Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN

ACHMAD PROVINSI RIAU

Iis Shalihat dan Chalid Sahuri


e-mail : iis.shalihatt@yahoo.com
Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau,
Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Telp/Fax (0761) 63277

ABSTRACT
Conducted research aims to identify and analyze medical waste management in District General
Hospital Arifin Ahmad Riau Province and to determine the factors that influence the management of
medical waste in District General Hospital Arifin Achmad Riau Province. Theoritical concept used is
theory of environment system according to hospital by Wiku Sasmito. In this theory there are some
important component in implementing environmental management system hospital. They are
management support, planning, implementation, review and action. This research will used
descriptive qualitative research method that analyze for in details based on the fact that comes
out in field, then from interview and observation conclution can be support data
presented.Research result shows that medical waste management system in District General
Hospital Arifin ahmad Riau Province has been accomplished in accordance with the decision of the
Health Minister of Republic Indonesia Number 1204. But it can not be said to be implemented to the
fullest, because some factors that influence the implementation of medical waste management in District
General Hospital Arifin ahmad Riau Province. It is operational costs and human resources.

Key Words : Medical Waste, Management, Environmental Health Hospital.

PENDAHULUAN
Permasalahan limbah telah menjadi akan mendorong semakin banyaknya
permasalahan nasional.Perlu adanya sistem limbah-limbah medis yang dihasilkan oleh
pengelolaan yang dilakukan secara rumah sakit tersebut.Dimana dalam kurun
komprehensif dan terpadu.Selain itu dalam waktu tertentu dapat menyebabkan
pengelolaan limbah diperlukan kepastian gangguan lingkungan hidup yang berat
hukum, kejelasan tanggung jawab dan apabila penanganan limbah medis oleh
kewenangan pemerintah, pemerintah daerah, rumah-rumah sakit tersebut tidak dilakukan
serta peran masyarakat dan swasta.Begitu dengan proses yang baik dan benar. Limbah
juga dengan pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
harus dikelola dengan baik agar terciptanya terus bertambah setiap tahunnya, berikut
ruang lingkup kehidupan yang sehat bagi tabel jumlah limbah medis yang dihasilkan
setiap makhluk hidup. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad
Provinsi riau dari tahun 2011 sampai dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin tahun 2013 :
Achmad Provinsi Riau merupakan rumah
sakit terbesar di Provinsi Riau, dengan type
Rumah Sakit Kelas B Pendidikan.
Banyaknya jumlah pasien di rumah sakit

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 1


Tabel 1.2 Jumlah limbah pertahun di RSUD Arifin Achmad
Tahun

2011 2012 2013

Jumlah Limbah 37950 Kg 45360 Kg 63749 Kg

Sumber : RSUD Arifin Achmad, 2014.

Berdasarkan kebijakan yang telah kapasitas pada lokasi penampungan.


