Anda di halaman 1dari 10

Muhammad Putra Adlimtiyaz

21070121140111
Kelas: C Teknik Industri

Artikel(a)

B
Agaimana urgensi kita untuk menyelamatkan bumi dari Sampah elektronik?
Sampah elektronik (yang juga dikenal sebagai e-waste) adalah peralatan listrik
atau elektronik yang dibuang. Pembuangan dan pemrosesan limbah yang tidak
tepat dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan manusia yang merugikan.

Secara umum, sampah elektronik adalah barang-barang elektronik bekas yang sudah tidak
dipakai lagi oleh pemiliknya. Ia bisa berupa baterai lawas, bola lampu pijar, kabel, monitor
komputer, televisi, telepon seluler dan benda-benda elektronik lainnya.

Saat ini, jumlah ponsel telah mencapai jumlah yang lebih banyak daripada jumlah orang di
seluruh dunia, mengutip dari independent.co.uk. Dengan kecenderungan orang untuk
membuang produk lama dan terus membeli produk baru, hal ini lantas menciptakan masalah
limbah elektronik global.

Menurut European Union (EU), sampah elektronik dapat dikelompokkan ke dalam


sekurangnya sepuluh kategori.

Pertama, perangkat besar rumahtangga. Ini meliputi antara lain lemari es, mesin cuci,
pengering baju, mesin pencuci piring, kompor listrik, microwave, kipas angin listrik dan AC
(air conditioner).

Kedua, perangkat kecil rumahtangga, seperti penghisap debu, pemanggang roti, mesin
pembuat kopi, mesin potong rambut. Ketiga, perangkat teknologi komunikasi. Meliputi
antara lain komputer meja, printer, telepon seluler, komputer jinjing.

Keempat, perangkat hiburan. Misalnya, televisi, kamera video, penguat audio, alat-alat
musik.

Kelima, perangkat penerangan, antara lain lampu pendar dan lampu debit intensitas tinggi.
Keenam, aneka perkakas elektronik, yaitu bor, gergaji, gerinda, alat patri, penyugu dan
sebagainya.

Ketujuh, alat-alat mainan dan rekreasi, seperti mobil-mobilan listrik, video gim, perangkat-
perangkat olahraga yang mengandung elemen listrik.

Kedelapan, perangkat medis. Misalnya, peralatan radiotherapi, ventilator, mesin pacu


jantung, mesin pencuci darah serta peralatan kedokteran nuklir. Kesembilan, peralatan
pemantau dan pengendali. Antara lain alat pendeteksi asap dan pengatur panas.

Kesepuluh, dispenser otomatis untuk minuman serta sejumlah peralatan yang secara otomatis
mampu menyediakan/menghasilkan produk-produk tertentu.

Sebagian besar komponen yang ada pada sampah elektronik memang dapat didaur ulang.
Namun, hanya sekitar 20 persen dari sampah elektronik yang ada di seluruh dunia yang
selama ini ternyata berhasil didaur ulang.

Sisanya dibakar, ditimbun atau ada juga yang dibuang ke kawasan perairan, seperti ke sungai
atau lautan. Inilah yang jadi persoalannya.

Sebagaimana diketahui, di samping plastik, di dalam sejumlah komponen barang-barang


elektronik itu terkandung berbagai logam berat seperti alumunium, antimon, besi, kadmium,
kobalt, kromium, lithium, merkuri, nikel, perak, seng, tembaga serta timah.

Sebagian logam berat tersebut, seperti antimon, kadmiun, kromium, merkuri maupun timah,
dapat meracuni tubuh sehingga membawa dampak kesehatan serius pada organ ginjal, sistem
pembuluh darah maupun sistem syaraf pusat.

Ketika sampah elektronik ini dibakar, misalnya, zat-zat kimia beracun yang ada di dalamnya
langsung bercampur dengan udara dan menyebabkan kerusakan pada lapisan atmosfir.

Sementara itu, manakala sampah-sampah elektronik ini ditimbun, maka zat-zat beracun yang
ada akan mencemari tanah dan air, yang pada gilirannya akan bisa pula menimbulkan risiko
kesehatan bagi manusia.

Sebagai sampah berbahaya dan beracun, penanganan sampah elektronik harus dilakukan
dengan benar-benar cermat serta tepat. Pengelolaan sampah elektronik tidak boleh asal-
asalan, atau sekadar diperlakukan sama seperti halnya pengelolaan sampah organik.
Penanganannya yang tidak cermat dan tidak tepat bukan saja akan membawa dampak
kesehatan, tetapi juga bisa mengkontaminasi pencemaran lingkungan permanen akibat zat-zat
beracun yang lantas sulit terurai.

Mengingat dampak buruknya bagi kesehatan dan lingkungan, sejumlah negara


memberlakukan kebijakan pendaurulangan dan pemusnahan sampah elektronik yang sangat
ketat, di mana barang-barang elektronik yang sudah tidak dipakai harus diserahkan kepada
badan/lembaga khusus yang ditunjuk.

Melalui badan/lembaga khusus yang ditunjuk inilah, sampah-sampah elektronik yang sudah
terkumpul dipilah untuk memastikan mana yang masih bisa didaurulang dan mana yang mesti
segera dimusnahkan.

Di samping itu, sejumlah negara juga mengeluarkan regulasi yang mewajibkan setiap
produsen serta agen barang elektronik memiliki program pengelolaan dan atau
pendaurulangan sampah-sampah elektronik dari barang-barang elektronik yang mereka jual.
Artikel (b)

B
agaimana kondisi saat ini dan dampaknya bagi lingkungan dan bumi? bahaya
kerusakan lingkungan yang disebabkan pembuangan limbah elektronik yang tidak
tepat dapat diurai dalam waktu singkat adalah sebagai berikut:

Polusi Udara: Sampah elektronik biasanya mengandung logam berharga seperti perak,
tembaga, dan emas. Logam berharga tersebut bisa dimurnikan dari sampah elektronik dengan
cara pembakaran atau pemberian asam dan bahan kimia. Proses pemurnian tersebut disebut
daur ulang tradisional dan menghasilkan gas dioksin, timbal, dan gas hidrokarbon pembentuk
efek rumah kaca ke udara sebagai polutan. Dilansir dari World Health Organization, timbal
yang terhirup akan menganggu kinerja otak, sisitem saraf pusat, menyebabkan koma, kejang,
gangguan ginjal, kemandulan, bahkan kematian. Tidak hanya kepada manusia, tumbuhan dan
hewan juga perlahan akan mengalami keracunan udara hasil pemurnian sampah elektronik.

Polusi Air: Perangkat elektronik mengandung logam beracun seperti merkuri, timbal, dan
litium, yang jika dibuang secara tidak benar, akan bercampur dengan kolam, danau, dan air
tanah. Masyarakat yang secara langsung bergantung pada sumber air tersebut kemudian
mengonsumsinya tanpa disadari. Logam berat ini berbahaya bagi semua makhluk hidup.

Polusi Tanah: Logam berat ini memasuki rantai makanan karena diserap oleh tanaman dari
tanah. Logam-logam ini tidak hanya merusak tanaman, tetapi juga kemudian dikonsumsi oleh
makhluk hidup lainnya, menyebabkan rantai makanan yang beracun.

Berikut adalah bahaya dari sampah elektronik terhadap kesehatan manusia.

1. Kecacatan Kelahiran

Jenis sampah elektronik seperti komputer, handphone, tablet, dan lainnya, ternyata
mengandung zat-zat berbahaya seperti merkuri, kadium, polybrominated flame retardants,
barium, hingga lithium. Saat zat-zat tersebut(terutama merkuri) masuk melalui rahim ibu
hamil, maka bayi tersebut dapat terkena serangan hingga dan permasalahan pendengaran dan
penglihatan.

2. Kanker

Zat yang tak kalah berbahaya yang terdapat pada sampah elektronik ialah Arsenik. Senyawa
kimia ini memiliki simbol As dan nomor atom 33. Menurut peneliti Dartmouth Toxic Metals,
Arsenik merupakan bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk
alatropik, seperti kuning, hitam, dan abu-abu.

Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan pestisida, herbisida, insektisida, dan aloy.
Arsenik sendiri dapat menyebabkan kanker, diabetes, peningkatan denyut nadi jantung, serta
terganggungnya sistem endokrin.

3. Sakit paru-paru

Menurut penelitian Dartmouth Toxic Metals, sampah elektronik juga memiliki senyawa
kadmium. Kadmium merupakan senyawa kimia yang berbahaya jika kita menghirup atau
memakannya. Zatnya terdapat pada alat atau barang kehidupan sehari-hari manusia seperti
baterai, plastik, handphone, laptop, dan lain-lain. Kadmium sendiri dapat menyebabkan
kanker, nyeri otot, sakit paru-paru, dan ginjal pada manusia

4. Sakit ginjal

Selain zat kadmium yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, ada juga zat kromium yang
juga berpotensi menyebabkan penyakit ini. Kromium sendiri banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti keramik logam, stainless steel, dan chrome plating. Jika
seseorang terkena kromium secara berlebihan maka akan berisiko terkena ruam kulit,
masalah pernapasan, sistem imun melemah, kerusakan ginjal dan hati, hingga kanker paru-
paru.

5. Merusak sistem kekebalan tubuh


Zat kromium dan merkuri pada sampah elektronik dapat merusak sistem kekebalan tubuh.
Kromium sendiri dapat masuk melalui udara ke paru-paru, saluran pencernaan, hingga
melalui kulit. Kromium juga dapat masuk melalui makanan dan air yang dikonsumsi
manusia.

Pembuatan perangkat-perangkat elektronik dan penggunaan bahan langka yang masuk ke


dalam produksinya mewakili penggunaan sumber energi yang sangat besar. Meminimalkan
limbah elektronik membantu menghemat sumber daya dan mengurangi jumlah energi yang
diambil dari bumi.

Menggunakan kembali logam mulia dan plastik di telepon seluler lama alih-alih membuat
atau menambang kembali akan menghemat energi.
Artikel (c,d)

A pa yang sudah orang lain lakukan untuk menyelamatkan bumi? Yang dilakukan orang
lain untuk menyelamatkan bumi ada berbagai cara seperti yang ada di berikut ini:

1. Jual Perangkat Elektronik Lama

Cara mengurangi sampah elektronik yang pertama dengan menjual perangkat elektronik lama
Anda. Ini merupakan salah satu cara terbaik dan termudah untuk mengurangi jejak limbah
elektronik.

Jika Anda berencana untuk menjualnya, Anda dapat dengan mudah menemukan pembeli
karena kebanyakan orang tentu senang memiliki kesempatan untuk membeli produk yang
sama dengan harga yang jauh lebih rendah. Anda mendapatkan uang dengan mudah
sementara pembeli mendapatkan gadget yang masih bagus; win-win solution untuk kedua
belah pihak.

Tempat yang baik untuk menjual barang elektronik lama (tanpa biaya apapun) adalah melalui
internet. Anda dapat menjual perangkat yang tidak diinginkan dengan memposting iklan lokal
dan bertemu dengan calon pembeli. Bisa juga dengan menjualnya ke penadah barang
elektronik bekas di kota Anda.
2. Donasikan Barang Elektronik Lama

Cara mengurangi limbah elektronik yang kedua dengan mendonasikan perangkat-perangkat


elektronik Anda yang masih berfungsi dengan baik kepada pihak yang membutuhkan.
Menyumbang barang elektronik kepada yang membutuhkan adalah praktik yang diminati
oleh banyak orang. Ini tidak hanya memberi gadget Anda kehidupan baru, tetapi juga
membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri.

Jika Anda memutuskan untuk menyumbangkan perangkat elektronik lama saat Anda tidak
membutuhkannya lagi, pastikan untuk menghapus semua informasi (seperti data di hard drive
laptop) sebelum melakukannya. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang mendonasikan
gadget dengan aman dan benar, lihat panduan EPA (Environmental Protection Agency)
tentang menyumbang dan mendaur ulang barang elektronik.

3. Perpanjang usia perangkat elektronikmu

Rata-rata orang mengganti ponsel setiap dua tahun sekali. Tetapi, menurut laman Computer
Care, rata-rata smartphone bisa bertahan hingga 4,7 tahun. Umumnya, smartphone dengan
usia ini kondisi baterainya cepat habis, kinerja melambat, layarnya retak, atau aksesorisnya
menghilang.
Daripada membeli baru dan menambah sampah elektronik, kamu bisa memperpanjang usia
perangkat dengan berbagai cara. Misalnya, menambahkan casing smartphone yang kuat
menjaga kebersihan perangkat agar tidak kemasukan debu atau air, serta menghindari
pengisian daya berlebihan, ungkap laman Harvard University Sustainability.

4. Perhatikan bahan pembuat perangkat elektronik tersebut

Mengedukasi diri tentang komponen penyusun perangkat elektronik sama pentingnya dengan
mengurangi limbah elektronik. Kamu harus tahu "bahan mentah" yang digunakan untuk
membuat ponsel, mesin pencuci piring, atau laptop. Sebab, sejumlah perangkat elektronik
mengandung bahan beracun, ujar laman Green Child Magazine.

5. Menyimpan Data Secara Online

Cara mengurangi sampah elektronik yang kelima dengan menyimpan data secara online.
Layanan cloud jauh lebih baik daripada yang Anda kira dalam mengurangi dampak
lingkungan akibat sampah elektronik.
Dengan menyimpan data secara online, Anda dapat mengakses data dari mana saja di seluruh
dunia, tanpa perlu membawa perangkat penyimpanan setiap saat. Penyimpanan data secara
online juga memberi Anda ruang penyimpanan dalam jumlah besar, gratis atau jika berbayar
pun sangat murah.

Hal ini tidak hanya menawarkan kemudahan bagi Anda, tetapi juga mengurangi kebutuhan
untuk perangkat penyimpanan baru. Ini secara tidak langsung mengurangi jejak karbon dan
membatasi jumlah limbah elektronik yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai