Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN


SAMPAH - B

“ASPEK MANAJEMEN DAN PERATURAN PERUNDANG


UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH”

DOSEN PENGAJAR :
Catur Puspawati, ST., M. KM

DOSEN PENGAJAR :
Catur Puspawati, ST., M.KM.
Fitri Andayani, SKM, M.Sc.PH
Tugiyo, SKM, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

Nama : Mochamad Reihan Padilah


NIM : P21335119030

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah Penyehatan Tanah dan
Pengelolaan Sampah-B dengan sub bahasan mengenai “Aspek Manajemen Dan
Peraturan Perundangan Dalam Pengelolaan Sampah” ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu Catur Puspitawati,
ST., M.KM dan ibu Fitri Andayani, SKM, M.Sc.PH yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini. Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat, serta memberikan ilmu dan wawasan yang baru dan
mendalam dalam bidang Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah-B
khususnya dibidang aspek manajemen dan peraturan perundang undangan dalam
pengelolaan sampah.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami
perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat. Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya

Jakarta, Maret 2021


 

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4

2.1 Pengertian dan Konsep Manajemen...................................................................... 4


2.2 Apek-aspek Manajemen dalam Pengelolaan Sampah........................................... 7
2.3 Undang-undang Pengelolaan Sampah................................................................... 11
2.4 Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah............................................ 15
2.5 Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah................................................... 15

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup dan permasalahannya merupakan suatu kondisi yang
tengah dihadapi oleh umat manusia, baik dalam lingkup regional kedaerahan,
nasional maupun global. Pembangunan, laju pertumbuhan penduduk,
perkembangan teknologi, pola hidup dan konsumsi merupakan rangkaian
yang oleh beberapa kalangan dianggap sebagai penyebab permasalahan
lingkungan tersebut. Jika dilihat, akan tampak bahwa persoalan lingkungan
hidup mungkin saja timbul akibat proses pembangunan saja secara parsial,
sebab yang disebut sebagai pembangunan pada dasarnyaa adalah melakukan
perubahan. Akan tetapi jika disimak secara menyeluruh pembangunan
ternyata tidak berdiri sendiri, sebab pada bahagian lain aspek pertumbuhan
ekonomi, meningkatnya jumlah penduduk termasuk pola konsumsinya, serta
kemajuan teknologi justru dipergunakan sebagai indikator keberhasilan suatu
pembangunan, dan pada sisi inilah seringkali terjadi benturan dengan
permasalahan lingkungan hidup. Sebelumnya orang menduga masalah
lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang
mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara, tofografi,
geografis dan lainnya. Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas
manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Contoh
penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara
lokal yang akhirnya menyebabkan terjadinya banjir. Ketika area hutan yang
hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi
sudah berskala regional hingga pada akhirnya berkembang ke skala global.
Isu lingkungan hidup menjadi sebuah topik dikarenakan adanya kesadaran
bahwa jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan aktivitas sosial
ekonomi manusia yang mengancam lingkungan juga meningkat.
Faktor terpenting dalam permasalahan ini adalah besarnya populasi
manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk memiliki arti
pertumbuhan kawasan urban yang berimplikasi pada kebetuhan akan