ada (Keputusan Menteri Kesehatan Republik (tribun pekanbaru)
Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 2) Adanya pemulung yang mengambil
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan limbah medis seperti suntik-
Rumah Sakit) sebagai landasan hukum suntikkan yang kemudian diolah lagi
dalam pengelolaan limbah dari kegiatan untuk dijual dan dijadikan mainan
medis rumah sakit, maka jika dilihat dari anak-anak, obat-obatan yang
fakta dilapangan yang berhubungan dengan di kutip lalu di jual lagi sedangkan
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad obat tersebut sudah kadaluarsa,
Provinsi Riau, adapun gejala yang peneliti padahal mereka tidak mengetahui
lihat yang dapat diangkat sebagai suatu dampak negatif dari limbah medis
permasalahan adalah : tersebut. Setiap harinya pemulung
yang datang ke RSUD Arifin
1) Volume limbah medis di Rumah Achmad kurang lebih 10 sampai 15
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad orang, berdasarkan hasil pra survey
semakin meningkat seiring semakin peneliti.
ramainya pasien yang berobat di 3) Sampah medis yang ditumpuk di
rumah sakit, namun berdasarkan pra lokasi penampungan, kemudian
survey peneliti alat pemusnah dibakar secara manual oleh petugas
sampah (incinerator) yang digunakan incinerator, asap yang dihasilkan
di Rumah Sakit Umum Daerah tersebut menimbulkan bau sehingga
Arifin Achmad tidak memungkinkan masyarakat di sekitar Rumah Sakit
untuk memusnahkan limbah medis merasa terganggu. Begitu pula
yang dihasilkan oleh RSUD Arifn sampah medis seperti organ tubuh
Achmad. Buktinya pada awal tahun manusia ketika ditumpuk di lokasi
2012, volume sampah hanya berkisar penampungan, meningkatkan adanya
150 hingga 170 Kilogram perhari, binatang – binatang pengganggu
namun mulai pertengahan tahun (tikus,lalat,dll). Sehingga dapat
2012 hingga akhir tahun 2013 mempercepat penyebaran penyakit di
volume sampah medis menjadi 180 lingkungan sekitar Rumah Sakit
hingga 250 Kilogram dalam sehari. Umum Daerah Arifin Achmad.
Sementara alat pemusnah sampah
medis (incinerator) yang Menurut Wiku Adisasmito
dioperasikan hanya bisa menampung (2009:19) ada beberapa manfaat
dan memusnahkan limbah medis yang diperoleh bila menerapkan
sebanyak 150Kilogram setiap sistem manajemen lingkungan rumah
harinya. Kondisi ini menjadi tidak sakit, yaitu :
seimbang sehingga terjadi over a. Perlindungan terhadap Lingkungan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2


b. Manajemen Lingkungan Rumah e. Kesesuaian dengan Peraturan
Sakit yang Lebih Baik Perundang-undangan
c. Pengembangan Sumber Daya f. Bagian dari manajemen mutu
Manusia terpadu
d. Kontinuitas Peningkatan Performa g. Pengurangan atau Penghematan
Lingkungan Rumah Sakit biaya
h. Meningkatkan citra rumah sakit
perumusan perencanaan untuk
Komponen-komponen penting memenuhi tujuan-tujuan dan sasaran
dalam sistem manajemen lingkungan kebijak politik. Perencanaan lingkungan
rumah sakit antara lain sebagai seharusnya memasukan hal-hal sebagai
berikut(Wiku Adisasmito, 2009:26) : berikut:
1. identifikasi aspek-aspek lingkungan
a. Dukungan manajemen dan evaluasi dampak-dampak
Nilai yang ditentukan oleh lingkungan
manajemen pundak dalam kebijakan 2. persyaratan-persyaratan legal
linkungan memegang peranan yang 3. kebijakan lingkungan dan kriteria
sangat penting dalam membentuk dan kinerja internal
menjalankan sistem manajemen 4. tujuan dan sasaran lingkungan
lingkungan rumah sakit. Manajemen 5. perencanaan dan program
rumah sakit harus melakukan kebijakan lingkungan
lingkungannya dan menjamin bahwa
kebijaksanaan tersebut : c. Pelaksanaan
1. Sesuai dengan sifat, skala dan Setelah membuat persiapan, penerapan
dampak lingkungan dari kegiatan sistem manajemen lingkungan yang di
dan aktifitas rumah sakit dalamnya berupa penyiapan, perencanaan
2. Mencakup suatu komitmen untuk dan pekerjaan pembuatan atau penyiapan
penyempurnaan berkelanjutan dan dokumen, maka rumah sakit dapat
pencegahan pencemaran melaksanakan kegitan manjemen
3. Mencakup suatu komitmen untuk lingkungan. Pelaksanaan sistem manjemen
mematuhi perundang-undangan dan lingkungan rumah sakit harus
peraturan lingkungan yang relevan mempertimbangkan hal-hal seperti sumber
dan dengan persyaratan lain yang daya manusia dan biaya, menyinergikan dan
biasa dilakukan oleh rumah sakit mengintegrasikan sistem manajemen
4. Memberikan suatu kerangka untuk lingkungan ke dalam aktifitas rutin rumah
menyusun dan mengkaji tujuan dan sakit, sistem manjemen rumah sakit harus
sasaran pengelolaan lingkungan dapat mempertanggungjawabkan dan
5. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipertanggung jawabkan, kesadran
dipelihara serta dikomunikasikanke mengenai lingkungan dan motivasi,
semua karyawan pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan,
6. Tersedia untuk umum komunikasi, informasi dan pelaporan,
pengendalian operasioanl dan persiapan cara
b. Perencanaan penanganan keadaan darurat.
Fase perencanaan dari siklus
perbaikan berkelanjutan membutuhkan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 3


