Anda di halaman 1dari 2

Jumlah limbah e-waste secara global mencapai 20-50 Mt per tahun (1-3% sampah dunia).

Amerika membuang 30 juta komputer setiap tahun dan 100 juta ponsel yang dibuang di
Eropa setiap tahun. Hanya 15-20% yang dapat di daur ulang, sisanya langsung ke
pembuangan sampah dan insinerator. Pada tahun 2010, jumlah e-waste mencapai 5,5 Mt yang
terdiri dari ponsel, komputer, televisi bekas dan 2015 dimmungkinkan meningkat hingga 9,8
Mt. Di negara maju, 8% dari sampah kota merupakan e-waste, terutama di Uni Eropa
kuantitas e-waste meningkat 3 5 % per tahun; tiga kali lebih cepat dari timbulan sampah
kota. Sedangkan setiap rumah di Amerika Serikat menghasilkan 4 buah e-waste kecil dan 2 e-
waste besar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa di Amerika Serikat, jumlah e-waste yang
dihasilkan adalah 470 juta e-waste kecil dan 277 juta e-waste besar di dalam rumah masing-
masing. Untuk negara berkembang, tidak diketahui data yang konkrit, namun diketahui
bahwa negara India dan Thailand menghasilkan 0,3 dan 0,1 Mt e-waste pada tahun 2007
(Gaidajis, 2010). Selain itu, berdasarkan hasil survei di Macau, Cina, jumlah e-waste yang
berasal dari rumah tangga memiliki peran besar dalam menghasilkan e-waste, yaitu sekitar
80% dari total e-waste yang dihasilkan di Macau. Pada tahun 2010, jumlah e-waste di Macau
mencapai 9.000 ton.

Di indonesia, berdasarkan data BPS tahun 2012, produksi televisi sebanyak 12,5 juta
kg/tahun dan jumlah televisi impor 6,7 juta kg/tahun. Untuk komputer, Indonesia
memproduksi 12,5 miliyar kg/tahun dan jumlah impor 35 juta kg/tahun. Padahal komposisi
dalam sebuah komputer banyak mengandung silica/glass, palstik, ferrous metal dan lain-lain.

Menurut data UNEP (Program lingkungan hidup PBB) secara global e-waste tumbuh 40 juta
ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan komputer personal sebagai penyumbang terbesar.

2% sampah elektronik akan sama saja dengan 70% limbah beracun yang ada di tempat
pembuangan sampah. Jumlah ekstrim dari timbal dalam elektronik mampu menyebabkan
kerusakan pada sistem saraf pusat, perifer, darah dan ginjal.

source: 4muda.com // unep.org

Disebutkan pula bahwa pada tahun 2007 Indonesia memproduksi lebih dari 3 milyar unit
peralatan elektronik rumah tangga dan perlengkapan IT, dan pada tahun yang sama, konsumsi
tahunan televisi mencapai 4,3 juta unit sementara kulkas mencapai 2,1 juta unit dan AC dan
mesin cuci masing-masing mencapai 900.000 unit (Hanafi et al dalam Astuti et al, 2012).

Sumber: jurnal model baru dalam penanganan limbah elektronik di Indonesia berbasis
integrasi seni oleh Khozinatus Sadah. Volume 7 ISSN: 2085-2347

Menurut data dari UNEP (Program Lingkungan Hidup PBB) secara global e-waste tumbuh
40 juta ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan komputer personal sebagai penyumbang
terbesar. Limbah emas dan perak 3%, palladium 13% dan kobalt 15%, setiap tahunnya.
Lonjakan e-waste yang paling sensasional terjadi pada produk telepon seluler (ponsel). Saat
ini hampir setiap orang memiliki sebuah ponsel atau bahkan lebih, ini tentu akan
mempengaruhi jumlah e-waste yang dihasilkan. E-waste tertinggi berikutnya adalah televisi
yang kemudian diikuti oleh kulkas. Artinya bahwa meningkatnya jumlah e-waste terkait erat
dengan peningkatan penggunaan alat elektronik yang saat ini sudah menjadi gaya hidup
masyarakat dunia.
Secara rerata, volume e-waste terus mengalami peningkatan 3 5 % per tahun. Jumlah ini
tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan limbah jenis lain. Saat ini saja, 5% limbah padat
yang dihasilkan dunia adalah e-waste. Jumlah ini hanya bisa disaingi oleh jumlah limbah
kantung plastik. E-waste bersifat toksik karena kandungan timbal, berilium, merkuri,
kadmium, BFRs (Brominated Flame Retardants) yang merupakan ancaman bagi kesehatan
dan lingkungan.
E-waste di Indonesia
Parlemen Uni Eropa dalam instruksinya No. 2002/96/EC menggolongkan jenis-jenis limbah
elektrikal dan elektronik yang termasuk dalam e-waste, antara lain:
1. Peralatan rumah tangga berukuran besar (Large household appliances,
berlabel LargeHH). Masuk kategori ini diantaranya mesin pendingin ruangan (AC),
mesin cuci, lemari es, kulkas, oven.
2. Peralatan rumah tangga berukuran kecil (Small household appliances, berlabel small
HH), seperti kipas angin, kompor, blender, toaster, vacuum cleaner.
3. Peralatan komunikasi dan teknologi informasi (IT & telecommunications equipment,
berlabel ICT). Komputer, laptop, printer, telepon, modem, handphone, mesin fax, mesin
scan, baterai, kalkulator masuk dalam kategori ini.
4. Peralatan hiburan elektronik (Consumer equipment, dengan label CE); yaitu TV,
radio, pemutar DVD/VCD.
5. Perlengkapan pencahayaan (Lighting equipment, dengan label Lighting).
6. Alat-alat listrik dan elektronik (Electrical and electronic tools, with the exception of
large scale stationary Industrial tools, dengan label E&E tools). Masuk kategori ini
salah satunya adalah mesin bor.
7. Mainan elektronik dan peralatan olahraga (Toys, leisure and sports equipment, dengan
label Toys).
8. Perangkat medis (Medical devices-with the exception of all implanted and infected
products, dengan label Medical Equipment).
9. Alat monitoring dan alat kontrol (Monitoring and control instrument, dengan label
M&C).

Sumber: http://ylki.or.id/2012/09/kandungan-berbahaya-dalam-e-waste/

Anda mungkin juga menyukai