DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
ANDI MUHAMMAD RISQI (2018-11-044)
DONY BAGUS SAPUTRA (2018-11-045)
WAFI FATTAHILLAH RAMADHANA (2018-11-064)
CHRISTOFER FERDINANDUS (2018-11-073)
ARUNG ADRIATAMA (2018-11-214)
AHMAD MUSHAWWIR AL FIKRI (2018-11-233)
FAUZA HAMIM (2018-11-261)
FARELL HAVIDZ ABDILLAH (2018-11-288)
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisa urgensi pengadaan Proyek PLTS Parak di Kec. Bontomanai, Kab. Selayar.
2. Menganalisa ketepatan angka 1,3MWp sebagai besar kapasitas PLTS Parak yang akan dibangun
3. Menganalisa pemilihan sistem Hybrid Terpusat sebagai sistem kerja PLTS Parak
4. Menganalisa estimasi sumber daya dan biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan Proyek PLTS
Parak
1.4 Manfaat
Diharapkan makalah ini membuka wawasan pembaca tentang terkait sisi yang bisa menjadi tolak
ukur dalam menilai baiknya suatu perencanaan sistem tenaga listrik atau tinjauan umum namun kritis
pada perancangan sistem tenaga listrik, yang dalam hal ini yaitu penilaian Pembangunan PLTS Parak
dari sisi Load Forecasting, Sistem yang digunakan, Biaya dan Durasi proyek pembangunan tsb.
1. Agung, FIlemon. (2021). “PLN bangun PLTS Hybrid senilai Rp 39 miliar di Selayar Sulawesi
Selatan”. Diakses pada 17 Desember 2021, dari https://regional.kontan.co.id/news/pln-bangun-
plts-hybrid-senilai-rp-39-miliar-di-selayar-sulawesi-selatan
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa PT. PLN membangun PLTS Hybrid berkapasitas 1,3 MWp di
Desa Parak, Kec. Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, dengan investasi proyek mencapai
Rp 39 milyar, dan diharapkan dapat beroperasi pada Desember 2021. General Manager PLN UIW
Sulselbar, Awaluddin Hafid menjelaskan bahwa kehadiran PLTS Hybrid di Parak ini menjadi wujud
komitmen PLN dalam menghadirkan energi yang ramah lingkungan, khususnya di wilayah Sulselrabar,
sekaligus mendorong target mengejar bauran Energi Baru Terbarukan (EBT). Awaluddin juga
menambahkan bahwa dengan adanya PLTS Hybrid, diharapkan dapat mendatangkan manfaat besar
untuk lingkungan dan perekomomian masyarakat sekitar sekaligus mendorong para investor untuk
dapat berinvestasi dalam pengembangan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru
terbarukan. (Agung, 2021)
2. Meilanova, Denis Riantiza. (2021). “PLN Bangun PLTS Hibrida di Selayar Sulsel”. Diakses pada 17
Desember 2021, dari https://sulawesi.bisnis.com/read/20210505/539/1390600/pln-bangun-plts-
hibrida-di-selayar-sulsel
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa bauran EBT di sistem ketenagalistrikan Sulbagsel (Sulawesi
bagian Selatan) sebesar 29,8% dengan total kapasitas sebesar 861,42 MW. Dalam waktu yang tidak
jauh, PLTA Malea ditargetkan juga akan beroperasi sehingga menambah bauran EBT pada sistem
kelistrikan Sulbagsel. Di sisi lain, hadirnya PLTS Hybrid Parak ini turut meningkatkan keandalan
pasokan listrik dan perbaikan tegangan pelayanan pada pelanggan existing yang berada di sekitar
lokasi tersebut. Selain itu, pembangkit ini dapat menjadi pasokan tambahan untuk melayani 27.892
pelanggan di Kabupaten Selayar. (Meilanova, 2021)
3. Indriani, Anisa. (2021). “PLTS 1,3 MW Dibangun di Sulsel, Target Operasi Akhir Tahun.” Diakses
pada 7 Januari 2022, dari https://finance.detik.com/energi/d-5620507/plts-13-mw-dibangun-di-
sulsel-target-operasi-akhir-tahun
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa PT Bakrie Power menyepakati kerja sama dengan PT PLN
(Persero) dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Kec.