1
ketersediaan lahan, juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi
ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masingmasing kebutuhan ini ada
implikasi pada lingkungan. Terlepas dari implikasi yang muncul akibat
pembangunan dan industrialisasi, yang tampak nyata adalah angka
pertumbuhan penduduk yang menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Laju pertumbuhan penduduk yang pada gilirannya akan meningkatkan
beragam kebutuhan dan sejalan dengan itu akan meningkatkan jumlah
buangan/residu atau sisa, baik dari proses konsumsi maupun hasil dari
aktifitas yang dilakukan, berupa sampah.
1. Secara sederhana, sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak
diinginkan (akhirnya dibuang) setelah suatu proses selesai atau berakhir,
sehingga dapat dinyatakan bahwa sampah adalah konsep yang ditujukan
pada manusia sekaligus konsekuensi dari adanya olah aktifitas manusia.
2. Terkait pada peningkatan volume sampah adalah jenis dan ragam,
spesifikasi serta karakteristik sampah yang bertambah dari waktu ke
waktu seiring bermunculannya material dan bahan bahan baru yang pada
gilirannya membutuhkan sistem pengolahan dan penanganan yang
berbeda dari sebelumnya, semisal sampah plastik atau sampah elektronik,
belum lagi buangan lainnya yang dikategorikan sebagai limbah terutama
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang tentunya membutuhkan
penanganan khusus dan lebih spesifik dibandingkan sampah domestik
lainnya. Oleh sebab itu, permasalahan kebersihan dan kesehatan
lingkungan (termasuk sampah) merupakan permasalahan kompleks yang
tengah dihadapi oleh semua negara, tak terkecuali Indonesia. Indonesia
sebagai negara berpenduduk terpadat ke 4 (empat) diperhadapkan pada
permasalahan pengelolaan sampah yang mencapai 200.000 ton / hari
3. Bahkan berdasarkan Riset yang dipublikasikan di jurnal Science pada 13
Februari 2015 terungkap bahwa Indonesia merupakan penyumbang
terbesar kedua sampah plastik di lautan
4. Sementara itu, terjadinya ketidakseimbangan antara buangan (sampah
yang dihasilkan), pengangkutan, dan pengelolaan secara umum

2
menjadikan permasalahan ini menjadi kian kompleks khususnya di kota-
kota besar di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Dan konsep manajemen ?
2. Apa dan bagaimana aspek-aspek manajemen dalam pengelolaan sampah
3. Apa undang-undang pengelolaan sampah
4. Apa peraturan pemerintah tentang pengelolaan sampah
5. Apa Peraturan daerah tentang pengelolaan sampah

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah daring mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah - B,
serta mengetahui dan memahami materi “Aspek Manajemen Dan Peraturan
Perundangan Dalam Pengelolaan Sampah”
Dengan sub materi yang dibahas :
1. Pengertian dan konsep manajemen
2. Aspek-aspek manajemen dalam pengelolaan sampah
3. Undang-undang pengelolaan sampah
4. Peraturan pemerintah tentang pengelolaan sampah
5. Peraturan daerah tentang pengelolaan sampah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Konsep Manajemen


 Pengertian Manajemen
Manajemen dapat ditetapkan dan dijalaankan dalam segala
bidang yang berhubungan dengan organisasi termasuk dalam
pengelolaan sampah pasar. Secara singkat dan umum arti
manajeman adalah mengerjakaan suatu kegiatan melalui orang
lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Hasibuan (2007 : 2) “Manajeman adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”. Dan menurut Hasibuan (2007 : 37), dalam
pencapaian tujuan yang sesuai dengan peraturan dan keinginan
masyarakat tidaklah lepas dari proses manajemen yaitu
perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing),
mengarahkan (actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa
disingkat POAC.
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Terry (2006 : 17-
18) yang mengatakan bahwa proses manajeman yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating),
pemotivasian (motivating) dan pengawasan (controlling). Menurut
Siagian (2005 : 33) mengemukakan bahwa fungsi manajeman
meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (activation), pengawasan (controlling), dan penilaian
(evaluation).
Dari banyak pendapat yang dipaparkan maka peneliti
memiliki kesimpulan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi pasti memiliki tujuan yang telah ditetapkan, maka dari
itu dibutuhkan proses maupun fungsi manajeman yang mengatur
setiap tahap dalam melaksanakan kegiatan seperti perencanaan

4
(planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan
(actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa disingkat
POAC diatas. Dari banyaknya pendapat semua memiliki kriteria
tujuan yang sama yaitu efektifitaas dan efisiensi, yang
membedakannya hanya tahapan saja. Akan tetapi semua itu
mencakup hal yang sama.

