehingga sewaktu-waktumembutuhkan
pengecekan atau pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dan kelayakan ban.
Ban yang digunakan pada kendaraan umumnya menggunakan ban
bias/diagonal, biasanya terdiri dari ban luar dan ban dalam. Ban luar berfungsi
sebagai pelindung sedangkan ban dalam berfungsi sebagai tempat menyimpan
atau menahan angin, pada bagian untuk mengisi angin ban dalam dipasang
pentil/nipel. Jenis ban bias/diagonal banyak digunakan untuk kendaraan ringan,
angkutan umum, niaga maupun bus atau truk. Karena tidak semua ban memiliki
ban dalam, sejak tahun 1960 telah dibuat ban untuk mobil tanpa ban dalamyang
dikenal dengan nama ban tubeles.
Bagian dalam dari ban tubeles terdapat suatu lapisan tipis karet lunak yang
menutupi seluruh permukaan dalam dan ujung tepian pelek bertujuan untuk
mencegahkebocoran. Keuntungan ban tubeles bobotnya lebih ringan sehingga
gaya inersia ban lebih kecil, panas yang timbul lebih kecil karena tidak ada
gesekan antara ban dalam dan ban luar serta lebih praktis. Bila terjadi kebocoran
mudah menambalnya yaitu, hanya menusukkan semen karet langsung ke dalam di
bagian yang bocor saja dan waktu singkat. Kendaraan –
kendaraanpenumpangpribadi/modern sekarang banyak menggunakan ban tubeles.
Adapun tekanan udara/angin yang diijinkan di dalam ban antara 28 psi –100 psi,
tergantung dari jenis kendaraan. Untuk kendaraan ringan penumpang/niaga
tekanan ban sekitar antara 25 psi –50 psi sedangkan kendaraan berat truk/bis
tekanan ban dapat mencapai 100 psi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembelian ban dalam skala perusahaan?
2. Bagaimana parameter kualitas ban yang digunakan pada kendaraan fuso
atau mobil tronton?

1.3 Lokasi Proyek


Lokasi pada proyek ini dilakukan dikantor PT.Sandaran Hati Berlian dan
toko penjualan ban kendaraan fuso atau tronton.

2
1.4 Maksud dan Tujuan
Dengan adanya proyek ini diharapkan dapat memberikan referensi pada
PT.Sandaran Hati Berlian untuk membeli ban sesuai kebutuhan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ban
Ban adalah material komposit, biasanya dari karet alam / karet isoprena
yang digunakan untuk ban truk dan ban mobil penumpang seperti pada sabuk
tapak, sidewall, carcassply, dan innerliner. Serbuk-serbuk ban bekas adalah suatu
jaringan tiga dimensi atau suatu produk ikatan silang dari karet alam dan karet
sintetis diperkuat dengan carbon black yang menyerap minyak encer dari semen
aspal selama reaksi yang dapat mengalami pengembangan (Swelling) dan
pelunakan (Softenning) dari serbuk ban bekas (Warith, 2006).
Ban terdiri dari bahan karet atau polimer yang sangat kuat diperkuat
dengan serat-serat sintetik dan baja yang sangat kuat yang dapat menghasilkan
suatu bahan yang mempunyai sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik yang sangat
kuat, fleksibel, ketahanan pergeseran yang tinggi (Warith, 2006).
Pada proses produksinya, ada 3 jenis karet sintetis yang saat ini digunakan
pada ban yaitu :
a. Styrene
Merupakan karet sintetis yang sangat populer dikalangan produsen
ban. Biasanya dikenal dengan Styrene Butyl Rubber (SBR).
b. Polybutadiene
Merupakan karet sintetis tambahan yang mulai digunakan pada ban
standar. Karet sintetis jenis ini adalah kemampuannya yang menahan penyerapan
panas berlebihan dari sebuah ban.
c. Halobutyl Rubber
Merupakan Karet sintetis yang sering digunakan untuk ban-ban
tubless. Unsur halogen yang terkandung didalamnya saling mengikat dengan
unsur ban sintetis standar lainnya. Karet sintetis ini menggantikan peran ban
dalam (Suloff, 2013).
Adapun material pendukung yang fungsinya menambah performa ban
adalah terdiri dari susunan : karbon, silika, sulfur, akselerator, aktivator,
antioksidan, dan tekstil. (Spelman, 1998).

