Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN INOVASI

MANAGEMENT ELECTRONIC WASTE FOR CHANGE

Disusun Oleh :

Dyah Ayu Woro Wirasti (14020216120007)

Khafid Asnain (14020216120012)

Ana Maulidia (14020216120017)

Ani Nidiawati (14020216120031)

Afiani Wulandari (14020216120034)

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
DAFTAR ISI
A. Judul
Management Electronic Waste For Change

B. Latar belakang

Perkembangan teknologi perangkat elektronik yang semakin pesat seiring


dengan perkembangan zaman yang mengakibatkan kebutuhan manusia akan
barang elektronik mengalami peningkatan. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan persaingan pasar elektronik juga berdampak pada produksi perangkat
elektronik yang selalu diperbaharui, perubahan model dan perkembangan
teknologi yang sangat cepat telah merubah gaya hidup masyarakat untuk
selalu mengikuti teknologi terbaru. Kemajuan teknologi yang pesat
mengakibatkan masa pakai alat elektronik yang digunakan saat ini semakin
pendek. Masa pakai perangkat elektronik yang semakin pendek berdampak
pada munculnya limbah elektronik atau yang dikenal sebagai electronic waste
atau e-waste.

Sampah elektronik (e-waste) adalah limbah yang berasal dan peralatan


elektronik yang telah rusak, bekas dan tidak dipakai lagi oleh pemiliknya.
Sampah elektronik merupakan jenis limbah yang pertumbuhannya paling
tinggi tiap tahunnya. Menurut estimasi Badan Program Lingkungan Hidup
PBB (UNEP), setiap tahun dihasilkan 20-50 juta ton limbah elektronik dari
seluruh penjuru dunia. Tingkat kemampuan daur ulangnya tak lebih dari 10
persen. Sementara, peningkatan volumelimbah elektronik per tahunnya
diperkirakan mencapai 3-5 persen, atau tiga kali lebih cepat daripada limbah
umum.

Padahal jika ditelaah, Limbah elektronik dianggap sebagai produk limbah


berbahaya yang relatif baru yang berasal dari peralatan listrik dan elektronik,
namun limbah produk elektronik juga mengandung komponen berharga yang
mempunyai nilai ekonomi jika di daur ulang (Perkins et al., 2014). Ada 3
kategori dari limbah elektronik, yaitu peralatan rumah tangga (kulkas dan
mesin cuci), telekomunikasi (computer, monitor, dan laptop), dan peralatan
konsumen (TV, pemutar DVD, ponsel, mp3 player) (Perkins et al., 2014;
UNEP, 2007).

Dalam setiap sampah elektronik terkandung material dan logam


berharga disamping juga mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
yang dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan jika
sampah elektronik tidak dikelola dengan baik. Kadmium dapat bio-
menumpuk di lingkungan dan sangat beracun bagi manusia, khususnya ginjal
dapat mempengaruhi dan tulang. Hal ini juga salah satu dari enam zat beracun
yang telah dilarang di Eropa tentang Pembatasan Hazardous Substances
(RoHS) Directive. Selain monitor CRT, plastik, termasuk polyvinyl chloride
(PVC) kabel digunakan untuk papan sirkuit cetak, konektor, sampul plastik
dan kabel.

Ketika dibakar atau tanah-diisi, rilis PVC ini dioxin yang memiliki efek
yang merugikan pada sistem reproduksi dan kekebalan tubuh manusia.
Merkuri (Hg), yang digunakan dalam perangkat pencahayaan dalam display
layar datar, bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, ginjal dan otak,
dan bahkan dapat diteruskan kepada bayi melalui ASI. Barang-barang
elektronik mengandung berbagai zat beracun lainnya seperti timbal (Pb),
berilium (Be), brominated flame dan polychlorinated biphenyls (PCB).

Kita sebagai pengguna barang elektronik juga dapat melakukan tindakan


pencegahan seperti menjaga dan merawat barang elektronik, dimana
sebaiknya kita menggunakan barang tersebut secara bijak, mematikan jika
tidak digunakan agar masa penggunaannya lebih lama. Selain itu jika barang
elektronik kita mengalami masalah saat pemakaian sebaiknya dilakukan upaya
untuk memperbaiki barang elektronik tersebut daripada membuangnya begitu
saja.

