Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

PLATE HEAT EXCHANGER


MODUL : Plate Heat Exchanger
PEMBIMBING : Rispiandi S.T.,M.T.

Tanggal Praktikum : 25 Februari 2020


Tanggal Penyerahan Laporan : 26 Februari 2020

Oleh :
Kelompok : 8
Nama : 1. Althafa Muntaqin NIM. 181424001
2. Egie Achmad D.D NIM. 181424007
3. Rama Luthfi Ramadhan NIM. 181424024
Kelas : 2A – Teknik Kimia Produksi Bersih

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami konsep perpindahan panas pada penukar panas pelat.
2. Menghitung efisiensi perpindahan panas pada penukar panas pelat.
3. Menghitung koefisien panas keseluruhan penukar panas pelat.
4. Menghitung konduktivitas panas pelat dari koefisien perpindahan panas
keseluruhan.
II. DATA PENGAMATAN
2.1 Sifat Fisik Air
Massa jenis air (T = 25℃ ) = 997, 074 kg/m3
Massa jenis air (T = 70℃ ) = 977, 81 kg/m3
Panas jenis air (Cp) = 4,2 J/g℃
2.2 Karakteristik Pelat
Luas perukaan perpindahan panas = 1 m 2
2.3 Kalibrasi Laju Alir
Laju Alir Volume Waktu (s)
Rotameter (L/s) (L) 100 150 200 250 300 350 400
Air Panas 1 42 26 20 16 13 11 10
Air Dingin 1 38 24 17 14 11 10 8

2.4 Data Pengamatan Suhu

Laju Alir Air Laju Alir Air


Th1 (℃ ¿ Th2 (℃ ¿ Tc1 (℃ ¿ Tc2 (℃ ¿
Panas (L/s) Dingin (L/s)
100 78 64 25 43
200 78 62 25 41
300 78 59 21 38
200
400 77 57 27 38
500 76 54 28 38
600 73 50 30 39
100 72 62 31 44
200 71 62 31 43
400
300 70 60 32 43
400 70 59 33 43
500 68 58 34 44
600 67 51 36 44
100 64 60 32 44
200 65 60 31 45
300 65 59 29 42
600
400 65 58 29 41
500 65 57 29 39
600 65 55 29 39

III. PENGOLAHAN DATA


3.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Laju Alir Volum Laju Alir Terukur (L/s)
Rotameter (L/s) e (L) 100 150 200 250 300 350 400
Air Panas 1 85.71 138.46 180 225 276.92 327.27 360
Air Dingin 1 94.737 150 211.76 257.14 327.27 360 450

Kurva Kalibrasi Laju Alir


500.000
450.000
Laju Alir Terukur (L/jam)

400.000 f(x) = 1.14 x − 21.53


350.000 R² = 0.99
f(x) = 0.93 x − 4.05 Air Dingin
300.000 R² = 1
250.000 Linear (Air Dingin)
200.000 Air Panas
150.000 Linear (Air Panas)
100.000
50.000
0.000
50 100 150 200 250 300 350 400 450

Laju Alir Rotameter (L/jam)

Dari persamaan regresi linear yang didapat maka, laju alir air panas
dan air dingin dapat ditentukan.
 Air Panas
(500 L/s)
y = 0.9267x - 4.0545
y = 0.9267 (500 L/s) – 4.0545
y = 459,3 L/s

(600 L/s)
y = 0.9267x - 4.0545
y = 0.9267 (600 L/s) – 4.0545
y = 551,97 L/s

 Air Dingin
(500 L/s)
y = 1.1438x - 21.529
y = 1.1438 (500 L/s) - 21.529
y = 550, 37 L/s

(600 L/s)
y = 1.1438x - 21.529
y = 1.1438 (600 L/s) - 21.529
y = 664,751 L/s

3.2 Menghitung Efisiensi Perpindahan Panas


Dari laju alir, maka akan didapat massa per satuan waktu yang
digunakan untuk mencari kalor. Kemudian efisiensi akan didapatkan.

m=q . ρ
Q=m. Cp. ∆ T
Qdingin m .Cp .(Tc 2−Tc 1)
Efisiensi= =
Qpanas m .Cp .(Th 1−Th 2)

