Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUGAS ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) DAN DAMPAKNYA

Oleh:
Avril Nabila Fanny 215050034
Maryam Alifya Aminda 215050033
Haura Azzahra Zain 215050017
Muhammad Fazri Darmawan 215050030
Annisa Wahyuningsih 215050032
Anindia Cannisa Puteri 205050027

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia
yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami mengharapkan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Jakarta, 1Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE)
2.2 Jenis Sampah Elektronik
2.3 Dampak Sampah Elektronik
2.4 Cara Pengelolahan Sampah Elektronik

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada zaman globalisasi ini banyak sekali pengaruh yang ditimbulkan oleh perkembangan
zaman. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk yang terus bertambah membuat terciptanya
teknologi baru yang semakin canggih dan dapat digunakan sebagai alat pemenuh kebutuhan.
Dalam kehidupan sekarang semua orang tidak bisa jauh dari teknologi terutama pada
elektronik. Peralatan elektronik sangat dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan hidup
ataupun menunjang berjalannya Lembaga-lembaga dan Perusahaan membutuhkan
membutuhkan peralatan elektronik tersebut. Penggunaan alat-alat elektronik bisa
menimbulkan limbah elektronik. Limbah elektronik muncul karena maraknya penggunaan
alat elektronik yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagu dan barang tersebut dibuang begitu
saja, maka jadi sampah elektronik. Limbah elektronik termasuk salah satu jenis yang
pertumbuhannya sangat cepat dari segi kuantitas ataupun Tingkat bahaya.Limbah elektronik
yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi masalah bagi Masyarakat. Peningkatan jumlah
limbah elektronik didasari oleh tingginya tingkat konsumtif Masyarakat terhadap
penggunaan elektronik dan tingginya kecenderungan terhadap perubahan model
terbaru.Limbah elektronik secara umum adalah semua laat elektronik yang sudah tidak
berguna atau sudah tidak menghasilkan manfaat. Berbeda dengan jenis limbah lainnya,
limbah elektronik sulit didaur ulang. Limbah elektronik terbagi menajdi limbah elektronik
kering dan basah, Dimana setiap limbah elektronik akan menguraikan zat-zat kimisa seacara
langsung ataupun tidak langsung, Hal ini bisa meningkatkan pencemaran baik di udara, air,
dan tanah. Oleh karena itu, limbah elektronik dikategorikan sebagai limbah bahan beracun
dan berbahaya (B3), karena mengandung subtansi yang berbahaya seperti timbal, merkuri,
cadmium, dll.Laju timbulnya limbah elektronik yang tinggi menyebabkan proses akumulasi
pencemaran menjadi cepat dan membawa dampak bagi Kesehatan dan lingkungan. Limbah
elektronik di Indonesia mengalami peningkatan drastis dalam kurun waktu 2 tahun terakhir,
yakni dari tahun 2014 hingga 2016. Negara maju lebih banyak menggunakan alat elektronik
dibandingkan negara berkembang, namun negara maju tidka bisa mendaur ulang limbah
elektronik tersebut. Hal ini membuat negara maju melakukan ekspor limbah elektronik
kepada negara berkembang seperti India, China dan Indonesia.Di Indonesia, masih minim
kesadaran terhadap bahaya limbah elektronik, pemahaman Masyarakat bahwa aman-aman
saja menyimpan alat elektronik yang sudah rusak dan tidak terpakai, yang tanpa disadari bisa
menganggu Kesehatan dan lingkungan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian sampah elektronik


2. Untuk mengetahui dampak dari sampah elektronik
3. Memgetahui Pengelolahan sampah elektronik

1.3 TUJUAN

Tujuan makalah tentang sampah elektronik dapat mencakup pemahaman lebih dalam tentang
dampak lingkungan, potensi bahaya kesehatan, serta upaya mitigasi dan pengelolaan yang
berkelanjutan terhadap masalah ini. Selain itu, makalah tersebut dapat menyoroti pentingnya
kesadaran masyarakat dan kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah elektronik secara
bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Sampah Elektronik (E-Waste)