Kita sebagai salah satu masyarakat pengguna barang elektronik juga


seharusnya turut membantu meningkatkan kesadaran masyarakat lain tentang
daur ulang sampah elektronik salah satunya dengan gerakan peduli lingkungan
untuk membantu daur ulang sampah elektronik.
C. Rumusan Masalah

Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan peningkatan e-waste


(limbah elektronik) secara signifikan. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang dampak limbah elektronik menyebabkan menumpuknya limbah
elektronik yang sebenarnya sampah elektronik memiliki kandungan racun yang
dikategorikan sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) karena
mengandung substansi berbahaya seperti timbal, merkuri, dan kadmium. Jika kita
terkontaminasi limbah itu, tubuh bisa mengalami kerusakan pada sistem saraf,
ginjal dan otak.

Metode pengelolaan limbah elektronik dengan pembakaran (combution)


kurang sesuai bila diterapkan sebab sampah yang mengandung logam berat ini
dibakar akan menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat
berbahaya, pasalnya senyawa-senyawa kimia dalam sampah elektronik ketika
dibakar dapat membuat senyawa baru yang lebih berbahaya dan berifat
karsogenik. Selain itu, senyawa baru tersebut bisa dengan mudah terbawa udara
dan mengkontaminasi orang lain.

Di samping itu, pengolahan limbah elektronik berbeda dengan sampah


organik yang dapat diolah oleh masyarakat sendiri dengan menjadikannya
sebagai pupuk. Oleh karena itu, kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai
permasalahan urgen di Indonesia sehingga membutuhkan solusi cerdas yang
cepat dan tepat dalam pengolahannya.

Penanganan limbah tersebut bisa diatasi melalui metode baru yakni


integrasi seni yang merupakan suatu inovasi yang mengutamakan nilai seni dan
nilai fungsi dari limbah tersebut. Sehingga bisa dijadikan peluang dalam
mendirikan bisnis yang menjanjikan dan ramah lingkungan apabila diterapkan
secara masif. Komponen-komponen yang biasanya dikubur, dileburkan, atau
diekspor, akan dipilah kembali menjadi bagian yang tidak terlalu rusak fisiknya
sehingga akan mempermudah dalam proses pembuatan karya seni yang memiliki
nilai jual.
D. Tujuan Kegiatan
1. Mengenalkan sampah elektronik dan dampaknya apabila tidak diolah
secara tepat.
2. Memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan limbah elektronik
menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual

E. Alternatif Pemecahan Masalah


1. Sosialisasi mengenai bahaya e-waste atau limbah elektronik.
2. Memberikan pembekalan mengenai cara pengolahan e-waste menjadi
barang yang bernilai seni.
3. Memberikan edukasi mengenai cara memasarkan barang hasil olahan
e-waste untuk dapat dijual.

F. Hasil yang Diharapkan


1. Terciptanya suatu kegiatan yang bisa menumbuhkan kesadaran peserta
sosialisai mengenai bahaya e-waste atau limbah elektronik.
2. Peserta sosialisasi mendapat ketrampilan mengolah sampah elektronik
menjadi suatu karya seni.

G. Mitra
Kami bekerjasama dengan Owner Lilo Fang-fang (Bapak Indaryanto) dan
anak-anak sekitar lingkungan rumah Bapak Indaryanto.
 Sejarah Singkat Lilo Fang-fang
Lilo Fang-fang adalah suatu usaha yang dirintis oleh pak Indaryanto yang
bergerak di bidang seni&kerajinan daur ulang yang memanfaatkan sampah
elektronik. Awal mulanya penggunaan kata Fang-fang berasal dari kata
“pang-pang” yang artinya ranting yang bercabang-cabang. Pada awal
mulanya Pak Indaryanto memanfaatkan ranting-ranting yang ada
disekitarnya untuk dimanfaatkan menjadi suatu karya seni yang memiliki
nilai estetika yang tinggi. Lama kelamaan Pak Indaryanto merambah ke
limbah elektronik sebagai bahan baku yang diolahnya menjadi robot-
robotan, gantungan kunci, dan lain-lain.

