DI KOTA SEMARANG
M. Daeni1
Husnul Rizqi2
1 Fisip Untag Semarang Jl. Pawiyatan Luhur Bendan Duwur Semarang, Jawa Tengah, Indonesia,
email : Mdaenie@gmail.com
2Alumni Fisip Untag Semarang
Email :
Abstract
Garbage is a complex problem. High population growth has a big impact on waste production.
Waste production is not comparable to waste management, and land area is limited. The city of
Semarang manages waste with a sanitary landfill system that is able to produce methane gas
from the rest of the waste to produce electricity and biogas. Even though they have used
sanitary landfill, it is still inadequate. The number and quality of human resources, waste
management infrastructure facilities are still inadequate. The Semarang City Government has
made an arrangement by issuing Regional Regulation 6 of 2012 concerning Waste
Management. This study aims to determine the implementation of the policy, especially article
17 of Law No. 6 of 2012. The study was conducted with a descriptive qualitative method. Data
collection is done by observation, and in-depth interviews and secondary data. The results of
this study show that the Semarang City Government has carried out the mandate as per post
17, but it has not been optimal, because waste production continues to increase, has not been
fully supported by better infrastructure, low quality human resources and low community
participation
Abstrak
Sampah merupakan persoalan yang kompleks. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak
besar bagi produksi sampah. Produksi sampah tidak sebanding dengan pengelolaan sampah,
dan luas lahan yang terbatas. Kota Semarang mengelola sampah dengan sistem sanitary
landfill yang mampu menghasilkan gas metana dari sisa sampah menghasilkan listrik dan
biogas. Meskipun sudah menggunakan sanitary landfill namun masih belum mencukupi.
Jumlah dan kualitas SDM, sarana prasarana pengelolaan sampah masih belum mencukupi.
Pemerinath Kota Semarang telah pula melakukan pengaturan dengan menerbitkan Perda 6
tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi
kebijakan khususnya pasal 17 Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.
Penelitian ini dilakukan dengan metote deskriptif kualitatif, yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan observasi, dan wawancara mendalam didukung data sekunder. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Kota Semarang sudah melaksanakan amanat
sebagaimana pasal 17, namun belum optimal, karena produksi sampah yang terus bertambah,
belum sepenuhnya didudkung oleh sarana prasarana yang makin baik, kualitas SDM yang
belum memenuhi dan partisipasi masyarakat yang rendah.
1
sampah dijadikan permasalahan yang penting total produksi sampah yang dihasilkan di Kota
disuatu Negara. Tahun 2016 ada sekitar 65 Semarang 4998,85 M3/hari.5
juta ton sampah per harinya yang diproduksi Dalam setiap harinya masyarakat Kota
masyarakat Indonesia. Jumlah ini naik satu Semarang menghasilkan 1000 ton sampah.