Sampah elektronik atau dikenal dengan sebutan electronic waste (e-waste) atau waste of
electronic and electrical equipment (WEE) merupakan barang elektronik atau elektrik yang
sudah tidak dipakai lagi (baik rusak atau sudah tidak mau dipergunakan lagi) dan diniatkan untuk
dibuang seperti misalnya televisi, monitor komputer, CPUs (Computer Central Processing
Units), kulkas, mobile phone, laptop, printer, scanner.E-waste menjadi masalah, karena
kecepatan regenerasi yang dipengaruhi perkembangan teknologi, khususnya semikonduktor yang
sangat pesat dan cenderung semakin murah. Akibatnya, barang elektronik dapat diproduksi
dengan fungsi yang semakin beragam dengan harga yang semakin terjangkau. Pada awalnya di
negara maju pengelolaan akhir e-waste adalah penimbunan dalam landfill. Namun karena
volumenya semakin meningkat, menyebabkan ketersediaan daya dukung serta keterbatasan
landfill menurun.Di Indonesia, masalah e-waste menjadi perhatian serius dikarenakan, selain
berbahaya, peningkatan volume impornya cukup signifikan Pertumbuhan sampah elektronik tiga
kali lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sampah domestik. Indonesia juga termasuk negara
yang kerap mengimpor sampah elektronik untuk dijadikan bahan baku industri di dalam
negeri.Menurut PP No. 101 Tahun 2014, limbah elektronik tergolong ke dalam limbah B3
dimana perlu dilakukan penanganan khusus, tidak seperti sampah pada umumnya. Sebagian
besar limbah elektronik dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
karena mengandung komponen atau bagian yang terbuat dari substansi berbahaya (seperti timbal,
merkuri, kadmium, dan lainnya). B3 adalah zat energi dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau membahayakan lingkungan hidup manusia, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain.Namun, limbah elektronik juga mengandung berbagai
material berharga seperti logam mulia dan logam tanah langka (rare earth elements) sehingga
banyak dilakukan upaya untuk me-recovery-nya
2.2 Jenis Sampah Elektronik (E-Waste)
Jenis Limbah Elektronik Menurut Parlemen Uni Eropa dalam instruksinya no.
2002/96/EC menggolongkan jenis jenis E-Waste sebagai berikut :
A. Peralatan rumah tangga berukuran besar (Large household appliances,berlabel Large)
Seperti : mesin pendingin ruangan (AC),mesin cuci,lemari es,kulkas dan oven.
B. Peralatan rumah tangga berukuran kecil (Small household appliances,berlabel small TH-1)
Seperti : Kipas angin,kompor,blender,toaster dan vacuum cleaner
C. Peralatan komunikasi dan teknologi informasi (IT dan telecomunications equipment,berlabel
ICT)
Seperti :Komputer,laptop,printer,telepon,modem,handphone,mesin fax,mesin
scan,modem,router,scanner,earphone,powerbank,charger,webcam,keybord,mouse.
D. Peralatan hiburan elektronik (consumer equipment,dengan label CE)
Seperti : TV,Radio,kamera,pemutar audio dan pemutar DVD/CD
E. Perlengkapan pencahayaan (Lighting equipment dengan label Lighting)
Seperti : Lampu meja dan Lampu gantung
F. Alat alat listrik dan elektronik (Electrical and electronic tools,with the exception of large scale
stationary industrial tools,dengan label E&E tools)
Seperti : mesin bor,kabel listrik,baterai dan extension card
G. Mainan elektronik dan peralatan olahraga (Toys,leisure and sports equipment dengan label
toys)
Seperti : mainan alat music anak,mobil mobilan
H. Perangkat Medis (Medical devices with the exception of all implanted and infected
product,dengan label medical equipment)
Seperti : Termometer digital dan alat pengukur tensi digital
I. Alat monitoring dan alat kontrol (Monitoring and Control instrument,dengan label M&C)
Seperti : Walkie talkie

2.3 Dampak Sampah Elektronik


Dampak sampah elektronik (e-waste) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia
sangat penting. Berikut ini adalah beberapa dampak sampah elektronik yang ditemukan
dalam penelitian:
1. Pencemaran lingkungan: Sampah elektronik mengandung bahan-bahan
berbahaya dan beracun, seperti merkuri, lead, dan baterai yang mengandung
ammonia.
2. Kesehatan manusia: Dampak sampah elektronik terhadap kesehatan manusia
meliputi risiko merusak kesehatan faktor lingkungan, seperti kanker, leukemia,
dan masalah reprodusi. Selain itu, beberapa komponen elektronik mungkin
mengandung bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit.
3. Pengaruh lingkungan: Sampah elektronik memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara. Selain itu,
pengangkutan sampah elektronik dapat menyebabkan kebocoran dan pencemaran
daerah alir.

2.4 Cara Pengelolaan Sampah Elektronik


1. Pengurangan: Mengurangi penggunaan barang elektronik yang tidak
diperlukan dan memilih produk yang lebih tahan lama dan mudah
diperbaiki.
2. Pengumpulan: Mengumpulkan sampah elektronik dan memisahkannya
dari sampah rumah tangga lainnya.
3. Pengangkutan: Mengangkut sampah elektronik ke tempat pengolahan
yang sesuai.
4. Pengolahan: Memproses sampah elektronik dengan cara yang aman dan
ramah lingkungan, seperti daur ulang atau pemulihan bahan.
Contoh pengelolaan yang benar adalah dengan memisahkan barang-barang elektronik yang
sudah tidak terpakai, seperti handphone, laptop, dan perangkat elektronik lainnya, kemudian
menyerahkannya kepada pihak yang berwenang untuk didaur ulang atau didaur ulang.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Sampah Elektronik (E-Waste), dapat


disimpulkan bahwa sampah elektronik merupakan barang elektronik atau elektrik yang sudah
tidak dipakai lagi dan diniatkan untuk dibuang. Sampah elektronik menjadi masalah karena
kecepatan regenerasi yang dipengaruhi perkembangan teknologi yang sangat pesat dan
cenderung semakin murah. Sampah elektronik mengandung bahan-bahan berbahaya dan
beracun, seperti merkuri, lead, dan baterai yang mengandung ammonia. Dampak sampah
elektronik terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia sangat penting, seperti
menyebabkan pencemaran lingkungan, risiko merusak kesehatan faktor lingkungan, dan
menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara. Oleh karena itu, pengelolaan sampah elektronik
harus dilakukan dengan tepat dan hati-hati mengingat sampah elektronik mengandung bahan
berbahaya dan beracun. Ada beberapa cara pengelolaan sampah elektronik yang dapat dilakukan,
seperti mengurangi penggunaan barang elektronik yang tidak diperlukan, mengumpulkan
sampah elektronik dan memisahkannya dari sampah rumah tangga lainnya, mengangkut sampah
elektronik ke tempat pengolahan yang sesuai, dan memproses sampah elektronik dengan cara
yang aman dan ramah lingkungan, seperti daur ulang atau pemulihan bahan. Dalam upaya untuk
meminimalisir sampah elektronik, dapat dilakukan dengan membeli barang yang ramah
lingkungan, mendaur ulang dan mengelola sampah elektronik dengan benar, serta memperbaiki
barang elektronik yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, W. (2013). "Dampak Kandungan Logam Berat dalam Sampah Elektronik


Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Manusia"
https://repository.upnjatim.ac.id/7264/2/1.pdf
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/semnas-ps/article/view/16877/9164
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/25320/4434

Anda mungkin juga menyukai