Anda di halaman 1dari 28

Ban

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Ban untuk mobil.

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan
darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan
jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan
dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor,
diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.

Daftar isi
 1 Sejarah ban
 2 Jenis-jenis Ban
o 2.1 Ban Bias

o 2.2 Ban Radial

o 2.3 Ban tanpa tube

 3 Bagian-bagian ban
 4 Kode ban
o 4.1 Ukuran ban

o 4.2 Kode kecepatan ban

o 4.3 Indeks Beban


 5 Keamanan
 6 Kerusakan Ban
o 6.1 Shock CBU

 7 Referensi
 8 Pranala luar

 9 Lihat pula

Sejarah ban
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi
sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada
mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan
karet tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan
karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh
Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri di tahun
1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang
yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.[1]

Pada tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu disebut ban hidup
alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan
perkembangan teknologi Charles Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William
Erskine Bartlett menemukan ban luar.[2]

Jenis-jenis Ban
Ban Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord
yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40
sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.[3]

Ban Radial

Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling
lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat
atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat
oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya
menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan
tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.[4]

Ban tanpa tube


Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in
diciptakan sekitar tahun 1990.[5] Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban
dalam seperti ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus
dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di
dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam.[6]

Bagian-bagian ban
 Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan,
tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut
Pattern.
 Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil,
sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan casing.
Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak
langsung diserap oleh Casing.
 Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang
menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
 Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti
angkur yang melekat pada velg.[7]

Kode ban
Ukuran ban

Kode ban

Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:[8] " 205 / 55 /ZR16 "

Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

205 : Lebar telapak ban (mm)

55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban
ZR : kode limit kecepatan

16 : diameter velg ( inch )

Kode kecepatan ban

Kode[9] Kecepatan (Km/Jam)


P 150
Q 160
R 170
S 180
T 190
H 210
V 240
W 270
Y >300

Indeks Beban

Kode[10] Beban Maksimum (Kg)


62 265
63 272
64 280
66 300
68 315
70 335
73 365
75 387
80-89 450-580
90-100 600-800

Keamanan

Batas keausan
Orang yang sedang memasang ban dan velg ke mobil

Ban seperti bagian kendaraan yang lainnya pasti akan mengalami kerusakan maupun keausan.
Pertama yang harus diperhatikan adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Seandainya
kedalaman alurnya kurang dari 1,6 milimeter dari permukaan atas baris TWI, itu tandanya ban
kendaraan sudah harus diganti.[11] Selain itu ban yang kempes akan membahayakan keamanan
pengendara, karena bisa menyebabkan kehilangan kontrol serta mengakibatkan kecelakaan fatal.
Menjaga tekanan udara ban bukan hanya untuk keamanan berkendaraan saja, tetapi juga
membuat kendaraan lebih bersahabat dengan alam karena mengurangi biaya dan konsumsi bahan
bakar. Kendaraan dengan ban yang kempes menyebabkan mesin harus bekerja keras, sehingga
semakin besar pula gas buangan yang dihasilkan.[12]

Kerusakan Ban
Shock CBU

Ban yang mengalami rusak

Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang - benang konstruksi ban pada posisi samping
ban yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock CBU paling potensial terjadi
akibat jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar dan ceroboh. [13]

Referensi
1. ^ http://www.goodyear-indonesia.com/historical.html#
2. ^ http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=235
3. ^ http://www.bridgestone.co.id/03_tire_info/03_tire_knowledge.php

4. ^ http://www.bridgestone.co.id/03_tire_info/03_tire_knowledge.php
5. ^ http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=235&fname=02.htm

6. ^ http://www.donaalfian.com/2011/11/ban-terbaik-di-indonesia-gt-radial.html
7. ^ http://www.bridgestone.co.id/03_tire_info/03_tire_knowledge.php

8. ^ http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=175&fname=hal3.htm
9. ^
http://otomotif.kompas.com/read/xml/2008/08/25/08022685/.pahami.arti.kode.pada.ban.
mobil
10. ^
http://otomotif.kompas.com/read/xml/2008/08/25/08022685/.pahami.arti.kode.pada.ban.
mobil
11. ^ http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=235&fname=07.htm

12. ^ http://www.dunlop.co.id/info.php?p_sub=4&p_id=38
13. ^ http://www.dunlop.co.id/info.php?p_sub=4

Pranala luar
 (Inggris) The Tire Society
 (Inggris) Rubber Manufacturers Association tire composition

 (Inggris) US Environmental Protection Agency

 (Inggris) Used Tires: Reuse, Recycle, Retread

 (Inggris) Jones and Chiders. "Tire Friction." Physics 101. 2001.