ton dibandingkan produksi 2015 sekitar 64 Sementara kapasitas yang mampu untuk di
juta ton sampah perhari. 1 . Diprediksikan, tampung ke TPA hanya mencapai 850 ton,
pada 2019, produksi sampah di Indonesia sedangkan 15% sisanya dikelola oleh kurang
akan menyentuh 67,1juta ton sampah per lebih 50 bank sampah yang ada di Semarang
tahun.2 menjadi pupuk dan gas metana.6Pada tahun
Sampah berasal dari kegiatan 2015 Kepala Dinas Kebersihan dan
penghasil sampah seperti pasar, rumah Pertamanan Kota Semarang Ulfi Imran
tangga, perkotaan (kegiatan komersial/ Basuki mengatakan “Setiap harinya dari total
perdagangan), penyapuan jalan, taman, atau 1.200 ton sampah yang dihasilkan dari
tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seluruh Kota Semarang, 800 tonnya masuk
seperti dari industry dengan limbah yang ke TPA Jatibarang, sedangkan sisanya
sejenis sampah. 3 Sumber dari sampah di dikelola kelompok swadaya masyarakat, di
masyarakat pada umumnya, berkaitan erat bank-bank sampah,”.7 Di tahun 2016 produksi
dengan penggunaan lahan dan penempatan.4 sampah di Kota Semarang mencapai 1.200
Beberapa sumber sampah dapat ton/hari dan terus meningkat setiap tahun,
diklasifikasikan menjadi antara lain: 1) sementara kapasitas terangkut hanya 1.150
perumahan, 2) komersil, 3) institusi, 4) ton per hari. 8 Ini berarti terdapat 50 ton
konstruksi dan pembongkaran, 5) pelayanan sampah perhari yang tidak terangkut dan
perkotaan, 6) unit pengolahan, 7) industri, menjadi penyebab permasalahan lain di
dan 8) pertanian. Sumber sampah ini masyarakat seperti banjir, kerusakan
disebabkan oleh tiga hal yaitu tingkat lingkungan, kekumuhan dan persoalan sosial
konsumsi yang semakin meningkat, lainnya. Produksi sampah yang dihasilkan
kesadaran masyarakat yang rendah dalam masyarakat ini menempatkan Kota Semarang
pengelolaan sampah, serta keterbatasan sebagai penghasil sampah terbesar di Jawa
teknologi dan lahan dalam pemanfaatan Tengah. 9 Sedangkan pada awal tahun 2017
sampah. Kota Semarang dengan jumlah penduduk
Persoalan pengelolaan sampah sudah mencapai 1,6 juta jiwa yang tersebar di 16
menjadi persoalan umum di Indonesia Kecamatan dan 177 Kelurahan setiap harinya
termasuk Kota Semarang. Dinas kebersihan menghasilkan 1000 ton sampah, sementara
dan pertamanan Kota Semarang Pada tahun yang masuk ke TPA mencapai 850 ton, 15%
2015 dengan jumlah penduduk Kota sisanya dikelola oleh kurang lebih 50 bank
Semarang yang mencapai 1,6 juta jiwa di sampah yang ada di Kota Semarang.10
Kota Semarang, yang tersebar di 16 Peningkatan produksi sampah rumah
kecamatan dan 177 kelurahan, dimana tangga dipengaruhi oleh pola konsumsi dan
volume sampah yang mendapatkan rata-rata tingkat ekonomi dari setiap individu. Apabila
pelayanan sampah per hari sekitar 87 %, pendapatan seseorang meningkat maka akan
dan adapun penghasil sampah terbanyak berbanding lurus dengan konsumsi terhadap
ialah daerah kecamatan pedurungan dengan suatu barang dan jasa (Keyness, 1964).
jumlah volume sampah mencapai 564,28 Keyness menjelaskan bahwa jika pendapatan
M3/hari, sedangkan penghasil sampah meningkat, maka konsumsi juga akan
terendah adalah kecamatan Tugu dengan meningkat. Semakin tingginya tingkat
jumlah volume sampah 96,67 M3/hari. Dan konsumsi masyarakat maka semakin
DirjenPengelolaanSampahLimbahdanBahanBeracun, Kota%20Semarang%20dlm%20Angka%202016-
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/1 wm.pdf di unduh pukul 15.19 WIB tanggal 6 juli 2017
7/03/15/omv2sg319-setiap-hari-indonesia-produksi- hal :75
sampah-65-juta-ton 6http://metrosemarang.com/benahi-pengelolaan-
2https://geotimes.co.id/2019-produksi-sampah-di-indonesia- sampah-pemkot-anggarkan-90-kontainer-baru
671-juta-ton-sampah-per-tahun 7 http://beritajateng.net/edan-sampah-yang-dihasilkan-
3E. Damanhuridan Tri Padmi, Probleme de Dechets kota-semarang-capai-1-200-ton-perhari/
Urban en Indonesie, TFE ENTPE (Perancis), 1982 E. 8/http://berita.suaramerdeka.com/sampah-masalah-
Indoensia, (Bandung: Teknik Lingkungan ITB, 1999). tahun 2014, BLH Jawa Tengah
4 10
G. TheisenTchobanoglous, dan S.A. Vigil, Integrated http://semarangkota.go.id/berita/read/7/berita-
Solid Waste Mangement Engineering Principles and kota/1574/semarang-hasilkan-1000-ton-sampah-
Mangement Issues. (Singapore, Mc. Grw Hill, 1993) perhari-sekda-minta-warga-peduli
meningkat pula volume sampah rumah barang yang makin banyak, kesadaran
tangga yang dihasilkan oleh masyarakat masyarakat dalam pengelolaan sampah yang
Penanganan masalah sampah yang masih rendah, penerapan sanksi yang kurang
terangkum dalam UU No 18 Tahun 2008 tegas, dan tingkat ketundukan terhadap perda
adalah merubah paradigma lama dengan yang masih lemah.