Bontomanai, Kab. Selayar, Sulawesi Selatan. Direktur Utama PT Bakrie & Brothers (BNBR) Tbk, Anindya
Bakrie mengatakan kerja sama itu sebagai bukti pihaknya membantu pemerintah mengakselerasi
capaian pengembangan sektor energi di Indonesia melalui anak usahanya. Anin juga menambahkan,
bahwa nilai investasi awal yang disiapkan dalam sektor EBT ini belum terlalu besar, tetapi PT BNBR
mengutamakan penguasaan teknologi yang tepat dan menjadi pelopor dalam pengembangan
pembangkit energi terbarukan jenis hybrid ini di Indonesia. (Indriani, 2021)
4. Agung, FIlemon. (2021). “Bakrie Power dan PLN teken kerjasama Proyek PLTS Hybrid di Selayar”.
Diakses pada 7 Januari 2022, dari https://industri.kontan.co.id/news/bakrie-power-dan-pln-teken-
kerjasama-proyek-plts-hybrid-di-selayar
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Pembangkit listrik ramah lingkungan ini akan menjadi
sumber listrik tambahan bagi PLTD dengan total kapasitas terpasang 13 MW di pulau Selayar yang saat
ini telah beroperasi dan dimanfaatkan oleh 27.892 pelanggan PLN di Kabupaten Selayar. Direktur
Utama PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Bakrie menyampaikan bahwa PT Bakrie Power memang
menjadi unit usaha yang selama ini berfokus pada pengembangan sektor energi di Indonesia. Anin
juga menambahkan, bahwa saat ini dan di masa depan, sumber energi yang ramah lingkungan
semakin menjadi prioritas. Pemerintah pusat pun telah menargetkan bauran energi nasional sebesar
23% dari sumber EBT pada tahun 2025, dan Bakrie Group menyadari pentingnya membantu
pemerintah untuk dapat mengakselerasi pencapaian target bauran energi ini. (Agung, Bakrie Power
dan PLN teken kerjasama Proyek PLTS Hybrid di Selayar, 2021)
5. Karunia, Ade Miranti. (2021). “Gandeng PLN, Bakrie Power Bangun PLTS Hybrid di Sulsel”. Diakses
pada 7 Januari 2022, dari https://money.kompas.com/read/2021/06/25/220000326/gandeng-pln-
bakrie-power-bangun-plts-hybrid-di-sulsel
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Direktur Utama PT BNBR, Anindya Bakrie menjelaskan
bahwa proyek-proyek di bawah PT Bakrie Power ini dikerjakan oleh PT Helio Synar Energi. Selain
Selayar, dua jenis proyek EBT berikutnya yang akan difokuskan diantaranya adalah dedieselisasi dan
PLTS Atap. Dedieselisasi market size-nya cukup besar, yakni sebesar 2 miliar dollar AS dan PLTS Atap
sebesar 650 juta dollar AS. Lalu Direktur Utama PT Bakrie Power, Dody Taufiq Wijaya menjelaskan
bahwa Di seluruh Indonesia ini masih ada ratusan pembangkit listrik bertenaga diesel yang kini
dioperasikan PLN. Ini menjadi potensi amat besar untuk dapat dikonversi menjadi pembangkit EBT,
seperti yang PT Bakrie Power lakukan di PLTS Hybrid Selayar ini. (Karunia, 2021)
2.2 Teori Pendukung
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya
menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan energi surya dapat dilakukan secara langsung
menggunakan fotovoltaik, atau secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik
mengubah secara langsung energi surya menjadi energi listrik menggunakan efek fotolistrik.
Komponen utama di dalam pembangkit listrik tenaga surya meliputi modul surya, inverter, dan baterai
listrik. Sistem pembangkit listrik tenaga surya terbagi menjadi sistem terhubung jala listrik, sistem
tidak terhubung jala listrik, sistem tersebar, sistem terpusat dan sistem hibrida. Masing-masing jenis
sistem mempunyai kondisi penerapannya tersendiri. (Ramadhani, 2018)
2.2.2 Sistem PLTS Hybrid
Definisi System PLTS dengan teknologi Hybrid adalah dimana sumber listrik yang dihasilkan
oleh Panel surya dapat digabungkan dengan sumber listrik dari PLN. Dengan demikian secara berganti
kedua system ini akan saling membackup ketika terjadi kekurangan daya listrik atau pemadaman.
Dalam system ini, Sumber Energi Utama adalah dari Panel Surya yang dikonversikan dan ditampung
ke baterai, dan ketika pemakaian listriknya melebihi dari kapasitas baterainya, maka secara otomatis
listrik dari PLN akan masuk.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara virtual pada perangkat lunak Microsoft Excel, dengan durasi
penelitian selama 1 bulan 25 hari, terhitung mulai 13 November 2021 sd. 7 Januari 2022.
Mulai
Pengumpulan Tinjauan
Pustaka
Penentuan Metode
Penelitian
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penarikan Kesimpulan
Selesai
3.3 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan dukungan landasan teori yang telah diperoleh dari eksplorasi literatur, penulis
menentukan bahwa pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, dimana data
dikumpul dari beberapa sumber yaitu BPS (Badan Pusat Statistik) Kepulauan Selayar, Global Solar
Atlas, Wikipedia, Google Maps, dan beberapa artikel lainnya, dimana data yang akan didapatkan
menjadi Data Primer. Penelitian ini tidak mememerlukan Data Sekunder.
Gambar 2. Potensi Energi Matahari di Kepulauan Selayar, terkhusus di Kec. Parak, Kab. Kepulauan
Selayar.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Parak berkapasitas 13MW di Kec. Parak, sudah
beroperasi untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk seluruh konsumen di Kepulauan Selayar,
termasuk penduduk dan pendatang. Tidak hanya perumahan, namun fasilitas umum, prasarana
industri, komersil/usaha, juga menjadi tanggungan bagi PLTD Parak untuk disuplai energi listrik.
Adanya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Parak yang mana lokasinya tidak jauh dari PLTD Parak,
diharapkan akan membantu PLTD Parak untuk memproduksi energi listrik bagi konsumen di
Kepulauan Selayar untuk jangka panjang, serta menjadi program awal untuk transformasi dari
ketergantungan pada Pembangkit Listrik Konvensional menuju Pembangkit Listrik Energi Baru dan
Terbarukan. Namun yang menjadi pertanyaan, perlukah PLTS Parak ini dibangun, mengingat PLTD
Parak yang masih mampu beroperasi dengan kapasitas yang cukup besar yaitu 13MW, dan angka
kerapatan penduduk masih sangat kecil. Pertanyaan lainnya adalah apakah suplai listrik tidak
tercukupi sehingga PLTS Parak perlu dibangun sebagai Pembangkit Listrik pendukung.
Berdasarkan Data diatas, dapat ditentukan nilai pertambahan GDP sekitar 0,022/tahun
dengan nilai pertambahan populasi sekitar 0,01/tahun. Tetapi dapat diamati juga bahwa nilai rasio
elektrifikasi meningkat dengan rentang yang cukup tinggi tiap tahunnya, hingga pada tahun 2020
mencapai 69,83%. Pertumbuhan penduduk memberi konsekuensi bertambahnya penggunaan listrik,
sehingga dapat diamati juga pertambahan jumlah pelanggan listrik tiap tahunnya, dari tahun 2010
hanya sebanyak 11668 pelanggan, dan pada tahun 2020 sebanyak 23929 (bertambah 2 kali lipat di 10
tahun kemudian). Perlu diingat bahwa jumlah pelanggan listrik tidak sama dengan jumlah penduduk.
Terkadang yang tertada sebagai pelanggan listrik adalah kepala keluarga atau orang yang bertanggung
jawab dalam melakukan pembayaran atau pelunasan tagihan listrik, dan terkadang juga suatu
keluarga bahkan belum menggunakan listrik sama sekali, terlebih pada daerah yang masih tergolong
pedesaan. Namun, Kabupaten Kepulauan Selayar ini sudah tidak termasuk pada golongan tersebut,
karena sudah berkembangnya sektor ekonomi dan pembangunan, terutama pada daerah Ibukota
Kabupaten Benteng. Sehingga bisa saja kita mengambil asumsi bahwa jumlah pelanggan listrik sama
dengan jumlah RT (Rumah Tangga) yang ada di Kepulauan Selayar, dan sebuah RT terdiri dari 4 orang
penduduk. Berdasarkan data ini, kita dapat membuat Load Forecasting berdasarkan metode Regresi
Linear dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
Gambar 3. Perkiraan Pertambahan Jumlah Pelanggan selama 10 tahun kedepan (mulai tahun
2021 hingga 2030), dengan nilai R square (R2) sebesar 0,97.
Load Forecasting (Peramalan Beban) adalah suatu usaha untuk memprediksi pertambahan
listrik yang dibutuhkan oleh konsumen pada tahun yang akan datang. Peramalan beban listrik (load
forecast) atau kebutuhan listrik (demand forecast) ini merupakan langkah awal dari Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), termasuk bagi rencana pembuatan Pembangkit Listrik. Hasil Load
Forecasting dapat dijadikan landasan perlu atau tidaknya dibangun keseluruhan sistem tenaga listrik,
ataupun penambahan salah satu bagian sistem tenaga listrik, mencakup Pembangkit Listrik. Dengan
melihat Load Forecast Kepulauan Selayar, kita dapat menilai pantas atau tidaknya PLTS Parak
dibangun. Namun, dikarenakan tidak ditemukannya Data Pemakaian Daya 11 tahun terakhir (2010-
2020), dan hanya ada data pertambahan pelanggan listrik, maka kita perlu membuat beberapa asumsi.
Perlu diketahui bahwa Harga Token Listrik adalah Rp.100.000 senilai dengan 66,2 kWh.
Dengan mengambil asumsi bahwa setiap pelanggan listrik membayar Rp.100.000 tiap bulannya untuk
membeli listrik sebesar 66,2kWh, sehingga dalam 1 tahun penggunaan energi listrik adalah 66,2kWh
dikali 12 bulan atau senilai 794,4 kWh/tahun. Apabila nilai tersebut kita kalikan dengan hasil perkiraan
pertambahan jumlah pelanggan untuk masing-masing tahunnya (berdasarkan pada Gambar 3), maka
kita akan mendapatkan grafik Load Forecasting dengan sumbu Y dengan satuan MWh dan sumbu X
adalah waktu dalam tahun.
Load Forecasting
35000 29819 30969
26429 27549 28679
30000 25318
23126 24217
25000 20973 22045
Load (MW)
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun
Gambar 4. Load Forecasting selama 10 tahun kedepan (mulai tahun 2021 hingga 2030).
Terlihat bahwa pada tahun 2030, perkiraan jumlah daya yang harus disalurkan ke pelanggan
listrik sebesar 30969 MW. Angka yang cukup besar ini membuat kemampuan PLTD Parak
dipertanyakan, apakah masih mampu memberikan suplai listrik yang sesuai serta menjaga kontinuitas
penyaluran listrik. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa sebuah Pembangkit perlu melewati proses
perawatan atau maintenance, yang mana pada proses ini pembangkit memasuki kondisi non-aktif
sehingga listrik tidak dapat disuplai. Apabila Pembangkit dipaksa untuk berada pada kondisi beban
penuh dalam durasi yang lama, maka efek buruknya yaitu pemendekan usia pembangkit itu sendiri,
yang bisa berakibat terjadinya banyak masalah, banyak maintenance, yang berujung pada
menurunnya keandalan sistem tenaga listrik. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan
mempersiapkan pembangkit tambahan yang mampu melakukan Load Sharing (pembagian beban
listrik) dengan Pembangkit Utama. Pemilihan PLTS sebagai pembangkit pendukung PLTD Parak
merupakan pilihan yang bagus, disamping adanya faktor yang mendukung yaitu potensi energi
matahari di Kepulauan Selayar yang sangat tinggi, serta mengejar taerget bauran EBT di sistem
ketenagalistrikan Sulbagsel (Sulawesi bagian Selatan) sebesar 29,8% dengan total kapasitas sebesar
861,42 MW.
Setelah kita mendapatkan hasil Load Forecasting dari aspek konsumsi listrik penduduk, kita
juga tidak boleh melupakan aspek lain dari fasilitas umum, prasarana industri, dan komersil/usaha.
Tercatat bahwa ada 1 Bandar Udara, 1 Pelabuhan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah, 11 Tempat Wisata,
dan 15 tempat tergolong Pabrik-Industri-Perkantoran yang diperkirakan menerima konsumsi listrik
dalam jumlah besar.
Berdasarkan pemaparan potensi wisata dan hasil bumi tersebut, maka tidak mengherankan
bahwa GDP Kepulauan Selayar meningkat 2 kali lipat dan IPM meningkat 5% dalam 11 tahun terakhir.
Hal ini menandakan lampu hijau bagi investor untuk melakukan investasi dalam bidang pariwisata dan
pengolahan hasil bumi, dan tidak lupa hasil laut karena Kabupaten Selayar dikelilingi oleh laut dan
menjadi tempat transit kapal ferry dan kapal perdagangan. Investasi ini akan mendorong terjadinya
aktivitas sosial, pembangunan dari segi sarana dan prasarana, perkembangan IPTEK dan pertumbuhan
ekonomi, yang tentunya akan bersinggungan dengan pemakaian energi listrik. Sehingga berdasarkan
pemaparan diatas, yaitu dari Load Forecasting Kepulauan Selayar, Potensi Energi Matahari Kepulauan
Selayar, serta Potensi Ekonomi Kepulauan Selayar, maka pembangunan Pembangkit Listrik baru
merupakan hal yang urgen yang perencanaanya harus disusun dengan baik, melihat proyeksi
penggunaan untuk jangka panjang. Serta, pemilihan PLTS sebagai jenis pembangkit listrik yang akan
dibangun merupakan keputusan yang tepat, sesuai dengan potensi yang ada pada Kepulauan Selayar
dan searah dengan visi pemerintah yang menetapkan bauran energi nasional sebesar 23% dari sumber
EBT pada tahun 2025.
4.2 PLTS Parak 1,3MWp
Pada bagian ini, kami meneliti atau melakukan tinjauan terhadap besar kapasitas PLTS Parak
yaitu 1,3MWp. Permasalahan yang timbul adalah tentang ketepatan angka kapasitas yang
direncanakan untuk pembangunan PLTS Parak, karena dikhawatirkan bahwa angka tersebut adalah
angka yang terlalu berlebihan untuk sebuah PLTS yang akan menyediakan listrik bagi sebuah pulau.
Perlu diingat pada pemaparan sebelumnya tentang gambaran umum jual beli, yang mana apabila
kebutuhan akan suatu barang dagang sudah terpenuhi, maka jual beli akan terhenti. Konsekuensinya
adalah produksi barang dagang tersebut harus berhenti, karena jika tidak terhenti, maka pihak
produksi akan mengalami kerugian karena proses produksi tetap berlanjut sementara barang tidak
laku. Begitu juga dalam hal penyediaan energi listrik. Apabila demand lebih sedikit dibanding supplay,
dan opsi berhenti bagi Pembangkit adalah opsi yang berat, maka mau tidak mau pihak penyedia listrik
akan mengalami kerugian.
Gambar 6. Lokasi Pembangunan PLTS Parak yang dekat dengan PLTD Parak
Untuk menjawab masalah ini, mari kita melihat kembali hasil Load Forecasting pada
pemaparan sebelumnya. Berlandaskan pada angka tersebut, malah jawaban yang lebih mendekati
adalah jawaban bahwa ketersediaan energi listrik akan mencapai titik ketidakseimbangan, yang mana
sisi demand akan lebih besar dibanding sisi produksi. Mengingat bahwa PLTS Parak hanya berkapasitas
1,3MWp atau hanya menambah sekitar 1MW suplai daya pendukung untuk PLTD Parak yang
berkapasitas 13MW, maka diharapkan adanya perencanaan Pembangkit yang lebih lanjut pada tahun
berikutnya, penambahan Pembangkit yang diharapkan sesuai antara demand dan supplay.
Lalu, perlu kita ketahui bahwa kapasitas 1,3MWp bagi PLTS Parak adalah nilai yang lebih
rendah dibandingkan dengan PLTS Oelpuah, Kab. Kupang yang berkapasitas 5 MWp yang digunakan
untuk mensuplai kebutuhan listrik di seluruh wilayah Kupang. Padahal Kupang merupakan kota yang
hanya seluas 180,3 km² dengan jumlah penduduk 3 kali lebih banyak daripada jumlah penduduk
Kabupaten Selayar yaitu 434.972 jiwa (2019). Lalu jika dibandingkan dengan PLTS Cirata, Kapasitas
PLTS Parak masih sangat kecil dibandingkan dengan Proyek PLTS Cirata 2021 yang akan berkapasitas
145 MW dan ditargetkan menghasilkan energi sebesar 245jt kWh/tahun (7919 kali lebih besar
dibandingkan hasil estimasi energi PLTS Parak di tahun 2030). Atas dasar poin tersebut, maka jawaban
yang paling mendekati dan disarankan adalah perlunya perencanaan tambahan pembangunan
Pembangkit Listrik di Kepulauan Selayar dengan memperhatikan segala sudut, baik dari jenis
Pembangkit Listrik yang akan didirikan (bertenaga surya atau bertenaga angina tau lainnnya), investasi
proyek PLTS nya, Load Forecastingnya, dan hal-hal teknis lainnya.
5.2 Saran
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah penelitian ini. Kami
berharap kritik dan saran yang membangun, sehingga kami dapat melakukan perbaikan dan dapat
menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
https://industri.kontan.co.id/news/bakrie-power-dan-pln-teken-kerjasama-proyek-plts-hybrid-di-
selayar
https://money.kompas.com/read/2021/06/25/220000326/gandeng-pln-bakrie-power-bangun-plts-
hybrid-di-sulsel
https://money.kompas.com/read/2021/08/04/074029026/plts-terapung-terbesar-di-asia-tenggara-
siap-dibangun-di-waduk-cirata
https://sulawesi.bisnis.com/read/20210505/539/1390600/pln-bangun-plts-hibrida-di-selayar-sulsel
https://regional.kontan.co.id/news/pln-bangun-plts-hybrid-senilai-rp-39-miliar-di-selayar-sulawesi-
selatan
https://media.neliti.com/media/publications/100644-ID-analisis-regresi-linier-piecewise-dua-se.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/192340-ID-none.pdf
http://repository.upi.edu/322/4/S_TE_0805351_CHAPTER1.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Selayar
https://kepulauanselayarkab.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya
https://www.wedosolarindonesia.com/produk/rooftop-solar-system/hybrid-solar-home-system/
https://selayarkab.bps.go.id/statictable.html
https://sulsel.bps.go.id/indicator/7/624/2/jumlah-pelanggan-listrik.html
https://selayarkab.bps.go.id/indicator/7/101/1/rasio-elektrifikasi-pln-di-kabupaten-kepulauan-
selayar.html
https://selayarkab.bps.go.id/
https://globalsolaratlas.info/map
https://www.google.com/maps/
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K7-12-4a1d936093ae4b0bddbed5085f74da20.pdf
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210803183420-4-265864/plts-terapung-cirata-rp-21-t-
bakal-serap-produk-lokal-40
https://money.kompas.com/read/2021/08/04/074029026/plts-terapung-terbesar-di-asia-tenggara-
siap-dibangun-di-waduk-cirata