Lihat pula

Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Ban

 Ban asimetris
 Ban radial
 Ban bias
 Sistem pemantauan tekanan ban
DMP MOU
Automotive by BosTech

Minggu, 15 Desember 2013


Materi pengertian, fungsi, komponen, cara kerja Roda dan Ban

RODA DAN BAN

SEJARAH SINGKAT RODA dan BAN

Roda sebagai bagian vital kendaraan atau mesin, mula pertama ditemukan oleh orang Sumeria
pada 3.500 tahun SM. Di Mesopotamia, ditemukan pula sebuah benda bulat dengan poros di
bagian tengahnya, diperkirakan sebuah tatakan untuk membuat tembikar dari masa yang sama.
Ini membuktikan bahwa pada saat itu orang mulai tahu prinsip kerja gerak lingkaran.

Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong mulai dikenal di Asiria, kemudian berlanjut di
Lembah Indus. Sedangkan masyarakat Eropa Daratan dan Tengah baru mengenal kereta dorong
sekitar 1000 SM, malah Inggris baru pada tahun 500 SM.
Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa diputar dan berhenti oleh sebuah
benda pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi roda gerigi pemantik bom - dan
korek api.

Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA, menis jahit
sampai pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula. Perkembangan roda sebagai
penggerak kendaraan kemudian tak dapat dilepaskan dari perkebangan ban, yang ditentukan oleh
peran Robert William Thomson dan John Boyd Dunlop.
Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan
ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban
dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari
lebar telapak ban.

'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini
berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai
konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal
(diagonal bias).

Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/pelek dalam satuan inci dan angka '89'
mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai
dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580
kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal.

Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan
aspek rasio 65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk rim atau pelek berdiameter 15 inci,
mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km.

Fungsi
1. Menahan seluruh berat kendaraan
2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan
3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan
4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja
5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata

Fungsi Utama Ban

1. Menahan beban 2. Meredam


Dalam hal menahan beban, guncangan
yang paling berpengaruh Tekanan angin dan type ban
adalah tekanan angin, karena (radial/ bias) sangat
angin dalam ban berfungsi berpengaruh dalam meredam
untuk menopang berat guncangan awal sebelum
kendaraan dan muatan. diredam lagi oleh suspensi. Ban
tipe radial mampu meredam
guncangan lebih baik daripada
ban tipe bias.

3. Meneruskan tenaga dari 4. Meneruskan


mesin fungsi kemudi
Ban berfungsi untuk Ban sangat penting dalam
meneruskan gaya gerak dan mengontrol arah kendaraan, hal
pengeraman ke permukaan ini akan menentukan
jalan, hal ini berkaitan dengan kemampuan bermanuver dan
kinerja traksi dan pengereman. kestabilan dalam berkendara.
Yang berpengaruh dalam hal ini
adalah pattern atau kembangan
dari ban.

Bahasa Ban

Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk


berkomunikasi dengan penggunanya. Bahasa ban
yang berupa serangkaian angka dan huruf
menunjukkan data-data spesifikasi, merek dan
tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia.

Berikut adalah arti dari kode tersebut:


1. Lebar ban (dalam mm)
2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall
terhadap lebar ban
3. Diameter ban / velg (dalam inch)
4. Indeks beban / Load Index
5. Simbol kecepatan / Speed Index

Memahami Indeks Beban dan Simbol Kecepatan

Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama
seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga
berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini.

Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling berhubungan. Tabel di
bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing
simbol atau nilai.
Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)
LI Kgs LI Kgs LI Kg LI Kg LI Kg LI Kg
69 325 81 462 93 650 93 650 105 925 117 1285
70 335 82 485 94 670 94 670 106 950 118 1320
71 345 83 487 95 690 95 690 107 975 119 1360
72 355 84 500 96 710 96 710 108 1000 120 1400
73 365 85 515 97 730 97 730 109 1030 121 1450
74 375 86 530 98 750 98 750 110 1060 122 1500
75 387 87 545 99 775 99 775 111 1090 123 1550
76 400 88 560 100 800 100 800 112 1120 124 1600
77 412 89 582 101 825 101 825 113 1150 125 1650
78 425 90 600 102 850 102 850 114 1180 126 1700
79 437 91 615 103 875 103 875 115 1215 127 1750
80 450 92 630 104 900 104 900 116 1250 128 1800
Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)
J K L M N P Q R S T H V W Y
KmH 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300
Keterangan: Simbol "ZR" berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam
Saat Tepat Mengganti Ban

Setiap ban memiliki tread wear indicator


(TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat
pada sisi samping ban (side wall). TWI ini
merupakan indikator tingkat keausan ban dan
bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban.
Saat tapak ban sudah melampaui indikator
tersebut, terlihat garis melintang antara tapak
ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak
lagi untuk digunakan.

Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi


pengendalian dan jarak pengereman!