paradigm baru yaitu merubah cara pandang Persoalan menjadi makin pelik
terhadap sampah yaitu memandang sampah manakala jumlah produksi sampah yang terus
bukan lagi sebagai sesuatu yang tidak meningkat, sementara luasan pengelolaan
berguna, tetapi melihat sampah sebagai sampah makin menyempit, dan kesadaran
sesuatu yang berharga dan menjadi sumber masyarakat dalam pengelolaan sampah
ekonomi dalam masyarakat dan negara.11 masih rendah. Hingga tahun 2019 produksi
Pemerintah Kota Semarang telah sampah mencapai angka 1.200 ton setiap
memiliki Peraturan Daerah dalam hari, sementara luasan pengelolaan sampah
pengelolaan sampah yaitu perda nomor 6 di TPA Jatibarang tidak berkembang yaitu 46
tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. hektar. Guna mengurangi produksi sampah,
Perda ini mengatur bagaimana peran Pemerintah Kota Semarang mengajak
pemerintah dalam pengelolaan sampah serta masyarakat untuk membentuk dan
bagaimana masyarakat turut berpartisipasi mengaktifkan bank sampah di setiap
dalam pengelolaan sampah. Sayangnya kelurahan. Saat ini, terdapat
upaya pemerintah dalam pengelolaan 83 bank sampah yang tersebar di 177
sampah ini belum signifikan dengan produksi kelurahan.12
sampah yang terus meningkat dari hari ke Sebuah kebijakan yang dirumuskan
hari. Perda ini hanya mengatur bagaimana harus dipikirkan bagaimana dampak yang
sampah dikelola, namun belum sampai ditimbulkan akan hal tersebut. Richard Rose
memperkuat posisi masyarakat untuk turut sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007:
serta dalam pengelolaan sampah. Pada pasal 17) 13 juga menyarankan bahwa kebijakan
17 di dalam Peraturan daerah Kota hendaknya dipahami sebagai serangkaian
Semarang nomor 6 tahun 2012 dimana kegiatan yang sedikit banyak berhubungan
mengatur tanggung jawab pemerintah Kota beserta konsekuensi-konsekuensi bagi
Semarang dalam pelaksanaan pengelolaan sssmereka yang bersangkutan daripada
sampah Pemerintah Daerah, wajib sebagai keputusan yang berdiri sendiri.
melakukan: (1) pemeliharaan TPS, TPST dan Pendapat kedua ahli tersebut setidaknya
TPA beserta pengembangannya sesuai dapat menjelaskan bahwa mempertukarkan
dengan kebutuhan; (2) penyediaan sarana istilah kebijakan dengan keputusan adalah
dan melakukan pengangkutan sampah dari keliru, karena pada dasarnya kebijakan
TPS, TPST ke TPA; (3) penyediaan sarana dipahami sebagai arah atau pola kegiatan
dan melakukan pengolahan sampah di TPS, dan bukan sekadar suatu keputusan untuk
TPST dan TPA; dan (4) penyediaan sarana melakukan sesuatu.