 Pengertian Aspek Manajemen


Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu
kegiatan yang multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik
dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan pihak
yang dilayani yaitu masyarakat kota. Pada kawasan perkotaan
dimana dinas kebersihan menjadi pengelola persampahan, dana
untuk pengelolaan tersebut berasal dari pemerintah daerah dan
retrribusi jasa pelayanan persampahan yang berasal ari konsumen.
Pada umumnya ketersediaan dana pemerintah untuk menangani
persampahan sangat kecil, demikian juga retribusi yang diperoleh
dari konsumen juga sedikit. Rata-rata retribusi yang diperoleh
dinas kebersihan pada kota-kota besar adalah Rp.1500 – 3600
/bulan/konsumen. Jumlah perolehan retribusi tersebut masih jauh
dari biaya pemulihan yang diperlukan untuk mengelola pelayanan
sampah. Untuk menarik retribusi tersebut sering digunakan jasa
petugas - petugas dari penyedia jasa lainnya, seperti PLN, PDAM.
Hal tersebut disebabkan karena jumlah perolehan dari retribusi
kecil dan tidak menguntungkan bila menggunakan staf dinas
kebersihan untuk menarik retribusi tersebut. Hasil retribusi yang
diperoleh dari pelayanan pengelolaan sampah akan semakin kecil
karena banyak retribusi yang tidak tertagih, hal ini menjadi
semakin sulit karena enforcement terhadap penunggak retribusi
tersebut tidak dilakukan, bila enforcement tersebut tidak juga

5
dilakukan maka kecenderungan pelanggan tidak membayar akan
meningkat.

 Konsep Pengelolaan Sampah Ditinjau dari Aspek Manajemen

Secara teoritik, untuk mengatasi persoalan sampah


mengharuskan dilakukannya pergeseran pendekatan dari
pendekatan ujung-pipa (end-pipe of solution) ke pendekatan
sumber. Dengan pendekatan sumber, maka sampah ditangani pada
hulu sebelum sampah itu sampai ke tempat pengolahan akhir/hilir.
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang
berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah.
Beberapa yang paling umum, yang merupakan multi konsep yang
digunakan adalah:

1. Hierarki sampah - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M "


mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan
mendaur ulang sampah, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi
minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar
dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan
hierarki sampah adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan
jumlah minimum limbah.
2. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (Extended
Producer Responsibility). EPR adalah suatu strategi yang
dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang
berkaitan dengan produkproduk para produsen di seluruh siklus
hidup produk tersebut ke dalam pasar harga produk. EPR
dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh siklus
hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini berarti
perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk
diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak
manufaktur hingga akhir dari masa penggunaannya.

6
3. Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah
prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak dari
aktivitasnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk
membayar sesuai dengan volume dan jenis sampah yang
dibuang.

2.2 Aspek-Aspek Manajemen Dalam Pengelolaan Sampah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Pengelolaan sampah ini bukan hanya menyangkut aspek
teknis, tetapi juga mencakup aspek-aspek yang lain, seperti
manajemen, pembiayaan, regulasi, pelibatan masyarakat sebagai
penghasil sampah, pihak swasta dan lain-lain.
Suksesnya pengelolaan sampah, bukan hanya didasarkan pada
aspek teknis saja, tetapi juga mencakup aspek-aspek nonteknis. Untuk
menjalankan sistem pengelolaan yang baik, perlu melibatkan berbagai
disiplin ilmu, seperti teknik sipil, perencanaan kota, ekonomi,
kesehatan masyarakat, sosiologi, komunikasi, konservasi, dan lain-
lain.
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Indonesia
sesuai dengan SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di
Permukiman memosisikan bahwa pengelolaan sampah perkotaan
merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 5 komponen subsistem,
yaitu: aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek pengaturan
(hukum), aspek peran serta masyarakat, dan aspek teknik operasional.
Kelima aspek tersebut saling terkait dan harus diperhatikan untuk
mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang efektif.