diwawancarai, dengan menggunakan
d. Pemeriksaan pedoman wawancara. Dalam penelitian
Pemeriksaan manajemn merupakan kualitatif, teknik wawancara mendalam
hal yang yang penting sebab mencerminkan digabungkan dengan teknik observasi,
keterlibatan manjemen untuk sistem karena selama pengamatan berlangsung
manajemen lingkungan. Hasil akhir dari peneliti pun melakukan wawancara dengan
periksaan ini mempunyai kualitas tindakan informan.Kemudian disesuaikan dengan
yang utama jika rumah sakit mengharapkan teori, studi kepustakaan.
karyawan menerima sistem tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Tindakan
Secara periodik, rumah sakit harus Mengenai Pengelolaan Limbah
menyimpan dokumen pencatatan dan Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
palopran sistem manajemen lingkungannya Achmad Provinsi Riau ini tidak lepas dari
dengan faktor-faktor internal dan eksternal dukungan manajemen.
yang mempengaruhi kebijakan dan kegiatan
1. Perencanaan
lingkungan. Tindakan ini pun di dalamnya
Dalam perencaan, hal pertama yang
harus mampu mencerminkan perbaikan
dibutuhkan adalah biaya
berdasarkan hasil audit dan dokumen sistem
operasional.Ketersediaan biaya yang
manajemen lingkungan.
mencukupi sangat menunjang pelaksanaan
METODE kegiatan pengelolaan limah medis di Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Penelitian ini menggunakan Provinsi Riau.Berdasarkan hasil survey
pendekatan kualitatif dengan metode peneliti, anggaran yang dibutuhkan RSUD
deskriptif.Peneliti berusaha untuk Arifin Achmad untuk sarana dan prasarana
mengungkapkan fakta sesuai dengan limbah medis selama setahun lebih kurang
kenyataan yang ada tanpa melakukan berjumlah Rp140.260.000. Jumlah anggaran
intervensi terhadap kondisi yang tersebut belum termasuk sarana dan
terjadi.Penelitian kualitatif bertujuan untuk prasarana seperti pakaian kerja, masker,
membuat gambaran dan hubungan antara sarung tangan, apron, dan safety shoes, dan
fenomena yang diselidiki. Penelitian mesin incenerator.
deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel- Selain biaya operasional, pendukung lainnya
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu yang penting dalammanajemen limbah
kondisi apa adanya.Dalam rangka medis rumah sakit adalah tersedianya
pengumpulan data dan informasi yang fasilitas dan peralatan untuk mengelola
berhubungan dengan masalah penelitian, sampah. Dengan tersedianya berbagai
maka digunakan teknik pengumpulan data peralatan dalam pengelolaan sampah medis,
yaitu wawancara.Teknik wawancara yang maka proses pengelolaan akan menciptakan
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah kualitas yang sesuai dengan persyaratan
wawancara mendalam. Wawancara kesehatan lingkungan rumah sakit.Jenis
mendalam adalah proses memperoleh untuk bahan yang digunakan untuk alat – alat
mengumpulkan jenis keterangan untuk pengelolaan sampah di Rumah Sakit Umum
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab Daerah Arifin Achmad mengikuti Pedoman
sambil bertatap muka antara pewawancara Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia yang
dengan informan, atau orang yang

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 4


dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan kantong plastik yang digunakan berwarna
Republik Indonesia. hitam sedangkan isinya adalah set infus,
masker, sarung tangan, dower cateter, urine
2. Pengorganisasian bag, selang ngt, kassa verban gv, drain,
cairan tubuh manusia (sampah medis).
Pelaksanaan sistem manjemen limbah medis Didalam SPO disebutkan sampah medis
rumah sakit harus mempertimbangkan hal- harus dilapisi dengan kantong plastik
hal seperti sumber daya manusia, berwarna kuning dan sampah non medis
menyinergikan dan mengintegrasikan sistem dilapisi dengan kantong plastik berwarna
manajemen lingkungan ke dalam aktifitas hitam. Dalam proses pengangkutan, yaitu
rutin. Sistem manjemen rumah sakit harus troli sampah medis yang digunakan
dapat mempertanggungjawabkan dan mengalami kebocoran, sehingga sampah
dipertanggung jawabkan, aktifitas apa saja medis berceceran di jalan saat proses
yang akan dilakukan, siapa yang akan pengangkutan sampah medis ke lokasi
melaksanakan aktifitas tersebut.RSUD pembuangan akhir.Yang peneliti temui
Arifin Achmad telah membentuk Bagian darah dari organ tubuh berceceran di jalan.
Instalasi Sanitasi dan Pertamanan untuk Dalam Keputusan Menteri Kesehatan
menjalankan tugas yang berhubungan Republik Indonesia No. 1204 disebutkan
dengan limbah medis. Bagian Instalasi bahwa persyaratan dalam proses
Sanitasi dan Pertamanan RSUD Provinsi pengumpulan dan pengangkutan, pengelola
Riau dibentuk pada bulan Februari Tahun harus mengumpulkan dan mengemas pada
2011. Dulunya masih tergabung dengan tempat yang kuat. Dalam proses
Bagian Rumah Tangga RSUD Arifin pemusnahan, yaitu tiap harinya masih
Achmad Provinsi Riau.Jumlah petugas banyak sisa sampah medis yang belum
pengelola Bagian Instalasi Sanitasi Dan terbakar karena kapasitas mesin pemusnah
Pertamanan RSUD Arifin Achmad Provinsi sampah (incenerator) tidak mencukupi. Saat
Riau terdiri dari 5 orang yaitu Kepala ini RSUD Arifin Achmad menggunakan
Instalasi, Penanggung Jawab Anggaran, mesin pemusnah sampah (incenerator)
Pelaksana Pengawasan Kebersihan berkapasitas 150 kg berjumlah 2 unit.
Ruangan, Pelaksana Pengawasan Taman Sedangkan sampah medis yang dihasilkan
Dan Halaman, Limbah Dan 3r, dan perharinya melebihi 150 kg Mesin
Administrasi serta 1 orang staff bagian incinerator yang bisa dipakai hanya 1 unit
lapangan ( pengangkut sampah medis dan saja karena 1 unit lagi mengalami
bagian incenerator). kerusakan. Sisa sampah medis tersebut
biasanya dibakar secara manual oleh petugas
3. Pelaksanaan
incinerator, resikonya berdampak pada
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad polusi udara dan bau yang tidak
Provinsi Riau melaksanakan pengelolaan sedap.Menurut peraturan kementrian
sampah medis mengikuti keputusan menteri kesehatan (Permenkes) secara tegas
kesehatan republik indonesia nomor menyatakan bahwa sampah medis atau
1204/MENKES/SK/X/2004 pengelolaan limbah Rumah Sakit tidak dibenarkan
sampah medis meliputi penampungan, tertumpuk diruangan terbuka karena
pengangkutan dan pembuangan akhir. dikhawatirkan menimbulkan bahaya bagi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti masyarakat disekitarnya, bagi
dilapangan masih terdapat kesalahan. Dalam pengunjung dan juga petugas Rumah Sakit.
proses penampungan (pewadahan), yaitu Saat ini RSUD Arifin Achmad telah

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 5


bekerjasama dengan pihak ketiga (PT. Berdasarkan hasil survey peneliti, RSUD
Mendjangan) untuk penambahan sarana Arifin Achmad telah menyiapkan biaya
mesin incenerator berkapasitas 1000 operasional untuk seluruh kegiatan
Kilogram, namun mesin incinerator tersebut pengelolaan limbah medis.Namun, untuk
belum bisa dipakai untuk proses biaya operasional sarana pemusnahan
pembakaran sampah medis karena belum sampah medis atau incenerator masih belum
dilakukan uji fungsi dan serah terima dari tuntas.RSUD Arifin Achmad menunggu
pihak ketiga serah terima dari pihak ketiga tentang biaya
operasional inceinerator tersebut.Hal itu
4. Pengawasan menjadi salah satu faktor pengahambat
manajemen limbah medis RSUD Arifin
Pengawasan merupakan fungsi yang Achmad.
harus dilakukan setelah perencanaan,
pengorganisasian, dan pelaksanaan dalam 2. Sumber Daya Manusia (SDM)
manajemen, begitu juga dalam manajemen
limbah medis di RSUD Arifin Achmad Jumlah petugas Bagian Instalasi Sanitasi
Provinsi Riau.Pengawasan atau controlling Dan Pertamanan RSUD Arifin Achmad
dapat dianggap sebagai aktifitas untuk Provinsi Riau berjumlah 8 orang. Dalam
menemukan, mengoreksi penyimpangan- proses pengelolaan limbah medis terdapat
penyimpangan penting dalam hasil yang tiga bagian mulai dari proses penampungan
dicapai dari aktifitas – aktifitas yang telah sampah medis atau pewadahan, proses
dilaksanakan.Yang melakukan pengawasan pengangkutan sampah medis, dan proses
terhadap limbah medis di RSUD Arifin pemusnahan sampah medis atau
Achmad Provinsi Riau adalah Departemen pembuangan akhir. Berdasarkan hasil survey
Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup peneliti, di RSUD Arifin Achmad petugas
Provinsi Riau.Departemen Kesehatan dan yang melaksanakan ketiga proses tersebut
Badan Lingkungan Hidup selalu memantau berjumlah 1 orang. Petugas tersebut diluar
kualitas air (air bersih dan air limbah), serta dari organisasi yang peneliti sebutkan pada
memantau udara outdoor (pemantauan tabel 3.5.Seharusnya petugas yang
kualitas udara ambient, pemantauan kualitas mengelola ketiga bagian tersebut jumlahnya
udara emisi dari cerobong incenerator). ditambah karena setiap hari sampah medis
yang dihasilkan rumah sakit semakin
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi meningkat.
Manajemen Limbah Medis RSUD Arifin
Achmad KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian peneliti dari Manajemen limbah medis di RSUD Arifin
manajemen perencanaan, manajemen Achmad sudah terlaksana, namun belum
pengorganisasian, manajemen pelaksanaan, bisa dikatakan terlaksana secara maksimal
dan manajemen pengawasan dalam karena penerapan manajemen dalam
pengelolaan limbah medis di RSUD Arifin pengelolaan limbah medis, mulai dari
Achmad ditemukan beberapa hal yang manajemen perencanaan, manajemen
menjadi penghambat dalam kegiatan pengorganisasian, manajemen pelaksanaan,
tersebut, yaitu : dan manajemen pengawasan terdapat
beberapa kekurangan. Hal tersebut juga
1. Biaya operasional dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 6


peneliti temui yakni biaya operasional dan
sumber daya manusia (SDM).

DAFTAR RUJUKAN Sugiono. 2007. Metode Penelitian


Administrasi. Bandung : CV.
Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen Alfabeta.
Lingkungan Rumah Sakit. Terry, G, R, 2006. Azas – Azas Manajemen.
Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Bandung : Penerbit Alumni.
Brantas.2009. Dasar-Dasar Manajemen.. Tunggal, Hadi Setia. 2010. Undang-Undang
Bandung : Alfabeta. Rumah Sakit. Jakarta : Harvarindo.
Burhan, Burgin. 2001. Metodologi Wardoyo. 2006.Teori Organisasi dan
penelitian kualitatif. Jakarta:PT. Raja Pengorganisasian, Jakarta : Pers.
Grafindo.
Handoko. 2000.Manajemen, Jakarta: Dokumen :
Surakarya
Harsoyo. 2001.Pengelolaan, Erlangga: Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Bandung. Indonesia No 1204/Menkes/SK/2004
Hasibuan.2000.Manajemen Sumber Daya tentangPersyaratan Kesehatan
Manusia : Dasar Kunci Lingkungan Rumah Sakit.
Keberhasilan, Jakarta: Haji
Masagung. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
58 Tahun 1995.

Kep-13/MENLH/3/1999.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 7

Anda mungkin juga menyukai