pemilahan sampah di TPS, TPST dan TPA. Menilik dari permasalahan
Didalam Pasal 17 perda Kota sebagaimana tersebut diatas, peneliti tertarik
Semarang nomor 6 tahun 2012 ini untuk melakukan eksplorasi terhadap
menyiratkan mengenai tanggungjawab Implementasi Pengelolaan Sampah di Kota
pemerintah Kota Semarang dalam Semarang dengan tujuan mengetahui
pengelolaan sampah. Empat yang jadi focus implementasi Pengelolaan Sampah di Kota
selama ini ada yang berhasil, namun Semarang.
beberapa diantaranya kurang sesuai dengan
target yang ditetapkan. Upaya melaksanakan
ketentuan dalam Perda telah dilakukan, 2. METODE
namun belum optimal, terbukti pada kapasitas 2.1. Tipe Penelitian
yang harusnya dapat dipenuhi dalam Metode penelitian yang digunakan
pengelolaan sampah hingga tahun 2017 dalam penelitan ini adalah metode
belum sesuai dengan target. Beberapa penelitian deskriptif kualitatif dimana
penyebab yang dapat diidentifikasi adalah digunakan dengan cara menggunakan
karena volume sampah yang makin meninggi kalimat untuk mendiskripsikan suatu
seiring dengan tingkat konsumsi barang-
12 https://jateng.tribunnews.com/2019/04/05/produksi-
11
Albert E. S. Abrauw, Perilaku Masyarakat Dalam sampah-kota-semarang-1200-ton-per-hari-46-
Pengelolaan Sampah Anorganik Di Kecamatan hektar-tpa-jatibarang-bakal-penuh
13
Abepura Kota Jayapura,ISSN 0125-1790 MGI Vol. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik :Teori dan
25, No. 1, Maret 2011 (1 -14 ) © 2009 Fakultas Proses. Yogyakarta :Med. Press ( Anggota IKAPI )
Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia
3
permasalahan. Penelitian kualitatif dilakukan melalui pengamatan dan
merupakan penelitian yang bertujuan pencatatan yang dilakukan secara langsung
mengkaji kasus-kasus tertentu secara pada lokasi penelitian agar diperoleh data
menyeluruh. Selain itu, penelitian bertujuan yang sesuai dengan keadaan yang
menjelaskan secara terperinci masalah sebenarnya; (2) Wawancara mendalam.
sosial tertentu dan akan dihasilkan data Pengambilan data melalui wawancara
yang relevan, yaitu berupa data yang /secara lisan langsung dengan sumber
dinyatakan secara tertulis dan perilaku yang datanya, baik melalui tatap muka atau lewat
nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu telephone, teleconference. Jawaban
yang utuh. responden direkam dan dirangkum sendiri
Tipe penelitian merupakan jenis– oleh peneliti; dan (3) Dokumen.
jenis yang digunakan dalam penelitian yang Pengambilan data melalui dokumen tertulis
dijadikan sebagai dasar pengungkapan dan mamupun elektronik dari lembaga/institusi.
mengkaji maupun menguji penelitian agar Dokumen diperlukan untuk mendukung
menemukan hasil yanng diinginkan. kelengkapan data yang lain.
16
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian- 3.1.3 Disposisi
implementasi-kebijakan.html. diunduh pada tanggal 6 juli Disamping SDM, hal lain yang tidak
2017, 18.04 WIB kalah penting yakni sarana dan prasarana.