H. Target Sasaran Kegiatan


Proyek ini menargetkan kepada anak-anak kisaran SD hingga SMP. Alasan
utama kami memilih anak-anak karena anak-anak memiliki tingkat antusiasme
yang lebih tinggi jika dibandingkan orang dewasa. Selain bermain-main kami
pun juga memberikan edukasi kepada mereka agar paham mengenai sampah
elektronik dan dampaknya pada lingkungan. Dengan adanya proyek ini kami
mengharapkan agar dapat menciptakan daya kreasi anak sejak dini. Selain itu
dengan mengajarkan mengolah atau memanfaatkan limbah menjadi robot-
robotan dapat mengedukasi mereka bahwa sebenarnya limbah elektronikpun
dapat diubah menjadi barang yang memiliki nilai guna dan nilai estetika.

I. Hasil Kegiatan

Project ini telah diadakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2019. Acara dimulai pukul
16.00 dengan 10 menit pembukaan oleh ketua pelaksana. Kegiatan ini diadakan di
rumah pak Indaryanto tepatnya di Jalan Anjasmoro Tengah. RT 06 / RW 06, Kota
Semarang – Jawa Tengah. Kegiatan ini berjalan dari pukul 16.00 – 17.30 WIB.
Kegiatan yang kami lakukan antara lain penyuluhan mengenai limbah elektronik
oleh kami yang kemudian dilanjutkan dengan pelatihan kerajinan dari limbah
elektronik oleh Bapak Indaryaryanto. Kerajinan berupa Action Figure sederhana.
Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan sesi foto bersama anak-anak dan
bapak Indaryanto. Setelah itu kami memberikan bingkasan kepada Bapak
Indaryanto. Tak lupa kami pun memberikan kenang-kenangan kepada anak-anak
yang telah berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan yang telah kami lakukan.
J. Rundown Kegiatan
Hari, Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019

No Waktu Rincian Kegiatan


Pembukaan acara yang dilakukan oleh
Ketua Pelaksana Kelompok Management
Electronic waste for Change yaitu Khafid
16.00 – 16.10
1 Asnain. Peserta pelatihan seharusnya
10’
berjumlah 16 anak, namun pada saat
pelaksanaan anak-anak sekitar banyak
yang tertarik kemudian ikut bergabung.
Setelah acara pembukaan kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan
kelompok kecil berjumlah 3 kelompok.
Masing-masing kelompok dijelaskan
mengenai sampah elektronik dan bahaya
membuang limbah elektronik jika dibuang
16.10 – 16.30 sembarangan yang dijelaskan oleh PJ
2
20’ masing-masing kelompok. Masing-masing
peserta diberikan brosur mengenai limbah
elektronik dan cara penanganannya.
PJ masing-masing kelompok :
PJ Kelompok 1 : Ani
PJ Kelompok 2 : Ana & Wulan
PJ Kelompok 3 : Ayu & Khafid
Setelah penyuluhan mengenai limbah
elektronik selesai, kemudian dilanjutkan
16.30 – 17.15
3 dengan pelatihan kerajinan dari limbah
45’
elektronik oleh Bapak Indaryaryanto.
Kerajinan berupa Action Figure sederhana.
4 17.15 – 17.30 Sesi foto kelompok beserta hasil karya
5’ peserta kemudian penutupan dan
pembagian snack peserta.
K. Jabatan
Ketua : Khafid Asnain
Sekretaris : Afiani Wulandari
Bendahara : Dyah Ayu Woro Wirasti
Humas : Ana Maulidia
Acara : Ani Nidiawati
L. RINCIAN BIAYA

A. PEMASUKAN
Kas Kelompok 5 x @Rp80.000,- Rp400.000,-

B. PENGELUARAN
ATK Rp14.000,-

Bahan Elektronik Bekas Rp46.000,-

Jasa Pembicara Rp200.000,-

Snack Peserta 18 x @Rp5.600,- Rp100.800,-

Snack Pembicara & Bapak RT Rp40.000,-

Total Pengeluaran Rp400.000,-

SALDO Rp0,-

M. Sumber Dana
- Kas Kelompok

N. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami sampaikan untuk menjadikan
perhatian, kami berharap laporan ini mampu memberikan gambaran yang
jelas tentang kegiatan yang telah kami selenggarakan. Atas perhatian dan
kerjasama yang diberikan kami ucapkan banyak terima kasih.
LAMPIRAN
1. Brosur Limbah Elektronik
2. Surat Persetujuan Kerjasama
3. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai