Anda di halaman 1dari 2

Electronic Stability Control(ESC)

Electronic Stability Control(ESC) atau disebut juga dengan Vehicle Dynamic


Control(VDC), Dynamic Stability Control(DSC), Electronic Stability Program(ESP), Vehicle
Stability Control(VSC) atau Vehicle Stability Assist(VSA) adalah salah satu safety sistem pada
mobil modern. ESP pertama kali diperkenalkan oleh Mercedes pada pertengahan tahun 1990.
Fungsi utama yaitu untuk meingkatkan performa dan mencegah kecelakaan pada lintasan yang
sulit seperti tikungan tajam atau jalan yang licin, dan atau pengereman mendadak. Secara
umum sistem ini menyetabilkan kendaraan dengan memberikan yaw moment (diperoleh dari
rem disetiap roda) dan menyesuaikan arah roda sesuai arah yang diinginkan pengendara.

Kendaraan mungkin bergerak tidak sama persis dengan posisi stir ketika pengendara
membelokkan dengan arah yang tajam atau di jalan yang licin. Pada kondisi ini kendaraan bisa
bersifat understeer atau oversteer. Kondisi oversteer yaitu kendaraan membelok melebihi arah
belokan yang diinginkan pengemudi hal ini karena roda belakang kehilangan gaya gesek.

Gambar 1 Stability Control System[1]

Gambar 1 menunjukkan blok diagram dari Stability Control System yang terdiri dari
tiga komponen utama: Pengemudi, Mobil, dan Lingkungan. Pada kondisi normal, Pengemudi
melihat arah jalan kemudian menyesuaikan arah mobil dengan jalan menggunakan setir. Ketika
ESC system mendeteksi bahwa pengemudi akan kehilangan control mobil, ESC memberikan
yaw moment secara otomatis berdasarkan perbedaan antara arah stir dari pengemudi dan arah
mobil yang sebenarnya dan membantu pengemudi membawa mobil kembali pada jalur.

Gambar 2 Oversteer dan Understeer[1]


Berdasarkan data dari Insurance Institute for Highway Safety(IIHS), Amarika Serikat,
pada Juni 2006 hampir 10.000 ribu kecelakaan fatal di US dapat dihindari setiap tahun jika
setiap kendaraan dilengkapi dengan ESC. Pada tahun 2012 pemerintah US mewajibkan setiap
mobil yang dijual di US harus dilengkapi dengan ESC. Beberapa perusahaan yang sudah
memakai ESC pada produknya yaitu Bendix, Bosch, BWI Group, Continental, Johnson
Electric, Mitsubishi Electric, Nissin, TRW, Wabco.

Traction Control(TCS) dipakai untuk mencegah slip roda pada saat akselerasi. Slip
biasanya terjadi pada jalan yang licin seperti salju atau genangan air, dimana roda tidak
memperoleh gaya gesekan yang cukup untuk menggerakkan kendaraan. Traction Control dan
Antilock Breaking System(ABS) biasanya bekerja bersama. ABS dipakai untuk mencegah slip
ketika pengereman, sedangkan TCS diapaki untuk mencegah slip saat akselerasi. TCS dikenal
juga sebagai Anti-Slip Regulation(ASR).

TCS memakai sensor kecepatan di roda untuk mendeteksi kecepatan kendaraan dan
juga untuk mendeteksi adanya slip antara roda dan jalan. Jika slip terdeteksi TCS memastikan
bahwa hanya sedikit torka yang tersalur ke roda yang slip, dengan memperkecil torka ini
diharapkan gaya gesek antara ban dan mobil kembali ada sehingga kendaraan dapat bergerak.
Input utama dari TCS adalah sensor kecepatan yang ada di ban. Sensor ini secara kontinue
memonitor kecepatan dari setiap roda dan mengirimkan data tersebut ke ABS dan TCS di
ECU(Electrical Control Unit). Ketika slip terdeteksi, TCS mengatur rem hidrolik yang ada di
ban yang mengalami slip. Proses ini akan memperlambat kecepatan roda yang slip sehingga
gaya gesek akan muncul kembali. Secara bersamaan torka dipindahkan ke roda yang
berlawanan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Jika kedua roda kehilangan gaya
gesek, TCS memperlambat kedua roda hingga diperoleh gaya gesek, atau sistem memberikan
sinyal ke Powertrain Control Module(PCM) untuk mengurangi torka dari mesin ke ban.

Gambar 3 Mekanisme Traction Control[1]

Anda mungkin juga menyukai