4
Menurut Wik (2010), karet ban komposisinya terdiri dari 4060% karet
polimer, agen penguat seperti karbon hitam (20-35%), minyak oksida,
benzothiazole dan turunannya, antioksidan (1%) dan bahan pembantu proses
(<1%, seperti plastizer dan softener) (Spelman, 1998)
Menurut agus sunanto, 2013. Ban berdasarkan konstruksinya dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ban bias, ban radial, ban belted.
1) Ban Bias
Ban bias adalah ban luar yang benang-benang kanvasnya disusun
berselang secara diagonal terhadap pada garis lingkar tengah tengah telapak. Arah
benang lawon membentuk sudut 25º - 40º terhadap garis tengah pada telapak.

Gambar 2.1 Kotruksi Bias

2) Ban Radial
Pada ban radial benang lawon atau kawat baja yang ditenun untuk ply
tersusun melingkar. Arah benang atau kawat baja tersebut akan membentuk sudut
90º dengan garis tengah pad telapak ban. Konstruksi ban radial, biasanya
dilengkapi sabuk (belt) beberapa lapis untuk memperkokoh telapak.

Gambar 2.2 Kontruksi Belted

5
3) Ban Belted
Disebut ban belted karena mempunyai sabuk (belt) yang terbuat dari
benang atau kawak baja. Jenis ban ini dibedakan menjadi dua, yaitu ban bias
belted dan ban radial belted. Arah benang lawon yang ada pada ply untuk ban
bias belted tersusun miring (bias) dan membentuk sudut 25º - 40º. Sedangkan
pada radial belted tersusun melingkar dan membentuk sudut 90º. Muawanah
(mengutip dalam SNI 1987: 1) ban truk dan bus adalah ban yang dipasang pada
kendaraan untuk mengangkut penumpang dan beban yang memiliki nilai lapis 10
sampai 24 atau dengan ragam beban F sampai N dan memiliki lebar penampang
7.50 sampai dengan 14 inchi dan diameter pelek nominal 18 sampai 24 inchi. Ban
tersusun atas empat bagian utama :Carcass, Tread Breaker, dan Bead. Atau pula
dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang mempunyai fungsi utama sebagi
berikut: Crown, Shoulder,sidewall, dan Bead.

Gambar 2.3 Kontruksi Radial


Muawanah (mengutip dalam SNI 1987: 1) ban truk dan bus adalah ban
yang dipasang pada kendaraan untuk mengangkut penumpang dan beban yang
memiliki nilai lapis 10 sampai 24 atau dengan ragam beban F sampai N dan
memiliki lebar penampang 7.50 sampai dengan 14 inchi dan diameter pelek
nominal 18 sampai 24 inchi.
Ban tersusun atas empat bagian utama : Carcass, Tread Breaker, dan Bead.
Atau pula dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang mempunyai fungsi utama
sebagi berikut: Crown, Shoulder, sidewall, dan Bead.

2.2 Cacat Pada Ban


Dapat diketahui bahwa macammacam penyebab cacat ban vulkanisir jenis
truk dan bus yang sering terjadi setelah ban di cetak adalah sebagai berikut :

6
1) Crack buster
adalah cacat berupa keretakan dibagian punggung (tread). Kerusakan jenis
ini termasuk kerusakan yang sering terjadi, 4,50% dari total produksi. Crack
Buster disebabkan karena ada air pada cetakan, tekanan pembentuk (shaping) saat
dicetak turun, tekanan panas tidak normal misalnya kompor pemanas tiba-tiba
mati.
2) Crack sidewall
adalah cacat ban berupa keretakan ban bagian sidewall. Cacat jenis ini
termasuk cacat yang sering terjadi 3,38% dari total produksi. Crack
Sidewalldisebabkan karena ada air pada cetakan, tekanan pembentuk (shaping)
saat dicetak turun, lubang rambut ban tersumbat, waktu matang kurang, posisi
vent hole/lubang rambut ban kurang banyak.
3) Dirty mould
adalah cacat ban disebabkan cetakan yang kotor sehingga ada kotoran
yang menempel pada ban. Cacat karena dirty mould sering terjadi karena
mencakup 3,66% dari total produksi. Dirty Mould disebabkan karena Ujung
sidewall yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kurang memperhatikan
kebersihan, pembersihan cetakan dengan angin kurang baik, penataan yang tidak
baik, dan lantai yang kotor.
4) Blown tread
adalah cacat ban berupa gelembung udara dibagian tread. Cacat karena
Blown Tread sering terjadi karena mencakup 3 % dari total produksi. Blown
Tread disebabkan karena pelapisan karet yang tidak sempurna, temperatur panas
yang tidak stabil.
5) Under cure tread
adalah mentahnya bagian tread atau telapak ban. Cacat karena under cure
tread sering terjadi karena mencakup 2,66% dari total produksi. Under Cure Tread
disebabkan karena temperatur turun, pengontrol steam (uap panas) tidak
berfungsi, tempat uap bocor dan tekanan angin kurang, cara melengkungkan tread
salah, lubang rambut ban tertutup.

7
6) Internal Failure
Disebabkan karena tekanan internal gagal masuk, katup diafragma tidak
normal, sensor post mekanik tidak normal, katup pengembali cetak rusak, internal
pipe heat kendor. Cacat karena internal failure sering terjadi karena mencakup
2,5% dari total produksi

2.3 Kode Ukuran Ban


Kode ukuran ban merupakan standar satuan internasional (ISO) yang
sangat penting digunakan untuk menentukan pilihan ban sesuai dengan jenis-
jenis kendaraan. Agar dapat mengetahui ukuran ban perlu memahami cara
membaca kode yang tertera pada ban. Tabel indek beban adalah kode numerik
yang menunjukkan kapasitas maksimum pembebanan pada kecepatan tertentu,
sesuai dengan spesifikasi standar ban dan kapasitas pembebanan maksimum
sesuai dengan standar yang berlaku. Simbol kecepatan adalah simbol (huruf
alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu
dengan membawa beban yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus.
Usia ban/produksi Usia ban ditunjukkan empat angka yang terdapat di sisi
ban misalnya, 2103 angka tersebut menberikan informasi periode produksi ban.
Dua angka pertama menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun
pembuatan. Jadi kalau dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada minggu
ke-21 tahun 2003. Kode angka ini penting, mengingat semakin lama ban
tersimpan, semakin rentan terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban.
Setiap pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda.
Biasanya tertera pada pinggiran ban/dekat pelek misalnya tertera 1608, berarti
diproduksi minggu ke-16 tahun 2008. Usia atau umur ban umumnya 3 tahun dari
tanggal produksi atau menempuh jarak 60.000 km.
Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas
maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus
menerus. Ambil contoh ban DURO tercantum 90/80-17 46 P. Huruf terakhir
menerangkan indeks kecepatan maksimalnya. Pada tabel huruf P artinya ban
sanggup hingga kecepatan 150 km/jam. Kode ini masih layak dipakai pada sepeda

8
motor Suzuki Satria FU 150 CBU. Berbeda lagi bila digunakan untuk kebutuhan
balap. Hurufnya lebih tinggi lagi. Misalnya Bridgestone Battlax tertulis S sanggup
mencapai kecepatan 180 km/jam.
Arah putaran ban ditandai dengan kode berupa anak panah. Tanda ini
digunakan sebagai acuan posisi pemasangan ban yang benar. Arah putaran roda
harus searah dengan tanda anak panah tersebut. Karena jika posisi pemasangannya
terbalik maka pola alur ban (pattern ban) tidak berfungsi dengan baik.

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Proyek ini dilaksanakan di PT. Sandaran Hati Berlian Yang bertempatkan


di JAlan Lintas Desa Kec. Tebing Tinggi , Kab. Tanjung Jabung Barat pada
bulan November 2018.

3.2 Objek Pelaksanaan

Objek yang akan diidentifikasi pada proyek ini adalah kualitas ban sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Parameter pemilihan ban yang diguanakan
berdasarkan jenis ban (nilon, kawat) dan raginya.

3.3 Prosedur Pelaksanaan

Prosedur proyek ini dilaksanakan melalui beberapa tahap:


1. Penyusunan proposal.
2. Konsultasi proposal dengan pihak kampus.
3. Penyampaian proposal kepada klien atau perusahaan yang dituju (PT
Sandaran Hati Berlian).
4. Survei ban yang dibutuhkan (spesifikasi, model, harga, dan lain-lain)
5. Pengecekan dan Pembelian ban di toko.
6. Pengecekan dan Serah terima ban dengan PT Sandaran Hati Berlian.

10
BAB IV
ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Anggaran pembelian ban yang akan dijual ke PT. Sandaran Hati Berlian
yaitu sebagai berikut.
Harga Ban = Rp 3.500.000,00/ban
Jumlah Pembelian = 5 ban
Total Pengeluaran = Rp 3.500.000,00 x 5
= Rp 17.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2Jadwal Kegiatan
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4
Penyusunan proposal dan konsultasi dengan pihak
1
kampus.
Presentasi proposal dengan PT. Sandaran Hati
2
Berlian.
3 Survei dan pembuatan katalog ban
4 Presentasi katalog ban dan pembelian ban

4.2 Deskripsi Proses Kegiatan

A. Rapat koordinasi serta konsultasi pihak kampus


Rapat koordinasi dilakukan disalah satu tempat kediaman anggota kelompok
, dalam tahap ini didapatkan ide serta konsep pengembangan akan kegiatan usaha
yang akan dilakukan oleh kelompok ini, dan didapatkan “ban PJ Group”
merupakan jasa dibidang penjualan ban. Dengan persiapan konsep kegiatan yang
matang maka telah dilangsungkan proses pembuatan proposal dan dilanjutkan
dengan bimbingan dengan pihak kampus yakni dosen pembimbing mata kuliah
managemen proyek

11
B. Penyampaian proposal kepada klien atau perusahaan yang dituju (PT
Sandaran Hati Berlian).
Pada proses pemasaran yakni melalui TIM humas maka didapatkan satu
klien yang bersedia bekerja sama dengan PJ Group, dimana pada tahap ini
melalui proses pemaparan dari Tim prihal jasa yang ditawarkan, dengan
mendengar keluhan dari klien didapatkan PJ group mampu mengambil proyek
yang diberikan oleh PT.. dan dengan negosiasi tentang aturan kerja sama yang
tertulis di surat penjanjian kerjasama.
Pada kerjasama ini disepakati mekanisme pembelian yakni dengan
pembelian atas nama perusahaan dan dengan adanya pengiriman secara langsung
disertai pengecekan barang oleh perusahaan.

C. Survei ban yang dibutuhkan (spesifikasi, model, harga, dan lain-lain)


Pada survei dilakukan oleh tim... yang memilih dan mendata keluhan dari
klien serta kebutuhan utama klien dan mencocokan dengan beberapa toko yang

12
telah bekerja sama dengan PJ Group. Pada survei ini didapatkan toko yang cocok
yakni ..... dengan pertimbangan harga dan sesuai kebutuhan

D. Pengecekan dan Pembelian ban di toko.


Setelah dilakukan suvei maka dapat langsung melakukan proses pembelian
yakni dengan mengecek barang yang telah dipersiapkan dan dengan pembelian
yang telah sesuai dengan aturan kerjasama terhadap PT..

E. Pengecekan dan Serah terima ban dengan PT Sandaran Hati Berlian.


Setelah proses pengiriman barang dan dilakukan pengecekan oleh pihak PT,..
maka dilakukan serah terima dan ucapan terimakasih dari PJ group untuk
kerjasama yang baik dengan pihak PT...

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa pembelian ban ( 4 ban belakang
jenis MRF M77 , dan 2 ban depan jenis MRF MUSCLE MILLER) mendapatkan
dana sebesar Rp 22.000.000,00 dengan keuntungan Rp 660.000,00 atas kerja
sama dengan PT Sandaran Hati Berlian.

5.2 Saran
Proyek ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, dan diharapkan dapat
berkerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya agar menambahkan
pengalaman mahasiswa teknik kimia.

14

Anda mungkin juga menyukai