Anda di halaman 1dari 13

PRODUKSI BERSIH

PENILAIAN ALIRAN LIMBAH ELEKTRONIKA DI DKI JAKARTA

MENGGUKANAKAN MATERIAL FLOW ANALYSIS (MFA)

Disusun Oleh:

Arif Cahya Pradana 25117108

Dosen Pengampu:

Tastaptyani Kurnia Nufutomo, S.Si, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
tugas mata kuliah Produksi Bersih ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan bantuan baik materi maupun pikirannya.

Tugas ini merupakan suatu bentuk aplikasi dari pembelajaran yang telah didapat
dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, penyusun juga berharap, hadirnya artikel ini
dapat bermanfaat bagi orang lain.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, dengan penuh kerendahan


hati, penyusun menyadari bahwa apa yang dituliskan di sini masih jauh dari kesempurnaan
dan tentunya tidak luput dari kesalahan. Saran dan kritik dari pembaca akan penyusun
terima. Semoga di lain waktu penyusun dapat menyusun tugas besar lebih baik lagi.

Bandar Lampung , 19 Oktober 2020

Hormat Saya,

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3

2.1 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .............................................................. 3

2.2 Limbah Elektronika (E-Waste) ................................................................................... 3

2.3 Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah ..................................................................... 3

2.3.1 Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah ................................................................... 3

2.3.2 Peraturan Tentang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ........................................... 4

2.4 MFA (Material Flow Analysis) ................................................................................... 4

2.4.1 MFA (Material Flow Analysis) ................................................................................. 4

2.4.2 Metodologi MFA (Material Flow Analysis) ............................................................. 4

BAB III ...................................................................................................................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................. 6

3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................................... 6

3.2 Hasil Dan Pembahasan ................................................................................................ 6

3.2.1 Analisis Aliran Material ............................................................................................ 6

BAB IV ...................................................................................................................................... 9

PENUTUP.................................................................................................................................. 9

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9

4.2 Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah pencemaran lingkungan yang menjadi perhatian di seluruh dunia
adalah pengelolaan limbah elektronik. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan pesat dalam
penggunaan produk elektronik. Inovasi teknologi yang sangat cepat dan penggantian sampah
(Shah dan Batool 2015). Perangkat elektronik sangat sulit dipisahkan dari kehidupan orang-
orang. Selain itu, keberadaan peralatan listrik dan elektronik menjadi lebih pendek dan
menjadi usang. Oleh karena itu, semakin tinggi peralatan elektronik yang diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan
laju limbah elektronika di tempat pembuangan sampah di hampir semua negara.

Pengelolaan limbah elektronika di Indonesia belum memiliki regulasi khusus. Dengan


demikian, hal ini memiliki potensi untuk memunculkan masalah yang sangat kompleks
seperti laju timbulan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pendidikan, gaya
hidup, tingkat pendapatan. Jadi, untuk membantu mengembangkan pengelolaan dengan
benar. Sehingga perlu untuk mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan mengalirkan material
limbah secara rinci. Dengan demikian akan dapat membantu pemangku kepentingan yang
terkait untuk mengetahui siapa saja pihak yang terlibat dalam "munculnya" limbah, untuk
memprediksi dampak lingkungan dan menyelaraskannya dengan strategi penanganan yang
efektif. Dari sudut pandang ini, dipandang perlu untuk mengetahui aliran limbah elektronika
di DKI Jakarta. Selain itu, dapat mengidentifikasi dan menganalisis potensi pengelolaan e-
waste yang berkelanjutan.

Dalam studi ini, akan dipetakan aliran dan penentuan tingkat laju timbulan limbah
elektronika di DKI Jakarta. Untuk dapat menganalisa laju limbah elektronika dari rumah
tangga akan menggunakan analisa aliran material (MFA). Brunner dan Rechberger, (2004)
menjelaskan bahwa MFA adalah metode yang cocok untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam pengelolaan limbah dan sumber daya. Beberapa penelitian yang telah
dilakukansebelumnya terkait dengan penggunaan metode MFA dalam analisis laju timbulan
limbah (Duygan dan Meylan, 2015; Kalmykova et al., 2015; Zeng et al., 2015).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menganalisa laju limbah elektronika dari rumah tangga dengan
menggunakan analisa aliran material (MFA).
2. Bagaimana alur pengelolaan limbah elektronika di DKI Jakarta

1.3 Tujuan
1. Mengetahui metode MFA yang digunakan untuk menganalisa
2. Mengetahui alur pengelolaan limbah elektronika di DKI Jakarta.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun..

2.2 Limbah Elektronika (E-Waste)


Limbah elektronik umumnya dipahami sebagai peralatan elektronik dan elektrik yang
tidak dipakai dan atau tidak berfungsi atau tidak diinginkan lagi karena telah menjadi barang
yang kedaluwarsa dan perlu dibuang, baik itu dalam bentuk utuh maupun bagian.
Berdasarkan sistem perundangan di Indonesia, saat ini belum ada definisi yang spesifik
limbah elektronik. Sebagian besar limbah elektronik dikategorikan sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) karena mengandung komponen atau bagian yang terbuat dari
substansi berbahaya (seperti timbal, merkuri, kadmium dan lainnya) unsur tersebut
merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan (Wahyono, 2012). Teknis pemrosesan
limbah elektronik yang dilakukan oleh sektor informal umumnya sederhana seperti dengan
cara dilelehkan (dipanaskan), dibakar, atau ekstraksi dalam larutan yang sangat asam. Tata
laksananya masih terlalu sederhana sehingga pemrosesan tersebut umumnya berdampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan baik itu kesehatan para pelakunya maupun masyarakat
yang tinggal di sekitarnya. Berbagai unsur atau senyawa berbahaya terlepas atau dibuang ke
lingkungan tanpa kendali.

2.3 Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah

2.3.1 Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah


Menurut Undang-undang (UU) No. 18 tahun 2008, Pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Sampah yang dimaksud dalam peraturan ini
diantaranya sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah
spesifik. E-waste termasuk kedalam sampah spesifik yang berarti sampah yang

3
mengandung bahan berbahaya dan beracun atau sampah yang mengandung limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3).

2.3.2 Peraturan Tentang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup menyatakan setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau menimbun B3 wajib
melakukan pengelolaan B3. Apabila pihak yang terkait tidak mampu melakukan
sendiri pengelolaan limbah B3 maka pengelolaannya harus diserahkan kepada pihak
lain yang telah mendapat izin dari menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

2.4 MFA (Material Flow Analysis)

2.4.1 MFA (Material Flow Analysis)


Material Flow Ananlysis (MFA) adalah analisis aliran material yang
merupakan penilaian sistematis terhadap proses aliran dan persediaan bahan
(material) dalam sistem yang didefinisikan dalam ruang dan waktu. Berhubungan
dengan sumber, jalur, dan hingga akhir dari suatu material. MFA memberikan
serangkaian informasi lengkap dan konsisten tentang semua arus dan persediaan
bahan tertentu dalam suatu sistem. Dengan menyeimbangkan input dan output, arus
limbah dan beban lingkungan menjadi terlihat, dan penggunaannya sumber dapat
diidentifikasi Penipisan atau akumulasi stok material adalah diidentifikasi cukup dini
baik untuk mengambil tindakan pencegahan atau untuk mempromosikan lebih lanjut
penumpukan dan pemanfaatan masa depan (Brunner dan Rechberger, 2004). Menurut
European Union , analisa aliran material menjadi salah satu metode yang paling dapat
diandalkan dalam deteksi kuantitatif dan diterapkan sebagai ultilitas dasar dalam
sistem manajemen limbah. Kompleksitas sistem pembuangan sampah yang terus
meningkat, sehingga memiliki ketergantungan lebih antara beberapa proses.

2.4.2 Metodologi MFA (Material Flow Analysis)


Metode MFA terdiri dari beberapa variasi metode seperti yang disarankan oleh
lembaga lingkungan Eropa untuk menganalisis tingkat potensial dari pembuangan
limbah elektronika seperti metode time step, metode pasokan pasar, metode Carnegie
Mellon, dan beberapa metode pendekatan lainnya. Metode yang sesuai untuk

4
memodelkan sistem pengelolaan sampah maupun limbah adalah analisa aliran
material (Material Flow Analysis/MFA).

Tujuan MFA (Material Flow Analysis) :


 Mengurangi kompleksitas sistem.
 Menggambarkan suatu sistem aliran material dan stok dengan defenisi
jelas.
 Menilai aliran relevan dan stok dalam istilah kuantatif hasil saat ini
tentang aliran dan stok dari suatu sistem dengan cara yang tepat
direproduksi , dimengerti, dan transparan.
 Menggunakan hasil sebagai dasar untuk mengelola sumber daya ,
lingkungan, dan limbah, khususnya untuk penjelasan berikut :
 Pengenalan awal akumulasi yang berpotensi berbahaya atau
bermanfaat dan pengurangan stok, serta untuk prediksi beban
lingkungan dimasa depan berdasarkan waktu berkala.
 Pengaturan prioritas tentang langkah-langkah untuk
perlindungan lingkungan, konservasi sumber daya dan
pengelolaan limbah (apa yang paling penting dan apa yang
terjadi terlebih dahulu).

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2018. Penelitian
lapangan dilakukan di DKI Jakarta. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara purposif
dengan berbagai pertimbangan, seperti:
a. Pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta yang meningkat secara signifikan yang
berpotensi meningkatkan laju timbulan limbah elektronika.
b. Tidak tersedianya data terkait volume sampah elektronik di rumah tangga dan
sektor informal daur ulang sampah elektronik.
c. Belum optimalnya pengelolaan limbah elektronika di DKI Jakarta dan secara
umum di Indonesia.

3.2 Hasil Dan Pembahasan

3.2.1 Analisis Aliran Material


Dari hasil survei yang telah dilakukan pada rumah tangga dan sektor informal
dapat diketahui jenis dan jumlah barang elektronik yang kemudian digunakan sebagai
dasar untuk menentukan potensi dari e-waste generation. Penghitungan ini bertujuan
untuk menentukan estimasi tingkat potensi pembentukan e-waste di DKI Jakarta.
Jenis barang elektronik atau produk yang dihitung adalah produk elektronik yang
masih dalam kondisi baik dan produk elektronik yang ada di sektor informal.
Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan potensial untuk generasi e-waste
(Chung et al., 2011) sebagai berikut:

𝑊. 𝑁
𝐸=
𝐿

Dimana:
E = Potensi pembentukan e-waste (Kg / tahun)
W = Berat rata-rata dari setiap jenis produk elektronik (kg)
N = Jumlah unit produk elektronik per jenis
L = Umur rata-rata setiap jenis produk (tahun)
perhitungan potensi rata-rata laju timbulan limbah elektronika untuk setiap
orang. Ini perlu dilakukan untuk menentukan laju tingkat limbah elektronika di suatu

6
area. Oleh karena itu, untuk mengetahui potensi rata-rata laju timbulan limbah
elektronika di DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
 Jumlah timbulan limbah elektronika dari hasil survei = 7713,42 kg / tahun
 Survei dilakukan terhadap 400 rumah tangga dan 54 sektor informal.
Dari hasil kuesioner, jumlah total orang dalam keluarga adalah 1908 orang.
Dengan menggunakan formulasi di bawah ini, maka:

Total limbah
Rata − rata limbah =
Total jumlah orang dalam rumah

7713,4201
Rata − rata limbah =
1908
= 4,04 Kg/Tahun
Dari hasil perhitungan di atas, potensi e-waste generation yang dihasilkan oleh setiap
keluarga di Provinsi DKI Jakarta diperoleh sebesar 4,04 kg / tahun. Analisis aliran
material adalah model yang dapat menunjukkan hubungan antara lingkungan dan
ekonomi serta dapat mengetahui dinamika yang terjadi dalam aliran material
(Hinterberger et al. 2003). Bahan-bahan mentah yang diekstrak dari sistem alami
kemudian diolah menjadi produk-produk tertentu yang kemudian direalisasikan dalam
bentuk limbah dan sistem emisi. Analisis aliran material dapat diterapkan dalam
pengelolaan limbah sebagai kerangka kerja untuk pemodelan komposisi unsur limbah
dan mengevaluasi pemberlakuan manajemen material di divisi daur ulang. Dengan
demikian, analisis aliran material dapat menjadi alat pendukung keputusan yang
menarik dalam manajemen. Beberapa penelitian telah dilakukan menggunakan
metode analisis aliran material untuk mengukur dan menyimpulkan aliran jenis e-
waste yang terjamin (Kang dan Schoenung, 2006; Kumar dan Shrihari, 2007;
Steubing et al., 2010). Selain itu, metode analisis aliran material juga
diimplementasikan untuk mengidentifikasi rantai yang menghubungkan berbagai fase
siklus hidup e-waste dan pemangku kepentingan terkait (Streicher-Porte et al., 2005;
Jain dan Sareen, 2006).

7
Gambar 1.Peta aliran limbah elektronika di DKI Jakarta.

Dari Gambar 1 memberikan informasi tentang Analisis Aliran Massa limbah


elektronika dari rumah tangga hingga berakhir di TPA. Limbah elektronika yang
diperoleh dari rumah tangga sekitar 7713,42 kg/tahun. Selanjutnya, rumah tangga
yang memperlakukan limbah tersebut ke jasa perbaikan, kemudian menjual ke
pengumpul dan pengepul tingkat pertama. Persentase limbah elektronika yang dibawa
ke pengepul tingkat pertama kira-kira 18% atau sekitar 1388,416 kg/tahun. Selain itu,
yang dijual ke pengumpul sekitar 67% atau 5167 kg/tahun.

Selanjutnya, produk elektronika juga mengalami perbaikan di reparasi elektronik. Jasa


perbaikan juga mendapatkan limbah elektronika dari pengumpul sekitar 15%. Jadi,
total limbah elektronika di tukang reparasi sekitar 1932.211 kg/tahun. Reparasi
produk elektronik membeli limbah elektronika dari pengepul untuk mendapatkan
komponen yang masih berfungsi dan biasanya digunakan untuk mengganti komponen
yang rusak dalam produk yang diperbaiki. Selain itu, tukang reparasi juga menjual
produk elektronik yang telah diperbaiki dan berfungsi lagi di masyarakat dengan
harga yang lebih murah dan disesuaikan dengan kondisi produknya.

8
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
 Dari jumlah volume limbah elektronika yang dihasilkan dalam kurun waktu
tertentu, dan menghitung rata-rata limbahnya.
 Jumlah penduduk DKI Jakrta setiap tahun naik secara signifikan dan setiap
orang/keluarga menghasikan limbah ini seberat 4,04 Kg / tahun.
 Total limbah elektronik yang dihasilkan adalah 7713.42013 kg / tahun. Selain
itu, aliran material menunjukkan bahwa ada beberapa pemangku kepentingan
kunci dalam pengelolaan limbah elektronik di DKI Jakarta seperti,
pengumpul, pengepul tingkat pertama, pengepul tingkat kedua dan pabrik.

4.2 Saran
 Harus dilakukan penelitian lebih lanjut agar data yang dihasilkan lebih akurat
dan tidak ada kesalahan.
 Anak bangsa harus bisa mengembangkan ilmunya agar masyarakat bisa
mengurangi jumlah limbah elektronika ini dan memahami dampak akibat
limbah elektronika ini.
 Pemerintah harus gencar mendukung UMKM masyarakat yang berhubungan
dengan limbah elektronika ini (pengepul).

9
DAFTAR PUSTAKA
Chung, S., Lau, K., Zhang, C. 2011. Generation of and control measures for e-waste in Hong
Kong. Waste Manag. 31 (3), 544-554.

Duygan, M., Meylan, G. 2015. Strategic management of WEEE in Switzerland—combining


material flow analysis with structural analysis. Resour. Conserv. Recycl. 103, 98–109.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16299/05.%202%20bab%202.pdf?seque
nce=6&isAllowed=y

Jain, A,, Sareen, R. 2006. E-waste assessment methodology and validation in India, J Mater
Cycles Waste Manag. 8: 40-45 https://doi.org/10.1007/s10163-005-0145-2

Nnorom, I.C. and O. Osibanjo, 2008. E-waste (e-waste): Material flows and management
practices in Nigeria. Waste Management, 28(8): p. 1472-1479.

Streicher-Porte, M., Widmer, R., Jain, A., Bader, H.P., Scheidegger, R. and Kytzia, S. 2005.
Key drivers of the e-waste recycling system: Assessing and modelling e-waste
processing in the informal sector in Delhi, Environmental Impact Assessment Review,
Vol. 25, pp. 472-491.

10

Anda mungkin juga menyukai