Anda di halaman 1dari 11

JENIS JENIS PERAWATAN OTOMOTIF

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Perawatan/Maintenance terus


mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sampai dengan saat ini. Seringkali
kita dengar istilah Breakdown Maintenance, Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance, Corrective Maintenance, Productive Maintenance dan yang terakhir
adalah Total Productive Maintenance (TPM).

Berikut adalah penjelasan terkait perbedaan mendasar dari berbagai jenis


perawatan tersebut:

Breakdown Maintenance: Perawatan yang dilakukan setelah mesin mengalami


kerusakan. Rusak dulu, kemudian dilakukan repair.
Preventive Maintenance: Perawatan yang dilakukan dengan menentukan schedule
perawatan atau penggantian terhadap part (rusak atau tidak part tersebut, akan
tetap dilakukan penggantian).
Predictive Maintenance: Perawatan dengan cara memprediksi sisa umur part. “Ganti
sebelum rusak”. Menggunakan alat diagnostik untuk memperoleh data trend hasil
pengukuran sebagai bahan analisa.
Corrective Maintenance: Perawatan yang ditujukan untuk melakukan KAIZEN yang
berkaitan dengan perawatan mesin. (Improvement terhadap perawatan mesin).
Maintenance Prevention: Menjaga mesin tidak rusak dari mulai mesin belum dibeli
(Tahapan Design – Mesin digunakan untuk produksi)
Total Productive Maintenance: Maintenance yang dilakukan secara total. Dengan
pembeda utamanya adalah: Productive Maintenance + Autonomous Maintenance.
Sasaran: Untuk mengembangkan hubungan Manusia-Mesin dan tempat kerja yang
bermutu.
Dalam penerapannya di berbagai perusahaan, jenis perawatan di atas diterapkan
sesuai dengan karakteristik part dan juga mesin yang digunakan.

Jika sudah membaca definisi setiap perawatan di atas, perusahaan kamu sudah
menerapkan jenis perawatan yang mana saja?
JENIS JENIS KEBAKARAN

Pembagian atau pengklasifikasian kebakaran yang berlaku di Indonesia mengacu

kepada regulasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat

Pemadam Api Ringan. Peraturan ini menjelaskan tentang penggolongan kebakaran

menjadi empat jenis atau golongan, yaitu:

Golongan A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam. Contohnya adalah;

kertas, plastic karet, kain, kayu, stereoform dan sebagainya. Penggunaan tepung

kimia kering, goni basah, tanah lumpur, pasir menjadi sarana efektif untuk

menanganani jenis kebakaran golongan ini.

Golongan B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar. Contohnya

adalah: BBM, gas LPG, spirtus, alcohol kadar tinggi dan sebagainya. Pemadaman

menggunakan media air “diharamkan” dalam klasifikasi golongan ini, karena dapat

menyebabkan api justru akan melebar dan membesar.

Golongan C, kebakaran instalasi listrik bertegangan. Contohnya adalah: instalasi

listrik rumah tanggan, sambungan kabel (soket), perangkat elektronik yang

menggunakan listrik, mesin-mesin dan sebagainya. Penggunaan air juga tidak

dianjurkan dalam penanganan kebakaran golongan ini karena akan memicu bahaya

lain, penggunaan dry chemical, APAR, atau karbondioksida (CO2) jika terjadi

kebakaran dalam ruangan.

Golongan D, kebakaran logam. Contohnya adalah; alumunium, magnesium dan

sebagainya. Umumnya jenis kebakaran ini berpotensi terjadi di ranah industry,

manufaktur atau laboratorium dan jarang terjadi di ranah rumah tangga.

Penggunaan dry chemical, pasir halus dan kering disarankan untuk penanganan

kebakaran jenis ini.


Peraturan yang sama mengklasifikasikan jenis-jenis APAR yang dikelompokkan

menjadi empat jenis antara lain; (1) jenis air, (2) jenis busa, (3) jenis tepung kering

(powder) dan (4) jenis gas.

Demikian informasi singkat mengenai jenis dan klasifikasi kelas kebakaran dan

media untuk penanganan dan pemadaman secara tepat. Semoga bisa menambah

wawasan dan mengedukasi masyarakat


JENIS JENIS SASIS MOBIL

Kendaraan mobil terdiri dari bergai macam sistem yang mendukung agar dapat
bekerja secara maksimal. Salah satu komponen yang penting akan kinerja
kendaraan dan keselamatan bagi para penumpang didalamnya adalah rangka atau
dalam bahasa inggrisnya Frame.