Perhatikan juga fisik ban, untuk memperhatikan saatnya mengganti ban,


antara lain melalui tanda-tanda di bawah ini

Benjolan pada ban Banyak terdapat


Sebaiknya segera ganti tambalan
ban yang benjol dengan Berpotensi untuk bocor
yang baru, karena seketika
berpotensi untuk
terjadinya pecah ban

Karet ban getas/


pecah-pecah
Biasanya terdapat pada
sisi samping ban

Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.

Pola Telapak Ban

Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi. Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan berkendaraan anda?
Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni
Searah(Directional),Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).

Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi
yang berbeda-beda.
Searah Ban searah memiliki ciri telapak
(Directional) searah yang menyerupai anak
panah atau pola kembangannya
berbentuk huruf "v".

Fitur:

• Menepis air dengan sempurna


untuk pengendalian yang lebih
baik di permukaan basah
maupun kering

• Performa dan pengereman


yang lebih baik

• Biasanya tersedia dalam


ukuran besar (15" keatas) dan
memiliki indeks kecepatan
yang tinggi

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai
performa dan kecepatan tinggi.

Simetris Ban simetris biasanya memiliki


(Symmetric) telapak dengan desain rib yang
berkesinambungan atau blok.
Kedua sisinya, baik sisi dalam
maupun luar memiliki fitur dan
kegunaan yang sama. Pada
umumnya ban dengan pola
simetris memiliki alur yang
menyerupai gelombang.

Fitur:

• Nyaman dan sangat hening

• Alur utama untuk menepis air

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai
kenyamanan dan keheningan
dalam berkendara.

Asimetris/ Ban asimetris memiliki pola yang


unik untuk membedakan kedua
bagian sisinya. Bagian luar ban
biasanya memiliki desain alur
yang lebih besar untuk menepis
air dan meningkatkan
pengendalian pada jalan basah.
Sedangkan bagian dalam ban
memiliki alur yang lebih kecil
guna memperluas bidang yang
berhentuhan dengan jalan
sehingga ban lebih stabil.

Fitur:
(Asymmetric) • Pengendalian yang baik di
jalan basah maupun kering

• Pengendalian yang baik pada


saat membelok pada
kecepatan tinggi

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai
performa tinggi.

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama

• Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali. Sesuaikan dengan
petunjuk pabrikan tekanan angin
• Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan performa tetap maksimal
saat beraksi di jalan
• Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk membersihkan ban

Tekanan Angin

Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam


perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan
angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di
berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu
pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam
kotak penyimpanan di pintu kendaraan.

Tekanan angin kurang dapat menyebabkan


kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas
angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan
bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa
secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau
ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.

Perhatikan:
Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada
saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan
baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun
sebelum diperiksa tekanan anginnya.
Tekanan angin yang tidak
tepat dapat membuat ban
aus tidak merata.

Keausan di tengah
disebabkan oleh tekanan Tekanan yang Tekanan yang Tekanan yang
angin yang terlalu tinggi sesuai kurang berlebihan
karena pemakaian menyebabkan menyebabkan menyebabkan
kembangan ban bagian keausan yang keausan pada keausan pada
tengah yang berlebihan. merata, sehingga bagian bahu, bagian tengah,
Sebaliknya, tekanan yang ban tahan lebih sehingga ban aus sehingga ban aus
terlalu rendah mengakibatkan lama tidak merata tidak merata
keausan pada kedua sisi
bahu ban.

Angin Nitrogen (N2)

Mengapa menggunakan angin nitrogen?


• Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)
• Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar,
membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak
membutuhkan pengisian yang terlalu sering
• Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena
sifatnya yang dingin
• Mengurangi keausan ban yang tidak merata
• Lebih hemat BBM
• Memperbaiki manuver

Rotasi Bikin Awet

Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau
paling tidak, ban di kedua poros - depan dan belakang - tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan
keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.

Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai


7.500 - 10.000 km.
Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda
dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan.
Rotasi dengan 4 roda
Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau
vertikal.

Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan menukar


ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan
kanan dengan belakang kiri.

Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan ditukar dengan


roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban
Diagonal Horisontal kanan belakang ditukar dengan kiri belakang.

Untuk rotasi vertikal,roda kiri depan ditukar dengan roda


kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan
ditukar dengan roda kanan belakang.

Vertikal

Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep)


Sistem rotasi dengan menggunakan 5 ban relatif mirip
dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang,
selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban
depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan
kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban
depan kananlah yang menjadi ban serep.

Peringatan:
Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban serep
berlainan merek atau model dengan 4 ban lainnya.

Bagian Ban
1. Tapak (Tread)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass
4. Garis dalam (Inner Liner)
5. Bead wire
Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan benturan

Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang dsebabkan oleh
permukaan jalan

Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass
terhadap kerusakan dari luar

Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat keduanya, dan meredam
kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke carcass

Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena berbagai gaya yang
bekerja

Karakteristik Ban Bias dan Radial


Ban Bias
Kenyamanan cukup baik
Umur dan kemampuan lebih rendah

Ban Radial
Umur pemakaian lebih lama
Peningkatan panas kecil
Stabilitas pengendalian baik
Daya pengereman lebih baik
Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil
Kenyamanan kurang dan pengemudian terasa lebih berat

Keuntungan Ban Tubeless


Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara sekaligus,
karena lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sehingga pengemudi tidak
kehilangan kontrol kendaraan
Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan
pelek

Tipe Tapak Ban


Rib > Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil
Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil
Kendaraan mudah dikendalikan
Suara yang ditimbulkan kecil
Tenaga tariknya kurang baik

Lug >jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri
Tenaga tarik baik
Rolling resistance cukup tinggi
Tread lebih mudah aus tidak merata
Suara lebih besar

Rib and lug > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus
Kendaraan lebih stabil
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik

Block > jalan berlumpur dan bersalju


Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju
Lebih cepat aus
Rolling resistance lebih besar

PELEK

Baja Press
Biaya pembuatan lebih murah
Lebih tahan lama
Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya
Kualitasnya lebih merata
Logam campuran (alloy steel)
Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium
Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik

Tipe Penampang Rim


Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dll)
Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil
Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil
Semi drop center rim (SDC) > truk kecil
Flat base rim (FB) > truk dan bus
Interim rim (I) > truk dan bus

Sumber : http://anistkr.blogspot.co.uk/2012/09/roda-n-ban.html

Baca Juga :

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda

*DESCRIPSI*
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk
membentuk salah satu kompetensi, yaitu:
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk
peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.
Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan
menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan
belajar :
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
*PERISTILAHAN / GLOSSARY*
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.

*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
(a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,
(b) melepas roda-roda,
(c) pemeriksaan roda,
(d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.

*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.

*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*


1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau
instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran
yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan
peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan

*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.

*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti
belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.
*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1


1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan
kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan
dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.

b. Uraian Materi 1

*PELEK DAN BAN*


Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat
dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai
kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban
berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan
mencegah kejutan ini berpindah ke body.

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)


Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi,
maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan
pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.
a). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil
penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan
menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan empat atau
enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat
pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut
baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek
roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya
digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).

*PELEK BAJA PRESS*


Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari
bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek


aluminium adalah
? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk
rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda
dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK


Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan
diameter pelek.

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC


Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim

c). Pelek (Rim)


Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam
mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
? Divide Type Rim

Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin


pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan
sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada
kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa
yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
? Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk
kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri
dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah
digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
? Semi Drop Center Rim

Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban


truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung
memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih
baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa.
Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang
diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci
(Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian
yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
? Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk
dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena
itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan
bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini
pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan


Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat
Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun
ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%.
Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan
dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).

d). Ukuran Pelek


Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda
terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda
kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi
oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek
menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan safety pengendara. Ban dan pelek
akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara
penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran. Saat roda
berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar
dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke
seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan
memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance)
dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat
ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi
yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang
tidak balance.
Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring
dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang membutuhkan
perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda akan dipasang pada alat
wheel balancer kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance. Kemudian alat akan
menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance. Selanjutnya roda akan diberikan
pemberat (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan, weight balance dipasang pada
pelek roda.

Weight balance
Spooring
Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah
kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk pengendara, penumpang,
kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas
yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi kendaraan. Kemudi
berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi
mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang
baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi
berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-
roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). Tujuan spooring adalah untuk
menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat
apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan
perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih
tahan lama serta pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar
setiap 15000 km atau 4 bulan.
Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda depan)
yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring sendiri
adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar
kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. Selain itu, apabila
perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda.
Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan
dalam kondisi yang normal. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat gambar berikut:

1. Chamber merupakan kemiringan roda bila dilihat dari depan, chamber (+) bila roda miring keluar, chamber(-) bila roda miring ke dalam.
2. Caster merupakan kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping. Ada dua jenis caster:
a. Caster Positif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang
b. Caster Negatif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah depan
3. Toe angle
a. Toe-In : Panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibanding pajang roda bagian belakang (B)
j
b. Toe-Out : Panjang roda bagian depan (A) lebih pan ang dibanding pajang roda bagian belakang (B)
4. Turning Radius
Turning radius merupakan sudut belok roda dalam harus lebih besar dibanding roda luar dan titik sumbuh radius belok harus satu
titik.

Anda mungkin juga menyukai