A. G Subarsono, 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Jumlah dan kualitas sarana prasarana
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
17 pengelolaan sampah di Kota Semarang
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
implementasi-kebijakan.html. diunduh pada tanggal 2 juli dinilai masih dari apa yang dibutuhkan
2017, 15.02 WIB dilapangan. Dalam hal pengangkutan
Tangkilisan,Hesel.Nogi.(2003). Implementasi Kebijakan misalnya, dibutuhkan jumlah truk
Publik. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI pengangkut sampah yang lebih banyak lagi
9
dan juga kualitas yang baik. Jumlah turk dengan baik pada tingkat warga
serta petugasnya masih kurang apabila masyarakat.
dibandingkan dengan luasnya cakupan Faktor berikutnya yang juga sangat
wilayah Kota Semarang yang harus mempengaruhi atau menghambat
ditangani. Selama ini respon dari aparat pengimplementasian kebijakan pengelolaan
pelaksana cukup baik dan cukup sampah di Kota Semarang yakni sumber
mendukung, karena ini juga merupakan daya. Sumber daya yang dimaksud disini
kebijakan dari pemerintah Kota sehingga adalah sumber daya manusi juga sumber
setiap aparat pelaksana mendukung dalam daya.
pelaksanaan implementasi kebijakan
penyelenggaraan pengelolaan sampah. 4. SIMPULAN
Adanya respon yang baik dari aparat Implementasi pasal 17 peraturan
pelaksana harus disertai pula oleh daerah kota Semarang nomor 6 tahun 2012
pemahaman aparat pelaksana terhadap tentang pengelolaan sampah cukup baik,
kebijakan penyelenggaraan pengelolaan hal ini dapat dilihat pemeliharaan TPS,
sampah. TPST dan TPA beserta pengembangannya
sesuai dengan kebutuhan.
3.1.4 Struktur Birokrasi Ketersediaan sarana di TPS, TPST,
Pada struktur birokrasi yang ada di dan TPA belum optimal. Dalam melakukan
Kota Semarang sudah termasuk jelas dan pemeliharaan TPS (Tempat Pembuangan
juga dinilai sudah kondisi baik. Koordinasi Sementara) Dinas Lingkungan hidup
dengan sesama lembaga di kawasan menyebarkan lebih dari 455 kontainer di
pemerintahan Kota Semarang dinilai sudah 282 titik TPS. Dinas Lingkungan Hidup
berjalan dengan baik termasuk juga dalam hanya bertugas dalam pemeliiharaan
pelaksanaan kebijakan pengelolaan sarana di titik TPS namun perihal mengenai
sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup, penyediaan sarana tong sampah alat
Dinas Pengelolaan Pasar dan juga dari pengangkut sampah di tingkat TPS adalah
SATPOL PP sebagai penindak dan tanggung jawab dari pihak kelurahan
penengak berlangsungnya peraturan terkait setempat, namun dalam hal ini DLH
penindakan kepada pelanggar kebijakan. membuka tangan untuk menerima
Faktor yang dinilai menjadi faktor pengajuan pengadaan sarana dan
pendorong pelaksanaan Peraturan Daerah prasarana dalam pengelolaan sampah
Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 kepada pihak kelurahan di Kota Semarang
adalah disposisi, secara umum respon yang sebagai bentuk apresiasi akan pentingnya
ditunjukkan oleh aparat pelaksana sudah kesadaran masyarakat terhadap kebersihan
cukup baik sesuai dengan tugas dan lingkungan.
tanggungjawabnya. Faktor lain yang Pemeliharaan TPST atau TPS3R
menjadi pendorong adalah struktur merupakan salah satu program dari dinas
birokrasi. Struktur birokrasi yang tidak rumit lingkungan hidup untuk mengurangi
dan berbelit-belit menjadikan proses produksi sampah yang di angkut ke TPA,
pelaksanan kebijakan menjadi lebih mudah. upaya DLH adalah melakukan pelatihan-
Ada beberapa faktor penghambat pelatihan terhadap KSM-KSM untuk
dalam penyelenggaraan kebijakan. Faktor meningkatkan kreatifitas dalam pengelolaan
komunikasi secara keseluruhan belum sampah. Sayangnya hanya sebahagian
berjalan sebagaimana diharapkan. Saluran kecil wilayah/kepurahan yang mampu
komunikasi atau transmisi dinilai belum mengelola sampahnya sendiri untuk
baik, penyampaian kebijakan juga belum menjadi barang-barang yang bersifat
jelas serta pelaksanaanya yang dinilai finansial.