Kerangka yang ada pada mobil haruslah ringan dan kuat. Bukan hanya itu, namun
juga harus dapat menjamin keselamatan bagi pada penumpangnya saat terjadi
kecelakaan. Oleh karena itu para perusahaan - perusahaan otomotitf terus memacu
untuk mengembangkan terknologi rangka pada kendaraannya.  Dari sisi lain,
kerangkan yang dinamis yang sesuai dengan jenis kendaraan juga akan berdampak
baik  pada konsumsi bahan bakarnya.

Bahkan dalam perkembangan terbarunya, khusus kerangka mobil - mobil sedan


sudah menggunakan teknologi yang dapat meminimalisir benturan pada
penumpang. Teknologi ini bekerja dengan cara menyerap benturan pada bagian
kerangka depan dan kerangka bagian depan tersebut dibuat lebih lunak dibanding
pada kerangka bagian kabin. Sehingga ketika terjadi kecelakaan, penumpang pada
bagian kabin diminimalisir terkenan benturan.

Adapun jenis - jenis kerangka yang ada pada kendaraan mobil adalah sebagai
berikut :

1. Ladder Frame

Ladder frame memiliki adalah kerangka  berbentuk tangga yang berada di bagian
bawah body. Kerangka  tangga ini berkonstruksi solid dan kuat yang terpisah dari
body. Artinya, bodi kendraan dapat dipisahkan ( dibongkar ) dari kerangka.  Karena
konstruksinya, kerangka  ladder frame memiliki bobot yang berat dan mobil menjadi
terlihat lebih tinggi. Antara kerangka  dan body disatukan dengan sebuah dudukan
(mounting) yang dibaut. Keberadaan mounting ini juga membantu menyerap
guncangan dari jalan sehingga tidak langsung disalurkan ke body atau kabin. Ini
karena pada mounting tersebut sudah ditambahkan karet peredam kejut yang
ditimbulkan oleh jalan yang tidak rata.

Jenis rangka ladder fram digunakan pada kendaraan  - kendraan besar yang
memang berfungsi untuk mengangkar beban - beban berat seperti bus, truk dan
kendraan niaga lainnya. Nanum ternyata jenis Ladder frame ada juga yang
digunakan pada mobil - mobil MPV ( Multi Purpose Vehicle ), alasannya memang
karena ketangguhan jenis kerangka ini yang dapat digunakan disemua medan
perjalan.

2. Monocoque Frame 

Monocoque Frame

Jenis kerangka monoque adalah jenis penggabungan antara kerangka dan bodi
kendraan. Kita tidak akan melihat adanya kerangka pada mobil ini, apalagi melihat
konstruksi tangga pada bagian bawah kendaraan seperti pada model ladder frame. 
Konstruksi kerangka  monoque dapat  membuat mobil menjadi lebih rendah ke
tanah sesuai dengan yang kita inginkan. Namun, kelemahan jenis kerangka jenis ini
adalah terbatas pada beban yang diangkutnya, ini karena tidak adanya penopang
yang kuat pada bagian bawah.

Karakteristik dari jenis kerangka monoque ini adalah beratnya  yang ringan jika
dibanding ladder frame. Dan ini akan sangat bermanfaat bagi efisiensi konsumsi
bahan bakar yang irit. Selain itu  kita juga akan merasakan  memiliki pegendalian
yang baik. Sasis monocoque banyak digunakan pada mobil pribadi dan mobil kecil
lainnya seperti hatchback dan sedan. Crossover dan SUV perkotaan juga
menggunakan sasis monocoque  untuk memaksimalkan pengendalian (handling) 
dan efisiensi konsumsi BBM berkat bobotnya yang lebih ringan.
3. Backbone Frame

Backbone Frame

Kerangka backbone adalah jenis sasis konstruksi mobil yang sangat  mirip dengan
desain tangga ( ladder frame). Alih-alih menggunakan struktur tipe tangga yang
menggunakan  2 batang besi penyangga, jenis ini hanya  terdiri dari satu batang
besi kuat seperti pada tulang punggung manusia. Konstruksi kerangka ini  kuat,  dia
langsung menghubungkan suspensi bagian depan dan belakang serta langsung
menjadi dudukan bearing dari beberapa komponen.

Desainnya sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari sebuah besi bulat yang
mana didalamnnya terdapat rumah poros penggerak dari mesin bagian depan ke
roda - roda belakang. Soal keamanan, jenis kerangka ini tidak memiliki tingkat
keamanan yang tinggi bagi pengemudinya apabila terjadi tabrakan dari samping.

4. Tubular Space Frame

Tubular Space Frame

Krangka  tubular adalah jenis kerang yang menggunakan puluhan besi berbentuk
bulat ( pipa ) dan  beberapa mungkin menggunakan besi berbentuk  persegi untuk
menghubungkan konstruksi yang lebih mudah ke panel bodi,  walaupun sebenarnya
menggunakan besi jenis bulat akan memberikan kekuatan yang maksimum. Ini
karena dapat menerima beban  posisi dalam arah yang berbeda untuk memberikan
kekuatan mekanis terhadap kekuatan dari mana saja. Tabung-tabung ini dilas
bersama dan membentuk struktur yang sangat kompleks, seperti yang ada pada
gambar diatas.

Ada dua hal yang sangat penting yang harus dicapai dalam merangcang rangka
pada mobil - mobil balap pada kecepatan tinggi. Yang mana syarat tersebut adalah
kerangka harus ringan dan kaku ( rigid ). Rangka yang ringan itu sangat penting
dalam hal untuk mendapatkan akselerasi yang sempurna yang didapatkan dari
tenaga mesin. Sedangkan rangka yang kaku  ( Rigid ) juga sangat penting, dimana
kekakuan pada rangka diharapkan dapat mempertahankan kontrol yang tepat pada
geometri suspensi yang bertujuan  untuk menjaga roda tetap bersentuhan dengan
permukaan arena balap ( tidak ada satu bagian roda yang terangkat ).

Sayangnya kedua tujuan ini sering kali bertentangan dan sangat susah dalam
aplikasinya. Desain terbaik untuk mencapai keduanya  antara berat dan kekakuan
adalah bagian dari seni dan ilmu teknik mobil balap. Karena rangka jenis ladder
frame tidak  cukup kuat  dan memberikan nilai kekakuan kecil, insinyur balap motor
mengembangkan desain 3 dimensi ( triangle )  yang terbuat dari  besi - besi bulat
yang diapakai pada bekerangka jenis Tubular.

5. Alumunium Space Frame

Alumunium Space Frame

Dari sejarahnya jenis rangka space frame pertama kali diaplikasikan pada Audi A8.

Mobil ini  diproduksi massal yang pertama  menggunakan chassis Aluminium Space

Frame (ASF). Pengembangannya dilakukan bersama dengan pabrik  aluminium di

Amerika Serikat yaitu  Alcoa. ASF dimaksudkan untuk menggantikan jenis rangka 
monocoque baja konvensional yang tujuan  utamanya adalah  untuk memperoleh

berat yang  ringan dan struktur yang kuat.

Audi mengklaim ASF A8 beratnya  40% lebih ringan dan 40% lebih kaku dari pada

monocoque baja terdahulunya.  Ini memungkinkan A8 yang dilengkapi 4WD ( Four

wheel Drive ) lebih ringan dari BMW 740i. ASF sendiri terdiri dari bagian aluminium

ekstrusi, komponen die casting vakum dan lembaran aluminium dengan ketebalan

yang berbeda. Mereka semua terbuat dari paduan aluminium  dengan kekuatan

yang sangat  tinggi.

Pada sudut dan sambungan yang sangat diperhatikan, bagian yang diekstrusi

dihubungkan dengan pengecoran logam aluminium yang kompleks (node). Selain

itu, metode pengencangan dengan mekanisme terbaru dikembangkan untuk

menyambung  bagian-bagian komponen yang lain. Jenis rangka ini  cukup rumit dan

biaya produksi jauh lebih tinggi daripada monocoque baja yang biasa. Sehingga

harga jual mobilnya pun lebih mahal.


Indikator pencapaian kompetensi (IPK) sebagai salah satu komponen dalam
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka
Pengembangan IPK merupakan satu kemampuan yang harus dikuasai oleh
seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan
pembelajaran. Analisis yang dilakukan guru terhadap SKL, KI, dan KD dapat
membantu guru dalam mengembangkan IPK yang dijadikan dasar dalam
menentukan pembelajaran dengan meningkatkan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan literasi dan pengembangan keterampilan Abad 21. Pendidik dapat
merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan
dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan
berkaitan tidak hanya keterampilan bertindak, tetapi juga keterampilan berpikir
yang juga dikatakan sebagai keterampilan abstrak dan konkret.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan IPK sebagai berikut:
1. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta didik
untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD;
2. Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang bisa
diukur;
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah dipahami;
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda;
5. Hanya mengandung satu tindakan;
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi, dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
BERIKUT KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) REVISI TAKSONOMI BLOOM
A. Ranah Kognitif (Anderson, L.W. &Krathwohl, D.R.:2001)
1. Mengingat (C1)/Level 1 sebagai berikut:
Mengutip ; Menyebutkan; Menjelaskan; Menggambar; Membilang ;
Mengidentifikasi; Mendaftar; Menunjukkan; Memberi label; Memberi indeks;
Memasangkan; Membaca; Menamai; Menandai; Menghafal; Meniru; Mencatat;
Mengulang; Mereproduksi; Meninjau; Memilih; Mentabulasi; Memberi kode;
Menulis; Menyatakan; Menelusuri
2. Memahami (C2)/ Level 1, sebagai berikut:

Memperkirakan ; Menjelaskan ; Menceritakan ; Mengkatagorikan ; Mencirikan ;


Merinci ; Mengasosiasikan; Membandingkan; Menghitung; Mengkontraskan;
Menjalin; Mendiskusikan; Mencontohkan; Mengemukakan; Mempolakan ;
Memperluas ; Menyimpulkan ; Meramalkan ; Merangkum ; Menjabarkan ;
Menggali ; Mengubah ; Mempertahankan ; Mengartikan ; Menerangkan ;
Menafsirkan ; Memprediksi ; Melaporkan ; Membedakan .
3. Mengaplikasikan (C#)/ Level 2, sebagai berikut:

Menugaskan ; Mengurutkan ; Menentukan ; Menerapkan ; Mengkalkulasi ;


Memodifikasi ; Menghitung ; Membangun ; Mencegah ; Menentukan ;
Menggambarkan ; Menggunakan ; Menilai ; Melatih ; Menggali ; Mengemukakan ;
Mengadaptasi ; Menyelidiki ;Mempersoalkan ; Mengkonsepkan ; Melaksanakan ;
Memproduksi ; Memproses ; Mengaitkan ; Menyusun ; Memecahkan ;
Melakukan ; Mensimulasikan ; Mentabulasi ; Memproses ; Membiasakan ;
Mengklasifikasi ; Menyesuaikan ; Mengoperasikan ; Meramalkan
4. Menganalisis (C$)/ Level 2, sebagai berikut:

Mengaudit ; Mengatur ; Menganimasi ; Mengumpulkan ;


Memecahkan ;Menegaskan ; Menganalisis ; Menyeleksi ; Merinci ;
Menominasikan ; Mendiagramkan ; Mengkorelasikan ; Menguji ;
Mencerahkan ;Membagankan ; Menyimpulkan ; Menjelajah ; Memaksimalkan ;
Memerintahkan ; Mengaitkan ; Mentransfer ; Melatih ; Mengedit ;Menemukan ;
Menyeleksi ; Mengoreksi ; Mendeteksi ; Menelaah ; Mengukur ; Membangunkan ;
Merasionalkan ; Mendiagnosis ; Memfokuskan ; Memadukan ;
5. Mengevaluasi (C5)/ Level 3, sebagai berikut:

Membandingkan ; Menyimpulkan ; Menilai ; Mengarahkan ; Memprediksi ;


Memperjelas ; Menugaskan ; Menafsirkan ; Mempertahankan ; Memerinci ;
Mengukur ; Merangkum ; Membuktikan ; Memvalidasi ; Mengetes ; Mendukung ;
Memilih ; Memproyeksikan ; Mengkritik ; Mengarahkan ; Memutuskan ;
Memisahkan ; menimbang ;
6. Mencipta/Membuat (C6)/ Level 3

Mengumpulkan ; Mengabstraksi ; Mengatur ; Menganimasi ; Mengkatagorikan ;


Membangun ; Mengkreasikan ; Mengoreksi ; Merencanakan ; Memadukan ;
Mendikte ; Membentuk ; Meningkatkan ; Menanggulangi ; Menggeneralisasi ;
Menggabungkan ; Merancang ; Membatas ; Mereparasi ; Membuat Menyiapkan ;
Memproduksi ; Memperjelas ; Merangkum ; Merekonstruksi ; Mengarang ;
Menyusun ; Mengkode ; Mengkombinasikan ; Memfasilitasi ; Mengkonstruksi ;
Merumuskan ; Menghubungkan ; Menciptakan ; Menampilkan ;
B. Ranah Keterampilan
Berikut KKO ranah Keterampilan

Untuk KKO yang meliputi ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik dapat Saudara
unduh di link berikut:

Anda mungkin juga menyukai