 Massa Air Panas (q = 200L/h)


m=q . ρ
m=5,03583. 10−5 m3 /s . 977 , 81 kg /m3
m=0.049240882 kg/s
 Massa Air Dingin (q = 100L/h)
m=q . ρ
m=2.57917 . 10−5 m3 /s . 997 , 074 kg/m3
m=0.0257162 kg/s
 Q Air Panas
Q=m. Cp. ∆ T
Q=0.049240882. 103 g/s. 4,2 J/g℃. (78-64)℃
Q=2895.363857 J/s = 2895.363857 watt
 Q Air Dingin
Q=m. Cp. ∆ T
Q=0.0257162. 103 g/s. 4,2 J/g℃. (43-25)℃
Q=1944.144739 J/s = 1944.144739 watt
 Efisiensi pada q panas = 200 L/s, q dingin = 100 L/s
Qdingin 1944.144739 J /s
Efisiensi= = =67,15 %
Qpanas 2895.363857 J / s

Laju Alir Air Th1-


Laju Alir Air m Air Panas m Air Dingin Tc2-Tc1 Efisiens
Dingin Th2 ( Qh (J/s) Qc (J/s)
Panas (m3/s) (Kg/s) (Kg/s) (℃ ¿ i (%)
(m3/s) ℃¿
2895.363 1944.144
2.57917E-05 0.0257162 14 18 67.15
9 7
0.05739545 3308.987 3856.974
5.75639E-05 16 16 116.56
7 3 7
0.08907471 3929.422 6359.934
8.93361E-05 19 17 161.85
0.04924088 4 4 6
5.03583E-05
2 0.00012110 4136.234 5578.833
0.12075397 20 11 134.88
8 1 4
0.00015288 0.15243322 4549.857 6402.195
22 10 140.71
1 7 5 5
0.00018465 0.18411248 4756.669 6959.451
23 9 146.31
3 4 2 9
4182.435 1404.104
2.57917E-05 0.0257162 10 13 33.57
6 5
0.05739545
5.75639E-05 9 12 3764.192 2892.731 76.85
7
0.08907471 4182.435 4115.251
8.93361E-05 10 11 98.39
0.00010184 4 6 8
0.0995818
2 0.00012110 4600.679 5071.666
0.12075397 11 10 110.24
8 2 8
0.00015288 0.15243322 4182.435 6402.195
10 10 153.07
1 7 6 5
0.00018465 0.18411248 6186.179
16 8 6691.897 92.44
3 4 5
0.00015332 0.14992271 2518.701 1296.096
2.57917E-05 0.0257162 4 12 51.46
5 8 7 5
5.75639E-05 0.05739545 5 14 3148.377 3374.852 107.19
7 1 9
0.08907471 3778.052 4863.479
8.93361E-05 6 13 128.73
4 5 4
0.00012110 4407.727 6086.000
0.12075397 7 12 138.08
8 9 1
0.00015288 0.15243322 5037.403 6402.195
8 10 127.09
1 7 3 5
0.00018465 0.18411248 6296.754 7732.724
10 10 122.80
3 4 2 3

3.3 Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Overall (U)


Qc
U=
A . ∆ T LMTD

∆ T 1−∆ T 2
∆ T LMTD =
∆ T1
ln ( )
∆ T2

∆ T 1=Th1−Tc 2 ∆ T 2=Th2−Tc 1

 Mencari U pada Qh = 200 L/h dan Qc = 100 L/h


∆ T 1=Th1−Tc2 =35℃
∆ T 1=Th2−Tc1 =39℃
∆ T 1−∆ T 2 (35−39)℃
∆ T LMTD = =
∆ T1 35℃ = 36.96℃
ln ( ) ln ( )
∆ T2 39℃

Qc 1944.15 J /s
U= = 2 = 52.59℃
A . ∆ T LMTD 1m .36,96 ℃
Laju Alir
Laju Alir Air Q Dingin Th1-Tc2 Th2-Tc1 ( ln
Air Dingin A (m2) TLMTD (℃ ¿ U (W/m2℃ )
Panas (L/h) (J/s) (℃ ¿ ℃¿ (T1/T2)
(L/h)
1944.1447 36.9639358 52.5957178
100 1 35 39
4 -0.10821 4 1
3856.9747
200 1 37 37
1 0 ∞ ∞
6359.9345 0.05129 38.9914514 163.110997
300 1 40 38
5 3 9 7
200
5578.8334 0.26236 34.3034521 162.631836
400 1 39 30
3 4 8 6
6402.1955 31.6214181 202.463896
500 1 38 26
4 0.37949 2 8
6959.4518 0.53062 263.777270
600 1 34 20
9 8 26.3838195 2
1404.1045 29.4745587 47.6378475
100 1 28 31
3 -0.10178 2 1
2892.7310 29.4745587 98.1433193
200 1 28 31
3 -0.10178 2 9
4115.2517 27.4969694 149.662012
300 1 27 28
7 -0.03637 3 1
400
5071.6667 26.4968550 191.406366
400 1 27 26
5 0.03774 5 7
6402.1955
500 1 24 24
4 0 ∞ ∞
6186.1794 0.42744 18.7159013 330.530672
600 1 23 15
5 4 2 8
1296.0964 54.5125607
100 1 20 28
9 -0.33647 23.7761073 2
3374.8528 24.2219664 139.330259
200 1 20 29
7 -0.37156 6 4
4863.4793 26.3451885 184.605980
300 1 23 30
7 -0.2657 5 5
600
6086.0001 26.4211961
400 1 24 29
1 -0.18924 9 230.345366
6402.1955 237.226864
500 1 26 28
4 -0.07411 26.9876498 3
7732.7243
600 1 26 26
2 0 ∞ ∞
Grafik U terhadap Laju Alir
350
300
250
U (W/m2C)