7
Gambar: Aspek-Aspek Pengelolaan Sampah Kota

Sumber : Yulia Hendra. 2016. Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah


Di Indonesia Dan Korea Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah.

1. Aspek Peraturan Hukum


Aspek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa
Indonesia adalah negara hukum, di mana sendi-sendi kehidupan
bertumpu pada hukum yang berlaku. Manajemen persampahan
kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar hukum,
seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi,
ketertiban masyarakat, dan sebagainya.
Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem
pengelolaan sampah di perkotaan antara lain adalah yang
mengatur tentang:
- Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah
- Rencana induk pengelolaan sampah kota

8
- Bentuk lembaga dan organisasi pengelola
- Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan
- Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi

- Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya


kerjasama antar daerah, atau kerjasama dengan pihak swasta.

2. Kelembagaan dan Organisasi


Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu
kegiatan yang multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik
dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan pihak
yang dilayani yaitu masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan
bentuk organisasi disesuaikan dengan:
- Peraturan pemerintah yang membinanya
- Pola sistem operasional yang diterapkan
- Kapasitas kerja sistem

- Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani.

3. Teknik Operasional
Berdasarkan SNI 19-2454-2002, tata cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan
untuk:
1) Daerah pelayanan
2) Tingkat pelayanan
3) Teknik operasional, mulai dari:
(1) Pewadahan sampah
(2) Pengumpulan sampah
(3) Pemindahan sampah
(4) Pengangkutan sampah
(5) Pengolahan dan pemilahan sampah
(6) Pembuangan akhir sampah

9
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin
dilakukan sejak dari pewadahan sampai dengan pembuangan akhir
sampah.

4. Pembiayaan / Retribusi
Sebagaimana kegiatan yang lain, maka komponen pembiayaan
sistem pengelolaan sampah kota secara ideal dihitung berdasarkan:
- Biaya investasi
- Biaya operasi dan pemeliharaan
- Biaya manajemen
- Biaya untuk pengembangan
- Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat.

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar


roda sistem pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat
bergerak dengan lancar. Diharapkan bahwa sistem pengelolaan
persampahan di Indonesia akan menuju pada ‘pembiayaan
sendiri’, termasuk di sini dengan pembentukan perusahaan daerah.
Sektor pembiayaan ini menyangkut beberapa aspek, seperti:

- Proporsi APBN/APBD pengelolaan sampah, antara retribusi


dan biaya pengelolaan sampah.
- Proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi,
pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan serta
administrasi.
- Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat.
- Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.

Retribusi persampahan merupakan bentuk konkret partisipasi


masyarakat dalam membiayai program pengelolaan persampahan.
Bentuk penarikan retribusi dibenarkan apabila pelaksananya
adalah badan formal yang diberi kewenangan oleh pemerintah.

5. Peran Serta Masyarakat

10
Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah,
semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-
sia. Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat
membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah
bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang
sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini antara lain menyangkut:
- Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap
pengelolaan sampah yang tertib dan teratur.
- Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat.
- Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.

Menurut Damanhuri (2010), permasalahan yang terjadi


berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan, yaitu di antaranya:
- Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata.
- Belum melembaganya keinginan dalam masyarakat untuk
menjaga lingkungan.
- Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat
dijadikan pedoman pelaksanaan.
- Masih banyak pengelola kebersihan yang belum
mencantumkan penyuluhan dalam programnya.
- Kekhawatiran pengelola bahwa inisiatif masyarakat tidak
akan sesuai dengan konsep pengelolaan yang ada.

2.3 Undang-Undang Pengelolaan Sampah


Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah,
dijelaskan bahwa sampah merupakan permasalahan nasional sehingga
pengolahannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari
hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat.
Dalam UU Pengelolaan sampah didasari dengan Jumlah penduduk
Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

11
mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola
konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan
jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan
yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam semakin
beragam. Substansi UU ini yang terkait dengan langsung mengenai
pengelolan sampah yaitu Pasal 19 mengatur mengenai pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Pasal tersebut menyebutkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan
sampah dan penanganan sampah.
A. Dalam hal pengurangan sampah, lebih lanjut disebutkan dalam
Pasal 20 sebagai berikut :
Pengurangan sampah yang dimaksud dalam meliputi kegiatan:
1. pembatasan timbulan sampah;
2. pendauran ulang sampah; dan/atau
3. pemanfaatan kembali sampah.

B. Dalam Pasal 20 ayat (2) diatur mengenai pemerintah dan


pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap
dalam jangka waktu tertentu;
2. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
3. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah
lingkungan;
4. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur
ulang;
5. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

C. Pasal 20 ayat (3) mengatur mengenai pelaku usaha dalam


melaksanakan kegiatan yaitu menggunakan bahan produksi
yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna
ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses
alam.

12
D. Pasal 20 ayat (4) mengatur mengenai masyarakat dalam
melakukan kegiatan pengurangan sampah yaitu menggunakan
bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah
diurai oleh proses alam.

E. Pasal 22 Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengatur mengenai


pengelolaan sampah tersebut juga diatur mengenai mengenai
penanganan sampah, yang meliputi :
1. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
2. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
3. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari
sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah
sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir;
4. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau
5. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian
sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke
media lingkungan secara aman.

Ketentuan yang diatur dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah


dalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
seharusnya mampu menangani permasalahan mengenai sampah di
Indonesia. Sudah menjadi umum bahwa selama ini manajemen
sampah masih menerapkan konsep Kumpul-Angkut-Buang (end of
pipe). Dengan adanya UU ini, maka manajemen sampah telah
mengadopsi konsep 3R: Reduction (Kurangi), Reuse (gunakan
kembali), Recycling (daur ulang). Demikian halnya dengan paradigma
manajemen sampah, bila selama ini menggunakan konsep
konvensional yakni sampah dianggap limbah sehingga dibuang yang
memerlukan ongkos pembuangan dan pada akhirnya menjadi

13
ancaman kesehatan bagi masyarakat. Maka sekarang digunakan
paradigma baru yang memandang sampah sebagai sumber daya yang
seharusnya diolah kembali sehingga menghasilkan pendapatan yang
bermuara pada kesempatan terbukanya lapangan kerja baru dan
kesempatan mendapatkan penghasilan baru.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan


sampah juga menjelaskan mengenai jenis, sumber dan pengelolaan
sampah perkotaan.
Jenis dan sumber sampah yang diatur adalah :
1. Sampah Rumah Tangga Yaitu sampah yang berbentuk padat yang
berasal dari sisa kegiatan seharihari di rumah tangga, tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang
berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari
rumah atau dari komplek perumahan.
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Yaitu sampah rumah
tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan lingkungan
rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar,
pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan,
hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
3. Sampah Spesifik Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis
rumah tangga yang karena sifat,konsentrasi dan/atau jumlahnya
memerlukan penanganan khusus, meliputi, sampah yang
mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batere
bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung
limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing
bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah,
sampah yang timbul secara periode (sampah hasil kerja bakti).

Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU N0.18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah meliputi, kegiatan – kegiatan berikut :
1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya
sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan

14
lainnya), mengguna ulang sampah dari sumbernya dan/atau di
tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya dan atau
di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam
Peraturan Menteri tersendiri.
2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penaganan sampah
yang mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan
sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan
sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah
dari sumber, TPS atua tempat pengolahan sampah terpadu,
pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karateristik
dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau
dikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatan pengolahan
sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat
dikembalikan ke media lingkungan.

