Anda di halaman 1dari 6

1. Mengapa air yang tercemar limbah baterai atau logam tidak bisa dipakai lagi?

Limbah rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air sehingga terjadi pencemaran terhadap
air. Air yang tercemar tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga. Logam
merupakan Limbah yang tidak mengandung unsur karbon. Limbah seperti ini tidak dapat
diurai oleh organisme, hal ini akan berdampak pada kesehatan manusia jika terkonsumsi.
Dampak lain jika pembuangan limbah sampai ke air laut akan terjadi perubahan terhadap
kehidupan air laut. Kehidupan air laut sekitar akan terancam punah/mati (Hasibuan, 2016).
Faktanya, baterai bekas yang dibuang begitu saja akan mencemari tanah, air tanah,
sungai, danau dan akhirnya meracuni air yang kita pakai untuk minum, mandi, dan mencuci.
Banyak orang beranggapan bahwa limbah baterai bekas merupakan limbah sampah yang
biasa saja yang bisa dicampur dengan sampah organik dan anorganik. Padaha, baterai kalau
elamaan disimpan akan berkarat, dalam situasi tertentu dapat meleleh, bahkan kandungannya
dapat terserap ke tanah.
Limbah ini merupakan limbah yang tidak berdampak secara langsung, namun lama
kelamaan akan memberikan kontaminasi terhadap lingkungan. Limbah baterai juga
mengandung asam yang dapat merusak kualitas air dan menganggu ekosistem. Asam yang
terkandung dalam limbah baterai dapat menyebabkan tingkat keasaman air meningkat, yang
dapat merusak tanaman dan hewan yang bergantung pada ekosistem air tersebut.
Oleh karena itu, air yang tercemar limbah baterai harus diolah secara khusus dengan
menggunakan teknologi yang tepat untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan mencemar
tersebut sebelum dapat digunakan kembali. Proses pengolahan ini disebut sebagai pengolahan
limbah baterai dan harus dilakukan oleh pihak yang berkompeten dan dilengkapi dengan
fasilitas yang sesuai.
2. Mengapa baterai bekas merupakan limbah yang berbahaya?
Baterai bekas tergolong limbah organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, limbah
seperti baterai merupakan limbah B3 yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah tersebut
mempunyai racun yang tinggi sehingga pencemarannya akan sangat berbahaya (pahruji,
2017).
Baterai bekas mengandung logam berat seperti timbal, kadmium, merkuri, dan nikel.
Logam-loham ini akan sangat berbahaya karena tidak dapat terurai secara alami. Baterai juga
mengandung asam elektrolit yang digunakan dalam proses kimia dalam baterai. Asam ini
dapat merusak lingkungan, jika baterai rusak dan asamnya tumpah dapat menyebabkan
kerussakan tanah, dan air tanah sekitarnya. Ditambah lagi jika manusia terpapar logam berat
atau bahan kimia berbahaya yang terkandung pada baterai bekas, dapat menyebabkan
keracunan. Misalnya timbal dapat menyebabkan kerusakan saraf, dan kadmium yang dapat
merusak ginjal.
Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan bateai bekas dengan hati-hati dan
mengelolanya dengan benar. Baterai bekas sebaiknya didaur ulang atau diserahkan ke tempat
pengolahan limbah baterai yang sesuai agar dapat diolah dengan aman dan meminimalkan
dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.
3. Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai limbah baterai?
Secara umum, masyarakat cukup mengetahui arti dari sampah B3, namun masyarakat tidak
terlalu mengetahui jenis-jenis dari sampah B3. Dalam hal ini perhatian terhadap pengetahuan
tentang sampah B3 dari rumah tangga sangat dibutuhkan untuk strategi perencanaan
pengelolaan yang direncanakan (Santoso, 2022).
Di beberapa negara atau komunitas, kesadaran tentang limbah baterai dan dampaknya
mungkin telah meningkat, dapat diketahui dengan hampir tidak adanya masalah mengenai
limbah baterai ini di luar negeri. Namun, di tempat lainpula, pengetahuan tentang limbah
baterai mungkin masih terbatas.
Tingkat pendidikan dan kesadaran lingkungan memainkan peran penting dalam
pengetahuan masyarakat, hal ini dapat meningkatkan pemahaman tentang bahayanya limbah
baterai serta pengelolaannya yang benar. Kampanye juga merupakan sebuah akses informasi
yang tepat tentang limbah baterai dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.
Informasi yang mudah diakses akan memudahkan masyarakat dalam menjalankan segala
informasi. Kebijakan pemerintah yang memperhatikan pengelolaan limbah baterai juga dapat
berperan dalam meningkatkan edukasi masyarakat.
Dalam sebuah jurnal penelitian (Sugiyono, 2017), dilakukan pembagian kuesioner
online kepada 121 keluarga di Kota Bandung untuk mengumpulkan data yang akan diteliti.
Dari 121 responden ada 32 responden atau 26,4% yang memilah sampah sesuai dengan
jenisnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk memilah sampah
masih kecil, khususnya sampah baterai. Pemerintah dalam hal ini sangat berperan penting,
karena kurangnya sosialisasi dan penerapan dari regulasi yang ada terhadap masyarakat
masih minim. Pentingnya sosialisasi dan penerapan ini dapat membantu agar masyarakat
dapat memilah sampah, hal ini bisa dilihat pada grafik dibawah bahwa pemilahan sampah
yang dilakukan masyarakasih masih tergolong minim.

Gambar 1. Grafik Melakukan Pemilahan


Secara keseluruhan, pengetahuan masyarakat dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Semakin banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,
semakin baik pula pengelolaan limbah baterai yang dilakukan untuk melindungi lingkungan
dan kesehatan bermasyarakat.
4. Mengapa baterai bekas yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan
Komponen di dalam baterai mengandung bahan beracun berbahaya (B3). B3 yang ditemukan
didalam komponen-komponen penyusun baterai antara lain merkuri, nikel, timbal, kadmium,
dan lithium yang tergolong sebagai logam berat. Apabila dalam pengelolaan limbah baterai
tidak terkendali, maka beberapa bahan kimia tersebut dapat terlepas ke lingkungan. Karena
beberapa bentuk limbah baterai relatif kecil, sehingga untuk dampak pembuangannya sering
diabaikan. Namun dengan pertumbuhannya yang sangat cepat maka dampak yang
ditimbulkan sangat signifikan. Selain berbahaya untuk lingkungan, limbah baterai yang tidak
dikelola dengan baik, juga dapat menyebabkan kanker(Nurcahyo, 2022).
Faktanya lingkungan pencemaran limbah baterai bekas memiliki dampak serius pada
lingkungan dan juga dapat membahayakan manusia. Berikut adalah beberapa dampak utama:
1. Pencemaran tanah: Limbah baterai mengandung bahan kimia berbahaya seperti timbal,
merkuri, kadmium, dan asam sulfat. Jika baterai bekas dibuang secara tidak tepat, bahan-
bahan ini dapat merembes ke dalam tanah. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi tanah dan
mengganggu kualitas tanah untuk pertanian. Bahan kimia tersebut juga dapat menyerap ke
dalam tanaman dan memasuki rantai makanan.
2. Pencemaran air: Jika baterai bekas dibuang di tempat pembuangan sampah biasa atau
dibuang langsung ke dalam air, bahan kimia berbahaya dapat mencemari sumber air. Air yang
terkontaminasi dapat membahayakan organisme akuatik dan mengganggu ekosistem air.
Selain itu, jika manusia mengonsumsi air yang tercemar, dapat menyebabkan masalah
kesehatan serius.
3. Pencemaran udara: Pada beberapa jenis baterai, seperti baterai timbal-asam, proses
pengisian dan pengosongan dapat menghasilkan gas beracun seperti sulfur dioksida. Jika
baterai bekas terbakar atau terkena panas tinggi, bahan kimia berbahaya tersebut dapat
terlepas ke udara. Pernapasan udara yang terkontaminasi dapat menyebabkan masalah
pernapasan dan efek negatif pada kesehatan manusia.
4. Bahaya bagi kesehatan manusia: Paparan langsung atau tidak langsung terhadap bahan
kimia berbahaya dalam limbah baterai bekas dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Beberapa penyakit yang terkait dengan paparan bahan kimia ini termasuk keracunan timbal,
keracunan merkuri, keracunan kadmium, gangguan neurologis, kerusakan organ, dan bahkan
kanker.
Untuk mengurangi dampak pencemaran limbah baterai, penting untuk melakukan
daur ulang baterai bekas dengan benar dan memastikan bahwa baterai tidak dibuang secara
sembarangan. Pemerintah dan produsen juga berperan dalam mengembangkan sistem
pengumpulan dan daur ulang yang efektif untuk mengelola limbah baterai bekas. Selain itu,
penggunaan baterai rechargeable atau baterai yang lebih ramah lingkungan juga dapat
membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Menurut saya pencemaran limbah baterai bekas memiliki dampak serius pada
lingkungan dan juga dapat membahayakan manusia. Ketika baterai bekas dibuang secara
tidak tepat, bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya dapat merembes ke dalam
tanah dan mencemari sumber air. Hal ini mengakibatkan kontaminasi tanah dan air, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan mengancam kehidupan
organisme, termasuk manusia.
Bahan kimia berbahaya yang umum ditemukan dalam limbah baterai bekas antara lain
timbal, merkuri, kadmium, dan asam sulfat. Timbal dan merkuri adalah neurotoksin yang
dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf dan kognitif. Kadmium dapat mempengaruhi
fungsi ginjal dan menyebabkan kerusakan organ. Asam sulfat adalah asam kuat yang dapat
membakar kulit dan mengiritasi saluran pernapasan jika terhirup sebagai gas.
Paparan manusia terhadap bahan kimia ini dapat terjadi melalui kontak langsung
dengan limbah baterai atau melalui kontaminasi air dan tanah. Penggunaan air yang
terkontaminasi atau konsumsi makanan yang terpapar bahan kimia berbahaya tersebut dapat
menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk gangguan neurologis, kerusakan organ,
gangguan pernapasan, dan bahkan kanker.
Selain itu, pencemaran limbah baterai bekas juga berdampak pada lingkungan secara
keseluruhan. Kontaminasi tanah dan air dapat mengganggu ekosistem alami, merusak
keanekaragaman hayati, dan mengancam kelangsungan hidup spesies yang tergantung pada
ekosistem tersebut. Hal ini juga dapat mempengaruhi sektor pertanian dan mengurangi
produktivitas lahan pertanian.
Untuk mengurangi dampak pencemaran limbah baterai bekas, penting untuk
melakukan daur ulang baterai dengan benar. Daur ulang baterai membantu mengurangi
penggunaan bahan baku baru dan mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan produsen untuk menjalankan program
pengumpulan dan daur ulang baterai bekas yang efektif. Pengguna juga dapat berperan
dengan memastikan bahwa mereka membuang baterai bekas ke tempat pengumpulan yang
tepat atau menggunakan baterai rechargeable yang dapat digunakan kembali untuk
mengurangi limbah baterai yang dihasilkan.
Selain itu, masyarakat juga perlu menyadari bahaya limbah baterai dan pentingnya
menjaga lingkungan dengan memilih produk yang ramah lingkungan dan mengurangi
penggunaan baterai sekali pakai. Upaya kolektif dari semua pihak diperlukan untuk
mengatasi masalah pencemaran limbah baterai bekas dan menjaga keberlanjutan lingkungan
yang sehat bagi kita dan generasi mendatang.
5. Bagaimana sistem pengelolaan limbah baterai dan pihak apa saja yang terlibat?
Sistem pengelolaan yang akan direncanakan ini melibatkan masyarakat, pemerintah, dan
industri baterai. Ketiga pihak tersebut diharapkan dapat berpartisipasi dalam berjalannya
sistem pengelolaan limbah baterai ini. Masyarakat sebagai penghasil sampah diharapkan
dapat berpartisipasi dalam memilah sampah yang dibuangnya. Pemerintah diharapkan dapat
lebih peduli terhadap pengelolaan sampah semaksimal mungkin, dan berperan untuk
memberikan sosialisasi serta edukasi bagi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sedangkan
industri baterai diharapkan dapat lebih memperhatikan limbah dari setiap produknya
(Santoso, 2022).
6. Baterai mengandung logam berat yang berbahaya bagi manusia. Apa saja bahaya dari
logam berat tersebut?
Bahaya Logam yang Terkandung dalam Baterai Bekas
Logam berat dalam baterai adalah bahan yang berpotensi berbahaya karena dapat mencemari
lingkungan dan memiliki efek merugikan pada kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan
benar. Logam berat dalam baterai membahayakan karena sifat-sifat khusus yang mereka
miliki, termasuk toksisitas tinggi dan ketidaklarutan dalam lingkungan alami. Berikut adalah
logam yang terkandung dalam baterai dan bahayanya:
• Timbal (Pb)
Akumulasi Pb di dalam tubuh manusia berakibat buruk untuk sistem peredaran darah,
kardiovaskular, ginjal, endokrin, gastrointestinal, sistem kekebalan dan. Logam Pb bersifat
neurotoksik dan mampu menyebar keseluruh organ tubuh manusia dan mengakibatkan
kerusakan. Toksisitas Pb disebabkan kemampuan subsitusi diri sendiri dengan kation divalen
sehingga mempengaruhi fungsi sel dan pembentukan radikal bebas Menurut Iyanda &
Adekunle (2012), logam Pb memiliki kemampuan meniru dan menghambat kalsium yang
berperan dalam metabolisme tubuh. Timbal dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan,
seperti gangguan sistem saraf, gangguan ginjal, gangguan perkembangan pada anak-anak,
dan masalah kesehatan lainnya.
• Cadmium (Cd)
Logam Cd yang terakumulasi dalam tubuh berpengaruh terhadap fungsi ginjal, tulang,
serta mengakibatkan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan kanker). Ginjal merupakan
organ manusia yang sangat sensitif terhadap toksisitas cadmium, karena mengakibatkan
disfungsi tubular dan kerusakan ginjal seiring waktu. Toksisitas logam Cd juga menyebabkan
gangguan sistem kerangka karena demineralisasi tulang Akumulasi logam Cd berpotensi
menyebabkan penyakit kanker seperti kanker ginjal, kanker prostat, kanker payudara dan
kanker endometrial karena bersifat karsinogenik
• Merkuri (Hg)
Senyawa organik Hg disebut metilmerkuri yang mudah terserap dan terakumulasi di
dalam tubuh manusia. Metilmerkuri memiliki toksisitas yang tinggi terhadap sistem saraf,
ginjal, dan sistem kekebalan manusia. Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh metilmerkuri
diantaranya yaitu kerusakan ginjal, fungsi otak, DNA dan kromosom, sperma, gangguan
sistem saraf, alergi, keguguran serta cacat pada bayi Menurut Rice et al. (2014), merkuri
terbukti memberikan efek toksikologis terhadap sistem seluler, kardiovaskuler, hematologis,
paru-paru, ginjal, imunologi, neurologis, endokrin, reproduksi, dan perkembangan embrionik.
(Handhini et al., 2022)
• Nikel (Ni)
Paparan nikel melalui kulit dapat menyebabkan hipersensivitas.Untuk pengaruh
paparan akut, nikel dapat menyebabkan gejala mual,muntah,kelemahan ,sakit kepala, sesak
napas. Untuk paparan kronis, nuikel dapat menyebabkan gangguan
dermatitis,pneumonia,terjadi defungsi ginjal(Fernanda, 2019)
7.
8. Bagaimana cara mencegah pembuangan baterai bekas secara sembarangan?
-Menyiapkan tempat sampah/limbah terpilah sesuai dengan jenis limbah, dapat berupa tempat
sampah, kantong plastk, karton atau tempat yang dapat menampung sampah. Khusus untuk
limbah baterai atau B3 diperlukan kemasan pelindung (safety box) untuk menghindari
potensi cidera atau keracunan saat penanganan.
-Tandai tepat sampah/kantong limbah terpilah sesuai dengan jenisnya
Limbah yang telah dikelompokkan dapat dimanfaatkan dan diolah kembali untuk pembuatan
kompos, biogas skala rumah tangga, kerajinan daur ulang atau disetor ke Bank Sampah.
-Sementara limbah baterai dibuang ke tempat pengumpulan sementara, terdekat untuk
diproses selanjutnya di tempat pembuangan akhir (Nurcahyo, 2022)

Anda mungkin juga menyukai