Anda di halaman 1dari 9

Bagaimana asal mula ban?

Bentuk ban yang ada di pasaran saat ini telah melewati


berbagai proses perubahan. Ini dia ceritanya.

Cikal bakal ban motor dimulai pada abad ke-19 berawal dari ban sepeda. Awalnya,
bentuk ban sepeda seperti ban dalam (tube) yang dipasang di velg dengan pernis.

Untuk sepeda yang lebih mewah digunakan ban dalam ganda, seperti ban tubetype
yang ada saat ini. Pengaturan seperti inilah yang kemudian diadaptasi ke ban motor.

Charles Goodyear adalah orang pertama yang mengembangkan proses vulkanisir


dimana karet bisa diolah jadi lebih keras dan kuat.

Awalnya carcas ban terbuat dari serat kapas yang dilapisi oleh karet lalu divulkanisir.
Tahun 1846, ban yang diisi udara pertama kali dipatenkan lalu pada 1888 ban tersebut
dijual secara komersil.

Tidak seperti saat ini, dimana Anda mudah mendapatkan ban motor dengan harga yang
terjangkau, dulu ban motor adalah barang mewah.

Tahun 1920, satu buah ban motor dijual seharga 28-30 dollar AS dan bisa menempuh
7.500km, padahal diera tersebut seorang pekerja dibayar hanya 4 dollar AS sehari.

Penghujung abad ke-19 sebagian besar permukaan jalan masih kasar sehingga ban
motor sering bocor. Kemudian muncul ide ban solid yang tidak berisi udara untuk
mengatasi masalah tersebut.

Namun, karena pada masa itu motor tidak memiliki suspensi, perjalanan dengan motor
jadi tidak nyaman sehingga ide tersebut disingkirkan.

Ban motor pertama juga belum ada kembangan atau pattern. Akibatnya, pengendara
motor yang mengalami musim dingin harus memasang baut besi berbentuk seperti
tombol bulat yang di permukaan tapak ban. Baut ini berguna untuk mencegah ban
tergelincir.

Baru pada masa Perang Dunia I, pabrikan ban bereksperimen dengan kembangan ban.
Dari situlah diketahui bahwa perbedaan pola kembangan bisa mempengaruhi handling.
Sejumlah pabrikan ban pun bersaing meningkatkan kualitas ban mereka.
(federaloil.co.id)

https://www.federaloil.co.id/detail/umum/01/19/5491-sejarah-awal-mula-ban-motor?p=all
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi
sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada
mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet
tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan karet
terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh Frank
Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri pada tahun 1898
ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang
dia pinjam dari salah seorang iparnya.[1]

Pada tahun 1845, Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu disebut ban hidup
alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan
perkembangan teknologi Charles Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William
Erskine Bartlett menemukan ban luar.[2]

Jenis-jenis Ban[sunting | sunting sumber]


Ban Bias[sunting | sunting sumber]

Airless tire MICHELIN Tweel


Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang
digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai
65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.[3]

Ban Radial[sunting | sunting sumber]


Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling
lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat
atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat
oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita
sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban
radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.[3]
Ban tanpa tube[sunting | sunting sumber]

Schrader valve components (from left to right) the valve core


closed (top) and open (bottom), the order of assembly, end view of stem without core and with
core (top) and stem with dust cap on (bottom)
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan
sekitar tahun 1990.[4] Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti
ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara
integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk
menutup dengan flensa dari velg roda logam.[5]

Bagian-bagian ban[sunting | sunting sumber]


 Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan,
tusukan objek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut
Pattern.
 Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil,
sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan
casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread
agar tidak langsung diserap oleh Casing.
 Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang
menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
 Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi
seperti angkur yang melekat pada velg.[3]
Kode ban[sunting | sunting sumber]
Ukuran ban[sunting | sunting sumber]

Kode ban
Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:[6] " 205 / 55 /ZR16 "

Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

205: Lebar telapak ban (mm)

55: aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban

Z: kode limit kecepatan

R16: diameter velg (inch)

Kode kecepatan ban[sunting | sunting sumber]

Kode[7] Kecepatan (Km/Jam)

B 50

C 60

D 65

E 70

F 80

G 90
J 100

K 110

L 120

M 130

N 140

P 150

Q 160

R 170

S 180

T 190

H 210

U 200

V 240

W 270
Y >300

Indeks Beban[sunting | sunting sumber]

Kode[7] Beban Maksimum (Kg)

30 106

31 109

32 112

33 115

34 118

35 121

36 125

37 128

38 132

39 136

40 140
41 145

42 150

43 155

44 160

45 165

46 170

47 175

48 180

62 265

63 272

64 280

66 300

68 315

70 335

73 365
75 387

80-89 450-580

90-
600-800
100

Merk ban motor di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Tires for motorcycle racing (Superbike): slick tyres (Pirelli


Diablo Superbike, left) and rain tyres (Pirelli Rain, right).
Berikut ini daftar merek (merk) ban motor di Indonesia:

 Bridgestone (PT Bridgestone Tire Indonesia, Karawang Timur, Indonesia)


 Federal / FDR (PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), grup Astra, Indonesia)
 IRC, Inoue Rubber Company (PT Gajah Tunggal, Indonesia)
 Ascendo, (PT Hirundo Tyre Utama)
 Kenda (PT Kenda Rubber Indonesia, Serang, Provinsi Banten)
 Michelin (PT Michelin Indonesia, Prancis)
 Swallow (PT Industri Karet Deli, Medan, Sumatera Utara)
 Mizzle (PT Banteng Pratama Rubber, Citeureup, Bogor)
 Pirelli (PT Evoluzione Tyres, Desa Wanakerta, Purwadadi, Subang, Jawa Barat.
Patungan Pirelli Italy dan PT Astra Otoparts Tbk)
 Zeneos (PT Gajah Tunggal, Indonesia)
 Dunlop (PT Sumi Rubber Indonesia, Cikampek, Jawa Barat)
 Achilles, Corsa dan Strada (PT Multistrada Arah Sarana, Lemah Abang, Cikarang,
Bekasi, Jabar)
 Hankook (PT Hankook Tire Indonesia, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat)
 Blackstone (PT Sumber Rubberindo Jaya, Surabaya, Jawa Timur)
 Millennium (PT Elangperdana Prima Niaga & Industri, Bogor, Jawa Barat)
Keamanan[sunting | sunting sumber]

Batas keausan
Ban seperti bagian kendaraan yang lainnya pasti akan mengalami kerusakan maupun keausan.
Pertama yang harus diperhatikan adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Seandainya
kedalaman alurnya kurang dari 1,6 milimeter dari permukaan atas baris TWI, itu tandanya ban
kendaraan sudah harus diganti.[8] Selain itu ban yang kempis akan membahayakan keamanan
pengendara, karena bisa menyebabkan kehilangan kontrol serta mengakibatkan kecelakaan fatal.
Menjaga tekanan udara ban bukan hanya untuk keamanan berkendaraan saja, tetapi juga membuat
kendaraan lebih bersahabat dengan alam karena mengurangi biaya dan konsumsi bahan bakar.
Kendaraan dengan ban yang kempis menyebabkan mesin harus bekerja keras, sehingga semakin
besar pula gas buangan yang dihasilkan.[9]

Kerusakan Ban[sunting | sunting sumber]


Shock CBU[sunting | sunting sumber]
Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang - benang konstruksi ban pada posisi samping ban
yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock CBU paling potensial terjadi akibat
jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar dan ceroboh.[10]

Anda mungkin juga menyukai