200
150
100
50
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Laju ALir (L/s)

200 400 600

IV. PEMBAHASAN
Oleh Althafa Muntaqin (181424001)

Plate Heat Exchanger merupakan salah satu proses perpindahan panas


menggunakan pelat.. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui konsep
perpindahan panas serta mengetahui efisiensi perpindahan panas pada plate
penukar panas. Pelat yang digunakan memiliki gasket yang mengelilingi tepi
pelat untuk menghindari bercampurnya air panas dan air dingin. Pelat sisusun
secara bergantian antara plat aliran dingin dan aliran panas dan aliran akan
terjadi secara counter current. Pelat dirancang bergelombang agar luas kontak
antara air dan pelat semakin besar.

Pada plate heat exchanger terjadi perpindahan panas yang disebabkan


oleh adanya perbedaan suhu antara air panas dan air dingin. Panas dari air
panas akan berpindah melalui pelat yang ada. Peristiwa ini merupakan
konveksi sehinggakeluaran air dingin akan mengalami kenaikan suhu,
sedangkan pada keluaran air dingin akan terjadi penurunan suhu.
Laju alir fluida berpengaruh pada perpindahan kalor yang terjadi.
Semakin tinggi laju alir fluida, maka semakin tinggi pula laju alir massanya
sehingga kalor yangdidapatkan akan lebih tinggi. Namun, laju alir perlu di
kalibrasi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena alat ukur laju alir
(rotameter) yang terdapat pada alat tidak tepat karena sudah sering digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Setelah kalibrasi dilakukan, akan ditemukan
persamaan regresinya. Untuk laju alir air panas, y = 0.9267x - 4.0545 dan
untuk laju alir air dingin y = 1.1438x - 21.529. Dengan x adalah laju alir pada
rotameter, dan y adalah laju alir yang sesungguhnya, maka akan didapatkan
laju alir yang sesungguhya.

Selanjutnya dari laju alir yang didapat dari persamaan regresi tersebut
akan didapatkan laju alir massa (m) lalu akan didapatkan kalor air panas dan
air dingin. Perbandingan kalor air panas dan air dingin akan didapatkan
efisiensi perpindahan panas. Idealnya, jika suhu dijaga tetap pada 70℃,
semakin besar laju alir air yang digunakan, maka semakin kecil efisiensi dari
pompa karena kalor steam yang tersedia terbatas. Namun, pada praktikum kali
ini suhu air panas yang masuk tidak konstan sehingga teori tersebut tidak
berlaku. Jika keadaannya seperti saat praktikum, idealnya semakin tinggi laju
alir maka semakin tinggi pula efisiensi yang didapat namun pada praktikum
ini teori tersebut tidak terjadi karena saat proses berlangsung, semakin lama
air dingin yang masuk semakin berkurang suhunya. Hal ini terjadi karena
aliran keluar air dingin yang masuk ke tangka air dingin semakin menurun
suhunya dan kelompok kami tidak mengalirkannya keluar. Hal tersebut
menyebabkan perubahan suhu pada aliran air panas dan air dingin tidak terlalu
jauh.

Selain efisiensi, laju nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U) juga
didapatkan. Nilai U didapatkan dari pembagian antara kalor dingin dengan
luas permukan perpindahan panas dan log mean temperature difference (∆ T
) ∆ T LMTD merupakan perbandingan antara ∆ T 1 - ∆ T 2 dengan ln (∆ T 1 /
LMTD ..

