Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MESIN CHASIS DAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

Disusun Sebagai Tugas Remedial


Mata Pelajaran Otomotif

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Gilang Alfaribi

Program Keahlian : Teknik Otomotif

Kompetensi Keahlian : Teknik Bisnis Sepeda Motor

YAYASAN WAKAF MANBA’UL ‘ULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PONPES MANBA’UL ‘ULUM
“STATUS TERAKREDITASI A”
Jl. Nyi Ageng Serang Sindangmekar Dukupuntang Cirebon 45652
Tlp. Fax (0231) 343168 E-mail : smkponpesmu@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
pokok bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang ”Komponen
Chasis Sepada Motor” yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Sepeda Motor dan Motor Kecil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Muhammad Nurtanto M.Pd. selaku Dosen mata
kuliah Sepeda Motor dan Motor Kecil yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
berbagai kekurangan dan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang
bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan
bagi penulis untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian umumnya dan bagi penulis khususnya untuk memahami
Komponen Chasis Sepeda Motor.

Cirebon, 14 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Chasis pada Sepeda Motor .......................................................... 3
B. Sistem Kemudi.. .......................................................................... 8
C. Kelistrikan……........................................................................... 14
BAB II KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman kini teknologi semakin berkembang pesat
khususnya dalam dunia otomotif. Banyak kita jumpai dalam bidang otomotif
itu sendiri contohnya seperti sepeda motor yang menggunakan berbasis
teknologi dengan menggunakan sistem injeksi. Tetapi tidak halnya dengan
teknologi rangka sepeda motor dapat dikatakan tidak mengalami
perkembangan yang pesat, sejak dulu konstruksi rangka relatif sama.
Oleh karena itu Chassis dan kelistrikan merupakan bagian paling dasar
dari kendaraan sepeda motor yang mempunyai fungsi antara lain harus mampu
menempatkan dan menopang mesin, transmisi, suspensi, sistem kelistrikan,
serta untuk menjaga kestabilan dan kenyamanan ketika berkendara. Kekuatan
rangak sangat bergantung pada bentuk atau konstruksinya, bentuknya pun
disesuaikan dengan jenis kegunaan sepeda motor.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah komponen chasis pada sepeda motor
adalah sebagai berikut ini:
1. Bagaimana fungsi rangka pada sepeda motor?
2. Apa saja komponen-komponen pada sistem kemudi
3. Apa yang dimaksud dengan suspensi?
4. Apa saja macam-macam rem pada sepeda motor?
5. Apa saja tipe-tipe ban pada sepeda motor?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah komponen chasis pada sepeda motor adalah
sebagai berikut ini:
1. Mengetahui dan memahami serta fungsi chasis pada sepeda motor
2. Mengetahui dan memahami serta fungsi kelistrikan pada sepeda motor

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Chasis pada Sepeda Motor


Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan
beban kendaraan, mesin serta penumpang. Ditinjau dari segi struktur atau
bentuk rangka mempunyai fungsi antara lain harus mampu menempatkan dan
menopang mesin, transmisi, suspensi dan sistem kelistrikan, serta komponen-
komponen lain yang ada dalam sepeda motor. Oleh karena itu rangka
sebaiknya kuat dan kaku tapi ringan. Sedangkan jika ditinjau dad segi
geometri, rangka harus sesuai dengan geometri yang diinginkan sistem
kemudi dan suspensi. Rangka juga harus mampu menjaga roda tetap sejajar
lurus antara depan dan belakang.
Bahan utama rangka sepeda motor adalah plastik dan logam. Bagian
rangka yang terbuat dari plastik misalnya penahan angin, penutup rangka dan
pelindung roda. Sedangkan bagian utama yang terbuat dari logam, misalnya
rangka utama, kemudi, lengan ayun dan dudukan mesin.
Teknologi rangka sepeda motor dapat dikatakan tidak mengalami
perkembangan yang pesat. Sejak dulu konstruksi rangka relatif sama. Bentuk
komponen rangka pada dasarnya ada tiga macam, yaitu silinder (contohnya
penghubung rangka dan poros kemudi), persegi (contohnya lengan ayun), dan
plat (contohnya dudukan jok). Rangka berkaitan erat dengan bodi. Oleh
karena itu bentuk rangka mempengaruhi bentuk bodi motor. Kalau terjadi
kerusakan pada rangka, maka akan menimbulkan kerusakan pada bodi juga
karena bodi menempel pada rangka.
Tipe-tipe rangka antara lain:
1. Rangka bak (cradle frames)
2. Rangka tipe trellis (terali)
3. Rangka tipe balok penyeimbang (beam)
4. Rangka tipe spine

2
Ke empat tipe rangka tersebut di tunjukkan oleh gambar berikut ini:

Gambar 1.1 Rangka bak (cradle frames)

Gambar 1.2 Rangka Trellis

3
Gambar 1.3 Rangka Beam

Gambar 1.4 Rangka Spine Gambar 1.5 Rangka spine dari pabrik
Berbentuk Pipa

b. Fungsi Rangka pada Sepeda Motor


Rangka pada sepeda motor berfungsi sebagai wadah penempatan engine,
sistem kelistrikan dan kelengkapan-kelengkapan lainnya serta sekaligus
sebagai penyangga penumpang. Bagian rangka juga mencakup komponen
komponen lain yang berhubungan dengan fungsi keindahan dan kenyamanan
berkendara.
1. Rancangan pembuatan sebuah rangka ditentukan oleh beberapa kepentingan
yaitu disesuaikan dengan besar kapasitas mesin (cc) yang dipasangnya,

4
2. Kemudahan penggunaan dari sepeda motor tersebut,
3. Mudah dan ekonomis dalam perawatan.
Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, rangka harus memenuhi
beberapa persyaratan, diantaranya :
a. Kuat, kokoh; sehingga mampu menopang mesin beserta kelengkapan
kendaraan lainnya, menyangga penumpang maupun beban tanpa
mengalami kerusakan/perubahan bentuk.
b. Ringan, sehingga tidak terlalu membebani mesin (meningkatkan efektivitas
tenaga yang dihasilkan mesin).
c. Mempunyai nilai kelenturan/fleksibilitas, yang berfungsi untuk meredam
getaran/goncangan berlebihan yang diakibatkan tenaga yang dihasilkan
mesin maupun akibat kondisi jalan yang buruk.
c. Bagian-Bagian Chasis (Rangka) Sepeda Motor

Gambar 1.6 Rangka Sepeda Motor


Keterangan gambar :
1. Sumbu kemudi
2. Pipa rangka alas
3. Rangka pipa punggung
4. Dudukan peredam getaran
5. Pipa rangka tengah
6. Dudukan lengan ayun
7. Pipa rangka bawah

5
Pada umumnya sebagian besar jenis rangka menggunakan bahan dari
besi dan aluminium. Aluminium akan menghasilkan bobot yang lebih ringan
dari pada besi dalam bentuk yang sama. Untuk sepeda motor produksi yang
sekarang hampir sebagian besar menggunakan jenis rangka dari bahan pipa
bulat dari berbagai jenis ukuran dan ketebalan. Ada juga beberapa yang
menggunakan jenis rangka dari bahan pipa segi empat dan empat persegi
panjang. Rangka dituntut kuat, ringan, indah, dan mudah dalam perawatan.

d. Macam-Macam Rangka
Kontruksi

Pressed Steel Rangka ini terbentuk dari pelat


baja yang seluruhnya dipres
(lempengan). Umumnya pada
jenis ini mempunyai pola back
bone (bentuk tulang punggung)

Gambar 1.7 Rangka Jenis Pressed Steel

Back Bone Jenis rangka ini dibuat dari


gabungan antara pipa dan press
steel. Rancangan dasar jenjs
rangka ini diutamakan untuk
penggunaan pada jenis sepeda
motor bebek dan scooter.

Gambar 1.8 Rangka Jenis Back Bone

Tubular pola single cradle Jenis rangka single


cradle memiliki satu buah pipa di

6
bawah (down tube) dan satu buah
pipa utama (main pipe) pada
bagian depan mesin.
Secara struktur bagian-bagian dari
rangka ini mengusung posisi
dudukan mesin. Penggunaan yang
utama jenis rangka ini adalah jenis
Gambar 1.9 Rangka Tubular Pola Single sepeda motor offroad, jenis on-
Cradle road, dan tipe sport dengan cc
sedang, Disamping mempunyai
kekuatan prima, jenis rangka ini
juga mudah dalam perawatan.

Tubular pola double cradle Jenis rangka double cradle hampir


sama dengan jenis single cradle.
Hanya pada jenis ini memiliki dua
buah pipa bawah (down tube). Hal
ini akan manghasilkan kekuatan
sistem rangka. Jenis rangka ini
dipakai pada sepeda motor
jenis on-road dengan cc besar.
Pada tipe tertentu bagian
dari down tubedapat dilepas pada
Gambar 1.10 Tubular Pola Double Cradle saat pemasangan dan melepas
mesin.

Rangka Jenis Alumunium Rangka jenis aluminium


mempunyai bobot yang ringan
dibandingkan dengan rangka dari
besi. Penggunaan pipa segi empat
dan empat persegi panjang. Pada
jenis ini akan menjadikan rangka

7
semakin kuat dan tahan terhadap
tekanan. Bagian-bagian rangka
(sub-frame) dapat dilepaskan
untuk tujuan memudahkan dalam
perawatan. Jenis rangka ini
dipakai pada sepeda motor tipe
sport.
Gambar 1.11 Rangka Jenis Alumunium

Diamond Type Frame Bagian bawah dari pipa (Down


Tube) tidak dihubungkan dengan
bagian rangka yang lain, bentuk
mesin menentukan bagian akhir
dari struktur rangka. Sistem
pengikatan pesin pada rangka
akan menambah kekuatan dari
struktur rangka ini. Jenis rangka
Gambar 1.12 Diamond Type Frame Diamond dipakai pada jenis
sepeda motor tipe sport.
Disamping bentuknya sangat
sederhana, juga ringan dan mudah
dalam perawatan.

B. Sistem Kemudi
1. Pengertian Sistem Kemudi
Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan/mengontrol arah
sepeda motor sehingga arah jalannya sepeda motor sesuai dengan kehendak
pengemudi. Tenaga untuk mengendalikan arah kendaraan mempergunakan
tenaga tangan, yang diteruskan ke roda melalui batang kemudi (stang) dan
garpu depan (fork).

8
2. Komponen pada sistem kemudi
Komponen sistem kemudi diantaranya:

Gambar 1.13 Sasis sistem kemudi


Keterangan :
1. Batang Kemudi (Handle Bar)
2. Penghubung garpu bagian atas (Fork Top Bridge)
3. Pengikat stang (Handle Bar Holder)
4. Poros kemudi (Steering Stem)
5. Dudukan peluru/kones atas (Top Cone)
6. Peluru (Steel Balls)
7. Karet penahan debu (Dust Seal)
8. Dudukan peluru/kones bawah (Bottom Cone)

Jenis batang kemudi pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Jenis Tubular (Berbentuk Pipa)
Jenis ini umum digunakan pada sepeda motor dengan suspense depan
tipe teleskopic/upside down.
b. Jenis Pressed Steel
Jenis ini digunakan pada sepeda motor dengan suspensi depan tipe
link. Sebenarnya jenis pressed steel mempunyai susunan bentuk dan fungsi
yang sama dengan jenis tubular, hanya saja jenis pressed steel dibuat dari
bahan pelat baja yang dipress (lempengan) dan dibentuk sebagai penutup
lekukan dari batang kemudi, sekaligus sebagai pengapit lampu depan dan
speedometer.

9
3. Pengertian Caster dan trail
Jari-jari lingkaran perputaran sepeda motor ditentukan oleh
besar/kecilnya sudut belok stang dan juga ditentukan oleh besar/kecilnya
sudut kemiringan dari sepeda motor sewaktu menikung. Beberapa istilah
penting dalam sistem kemudi :
a. Caster, Adalah sudut kemiringan dari poros kemudi, dinyatakan dalam
satuan derajat. Dengan menarik garis sejajar poros kemudi, maka akan
didapat suatu sudut yang dihitung dari garis mendatar (horisontal).
b. Trail, Adalah jarak antara titik potong dari garis melalui poros kemudi
dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan di atas jalan.

Gambar 1.14 Sistem Kemudi Caster Dan Trail


Caster and trail Kedua hal di atas menunjukkan bahwa semakin
besar sudut casternya, maka trail akan semakin kecil. Caster dan trail harus
diperhitungkan secara tepat, karena berhubungan erat sekali terhadap
pengaruh kestabilan dari sistem kemudi sepeda motor. Sudut caster yang
kecil, berarti memperpanjang jarak trail. Dalam hal ini, pengendalian sepeda
motor terasa baik untuk jalan yang lurus dengan kecepatan tinggi. Tetapi
pada kecepatan rendah, pengendalian terasa berat dan kurang nyaman untuk
jalan yang berbelok-belok.

4. Gangguan pada sistem kemudi

10
No Gangguan Penyebab Penyebab
1. Kelainan suara pada bagian  Kerusakan atau retak pada engine
sekitar mesin mounting
 Keretakan atau kerusakan pada
bagian-bagian yang dilas
 Kebengkokan dan kerusakan pada
rangka

2. Kelainan suara pada saat  Kerusakan/kebengkokan pada


pengendaraan engine mounting
 Kerusakan pada bagian-bagian
yang dilas
 Kerusakan atau kebengkokan
pada rangka

3. Stang kemudi cenderung  Kebengkokan pada rangka


berbelok ke satu arah pada  Kebengkokan pada suspensi yang
saat pertambahan atau dilas
pengurangan kecepatan  Kebengkokan pada swing arm
 Kebengkokan pada penghubung
garpu
 Kedudukan peredam kejut tidak
seimbang
 Poros roda depan bengkok

4. Kemudi terlalu berat  Poros kemudi diikat terlalu


kencang
 Peluru-peluru pecah atau
kekurangan gemuk pelumas
 Poros kemudi bengkok

11
 Tekanan angin ban terlalu rendah

5. Kemudi terlalu ringan/kocak  Peluru-peluru pecah/aus


 Dudukan peluru aus/pecah
 Mur pengikat poros kemudi
kendor

C. Kelistrikan
Sistem kelistrikan sepeda motor punya peran penting dalam penyaluran
arus listrik ke setiap komponen yang memerlukan daya listrik, mulai dari bagian
pencahayaan hingga pembakaran atau pengapian.

12
Sistem kelistrikan sepeda motor terdiri dari berbagai komponen, seperti
spull, kiprok, dan lainnya. Sebagai contoh, rangkaian kelistrikan motor Honda
Grand terdiri dari massa, pulser, kontak, spul, dan koil.
Semua komponen tersebut bekerja secara bersamaan untuk
mengoptimalkan arus listrik yang berasal dari aki.
Jalur kelistrikan penting diketahui karena cukup rumit dan harus sesuai
urutannya. Sebab, merakit kelistrikan sepeda motor yang salah bisa membuat
kendaraan tidak berfungsi sama sekali.

1. Rangkaian Kelistrikan Motor Honda Grand


a. Kiprok
Kiprok atau biasa disebut rectifier regulator berfungsi sebagai menstabilkan
tegangan listrik serta mengubah arus listrik. Kondisi kiprok sangat
memengaruhi masa pakai aki sebagai sumber daya listrik.
Arus listrik yang melalui kiprok akan distabilkan dan diubah menjadi arus
satu arah (dari arus AC menjadi DC) sebelum dialirkan ke aki.
Selain itu, kiprok juga sebagai penstabil tegangan listrik yang mengalir ke
aki. Karena jika arus terlalu besar akan mengakibatkan over change.
Sementara jika arus yang mengalir ke aki terlalu kecil, akan
menyebabkan aki tekor. Jadi, tegangan dan arus yang mengalir ke aki harus
dalam kondisi seimbang jumlahnya.
Saat terjadi masalah pada sistem kelistrikan sepeda motor, komponen inilah
yang biasanya harus diperiksa.

b. Spul/Generator
Spul adalah komponen sistem kelistrikan sepeda motor sebagai penghasil
energi listrik untuk seluruh kebutuhan kelistrikan motor, termasuk mengisi
daya aki.
Spul menghasilkan arus listrik AC (Alternating Current) atau bolak balik.
Energi listrik yang dihasilkan oleh spul kemudian digunakan untuk perangkat
motor seperti busi, CDI, busi, bola lampu, dan lainnya.

13
Tegangan arus AC dari spul diubah terlebih dahulu menjadi DC (searah)
menggunakan kiprok.
c. Kabel Bodi
Kabel badan atau biasa bodi jadi salah satu komponen vital pada sebuah
rangkaian sepeda motor. Sebab, komponen listrik yang digunakan untuk
menyalurkan arus listrik adalah kabel bodi.
Kabel bodi berfungsi untuk menyalurkan listrik dari spul ke aki dan
menyebarkannya ke beberapa komponen seperti lampu, electric starter, klakson
dan kunci kontak.
Mengingat komponen listrik yang berfungsi untuk menyalurkan listrik adalah
kabel bodi, komponen ini dibuat dengan berbagai warna untuk membedakan
fungsinya.
Seiring masa pakai sepeda motor, bisa menyebabkan penurunan kinerjanya
mengaliri arus listrik. Salah satu cara mempertahankan kinerja kabel bodi
adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan.
d. Sekring
Komponen kelistrikan sepeda motor yang satu ini berfungsi sebagai perangkat
keamanan listrik.
Dengan sekring, kerusakan komponen kelistrikan akibat hubungan arus pendek
bisa dicegah. Sekring bisa memutus arus listrik secara otomatis saat terjadi
aliran arus listrik yang tak stabil atau akibat korslet, sehingga kerusakan tidak
menyebar ke komponen lainnya.

e. Baterai
Baterai atau aki berfungsi untuk menyimpan listrik. Energi listrik cadangan ini
bisa digunakan untuk menghidupkan sepeda motor ketika di starter.
Selain itu, baterai juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan perangkat motor
lainnya seperti ECU, CDI, dan lampu.

14
Jika baterai habis akan memengaruhi kinerja komponen kelistrikan. Hal
terburuk adalah sepeda motor tidak bisa dinyalakan.
f. Koil
Seperti disebutkan contoh di atas, koil merupakan salah satu rangkaian
kelistrikan motor Honda Grand. Komponen berbentuk seperti tabung ini
bertugas menyuplai arus menuju busi.
Koil sangat penting karena motor tidak bisa menyala jika komponen ini tidak
ada atau rusak. Koil juga berfungsi menaikkan listrik dari aki. ECM atau CDI
akan tetap mengalir menuju busi juga berkat peran koil.
g. Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi menyerap api di breakpoint
supaya tegangan sekunder pada koil naik.
Umumnya, setiap motor dilengkapi dengan dua buah kapasitor untuk
menunjang daya tambahan yang terletak pada kumparan.
h. CDI/Platina/ECM
Meskipun memiliki sistem kerja yang sedikit berbeda, ketiga komponen
pengapian sepeda motor ini berfungsi mengelola waktu berlangsungnya
pengapian pada busi.
Platina merupakan pengapian konvensional yang digunakan sebagai elektroda
di busi untuk membantu menjaga konsistensi dan keandalan api busi.
CDI digunakan untuk membangkitkan energi tinggi untuk memicu busi,
meningkatkan kinerja pembakaran yang digunakan dalam sistem kerja
karburator.

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

15
1. Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban
kendaraan, mesin serta penumpang. Ditinjau dari segi struktur atau bentuk
rangka mempunyai fungsi antara lain harus mampu menempatkan dan
menopang mesin, transmisi, suspensi dan sistem kelistrikan, serta komponen-
komponen lain yang ada dalam sepeda motor.
2. Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan/mengontrol arah sepeda
motor sehingga arah jalannya sepeda motor sesuai dengan kehendak
pengemudi.
3. Sistem suspensi adalah sistem yang dirancang untuk menahan getaran
akibat benturan roda dengan kondisi jalan.
4. Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju
(mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor,
dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh
pengendaraan yang aman. Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi
kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan.
5. Roda berfungsi untuk menopang berat motor dan pengendara, menyalurkan
daya dorong, pengereman, daya stir pada jalan.
6. Ban merupakan bagian roda yang langsung bersentuhan dengan jalan. Disaat
sepeda motor berjalan dan berhenti akan terjadi gesekan antara ban dan
permukaan jalan. Ban selain berfungsi untuk menopang berat motor dan
pengendara pada area yang kecil dimana permukaan ban menyentuh
permukaan jalan, menyalurkan gaya tekan pada saat pengendaraan dan
pengereman, juga meredam kejutan secara simultan/terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Suratman, M, Drs (2003). Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Bandung:
CV Pustaka Grafika

16
TAM ____. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor
TAM ____. Training Manual Gasoline Engine Step 2. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor Taslim Rudatin, dkk. 1987. Teknik Reparasi Mesin- Mesin Mobil
dan Motor. Pekalongan: CV. Bahagia Batang

17

Anda mungkin juga menyukai