belum konsisten. Ketiga hal terbebut tentu Dalam hal pemeliharaan
sangat berpengaruh terhadap seberapa TPST/TPS3R masyarakat diberikan ruang
tahu warga masyarakat tentang peraturan untuk mengelola secara pribadi. DLH siap
daerah itu sendiri. Tujuan untuk meningkatkan atau memelihara
pengkomunikasian itu sebenarnya adalah TPST/TPS3R tidak lain untuk pengurangan
agar masyarakat secara luas dapat produksi sampah itu sendiri.
mengetahui apa perda pengelolaan sampah Inovasi-inovasi terus dikembangkan
serta bagaimana cara pelaksanaannya oleh TPA Jatibarang dimana fokus
dilapangan. Namun, dikarenakan faktor utamanya untuk mengurangi atau bahkan
komunikasi yang lemah dari petugas mengelola sampah sebagai energi yang
menyebabkan pelaksanaan kebijakan terbarukan. TPA Jatibarang telah
pengelolaan sampah kurang berjalan melakukan pengembangan dalam
pengolahan sampah dimana timbunan
sampah yang masuk ke TPA sudah bisa Albert E. S. Abrauw, Perilaku Masyarakat
diolah menjadi Biogas dan aliran Listrik. Dalam Pengelolaan Sampah Anorganik Di
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecamatan Abepura Kota Jayapura,ISSN
Keberhasilan Pengelolaan Sampah Di Kota 0125-1790 MGI Vol. 25,
Semarang adalah komunikasi dan disposisi.
Untuk SDM masih diperlukan baik kuantitas Dunn,N. William (2003) . Pengantar analisis
maupun kualitas, sedangkan struktur kebijakan public Edisi kedua. Yogyakarta:
birokrasi perlu untuk ditingkatkan dalam Gajah Mada University Press.
efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sampah. E. Damanhuridan Tri Padmi, Probleme de
Untuk meningkatkan kualitas Dechets Urban en Indonesie, TFE ENTPE
implementasi diperlukan beberapa hal yaitu (Perancis), (1982) E. Damanhuri (Editor):
: (a) Melakukan sosialisasi secara rutin TeknikPengelolaanPersampahan –
kepada pihak-pihak yang terkait baik
masyarakat di sekitaran TPS maupun G. TheisenTchobanoglous, dan S.A. Vigil,
masyarakat yang pada pelaksanaan Integrated Solid Waste Mangement
kebijakan baik kelurahan, warga Engineering Principles and Mangement
masyarakat di tingkat RT dan RW, serta Issues. (Singapore, Mc. Grw Hill, 1993)
para pelaku usaha yang memproduksi suatu
barang untuk membahas tentang peran dan Keban. Yeremias, (2008),Enam dimensi
fungsi masing-masing elemen dalam Strategis adminsistrasi publik Konsep, Teori
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 dan Isu.Yogyakarta: Gava Media.
Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. ; Islamy,M. Irfan.(2009).prinsip-prinsip
(2) Mengencarkan penambahan SDM baik perumusan kebijaksanaan Negara. Jakarta :
dari segi kualitas maupun kapasitas; (3) bumi aksara.
Melakukan penambahan jumlah staf pada
Badan Dinas maupun petugas di lapangan. Islamy, Irfan. (1994). Prinsip-prinsip
Penambahan jumlah staf ini juga harus Perumusan Kebijksanaan Negara.
memperhatikan kualitas dan kompetensi Jakarta:Bumi Aksara.
dari staf/petugas serta juga harus
melakukan peningkatan kualitas staf lama Nugroho, Riant. (2004). Kebijakan Publik:
yang dapat dilakukan dengan bimbingan Formulasi,Implementasi dan Evaluasi.
teknis, pelatihan khusus dan sebagainya Jakarta:PT.Alex Media Komputindo
terkait pelaksanaan pengelolaan sampah di Gramedia.
Kota Semarang; (4) Melakukan
penambahan jumlah sarana prasarana yang Tangkilisan,Hesel.Nogi.(2003). Implementasi
dibutuhkan untuk melakukan pengelolaan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman
sampah, termasuk penambahan jumlah Offset YPAPI.
armada truk pengangkut sampah, kontainer
sampah di TPS-TPST serta alat-alat Suwitri, Sri. (2009). Konsep Dasar Kebijakan
pendukungnya. Ini dimaksudkan agar Publik. Semarang:Badan Penerbit
pelaksanaan pengelolaan dilapangan tidak Universitas Diponegoro. No. 1, Maret 2011
tersendak yang sering sekali dikarenakan (1 -14 ) © 2009 Fakultas Geografi UGM dan
sarana prasarana yang tidak mencukupi Ikatan Geograf Indonesia.
atau rusak. Usaha pemeliharaan serta
peremajaan juga sangat dibutuhkan bagi
TPS-TPS yang sudah lama, juga termasuk Suharno.(2010). Dasar-Dasar kebijakan
pemeliharaan serta peremajaan TPA publik . Yogyakarta: UNY Press.
Jatibarang dan (5) Mendukung dan menjalin Aini,Sarifah.(2010).Studi kualitas pelayanan
kerja sama dengan KSM. pembuatan kartu keluarga (KK) di kantor
kecamatan tembalang kota semarang
.fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
5. DAFTAR PUSTAKA universitas diponegoro, semarang. (skripsi
Agustino,Leo.(2008).dasar-dasar kebijakan sarjana administrasi pubik).
publik. Bandung :alfabeta.
Winarno, Budi. (2008). Kebijakan Publik :
Teori dan Proses. Yogyakarta:Penerbit Winarno,Budi.(2007). Kebijakan Publik Teori
Media Pressindo. dan Proses. Jakarta : Buku kita
Damanhuri, Eri. (2007). Sampah
Indonesia.Bandung: Teknik Lingkungan ITB.
11
Laporan Kinerja Instansi (LKJ-IP)
Winarno,Budi. (2002). Teori dan Proses Pemerintah Kota Semarang 2015.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Data dan Informasi Lingkungan Hidup Jawa
pressindo. Tengah tahun 2014, BLH Jawa Tengah
http://metrosemarang.com/benahi-
pengelolaan-sampah-pemkot-anggarkan-
90-kontainer-baru
http://beritajateng.net/edan-sampah-yang-
dihasilkan-kota-semarang-capai-1-200-ton-
perhari//
http://berita.suaramerdeka.com/sampah-
masalah-serius-kota-semarang/
http://semarangkota.go.id/berita/read/7/berit
a-kota/1574/semarang-hasilkan-1000-ton-
sampah-perhari-sekda-minta-warga-peduli
http://www.landasanteori.com/2015/10/peng
ertian-implementasi-kebijakan.html. diunduh
pada tanggal 6 juli 2017, 18.04 WIB
http://www.landasanteori.com/2015/10/peng
ertian-implementasi-kebijakan.html. diunduh
pada tanggal 2 juli 2017, 15.02 WIB
http://lembahperasaan.blogspot.co.id/2010/
03/model-model-dalam-kebijakan-
publik.html.diunduh pada tanggal 16juli
2017, 02.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Administrasi_publik di
unduh pada 25 maret 2018
https://eprints.uny.ac.id/22818/4/BAB II.pdf , di
unduh pada 30 maret 2018
https://www.academia.edu/23591052/Teori_Adm
_Publik di unduh pada 26 maret 2018