∆ T 2). Idealnya, laju nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U) berbanding
lurus dengan laju alir fluida. Nilai U yang diperoleh sesuai dengan teori
tersebut namun ada 3 titik yang tidak terdefinisi. Untuk plate heat exchanger,
nilai U yang sesuai adalah 5000-7000 W/m2℃, sedangkan yang didapat
berkisar diantara 47-330 W/m2℃. Adanya nilai U yang tidak terdefinisi
karena nilai ∆ T 1 = ∆ T 2. Sehingga, pembilang pada nilai ..∆ T LMTD adalah 0.
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kesalahan saat pembacaan suhu pada
termometer di PHE.
Oleh Egie Achmad D D (181424007)

Dalam praktikum heat exchanger, jenis alat yang dipakai


adalah Plate Heat Exchanger (PHE) dengan bagian yang terdiri dari
setumpuk pelat tipis yang dijepit bersama dengan rapat dalam bingkai.
Fluida dingin dan panas mengalir berselang-seling di antara pelat yang
berdekatan. Pelat-pelat dilengkapi dengan pola permukaan
bergelombang untuk meningkatkan kelakuan pelat dan turbulensi
fluida sehingga meningkatkan kinerja perpindahan panas.

Aliran yang digunakan pada alat PHE ini adalah counter-


current karena mengacu pada praktikum STHE di mana aliran counter
current memiliki efisiensi lebih baik daripada co-current. Laju alir
yang divariasikan sebesar 100L/h, 200L/h, 300L/h, 400L/h, 500L/h,
600L/h dengan laju alir salah satu fluida panas dibuat tetap sebesar
200L/h, 400L/h, 600L/h. Dibuat tetap bertujuan agar variasi diatas
dapat dibandingkan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, dihitung


efisiensi dari perpindahan panas setiap run (η). Pada aliran laju alir air
panas tetap, nilai efisiensi berubah rubah pada lajur alir dingin yang
berbeda, efisiensi terkecil sebesar 33% (pada laju alir dingin 100 L/h)
dan terbesar 161% (pada laju alir dingin 300 L/h). Hal itu dapat terjadi
karena kalor dingin yang kita dapat lebih besar dari pada kalor panas
yang kita dapat,

Dari data diatas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa efisiensi


laju alir tertinggi berada saat laju alir 300L/h. Membuktikan bahwa
laju alir yang terbaik adalah laju alir yang cukup. Ketika laju alirnya
terlalu besar, maka perpindahan panas akan tidak efektif.
Kemudian, dihitung koefisien perpindahan panas keseluruhan
(U). Berdasarkan, U akan berbanding lurus dengan efisiensi. Dimana
semakin besar Efisiensi maka perpindahan panas (U) juga semakin
besar. Dan U yang kita berdasarkan grafik sudah sesuai dengan teori,
U yang kita dapat memiliki grafik yang naik, tetapi ada di beberapa
titik U kita turun drastis di grafik kemudian naik kembali. Tiga titik
tersebut ( error ) terjadi dikarenakan ada kekeliruan yang kita lakukan
saat praktikum tepatnya saat pembacaan suhu.

Jadi, semakin besar laju alir air panas yang digunakan maka
nilai koefisien perpindahan panasnya keseluruhannya (U) semakin
besar sedangkan semakin besar laju alir air dingin yang digunakan
maka semakin kecil nilai koefisien perpindahan panasnya.
Oleh Rama Luthfi R (181424024)

Percobaan kali ini yaitu mengenai plate heat exchanger (PHE)


dengan tujuan akhir menghitung koefisien perpindahan panas overall
(U) pada pelat dan membandingkannya dengan koefisien perpindaan
panas overall dalam litelatur serta menghitung efisiensi kalor yang
dilepas fluida panas terhadap kalor yang diterima fluida dingin.

Perpindahan panas pada alat plate hear exchanger (PHE)


terjadi karena adanya perbedaan suhu antara air panas dan dingin.
Perbedaan suhu tersebut menyebabkan perpindahan panas dari air
panas ke air dingin sehingga terjadi kenaikan suhu pada keluaran air
dingin dan penurunan suhu air panas keluar. Laju alir massa fluida
panas dan fluida air dingin berpengaruh pada perpindahan kalor yang
terjadi semakin besar laju alir massanya, maka semakin besar pula
harga koefisien perpindahan panas overallnya (U). tetapi ada factor
lain yaitu perbedaan antara suhu air panas dan air dingin yang
mempengaruhi besarnya kalor yang diberikan oleh air panas maupun
yang diterima oleh air dingin, semakin besar perbedaan suhu maka
semakin besar pula kalor yang diberikan atau diterima.

Praktikum plate yang digunakan pada praktikum PHE ini


adalah plat yang disusun dan dipasang secara bergantian (selang-
seling) antara plat aliran dingin dan aliran panas serta aliran dialirkan
secara counter current. Perpindahan panas pada plat akan lebih besar
apabila luas permukaan kontak plat dan cairan semakin besar sehingga
plat dirancang bergelombang. Berdasarkan literatur yang diperoleh
laju nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U) berbanding lurus
dengan laju alir fluida dan hal tersebut bisa dikatakan sesuai dengan
percobaan. Dari data grafik didapatkan bahwa hasil koefisien pindah
panas (U) secara neraca energi hasilnya bisa dikatakan cenderung
turun, hal ini dapat disebabkan karena pengukuran suhu yang kurang
tepat pada suhu masuk dan suhu yang keluar baik pada pengukuran
suhu panas maupun pengukuran suhu dingin. Namun hasil koefisien
pindah panas (U) dengan menggunakan perhitungan secara empiris
hasilnya cendurung naik, hal ini sesuai dengan literature semakin besar
laju alir massanya, maka semakin besar pula harga koefisien
perpindahan panas menyeluruhnya (U).

Harga U terhadap laju alir fluida dingin (100, 200, 300, 400,
500, 600 L/h) pada keadaan laju alir fluida panas konstan (200 L/h).
harga U terbesar diperoleh yaitu sebesar 263.7772702 W/m2.K. Pada
laju alir fluida dingin (100, 200, 300, 400, 500, 600 L/h) pada keadaan
laju alir fluida panas konstan (400 L/h) harga U terbesar diperoleh
yaitu sebesar 330.5306728 W/m2.K . sedangkan pada laju alir fluida
dingin (100, 200, 300, 400, 500, 600 L/h) pada keadaan laju alir fluida
panas konstan (600 L/h). harga U terbesar diperoleh yaitu sebesar
237.2268643W/m2.K. dari koefisien perpindahan panas overall (U)
yang di dapat dari praktikum ternyata jauh dengan hasil litelatur yang
menunjukan koefisien perpindahan panas (U) sebesar 5000-7000
W/m2.K.

Dari hasil percobaan diperoleh nilai efisiensi Plate Heat


Exchanger yang digunakan. Didapat nilai efisiensi sebesar 67,15%,
Semakin besar laju alir maka akan semakin besar efisiensi yang
didapatkan. Hal ini terjadi karena dengan besarnya debit yang
digunakan maka kontak antara fluida hanya sebentar. Semakin besar
laju alir atau semakin cepat laju alir panas yang dikontakkan dengan
laju alir dingin maka waktu tinggal fluida didalam plate semakin cepat,
sehingga perpindahan panas yang terjadi antara keduanya menurun
karena pertemuan kedua aliran tersebut semakin sebentar didalam
plate.

Ketidaksesuain hasil percobaan dengan literatur dapat


disebabkan karena adanya panas yang hilang akibat adanya kontak
anatara PHE dengan udara luar. Selain itu hal tersebut dapat
disebabkan karena kerak atau karat pada PHE yang menghambat
perpindahan panas. Dan tangki penampung air dingin menjadi hangat
karena keluaran air dingin yang membawa panas tidak dibuang keluar
melainkan dimasukan kembali ke tangka air dingin sehingga
menyebabkan efisiensi alat menjadi kurang bagus.
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini, dapat simpulkan bahwa:
1. Perpindahan panas pada plate heat exchanger dapat terjadi karena adanya
peristiwa konveksi antara aliran air dengan pelat yang dibuat
bergelombang agar kontak antar keduanya semakin besar. Nantinya, aliran
keluar air panas akan mengalami penurunan suhu sedangkan aliran keluar
air dingin akan mengalami kenaikan suhu.
2. Efisiensi berbanding dengan laju alir air dan dapat dari perbandingan
antara kalor air dingin dengan kalor air panas.
3. Koefisien perpindahan panas keseluruhan dari penukar panas pelat (U)
merupakan perbandingan anatara kalor air dingin dengan luas permukaan
perpindahan panas dan log mean temperature difference. Nilai U untuk
plate heat exchanger adalah 5000-7000 W/m2℃. Namun yang didapat 47-
330 W/m2℃.
VI. DAFTAR PUSTAKA
  TT. 2015. Laporan PHE. https://dokumen.tips/documents/laporan-
plate-heat-exchanger.html. [25-26 Februari 2020].
  Syarief, Naufal. 2016. PHE Kelompok 5.
https://www.scribd.com/doc/315622673/PHE-Kelompok-5. [25-26 Februari
2020].
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai