Anda di halaman 1dari 2

Nama : Achmad Chasan Mas’udi

Nim : 2012016022

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI


PEMASOK ENERGI LISTRIK DI INDONESIA

Sampah merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh negara-negara maju maupun
berkembang dan hingga saat ini penanganan serta pengelolaan sampah masih terus dikembangkan.
Khususnya di Indonesia sebagai negara berkembang, permasalahan sampah menjadi masalah yang
harus mendapat perhatian lebih seiring laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Tidak bisa
kita pungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat yang berperilaku buruk terhadap
lingkungan. Mereka membuang sampah sembarangan.

Perilaku ini tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status sosial masyarakat, di
lingkungan kantor pemerintahan, fasilitas umum, bank, sekolah, kampus, puskesmas, taman kota, dan
lain-lain. Di lingkungan kampus, masih banyak dijumpai orang-orang yang berpendidikan tinggi
membuang sampah sembarangan. Sering pula kita jumpai pengendara mobil mewah yang membuang
tisu bekas, puntung rokok, ataupun bungkus makanan dari jendelanya ke jalan raya. Akibatnya,
sampah berserakan di mana-mana, di selokan, di jalan, di sungai, di pasar, di dalam bus, di terminal
atau dimana saja, padahal sudah disediakan tempat sampah akan tetapi tetap saja membuag sampah
sembarangan. Pemandangan ini kerap kali kita jumpai di daerah perkotaan.

Selain permasahan sampah yang terjadi, sektor energi di Indonesia mengalami masalah serius,
karena laju permintaan energi dalam negeri melebihi pertumbuhan pasokan. Energi baru dan
terbarukan harus mulai dikembangkan dan dikuasai sejak dini, dengan mengubah pola fikir (mind-set)
bahwa energi baru dan terbaru bukan hanya sekedar sebagai eneergi alternatif dari bahan bakar fosil
tetapi harus menjadi penyangga pasokan energi nasional dengan prosi energi terbaru > 17% pada
tahun 2025. berdasarkan data dari kementrian BUMN bahwa pemakaian batu bara 33% dari
keseluruan sumber energi. sedangkan ketersediaan batu bara di Indonesia semakin menipis. Berbagai
usaha telah dilakukan seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan mikrohidro
sebagai sumber energi terbaru.

Sedangkan data dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup menyebutkan Indonesia menghasilkan
sampah sebanyak 38,5 juta ton/tahun. Pulau Jawa sebagai penyumbang sampah terbanyak sebesar
21,2 juta ton/tahun dan disusul oleh pulau Sumatra 8,7. Maka diperkiraan tahun 2025 volume sampah
akan meningkat 10 kali lipat.

Maka perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan sampah kekurangan ketersediakan
energi listrik serta penekatan terhadap penggunaan energi fosil secara brutal yaitu dengan
Pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit listrik yang berbahan bakar tenaga dari sampah yang
sudah melalui proses. Dimana proses tersebut menggunakan teknologi tinggi yang ramah lingkungan.
Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau yang biasa disebut PLTSa
(Pembangkit Listrik Tenaga sampah) menggunakan tiga teknologi yaitu, proses sampah dengan
teknologi Thermal Converter Insinerator, Gasifikasi dan Fermentasi.
Adanya pembangkit listrik tenaga sampah ini. masalah di atas akan dapat di atasi. hal ini
terbukti dengan menurunnya jumlah sampah yang ada dan pemasokan energi listrik dari pembangkit
litrik tenaga sampah untuk memenuhi kebutuan listrik di Indonesia. Proyek-proyek besar
pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah terus dikerjakan oleh pemerintah.

Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan 12
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) siap beroperasi tahun ini hingga 2022
mendatang. Total daya yang bisa dihasilkan dari 12 PLTSA tersebut bisa mencapai 234
Megawatt (MW). sehingga diperkiraan pada tahun 2020 Indonesia bebas dari sampah.

Anda mungkin juga menyukai