2.4 Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah


 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 27 Tahun 2020 tentang
Pengelolaan Sampah Spesifik
 Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraaan
Prasarana dan Sarana Persamapahan dan penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
 Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan amah Sejenis Rumah Tangga
 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Ppenyediaan Air Minum yang didalamnya
juga mengatur masalah persamapahan (bagian ke tiga, pasal 19
sampai 22)

2.5 Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah

15
 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 4 tahun 2015 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
 Peraturan Gubernur DI Yogyakarta No. 99 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penggunaan Fasilitas dan Jasa Pelayanan
Pengelolaan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Regional pada
Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum
PPerkotaan
 Peraturan Daerah DI Yogyakarta No. 3 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 10 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah
 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 36 Tahun 2012 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 13 Tahun 2011 tentang
Retribusi
 Pearturan Daerah Kabupaten Bantul No. 15 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Sampah
 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 17 Tahun 2010 tentang
Ijin Usaha Pembuangan Sampah ke TPA Piyungan
 Surat Perjanjian No. 07/Perj/BT/2001, 05/PK.KDH/2001 dan
02/PK.KDH/2001 tentang Pengelolaan Sampah di TPA Piyungan.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara teoritik, untuk mengatasi persoalan sampah mengharuskan


dilakukannya pergeseran pendekatan dari pendekatan ujung-pipa (end-pipe of
solution) ke pendekatan sumber. Setiap negara atau daerah memiliki sistem
pengelolaan sampah yang berbeda-beda.
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Indonesia sesuai
dengan SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman
memosisikan bahwa pengelolaan sampah perkotaan merupakan sebuah sistem
yang terdiri dari 5 komponen subsistem, yaitu: aspek kelembagaan, aspek
pembiayaan, aspek pengaturan (hukum), aspek peran serta masyarakat, dan
aspek teknik operasional. Kelima aspek tersebut saling terkait dan harus
diperhatikan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang efektif.
Terdapat undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan sampah
yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
Substansi UU ini yang terkait dengan langsung mengenai pengelolan sampah
yaitu Pasal 19 mengatur mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga. Pasal tersebut menyebutkan bahwa
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah. Selain itu, terdapat
juga Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang mendukung mengenai
pengelolaan sampah, beberapa diantaranya yaitu Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik, Peraturan
Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan amah Sejenis Rumah Tangga, Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 10
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah,dan Pearturan Daerah Kabupaten
Bantul No. 15 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arianto Wibowo & Darwin T Djajawinata. Penanganan Sampah Perkotaan


Terpadu. https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/tpl309/wp-
content/uploads/sites/213/2019/11/Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-
7.pdf

Ashabul Kahfi. Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah. Link :


http://103.55.216.56/index.php/Jurisprudentie/article/viewFile/3661/5487
jurisprudentie volume 4 nomor 1 Juni 2017

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/31007687/diktatsampah-2010-bag-1-
3.pdf?1363970109=&response-content-Enri Damanhuri – Tri Padmi:
Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB(3104 versi 2010)

Joflius Dobiki. (2018) Analisis Ketersedian Prasarana Persampahan Di Pulau


Kumo dan Pulau Kakara Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Spasial.
Volume 5 (2).

Rosita Candrakirana. (2015). Penegakan Hukum Lingkungan Dalam Bidang


Pengelolaan Sampah Sebagai Perwujudan Prinsip Good Environmental
Governance Di Kota Surakarta.. Yustisia. Vol. 4 No. 3.

Sumber : Link :https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3595/sampah-


spesifik-diatur-regulasi-pengelolaan-sampah-indonesia-lengkap.

Tri Widodo. 2013. Studi Tentang Peranan Unit Pasardalam Pengelolaan


Sampah Di Pasar Merdeka Kota Samarinda. Link https://ejournal.ap.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/02/Jurnal%20terbaru%20(02-
22-13-07-27-02).pdf

Yulia Hendra. 2016. Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah Di Indonesia


Dan Korea Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah. Link :
https://bebassampah.id/files/uploads/jurnal-direktorat-plp-perbandingan-
sistem-pengelolaan-sampah-di-indonesia-dan-korea.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai